BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB III LANDASAN TEORI. suku bangsa, sejak dahulu sampai sekarang 1. Sebelum kita membahas apa itu

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISA DATA. Daar Al-Fikri, 1989), h Pundi Akara, 2006), h Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuha, (Damaskus:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

Perbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013 KERJA SAMA (SYIRKAH) DALAM EKONOMI ISLAM. Deny Setiawan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KUD

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BISNIS PERIKLANAN ADSENSECAMP

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB II Landasan Teori

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN RESIKO SENGKETA PADA KEMITRAAN TERNAK AYAM DI DESA NONGKOSAWIT KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Musyarakah dalam Fiqh Muamalah. tanggung jawab yang sama. Musyarakah bisa berbentuk mufawadhah atau

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai ideologi dan lembaga ekonomi berbasis anggota

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

SYIRKAH MUTANAQISHAH DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS SISTEM KERJASAMA ANTARA PEMILIK PERAHU DAN NELAYAN DI DESA BUNGO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB II KONSEP UMUM TENTANG SYIRKAH. A. Pengertian dan Landasan Hukum Syirkah. atau lebih, sehingga masing-masing sulit dibedakan, misalnya persekutuan

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BAGI HASIL USAHA WARUNG KOPI DI DESA PABEAN KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PROSES

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

Pengertian Akad Mudharabah Jenis Akad Mudharabah Dasar Syariah Prinsip Pembagian Hasil Usaha Perlakuan Akuntansi (PSAK 105) Ilustrasi Kasus Akad

Konversi Akad Murabahah

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

KONSEP UTANG DAN MODAL DALAM ISLAM. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

AKAD-AKAD DI DALAM PASAR MODAL SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya diantara penelitian tersebut adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh AGUS ADI DEWANTO, SH pada

BAB I PENDAHULUAN. Sejak itu hingga sekarang perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah

BAB III TINJAUAN TEORITIS. memiliki kesamaan orientasi melakukan kemitraan. pasangan, jodoh, sekutu atau kompanyon. Sedangkan partnership

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP KERJASAMA USAHA TRAVEL DI PO. BINTANG SELATAN TRAVEL PALEMBANG-MANNA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pelaksanaan Syirkah Antara Pemilik Kapal Dengan Nelayan Di Kelurahan Kotakarang Kecamatan Teluk Betung Timur

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli hukum Islam memberikan pengertian harta ( al-maal ) adalah. disimpan lama dan dapat dipergunakan waktu diperlukan.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PENINGKATAN KESEJAHTERAAN AGGOTA KOPERASI VIA PINJAMAN BEBAS BUNGA DI KOPERASI PERSAUDARAAN SEJATI SEMARANG

BAB II. kegiatan pengelolahan suatu usaha. Pengelolahan yang terjadi antara dua. pihak atau lebih sebagian hasil yang keluar untuk mencapai tujuan dan

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

KOPERASI SIMPAN PINJAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN. PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

Transkripsi:

BAB III Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) A. Pengertian Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) Koperasi adalah suatu kerja sama dalam lapangan perekonomian. Kerjasama ini karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup. Kata koperasi bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. 1 Menurut Masjfuk Zuhdi koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang bekerjasama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya atas dasar sukarela secara kekeluargaan. 2 Sebagian ulama menyebutkan bahwa koperasi sama dengan syirkah ta awuniyah (perseroan tolong menolong) yaitu suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih, yang satu pihak menyediakan modal usaha sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar membagi keuntungan sesuai perjanjian. Dalam koperasi ini terdapat unsur mudharabah karna satu pihak memiliki modal dan pihak lain melakukan usaha atas modal tersebut. 3 Syirkah secara etimologis mempunyai arti percampuran ( ikhtilath), yakni bercampurnya salah satu dari dua harta dengan harta lainnya, tanpa dapat dibedakan dari keduanya. 1. Ginda, op.cit., h. 1 2. Hendi Suhendi. Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) h. 291 3. http://saktirangkuti.blogspot.com/2013/02/koperasi Dalam Pandangan Islam. html. Rabu, 06 November 2013, Jam 11.00

Secara terminologis, menurut kompilasi hukum ekonomi syariah, syirkah (musyarakah) adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah. 4 B. Rukun dan Syarat Syirkah Hanafiyah berpendapat bahwa rukun syirkah hanya ada satu, yaitu shighat (ijab dan kabul) karena shighat-lah yang mewujudkan adanya transaksi syirkah. Mayoritas ulama berpendapat bahwa rukun syirkah ada empat, yaitu: shighat, dua orang yang melakukan transaksi ( aqidhain), dan objek yang ditransaksikan. Shighat, yaitu ungkapan yang keluar dari masing-masing dari dua pihak yang bertransaksi yang menunjuk-kan kehendak untuk melaksanakannya. Shighat terdiri dari ijab kabul yang sah dengan semua hal yang menunjukan maksud syirkah, baik berupa perbuatan maupun ucapan. Aqidhain dua pihak yang melakukan transaksi. Syirkah tidak sah kecuali dengan adanya kedua belah pihak ini. Disyaratkan bagi keduanya adanya kelayakan melakukan transaksi (ahliyah al- aqad), yaitu: balig, berakal, pandai, dan tidak dicekal untuk membelanjakan harta. Adapun objek syirkah, yaitu modal pokok. Ini biasanya merupakan harta maupun pekerjaan. Modal pokok syirkah harus ada. Tidak boleh berupa harta yang terutang atau benda yang tidak diketahui karena tidak dapat dijalankan sebagai mana yang menjadi tujuan syirkah, yaitu mendapat keuntungan. 5 Adapun yang menjadi syarat syirkah menurut kesepakatan ulama, yaitu: 4.Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. Ke- 2, h. 220 5. Ibid.

1. Dua pihak yang melakukan transaksi mempunyai kecakapan/ keahlian (ahliyah) untuk mewakilkan dan memerima perwakilan. Demikian ini dapat terwujud bila seseorang berstatus medeka, balig, dan pandai (rasyid). Hal ini karena masing-masing dari dua pihak itu posisinya sebagai mitra jika ditinjau dari segi adilnya sehingga ia menjadi wakil mitranya dalam membelanjakan harta. 2. Modal syirkah diketahui 3. Modal syirkah ada pada saat transaksi 4. Besarnya keuntungan diketahui dengan penjumlahan yang berlaku, seperti setengah, dan lain sebagainya. 6 C. Dasar Hukum Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal. Dan lembaga yang seperti itu sangat dipuji Islam. 7 Dasar hukum koperasi adalah sebagai mana firman Allah dalam al-qur an surat Shaad ayat 24 yaitu: Artinya: "Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, 6.Ibid 7. http://saktirangkuti.blogspot.com/2013/02/koperasi Dalam Pandangan Islam. html. Rabu, 06 November 2013, Jam 11.00

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. (Qs.shaad: 24). 8 Adapun dalil Sunah-nya adalah: Dari Abi Hurairah r.a. yang rafa kan kepada Nabi SAW. Bahwa Nabi SAW bersabda, Sesungguhnya Alla SWT berfirman, Aku adalah yang ketiga pada dua orang yang bersukutu, selama salah seorang dari keduanya tidak mengkhianati temannya. Aku akan keluar dari persekutuan tersebut apabila salah seorang mengkhianati. (HR. Abu Dawud dan hakim dan mensahihkan sanadnya). Maksudnya Allah akan menjaga dan menolong dua orang yang bersekutu dan menurunkan berkah pada pandangan mereka. Jika salah seorang yang bersekutu itu mengkhianati temannya, Allah SWT akan menghilangkan pertolongan dan keberkahan tersebut. Legalitas musyarakah pun diperkuat, ketika Nabi diutus, masyarakat sedang melakukan musyarakah. Beliau bersabda: Kekuasaan Allah senantiasa berada pada dua orang yang bersekutu selama keduanya tidak berkhianat. Selain itu, kebolehan aqad musyaraakah merupakan ijma ulama (konsensus/kesepakatan ulama. 9 D. Perbedaan Musyarakah Dengan Mudharabah 8.Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2002), h. 650 9.Mardani, Op.cit., h. 224

Perbedaan yang esensial dari musyarakah dengan mudharabah terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen dan keuntungan atau salah satu diantara itu. Dalam mudharabah, modal hanya berasal dari satu pihak, sedangkan dalam musyarakah modal berasal dari dua pihak atau lebih. Musyarakah dan mudharabah dalam literatur fiqih berbentuk perjanjian kepercayaan (uqud al-amanah) yang menurut tinggat kejujuran yang tinggi dan menjunjung keadialan. Karenanya masing-masing pihak harus menjaga kejujuran untuk kepentingan bersama dan setiap usaha dari masing-masing pihak untuk melakukan kecurangan dan ketidakadilan pembagian pendapatan betul-betul akan merusak ajaran Islam. 10 E. Macam-Macam Musyarakah Pada dasarnya syirkah (musyarakah) itu dibagi menjadi dua macam, yaitu syirkah amlak (kepemilikan) dan syirkah uqud/aqad (kontrak). Syirkah amlak terjadi disebabkan tidak melalui akad, tetapi karena melalui warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan. Dalam syirkah ini kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam aset nyata dan berbagi pula dalam hal keuntungan yang dihasilkan aset tersebut. Adapun syirkah akad tercipta karena adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam memberi modal dan mereka sepakat berbagi keuntungan dan kerugian. 11 Syaid Sabiq membagi lagi syirkah akad menjadi empat bagian, antara lain; 12 10.Ibid. 11.Ibid. 12.Ali Hasan, Masail Fiqhiyah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000), Cet. Ke-3, h. 69

1. Syirkah Inan, adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam permodalan untuk melakuakan suatu usaha bersama dengan cara menbagi untung atau rugi sesuai dengan jumlah modal masing-masing. 2. Syirkah Mufawadhah, yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha dengan persyaratan sebagai berikut: a. Modalnya harus sama banyak. Bila ada diantara anggota perserikatan modalnya lebih besar, maka syirkah tidak sah. b. Mempunyai kesamaan wewenang dalam bertindak yang ada kaitannya dengan hukum. Dengan demikian, anak yang belum dewasa/balig, tidak sah dalam anggota perikatan. c. Mempunyai kesamaan dalam hal agama. Dengan demikian tidak sah berserikat antara orang muslim dengan nonmuslim. d. Masing-masing anggota mempunyai hak untuk bertindak atas nama syirkah (kerja sama). 13 3. Syirkah Wujuh, adalah kerja sama antara dua orang atau lebih untuk membeli sesuatu tanpa modal, tetapi hanya modal kepercayaan dan keuntungan di bagi antara sesama mereka 4. Syirkah Abdan, adalah kerja sama dua orang atau lebih untuk melakukan suatu atau pekerjaan. Hasilnya di bagi antara sesama mereka berdasarkan perjanjian yang telah di sepakati. 14 F. Tujuan dan Manfaat Musyarakah Tujuan dan manfaat musyarakah (syirkah) yaitu: 13. Mardani, Op.cit., h. 225 14.Ali Hasan. Op.cit., h. 70

1. Memberi keuntungan kepada para anggota pemilik modal. 2. Memberi lapangan kerja kepada para karyawannya. 3. Memberikan bantuan keuangan dari sebagian hasil usaha musyarakah (syirkah) untuk mendirikan tempat ibadah, sekolah, dan sebagainya. 15 G. Pandangan Ulama Mengenai Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) Sebagian ulama menganggap koperasi (syirkah ta awuniyah) sebagi akad mudharabah, yakni suatu perjanjian kerja sama antara dua orang atau lebih, di satu pihak menyediakan modal usaha, sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing (membagi keuntungan) menurut perjanjian, dan diantara syarat sah mudharabah itu adalah menetapkan keuntungan setiap taahun dengan persentase tetap, misalnya 1% setahun kepada salah satu pihak dari mudharabah tersebut. Itu termasuk mudharabah atau qiradh, dengan ketentuan tersebut diatas (menetapkan persentase keuntungan tertentu kepada salah satu pihak dari mudharabah), maka akad mudharabah itu tidak sah (batal), dan seluruh keuntungan usaha jatuh kepada pemilik modal, sedangkan pelaksana usaha mendapat upah yang sepadan atau pantas. 16 Sedangkan Mahmud Syaltut tidak setuju dengan pendapat tersebut, sebab syirkah ta awuniyah tidak mengandung unsur mudharabah yang dirumuskan oleh para fuqaha. Sebab syirkah ta awuniyah modal usahanya adalah dari sejumlah anggota pemengang saham, dan usaha koperasi itu dikelola oleh pengurus dan karyaawan yang dibayar oleh koperasi menurut kedudukan dan fungsinya masing- 15.Mardani, Op.cit., h. 226 16 http://saktirangkuti.blogspot.com/2013/02/koperasi Dalam Pandangan Islam. html. Rabu, 06 November 2013, Jam. 11.00

masing. Apabila pemengang saham turut serta mengelola koperasi itu, dia berhak mendapat upah sesuai dengan kedudukan dan sistem perjanjian yang berlaku. 17 Denagan demikian jelas, bahwa dalam koperasi ini tidak ada unsur kezaliman dan pemerasan. Pengelolaannya demokratis dan terbuka serta membagi keuntungan dan kerugian kepada para anggota menurut ketentuan yang berlaku yang telah diketahui oleh seluruh anggota pemengang saham. Oleh sebab itu koperasi itu dapat dibenarkan dalaam Islam. Menurut Masjfuk Zuhdi bahwa koperasi yang memberikan persentase keuntungan tetap setiap tahun kepada para anggota pemegang saham adalah bertentangan dengan prinsip ekonomi yang melakukan usahanya atas perjanjian keuntungan dan kerugian dibagi antara para anggota dan besar kecilnya persentase keuntungan dan kerugian pada kemajuan dan kemunduran koperasi. 18 Telah diketahui bahwa hukum Islam mengizinkan kepentingan masyarakat atau kesejahteraan bersama melalui prinsip ishtishlah atau al-maslahah. Ini berarti bahwa ekonomi Islam harus memberi prioritas pada kesejahteraan rakyat bersama yang merupakan kepentingan masyarakat. Menurut Fuad Mohammad Fachrudin bahwa perjanjian perseroan koperasi yang dibentuk atas dasar kerelaan adalah sah, mendirikan koperasi dibolehkan menurut agama Islam tanpa ada keraguan apa pun mengenai halnya selama koperasi tidak melakukan riba atau penghasilan haram. 19 17.Hendi Suhendi, Op.cit, h. 290 18. Ibid. 19. http://saktirangkuti.blogspot.com/2013/02/koperasi Dalam Pandangan Islam. html. Rabu, 06 November 2013, Jam. 11.00

Tolong menolong merupakan perbuatan terpuji menurut agama Islam. Salah satu bentuk tolong menolong adalah mendirikan kopearsi, maka mendirikan dan menjadi anggota koperasi merupakan salah satu perbuatan terpuji menurut agama Islam. H. Pengertian Pinjaman Menurut Islam Pinjaman atau ariyah menurut bahasa adalah pinjaman. 20 Sedangkan menurut istilah ariyah adalah kebolehan mengembalikan manfaat barang-barang yang diberikan oleh pemiliknya kepada orang lain tanpa ganti. Menurut Syaid Sabiq tolong menolong hukumnya adalah sunnah, sedangkan menurut Al-Ruyani sebagaimana dikutip oleh Taqiy Al-Din bahwa ariyah hukumnya wajib ketika awal Islam. Adapun landasan hukumnya dari al- Qur an surat al-maidah ayat 2 yaitu: Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya.(qs. al-maidah: 2) 21 Pinjaman atau utang dapat di bagi kedalam dua jenis yaitu: 1. Pinjaman yang tidak menghasilkan yaitu pinjaman yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 2002), h. 106 20.Hendi Suhendi, op.cit., h. 91 21 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,

2. Pinjaman yang menghasilkan yaitu pinjaman yang dilakukan seseorang untuk menjalankan suatu usaha. 22 Adapun beberapa hal yang dijadikan penekanan dalam pinjaman-pinjaman atau utang piutang nilai sopan santun terkait didalamnya adalah sebagai berikut: 1. Utang piutang supaya dikuatkan dengan tulisan dari pihak berutang dengan disaksikan 2 orang laki-laki atau 1 orang laki-laki dengan dua orang saksi wanita. Untuk dewasa tulisan tersebut dibuat di atas kertas bersegel atau bermaterai. 2. Pinjaman hendaknya dilakukan atas dasar adanya kebutuhan yang mendesak disertai niat dalam hati akan membayarnya. 3. Pihak pemilik dana hendaknya berniat memberikan pertolongan kepada pihak yang membutuhkan dana. Bila pinjaman tidak mampu mengembalikan, maka pemilik dana hendaknya membebaskannya. 4. Pihak peminjam bila mampu membayar pinjaman, hendaknya dipercepat pembayaran hutangnya karena lalai dalam pembayaran pinjaman berarti berbuat lalai. 23 22. Hendi Suhendi, op.cit., h.301 23. Ibid.