BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PRODUCT QUALITY, SERVICE QUALITY DAN ATMOPHARE TERHADAP EMOTION DAN BEHAVIORAL INTENTION DI HERO SUPERMARKET

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel tersebut antara lain hypermart, supermarket, specialty store,

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Disadari atau tidak bisnis ritel kini telah menjamur dimana-mana baik

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bisnis ritel sekarang berkembang cukup pesat. Bisa dilihat dengan banyak munculnya bisnis ritel di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsumen di masa sekarang semakin menuntut banyak hal terhadap produk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pendidikan. Pertumbuhan pendidikan dan pariwisata yang semakin meningkat dari

Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. (Perpres hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf. Diakses Tanggal 25 November 2015

BAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, Era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mudah, fasilitas, dan pelayanan yang memadai. menjadi ancaman bagi peritel lokal yang sebelumnya sudah menguasai pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model

BAB I PENDAHULUAN. datangi sesuai dengan harapannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu semakin meningkat. Banyak perusahaan yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Pengaruh globalisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pembangunan yang semakin berkembang seperti sekarang. ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk senantiasa berusaha menambah dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berimprovisasi dan berinovasi dalam mempertahankan para pelanggannya.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya. persaingan merek untuk memberikan citra khusus bagi pelanggan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam indeks sejak 2001.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tercatat menempati peringkat ketiga pasar retail terbaik di Asia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melatih personel-personel jasa yang terampil, berpengetahuan dan menarik. Namun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suci Rahayu, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha ritel (retailing) adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SUASANA TOKO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA SWALAYAN JADI BARU DI KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor penting yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup

Transkripsi:

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan di kota ekonomi Surabaya yang maju dan berkembang pesat, telah terjadi perubahan di bidang industri dan produksi. Kegiatan ritel di Surabaya telah berkembang menjadi usaha yang berskala besar. Perkembangan bisnis ritel yang pesat ini tidak lepas dari faktor meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan juga meningkatnya jumlah pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang menyebabkan taraf hidup masyarakat Indonesia semakin meningkat. Hal ini membawa dampak pada pola perilaku belanja seseorang. Semakin meningkat taraf hidup seseorang maka tuntutan akan tempat berbelanja yang nyaman dan dapat menyediakan segala kebutuhan konsumen dalam satu lokasi semakin tinggi, dengan demikian industri ritel terus berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha serta kebutuhan konsumen. Bisnis ritel adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian layanan kepada konsumen untuk pengunaan yang sifatnya individu. Dalam mencapai keberhasilan dalam pasar ritel yang kompetitif, pelaku ritel harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga, waktu dan tempat yang tepat pula. Oleh karena itu, pemahaman pelaku ritel terhadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Masyarakat sekarang cenderung berpergian keluar rumah diakhir bulan atau diakhir pekan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Disamping praktis, mereka juga dapat meluangkan sedikit waktu untuk berjalan-jalan melepas penat. 1

2 Perkembangan yang terus menerus berlangsung dalam perdagangan ritel menunjukkan bahwa perdagangan ritel bersifat dinamis. Hal ini terjadi karena ritel ingin selalu berusaha memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (perdagangannya). Bentuk usaha ritel yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah : pasar swalayan (supermarket). Bisnis ritel seperti swalayan dan supermarket semakin banyak dijumpai dengan berbagai macam konsep yang ditawarkan kepada konsumen, sehingga persaingan di bisnis ritel semakin ketat. Konsumen menjadi lebih selektif dalam memilih swalayan atau tempat berbelanja yang akan dipilih sebagai tempat rujukan dan mencari suasana belanja yang baru. Kebanyakan konsumen menentukan tempat berbelanja kebutuhan karena mendapat pengaruh dan interaksi dari dalam maupun dari luar dirinya sendiri. Ada sebagian orang yang mengambil keputusan berbelanja secara individu. Dalam persaingan seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menawarkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih, sehingga tampak berbeda dengan produk pesaing. Kualitas merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk, Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya (Handoko, 2000; 49). Dengan kualitas yang bagus dan terpercaya, maka produk akan senantiasa tertanam dibenak konsumen, karena konsumen bersedia membayar sejumlah uang untuk membeli produk yang berkualitas. Perusahaan yang ingin berkembang dan bertahan hidup (survive) harus dapat memberikan barang atau jasa yang bermutu lebih baik, harga lebih murah, penyerahan lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Perusahaan berkembang pesat setiap tahunnya dengan jumlah pelanggan yang semakin banyak. Perkembangan usaha tersebut mendorong

3 perusahaan untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan lain yang saling mendukung. Kerjasama yang dilakukan bisa berupa modal, merek, produk dan sebagainya. HERO supermarket telah menjadi perusahaan ritel yang paling dominan di kelasnya, dan dikenal luas sebagai jaringan perusahaan ritel di negeri ini. Ada banyak sekali perusahaan ritel yang ada seperti ranch market, superindo dan banyak lagi. Saat ini konsumen telah diberikan banyak pilihan rujukan dalam berbelanja. Ini bisa kita lihat dari besarnya konsumen melakukan pembelian berkala (repeat order) yang di lakukan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam berbelanja konsumen akan memberikan penilaian terhadap toko yang dijadikan rujukan, salah satu bentuk penilaian tersebut adalah bentuk Atmosphere suatu swalayan atau toko ritel. Segala bentuk kebutuhan hidup masyarakat merupakan suatu kebutuhan yang ingin dipenuhi, dipuaskan dan dicapai oleh manusia. Bentuk kepuasan konsumen terletak pada suasana yang berbeda yang ditawarkan oleh toko kepada konsumennya. Kepuasan pelanggan (terutama dibidang jasa) menjadi hal utama dan menjadi keharusan agar perusahaan tetap sukses, baik ditingkat operasional, manajerial maupun strategik. Salah satu strategi membuat suasana toko (atmosphere) memiliki situasi beda, nyaman yang akan menimbulkan rasa betah dan memberikan kesan yang lain disaat konsumen melangkahkan kakinya di toko tersebut. setelah perusahaan memutuskan untuk menerapkan strategi tersebut maka perusahaan harus berusaha mengembangkan dan mempertahankannya agar konsumen tidak mengunjungi toko pesaing. Perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan kelebihannya dalam merancang atmosphere toko dan mengevaluasi apakah store atmosphere yang dirancang mempunyai dampak positif dalam mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Dalam tiga dakade terakhir,

4 pengaruh atmosphare sebagai isyarat nyata dalam evaluasi kualitas layanan pelanggan. Suasana toko adalah suatu hal yang diperhitungkan dalam dunia ritel, Suasana yang dibangun adalah suatu daya tarik bagi para konsumen. Atmosphere toko dibangun untuk memberikan suatu kesan yang berbeda bagi para konsumen yang merasakannya. Atmosphere di bangun juga mempunyai fungsi sebagai kenyamanan yang diberikan kepada konsumen dalam berbelanja dan mungkin yang sedang ingin merasakan berbelanja dengan suasana yang berbeda. Store atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan pembelian yang menyenangkan saja, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah terhadap produk yang dijual. Selain itu, store atmosphere juga akan menentukan citra toko. Citra toko yang baik dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan untuk bertahan dalam persaingan. Store atmosphere sebagai salah satu sarana komunikasi yang dapat berakibat positif dan menguntungkan di buat semenarik mungkin. Tetapi sebaliknya juga menghambat proses pembelian. Keunggulan jasa tergantung pada keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan (Kotler, 1997: 230). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan dilihat dari persepsi penyedia jasa melainkan berdasarkan persepsi pelanggan. Sesuai dengan konsep pemasaran, perusahaan tidak lagi hanya berorientasi pada maksimalisasi laba, namun lebih berfokus pada pelanggan. Hal tersebut membuat layanan terhadap pelanggan menjadi sangat penting karena konsumen memiliki banyak pilihan dalam melakukan pembelian, dan memiliki akses informasi yang tidak terbatas. Berpedoman pada pentingnya kualitas layanan dalam merebut kepercayaan konsumen, para peritel khususnya HERO swalayan memberikan layanan yang prima sebelum

5 konsumen membeli produk yang tersedia. Tempat ritel seperti HERO swalayan diharuskan memuaskan pelanggan dengan menyediakan layanan yang tepat dan nilai tambah bagi konsumennya. persepsi kualitas yang baik tidak didasarkan penyedia jasa, namun berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan yang membeli. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh product quality, atmosphere, dan service quality terhadap emotion dan behavioral intention. 1.2. Rumusan Permasalahan Banyak faktor yang menyebabkan suatu produk tetap bertahan di pasar. Hal ini tidak lepas dari strategi perusahaan dalam menciptakan produk yang baik di mata konsumen. Konsumen tidak sekedar menginginkan produk tetapi juga nilai dan manfaat yang diberikan oleh suatu produk. Sebelum memutuskan membeli suatu produk. Konsumen biasanya melakukan banyak pertimbangan, karena konsumen ingin mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Adapun yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah product quality berpengaruh terhadap positive emotion 2. Apakah product quality berpengaruh terhadap negative emotion 3. Apakah product quality berpengaruh terhadap behavioral intentions 4. Apakah atmospherics berpengaruh terhadap positive emotion pada HERO supermarket? 5. Apakah atmospherics berpengaruh terhadap negative emotion pada HERO supermarket?

6 6. Apakah atmospherics berpengaruh terhadap behavioral intentions 7. Apakah service quality berpengaruh terhadap positive emotion pada HERO supermarket? 8. Apakah service quality berpengaruh terhadap negative emotion pada HERO supermarket? 9. Apakah service quality berpengaruh terhadap behavioral intentions 10. Apakah positive emotion berpengaruh terhadap behavioral 11. Apakah negative emotion berpengaruh terhadap behavioral 1.3. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain : 1. Untuk mengetahui pengaruh product quality terhadap positive 2. Untuk mengetahui pengaruh product quality terhadap negative 3. Untuk mengetahui pengaruh product quality terhadap behavioral 4. Untuk mengetahui pengaruh atmospherics terhadap positive 5. Untuk mengetahui pengaruh atmospherics terhadap negative 6. Untuk mengetahui pengaruh atmospherics terhadap behavioral

7 7. Untuk mengetahui pengaruh service quality terhadap positive 8. Untuk mengetahui pengaruh service quality terhadap negative 9. Untuk mengetahui pengaruh service quality terhadap behavioral intention 10. Untuk mengetahui pengaruh positive emotion terhadap behavioral 11. Untuk mengetahui pengaruh negative emotion terhadap behavioral 1.4. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam melakukan penelitian ini adalah: a. Bagi Akademis: 1. Penelitian diharapkan dapat menambah bukti, referensi, informasi dan wawasan teoritis khususnya berkaitan dengan masalah-masalah pembelian dan pemenuhan kebutuhan akan produk barang dan jasa kepada konsumen. 2. Sebagai Referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya, terutama bagi yang ingin mengembangkan masalah ini. b. Bagi Paktisi: Sebagai bahan masukan untuk menambah informasi bagi pengusaha atau calon pengusaha Ritel yang ingin membuka format Ritel seperti apa yang diinginkan agar lebih memperhatikan yang dapat menaikan penjualan.

8 1.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Laporan Pendahuluan ini merupakan laporan hasil penelitian yang berisi tentang Gambaran umum tentan ikhtisar kegiatan dan analisis penelitian, hasil dan temuan. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut : 1. Bab 1 : PENDAHULUAN Bagian ini berisi pembahasan mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, dan sitematika skripsi. 2. Bab 2 : LANDASAN TEORI Berisi landasan teori yang merupakan uraian teori dan hipotesis yang mendasari skripsi. 3. Bab 3 : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, jenis dan sumber data, pengukuran data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data. 4. BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi gambaran umum perusahaan, penjelasan mengenai deskripsi data, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan. 5. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi yang memuat kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat kepada manajemen ritel di Surabaya.