BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang seharusnya terjadi tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur lingkungan supaya anak belajar (Sanjaya, 2006:103). Karena dari peran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya, dan (3) memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. menentukan masa depan bangsa, melalui pendidikan ini cita-cita luhur untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat memperihatinkan. Berdasarkan data penelitian Human Development Index

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hakekat pendidikan adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan adalah cara yang strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan kunci suatu bangsa untuk bertahan dalam era persaingan global. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mendorong kemajuan suatu bangsa, karena pendidikan merupakan suatu proses penyiapan dan pengembangan generasi muda untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik serta memenuhi tujuan hidup yang lebih efektif dan efisien, serta mengembangkan generesi muda menjadi sumber daya manusia yang handal. Pemerintah Kota Bandung merupakan salah satu kota yang tengah fokus meningkatan sumber daya manusia dalam dunia pendidikan terutama peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kota Bandung diorientasikan menjadi pusat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Kota Bandung ditetapkan sebagai Kota Vokasi yaitu kota berbasis kewirausahaan dan teknologi, dengan

2 harapan Kota Bandung akan menjadi pusat pencetak lulusan SMK yang tidak hanya dibutuhkan oleh industri, tetapi juga sebagai pencetak wirausahawan, sebagaimana tertulis di situs www.pojokkangdada.com pada tanggal 28 September 2010 dengan judul Kota Bandung Diorientasikan Sebagai Kota SMK. Gambaran mengenai pendidikan SMK di Kota Bandung dapat dilihat dari jumlah lulusan ujian nasional di Kota Bandung yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 mengenai lulusan SMK Kota Bandung, tahun ajaran 2007-2008, 2008-2009 dan tahun ajaran 2009-2010. TABEL 1.1 LULUSAN SMK DI KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2007/2008, 2008/2009, DAN 2009/2010 KETERANGAN 2007/2008 2008/2009 2009/2010 Jumlah Peserta 10298 11455 15722 Jumlah Lulus 9681 11066 14790 Jumlah Tidak Lulus 617 389 932 Persentase Lulus 94.01% 96,60% 94.07% Persentase Tidak Lulus 5.99% 3,40% 5.93% Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung 2010 Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukan bahwa terjadi peningkatan pada jumlah peserta didik yang mengikuti ujian nasional (UN) dan peningkatan jumlah peserta didik yang lulus dalam UN. Jumlah peserta didik SMK yang lulus UN terus meningkat, namun jumlah peserta didik yang tidak lulus dalam UN ikut mengalami peningkatan. Peningkatan peserta didik SMK yang tidak lulus dalam ujian nasional perlu mendapat perhatian yang serius dari para penyelenggara pendidikan di SMK.

3

4 NAMA SEKOLAH TABEL 1.2 HASIL UJIAN AKHIR NASIONAL SMK NEGERI (BISNIS MANAJEMEN) KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008, 2008/2009, DAN 2009/2010 JUMLAH PESERTA 2007-2008 2008-2009 2009-2010 Peserta Lulus Tdk lulus Peserta Lulus Tdk Lulus Peserta Lulus Tdk lulus (mengulang) SMKN 1 246 246-334 333 1 332 332 - SMKN 3 386 386-457 457-743 742 1 SMKN 11 309 309-370 368 2 601 601 - Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat 2011 Berdasarkan Tabel 1.2, menunjukkan keadaan mengenai SMK N kebidangan Bisnis Manajemen se-kota Bandung bahwa SMK Negeri (Bisnis Manajemen) mengalami peningkatan jumlah kelulusan dan penurunan jumlah kelulusannya. Sebagaimana dapat dilihat diatas SMK N 1 mengalami naik turun kelulusan pada tahun 2007/2008 seluruh peserta lulus, namun ditahun 2008/2008 ada satu peserta didik yang tidak lulus dan pada tahun 2009/2010 seluruh peserta lulus. Di SMK N 3 terdapat peserta didik yang tidak lulus pada tahun 2009/2010 yaitu satu peserta, dimana tahun sebelumnya yaitu tahun 2007/2008 dan 2008/2009 seluruh peserta dari SMK N 3 lulus. Sedangkan SMK N 11 mengalami hal yang sama seperti SMK N 1, dimana pada tahun 2007/2008 SMKN 11 seluruh peserta lulus, namun pada tahun 2008/2009 terdapat dua peserta yang tidak lulus, dan pada tahun 2009/2010 seluruh peserta lulus. Naik turunnya tingkat kelulusan peserta didik dapat disebabkan banyak hal, mulai dari faktor dalam diri peserta didik tersebut seperti penguasaan materi, ketenangan peserta didik, ketelitian peserta didik, hingga faktor eksternal seperti

5 proses penyaluran ilmu dari guru, sarana prasarana, dan faktor lainnya yang bisa membuat peserta didik tidak dapat memenuhi standar kelulusan yang telah ditentukan Pemerintah. Pendapat Cruickshank yang dikutip oleh Widoyoko (2008:5) menyatakan bahwa ada empat variabel faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, yaitu variabel guru, variabel konteks, variabel proses, dan variabel produk, hal ini menunjukan bahwa guru merupakan salah satu variabel dalam mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Yamin & Maisah (2010:28) menegaskan bahwa : Produk guru adalah prestasi para siswa-siswa dan lulusan-lulusannya dari suatu sekolah, lulusan tersebut harus mampu bersaing dalam dunia akademisi dan dunia kerja yang tidak lain berfokus pada mutu, setiap orang pada sistem sekolah mesti mengakui bahwa output lembaga pendidikan adalah kustomer Guru merupakan salah satu variabel yang penting dalam memepengaruhi prestasi pendidik, dimana guru pula memiliki peranan dalam variabel proses, yaitu guru berperan sebagai sumber ilmu peserta didik di kelas, sebagaimana dinyatakan oleh Ngalim Purwanto (1990:104), yaitu : Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang terpenting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar siswa. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana guru itu mengajarkan pengetahuan kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak. Begitu besarnya peranan guru dinyatakan oleh Prajudi Atmosudirdjo dalam Yamin & Maisah (2010:26) yang menjelaskan bahwa guru memiliki peranan yang sangat besar dalam pendidikan, dipundaknya dibebani suatu tanggung jawab atas mutu pendidikan. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti

6 apabila interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain tak akan berpengaruh banyak apabila tidak dilaksanakan oleh guru. Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan setiap sekolah di kelas berjalan efektif dan memiliki guna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan. Dasar proses kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, dimana guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas, oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat yang optimal. Melihat begitu pentingnya kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki guru dalam menjamin prestasi belajar peserta didik, pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pembenahan kompetensi profesional guru. Peraturan Menteri (PERMEN) Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan adalah dukungan normatif dalam

7 rangka untuk meningkatkan kinerja tenaga pendidik khususnya guru dan dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalan. TABEL 1.3 JUMLAH PESERTA UJI SERTIFIKASI GURU KOTA BANDUNG NO TAHUN TK SD SLB SMP SMA SMK LAINNYA JUMLAH 1 2007 1 22 10 392 262 254-941 2 2008 22 447-386 304 157-1319 3 2009 98 1141-795 589 327 88 3028 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung tahun 2009 Pelaksanaan sertifikasi di kota bandung telah berjalan mulai dari tahun 2006. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga kelayakan mutu dan kompetensi guru dalam menjalankan keprofesionalan profesi guru tersebut. Data lebih lengkap mengenai peserta sertifikasi guru di SMK N (Bisnis Manajemen) se-kota Bandung dapat dilihat pda Tabel 1.5 berikut. TABEL 1.4 DATA GURU SERTRIFIKASI SMK NEGERI (BISNIS MANAJEMEN) KOTA BANDUNG 2007-2009 TAHUN GURU BERSERTIFIKASI SMKN 1 TOTAL GURU 2007 14 82 27.14% 2008 20 84 32.10% 2009 28 91 28.70% SMKN 3 2007 12 64 18.75% 2008 30 65 46.15% 2009 45 67 67.16% SMKN 11 2007 19 70 17.07% 2008 26 81 23.81% 2009 31 108 30.77% %

8 Sumber : MINGGRA, 2010. Berdasarkan Tabel 1.5 diatas jumlah guru SMK N (Bisnis Manajemen) se-kota Bandung yang telah mengikuti sertifikasi hingga tahun 2009, di SMK N 1 sebanyak 28 guru telah bersertifikasi dari total guru sebanyak 91 guru, dengan persentase 28.70% guru tersertifikasi. Di SMK N 3 sebanyak 45 guru telah bersertifikasi dari total guru sebanyak 67 guru, dengan persentase 67.16% guru tersertifikasi. Dan di SMK N 11 sebanyak 31 guru dari total guru sebanyak 108 guru, dengan persentase 30.77% guru tersertifikasi. Melihat hasil dari penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan oleh Minggra (2010), Penulis jadikan hasil penelitian tersebut sebagai gambaran mengenai kompetensi yang dimiliki oleh guru-guru yang berada di SMK N (Bisnis Manajemen) se-kota Bandung. Data lebih lengkapnya sebagai berikut. TABEL 1.5 KEADAAN JUMLAH GURU DARI KESESUAIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN MATA DIKLAT YANG DIAJAR DI SMK N SE-KOTA BANDUNG 2007-2009 TAHUN TOTAL GURU SESUAI TIDAK SESUAI JUMLAH % JUMLAH % SMKN 1 2007 82 75 91.46% 7 8.54% 2008 84 77 91.67% 7 8.33% 2009 91 84 92.31% 7 7.69% SMKN 3 2007 67 59 92.19% 5 7.81% 2008 73 59 90.77% 6 9.23% 2009 80 60 89.55% 7 10.45% SMKN 11 2007 70 68 97.14% 2 2.86%

9 TAHUN TOTAL SESUAI TIDAK SESUAI GURU JUMLAH % JUMLAH % 2008 81 78 96.30% 3 3.70% 2009 108 105 97.22% 3 2.78% Sumber : MINGGRA, 2010. Berdasarkan Tabel 1.6 mengenai jumlah guru yang memiliki kesesuaian dan tidak sesuai latar belakang pendidikan dengan mata diklat yang diajar, menunjukkan bahwa di SMK N 1 terdapat tujuh guru yang tidak sesuai dari tahun 2007 hingga 2009. Di SMK N 3 jumlah guru yang tidak sesuai dengan mata diklat terus meningkat dari tahun 2007 sebanyak lima guru, tahun 2008 menjadi enam guru, dan tahun 2009 menjadi tahun tujuh guru. Di SMK N 11 pada tahun 2007 ada dua guru yang tidak sesuai, tahun 2008 sebanyak tiga guru, dan pada tahun 2009 jumlah guru yang tidak sesuai tetap sebanyak tiga guru. TAHUN TABEL 1.6 KEADAAN JUMLAH GURU BERDASARKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN DI SMK N SE-KOTA BANDUNG 2007-2009 TOTAL GURU TIDAK SESUAI SESUAI KLASIFIKASI D1/D2 D3 % D4 S1 S2/S3 % SMKN 1 2007 82 0 5 6.10% 0 71 6 93.90% 2008 84 0 5 5.95% 0 73 6 94.05% 2009 91 0 5 5.49% 0 80 6 94.51% SMKN 3 2007 64 0 0 0.00% 0 59 5 100.00% 2008 65 0 0 0.00% 0 59 5 100.00% 2009 67 0 0 0.00% 0 61 6 100.00% SMKN 11 2007 70 0 5 7.14% 2 61 2 92.86% 2008 81 0 3 3.70% 3 68 7 96.30% 2009 108 0 5 4.63% 3 93 7 95.37%

10 TOTAL TIDAK SESUAI SESUAI KLASIFIKASI TAHUN GURU D1/D2 D3 % D4 S1 S2/S3 % Sumber : MINGGRA, 2010. Berdasarkan Tabel 1.7 tentang keadaan jumlah guru yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan menunjukkan di SMK N 1 jumlah guru yang tidak sesuai tetap berjumlah lima guru dari tahun 2007 hingga tahun 2009. Di SMK N 3 tidak terdapat guru yang tidak sesuai dengan kualifikasi. Dan di SMK N 11 mengalami naik turun jumlah guru yang tidak sesuai klasifikasi yaitu pada tahun 2007 ada tujuh guru yang tidak sesuai, tahun 2008 jumlah guru yang tidak sesuai ada tiga guru. Apakah kompetensi guru mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan dari latar belakang ini, maka perlu dilakukannya penelitian dengan judul Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik di SMK Negeri Bisnis Manajemen se-kota bandung 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Prestasi belajar peserta didik merupakan tujuan utama suatu sekolah. Untuk menjaga prestasi belajar peserta didik tersebut tentunya banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal dan faktor eksternal. Sebagaimana dijelaskan oleh Purwanto (2007:102), yaitu : Prestasi belajar tergantung pada faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri yang meliputi kondisi fisik, kondisi panca indra, bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif, dan faktor yang berasal dari luar individu yang sering disebut sebagai faktor sosial itu seperti alam, kurikulum, lingkungan, guru, sarana dan fasilitas, dan administrasi. Dari banyak faktor yang kemukakan oleh Purwanto (2007:102), guru merupakan salah satu faktor utama yang menjadi ujung tombak dalam pendidikan.

11 Sebagaimana dikemukakan oleh Yamin & Maisah (2010:26) yang menjelaskan bahwa guru memiliki peranan yang sangat besar dalam pendidikan, dipundaknya dibebani suatu tanggung jawab atas mutu pendidikan. Ditegaskan pula oleh Purwanto (2007:104) bahwa faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang terpenting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar peserta didik. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Kompetensi guru merupakan suatu kecakapan yang dimiliki individu sebagai kelayakan individu dalam menjalankan tugas yang dimiliki. Kelayakan individu ini merupakan dalam rangka menjaga mutu tugas individu tersebut untuk mencapai mutu organisasi, dimana mutu tersebut akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dalam proses belajar mengajar. 1.3 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada identifikasi penelitian, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat kompetensi guru di SMK Negeri Kebidangan Bisnis Manajemen se-kota Bandung. 2. Bagaimana tingkat prestasi belajar peserta didik di SMK Negeri Kebidangan Bisnis Manajemen se-kota Bandung. 3. Bagaimana tingkat pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar peserta didik di SMK Negeri Kebidangan Bisnis Manajemen se-kota Bandung. 1.4 Tujuan Penelitian

12 Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka dapat diambil rumusan tujuan penelitian sebagi berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru di SMK Negeri Kebidangan Bisnis Manajemen se-kota Bandung. 2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar peserta didik di SMK Negeri Kebidangan Bisnis Manajemen se-kota Bandung. 3. Untuk mengetahui tingkat pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar peserta didik di SMK Negeri Kebidangan Bisnis Manajemen se-kota Bandung. 1.5 Manfaat Penelitian Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat atau kegunaan akademis maupun praktis. 1. Kegunaan akademis Memberikan input pada pengembangan ilmu pendidikan khususnya tentang kompetensi guru dan prestasi belajar peserta didik. 2. Kegunaan Praktis Memberikan masukan pada penyelengara pendidikan, khususnya pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam melakukan upayaupaya untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dan kompetensi guru.