PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN

dokumen-dokumen yang mirip
Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Batra Yudha Pratama

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis citra menggunakan bantuan komputer yang bertujuan untuk

SISTEM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOG DAN PREWITT

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

ANALISIS PENELUSURAN TEPI CITRA MENGGUNAKAN DETEKTOR TEPI SOBEL DAN CANNY

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PENAJAMAN CITRA GRAYSCALE MENGGUNAKAN METODE GAUSS

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

APPLICATION OF X-RAY IMAGE PROCESSING ORGANS OF THE BODY: IMPROVING THE QUALITY AND SEGMENTATION USING JAVA AND MYSQL

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

BAB III METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

APLIKASI TRANSFORMASI HOUGH UNTUK EKSTRAKSI FITUR IRIS MATA MANUSIA

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE CANNY DENGAN MATLAB UNTUK MEMBEDAKAN UANG ASLI DAN UANG PALSU ABSTRAKSI

PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 4, No. 2, Hal ISSN : x

3.2.1 Flowchart Secara Umum

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

BAB II LANDASAN TEORI

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Metode GLCM ( Gray Level Co-Occurrence Matrix)

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

This application is created using MatLab 7.0 (R2010b). This application shows each of the stages that occur in the process of edge detection of cervic

MENGANALISA PERBANDINGAN DETEKSI TEPI ANTARA METODE SOBEL DAN METODE ROBET

BAB 2 LANDASAN TEORI

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

PRAKTIKUM 2. MATRIK DAN JENIS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Implementasi Deteksi Tepi Canny pada Citra Mammografi

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

EKSTRAKSI BENTUK JANIN PADA CITRA HASIL USG 3 DIMENSI MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI CANNY

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 4 Neighborhood Processing. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Implementasi Metode Hough Transform Pada Citra Skeletonisasi Dengan Menggunakan MATLAB 7.6. Intan Nur Lestari

ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR

BAB II LANDASAN TEORI

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

Aspek Penerapan Video Segmentasi Sebagai Sistem Pendeteksi Pelanggaran Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGENALAN UANG KERTAS DOLLAR AMERIKA DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

DETEKSI TEPI CITRA BIDANG KEDOKTERAN DALAM KAWASAN ALIHRAGAM POWERLAW

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA DETEKSI TEPI METODE SOBEL DAN METODE CANNY PADA CITRA LUKISAN ABSTRAK

DAFTAR ISI Ulfah Nur Azizah, 2013

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

PERBANDINGAN WAKTU EKSEKUSI MENDETEKSI TEPI GAMBAR MENGGUNAKAN BERBAGAI METODE

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

Penerapan Metode Kirsch Dalam Mendeteksi Tepi Objek Citra Digital

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

MAKALAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. ( Histogram Citra ) Disusun Oleh : : 1. Agus Riyanto (2111T0238) 2. M. Yazid Nasrullah ( 2111T0233 )

EDGE DETECTION MENGGUNAKAN METODE ROBERTS CROSS

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

PERBANDINGAN PERFORMA SEGMENTASI CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI METODE SOBEL DENGAN METODE CANNY

BAB 1 PENDAHULUAN. ambang batas (thresholding), berbasis tepi (edge-base) dan berbasis region (regionbased).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SAMPLING DAN KUANTISASI

BAB II LANDASAN TEORI

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Transkripsi:

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN 1) Merly Indira 2) Eva Yuliana 3) Wahyu Suprihatin 4) Bertalya Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok Telp : (021) 78881112 1) E-mail : merly.indira@gmail.com, 2) E-mail : eva_aghasta@yahoo.com 3) E-mail : ayue_nduts@yahoo.com, 4) E-mail : bertalya@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK Pada bidang kedokteran, citra USG janin digunakan untuk memberikan informasi tentang perkembangan janin dalam rahim ibu tanpa perlu melakukan pemeriksaan dalam rahim ibu. Namun citra yang dihasilkan oleh USG, khususnya citra USG berdimensi dua belum dapat sepenuhnya memberikan informasi secara lengkap. Untuk itu agar bentuk janin pada citra USG janin dapat terindentifikasi dengan jelas maka pada proses analisis citra harus dapat mendeteksi adanya batas-batas tepi objek yang dapat membedakan antara satu objek dengan objek lainnya pada citra USG janin tersebut. Pada makalah ini, penulis mempresentasikan hasil analisis tiga teknik deteksi tepi terhadap citra USG janin dengan tujuan untuk menentukan metode pendeteksi tepi mana yang paling baik digunakan pada citra USG janin. Dengan membandingkan antara ketiga metode pendeteksi tepi yakni: Sobel, Canny, dan Laplacian of Gaussian (LoG), diharapkan memperoleh metode pendeteksi tepi yang terbaik, dimana dapat digunakan dalam proses segmentasi citra USG janin untuk memperoleh bentuk objek citra janin yang terbaik. Kata kunci : citra USG janin, deteksi tepi, batas tepi objek, segmentasi 1. PENDAHULUAN Di dalam bidang kedokteran, citra USG janin dapat digunakan oleh seorang dokter untuk memberikan informasi tentang perkembangan janin dalam rahim. Berkat adanya teknologi USG ini, seorang ibu hamil dapat melihat keadaan janin yang berada di dalam rahimnya. Khususnya di Indonesia, citra USG yang umumnya digunakan adalah citra USG berdimensi dua, walaupun ada beberapa rumah sakit atau klinik bersalin yang telah menggunakan citra USG berdimensi tiga ataupun empat. Sebuah citra yang diperoleh melalui USG khususnya berdimensi dua, terkadang memiliki penurunan kualitas, yang dapat berupa rentang kontras, distorsi geometrik, kekaburan dan noise. Karena beberapa degradasi tersebut, dokter maupun pasien, tidak dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan. Untuk itu agar bentuk janin pada citra USG janin dapat terindentifikasi dengan jelas maka pada proses analisis citra harus dapat mendeteksi adanya batasbatas tepi objek yang dapat membedakan 366 Perbandingan Metode Pendeteksi

antara satu objek dengan objek lainnya pada citra USG janin tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa metode pendeteksi tepi yang tepat untuk citra USG janin khususnya yang berdimensi dua dengan membandingkan antara ketiga metode pendeteksi tepi yakni: Sobel, Canny, dan Laplacian of Gaussian (LoG). Dengan menggunakan metode pendeteksi tepi yang tepat diharapkan pada proses segmentasi citra dapat diperoleh bentuk citra yang mendekati bentuk sebenarnya. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pengolahan citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Proses ini mempunyai ciri data masukan dan informasi keluaran yang berbentuk citra. Namun citra yang dihasilkan dari proses pengolahan citra memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan citra aslinya. Istilah pengolahan citra digital secara umum didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua dimensi dengan komputer [Rinaldi, 2004]. Dalam definisi yang lebih luas, pengolahan citra digital juga mencakup semua data dua dimensi. Citra digital adalah barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bitbit tertentu. Operasi-operasi pada pengolahan citra diterapkan pada suatu citra jika kualitas penampakan suatu citra ingin ditingkatkan atau untuk menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung di dalam citra, juga jika elemen di dalam citra perlu dikelompokkan, dicocokan atau diukur, selain itu operasi pengolahan citra dilakukan jika terdapat suatu citra yang akan digabung dengan citra yang lain. Penentuan tepian suatu objek dalam citra merupakan salah satu wilayah pengolahan citra digital yang paling awal dan paling banyak diteliti. Proses ini seringkali ditempatkan sebagai langkah pertama dalam aplikasi segmentasi citra, yang bertujuan untuk mengenali objekobjek yang terdapat dalam citra ataupun konteks citra secara keseluruhan. Yang dimaksudkan dengan tepi adalah perubahan nilai intensitas derajat keabuan yang mendadak (besar) dalam jarak yang singkat. Segmentasi Salah satu cara yang sering digunakan dalam memilah citra dalam data adalah segmentasi, yaitu membagi citra menjadi bagian yang diharapkan termasuk objek yang dianalisis. Segmentasi sering dideskripsikan sebagai proses analogi terhadap proses pemisahan latar depan dan latar belakang. Memilih bentuk dalam sebuah citra sangat berguna dalam pengukuran atau pemahaman citra. Secara tradisional, segmentasi didefinisikan sebagai proses pendefinisian jangkauan nilai gelap dan terang pada citra yang sebenarnya, memilih piksel dalam jangkauan ini sebagai latar depan dan menolak sisanya sebagai latar belakang. Dengan demikian, citra terbagi atas dua bagian, yaitu bagian hitam dan bagian putih, atau warna yang membatasi setiap wilayah. Salah satu metode yang efektif dalam segmentasi citra biner adalah dengan memeriksa hubungan piksel dengan tetangganya dan memberinya label. Metode ini disebut pelabelan komponen. Pembagian citra menjadi beberapa daerah, berdasarkan sifat-sifat tertentu dari citra yang dapat dijadikan pembeda, disebut juga segmentasi citra. Suatu daerah dalam citra adalah sekumpulan piksel yang terkoneksi satu sama lain dan mempunyai sifat yang secara umum sama. Dalam citra ideal, sebuah daerah akan dibatasi dengan kurva tertutup, artinya objek yang berada di dalam citra itu tampil utuh, tidak terpotong atau menyentuh tepi bingkai citra. Pada prinsipnya, segmentasi daerah dan deteksi tepi membuahkan hasil yang sama, yaitu memisahkan objek atau objek yang menjadi pusat perhatian dalam menginterpresentasi suatu citra. Konsep dasar mengenai segmentasi daerah melalui operasi thresholding (binerisasi) yang bertujuan memisahkan Perbandingan Metode Pendeteksi 367

daerah milik sebuah atau beberapa objek Deteksi tepi berfungsi untuk dan latar belakang untuk menghasilkan citra biner. Thesholding atau binerisasi yaitu pengelompokan piksel dalam citra berdasarkan batas nilai intensitas tertentu adalah salah satu contoh operasi tingkat titik. Untuk memperjelas pemisahan antara mengidentifikasi garis batas dari suatu objek yang terdapat pada citra. Tepian dapat dipandang sebagai lokasi piksel dimana terdapat nilai perbedaan intensitas citra secara ekstrem. Sebuah edge detector bekerja dengan cara mengidentifikasi dan objek dengan latar belakang, citra menonjolkan lokasi piksel yang memiliki dithreshold berdasarkan nilai ambang karakteristik tersebut. tertentu dengan metode otsu. Keakuratan dari segmentasi ini sangat menentukan keberhasilan dalam pemrosesan analisis citra secara otomatis. Konversi suatu citra abu-abu menjadi citra biner adalah bentuk Pendeteksian Tepi dengan Operator Gradien Pertama Operator sobel adalah satu cara untuk menghindari gradien yang dihitung pada titik interpolasi dari pixel-pixel yang sederhana dari segmentasi citra, di mana terlibat adalah dengan menggunakan citra dipartisi menjadi dua bagian. Ada dua jendela 3x3 untuk perhitungan gradien, pendekatan yang digunakan dalam sehingga perkiraan gradien berada tepat di segmentasi objek yaitu segmentasi tengah jendela. Operator ini adalah berdasarkan batas wilayah (tepi dari objek) dan segmentasi ke bentuk dasar (Munir, operator yang paling banyak digunakan sebagai pelacak tepi karena kesederhanaan 2004). dan keampuhannya. Operator sobel Pendeteksian Tepi dinyatakan dengan konstanta c=2 sebagai berikut : -1 0 1-1 -2-1 Sx = -2 0 2 Sy = 0 0 0-1 0 1 1 2 1 Pendeteksian Tepi dengan Operator Turunan Kedua Operator turunan kedua disebut juga operator Laplace. Operator Laplace mendeteksi tepi lebih akurat khususnya pada tepi yang curam. Pada tepi yang curam, turunan keduanya memiliki zerocrossing (persilangan nol), yaitu titik di mana terdapat pergantian tanda nilai turunan kedua, sedangkan pada tepi yang landai tidak terdapat persilangan nol. Operator Laplace termasuk ke dalam penapis lolos tinggi sebab jumlah seluruh koefisiennya nol dan koefisiennya mengandung nilai negatif maupun positif. Representasi turunan kedua dalam bentuk kernel operator Laplacian adalah sebagai berikut: 0-1 0 L = -1 4-1 0-1 0 Turunan kedua memiliki sifat lebih sensitif terhadap noise, selain itu juga menghasilkan double edge. Oleh karena itu, operator laplace dalam deteksi tepi pada umumnya tidak dipergunakan secara langsung, namun dikombinasikan dengan suatu kernel Gaussian menjadi sebuah operator Laplacian of Gaussian (LoG). Operator LoG digunakan untuk mengurangi deteksi tepi yang palsu, yang awalnya difilter terlebih dulu dengan fungsi gaussian. LoG filtering bertujuan untuk menghilangkan noise dan meningkatkan kwalitas detil. Pendeteksian Tepi dengan Operator Lain Salah satu algoritma deteksi tepi modern adalah deteksi tepi dengan menggunakan metode Canny. Metode Canny ini tidak memiliki operator khusus, namun metode ini terdiri dari beberapa langkah khusus. Metode Canny akan 368 Perbandingan Metode Pendeteksi

mendeteksi tepi dengan mencari nilai gradien maksimal lokal dari sebuah citra I. Gradien tersebut dihitung menggunakan turunan dari Gaussian filter. Metode Canny menggunakan dua thresholds, yang berguna untuk mendeteksi tepian yang terlihat jelas, dan tepian yang kurang jelas atau lemah, termasuk juga tepian yang kurang jelas yang terlihat pada output yang terhubung dengan tepian yang jelas. Metode ini lain dengan metode sebelumnya, yang sebelum dilakukan proses deteksi tepi harus dilakukan terlebih dahulu proses penghilangan noise. Metode Canny lebih utama akan mendeteksi tepian yang kurang jelas, yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan metode lain. Untuk melihat kemampuan tiap operator pelacak tepi yang telah dibahas, kita harus melihat hasil operasi dari setiap operator tersebut terhadap citra yang sama dan membandingkannya satu sama lain secara visual. Pelacakan tepi objek biasanya terdiri dari operasi yang berurutan yaitu pengaburan untuk melemahkan noise akibat distorsi, penguatan piksel-piksel milik tepi, dan pelacakan yang seringkali diwakili oleh operasi thresholding (Rinaldi, 2004). Thresholding Konversi citra hitam putih ke citra biner dilakukan dengan thresholding (operasi pengambangan). Operasi pengambangan mengelompokan nilai derajat keabuan setiap piksel ke dalam dua kelas yaitu hitam dan putih. Dua pendekatan yang digunakan dalam versi pengambangan adalah pengambangan secara global dan pengambangan secara lokal adaptif. Pada pengambangan secara global setiap piksel di dalam citra dipetakan ke dua nilai yaitu 1 atau 0 dengan fungsi pengambangan : 1, Fg(i,j) T Fb (i,j) 0, lainnya dimana Fg(i,j) adalah citra hitam putih, Fb (i,j) adalah citra biner, dan T adalah nilai ambang yang dispesifikasikan. Dengan operasi pengambangan tersebut, objek dibuat berwarna gelap (1 atau hitam) sedangkan latar belakang berwarna terang (0 atau putih). Pada pengambangan secara global tidak selalu tepat untuk seluruh macam gambar. Beberapa informasi penting di dalam gambar mungkin hilang karena pengambangan global ini. Lagipula tidak ada harga nilai ambang yang berlaku secara global untuk seluruh daerah citra (misalnya pada citra kedokteran). Sedangkan pada pengambangan secara lokal dilakukan terhadap daerah di dalam citra. Dalam hal ini, citra dipecah menjadi bagian kecil kemudian proses pengambangan dilakukan secara lokal. Nilai ambang untuk setiap bagian belum tentu sama dengan bagian yang lain. Dengan pengambangan secara lokal adaptif, secara subjektif citra biner yang dihasilkan terlihat lebih baik dan sedikit informasi yang hilang (Rinaldi, 2004) 3. METODE PENELITIAN Tahap-tahap dalam proses analisis citra USG janin dengan teknik deteksi tepi Sobel, LOG dan Canny dapat dilihat flow chart pada Gambar 1. Perbandingan Metode Pendeteksi 369

Gambar 1. Flow chart Analisis Citra USG Janin Gambar 2. Flow Chart Analisis Citra USG Janin dengan Metode Sobel Gambar 3. Flow Chart Analisis Citra USG Janin dengan Metode Canny Gambar 4. Flow Chart Analisis Citra USG Janin dengan Metode LOG Pada flow chart Gambar 1 diperlihatkan operasi pengolahan citra dasar yang dilakukan adalah operasi pembuatan struktur elemen garis[gozales et al., 2005], dengan fungsi strel, dengan perintah se = strel('line',3,45). Struktur elemen yang dibuat berupa garis dengan panjang 3 dan besar kemiringan garis sebesar 45 derajat. Kemudian dilakukan proses pengikisan citra [Gonzales et al., 370 Perbandingan Metode Pendeteksi

2005] dengan perintah fe = imerode(i,se). Dengan perintah tersebut maka citra I akan dikikis (dihapus) oleh struktur elemen se (array hasil fungsi strel). Dilanjutkan proses Global Thresholding dengan fungsi greythresh. Perintah level = graythresh(fe) akan melakukan proses pengambangan global, dengan metoda otsu. Hasil dari pengambangan disimpan dalam variable level. Citra fe yakni citra hasil operasi pengikisan, kemudian diubah menjadi citra hitam putih (citra biner), dengan hasil pengambangan global, variable level. Perintah yang digunakan adalah BW = im2bw(fe,level);. Argumen level adalah intensitas normal yang nilainya berada pada kisaran [0,1]. Dengan penggunaan fungsi graythresh metoda Otsu, maka variasi intraklas dari pixel hitam dan putih akan diminimalkan. Kemudian operasi pembuatan struktur elemen garis kembali dilakukan. Pembentukan struktur elemen garis ini dilakukan sebanyak dua kali dengan tujuan agar dihasilkan garis yang saling terhubung sehingga terbentuk suatu area. Struktur elemen garis yang pertama dibentuk dengan perintah se90=strel('line',9,90);. Dari perintah tersebut elemen yang terbentuk berupa garis dengan panjang 3 dan kemiringan sebesar 90 derajat, struktur elemen ini disimpan dalam variable se90. Sedangkan struktur elemen garis kedua yang akan dibuat dilakukan dengan perintah se0 = strel ( line,3,90). Maka struktur elemen yang terbentuk adalah garis dengan panjang 3 dan kemiringan garis sebesar 90 derajat. struktur elemen ini disimpan dalam variable se0. Dilakukan penghapusan area yang terbentuk dari elemen garis yang dibentuk dari fungsi strel sebelumnya dengan perintah dil=imdilate(bw, [se 90 se0]);. Dengan perintah tersebut maka elemen garis dalam citra BW yang membentuk area, yang tidak digunakan, akan dihapus, dan kemudian menghasilkan citra baru yaitu citra dil. Argumen se90 dan se0 adalah objek elemen struktur yang dihasilkan dari fungsi strel. Karena proses penghapusan area sebelumnya, maka dalam citra dil akan terbentuk lubang-lubang. Lubang-lubang ini kemudian akan diisi, perintah pengisian lubang-lubang ini adalah fill=imfill (dil,'holes');. Argumen holes adalah nama variable untuk lubang-lubang yang ada. Hasil dari proses imfill ini disimpan menjadi variable baru yaitu citra fill. Dalam citra yang dihasilkan dari proses sebelumnya, yaitu citra fill masih terdapat garis-garis yang terhubung dengan batas luar citra, karena garis tersebut tidak diperlukan, maka garis tersebut akan dihilangkan dengan fungsi imclearborder. Perintah untuk menjalankan fungsi tersebut adalah bersih=imclearborder(fill,26). Dengan perintah tersebut struktur garis tipis yang lebih muda warnanya dibandingkan dengan bagian citra fill dan garis tersebut terhubung dengan batas luar citra, akan dihilangkan. Argumen 26 menyatakan nilai keterhubungan dimensi yang lebih besar. Hasil dari proses ini berupa citra biner dengan nama bersih. Selanjutnya, diaplikasikan ketiga metode deteksi tepi seperti terlihat pada flow chart Gambar 2, 3, dan 4. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Citra yang digunakan dalam percobaan untuk ketiga metode deteksi tepi adalah citra USG janin yang berusia 11 minggu. Gambar 5. Citra Asli USG Janin 11 minggu Perbandingan Metode Pendeteksi 371

a.hasil Deteksi Tepi Sobel e.hasil Deteksi Tepi Canny b. Hasil Akhir Segmentasi c.hasil Deteksi Tepi LOG d. Hasil Akhir Segmentasi f. Hasil Akhir Segmentasi Dari percobaan yang telah dilakukan, citra hasil deteksi tepi dengan 3 metode, yaitu metode Sobel, Canny, dan LoG dibandingkan. Hasil dari deteksi tepi dengan metode LoG menghasilkan keluaran yang lebih baik dari metode Sobel. Walaupun bentuk morfologi garis yang dihasilkan dari metode LoG terlihat lebih kasar, namun garis tepi yang terbentuk dengan metode LoG saling terhubung. Garis tepi yang dihasilkan dengan metode sobel memang halus, namun jika diperhatikan dengan lebih cermat, masih terdapat garis yang tidak terhubung. Deteksi tepi yang dihasilkan dengan metode Canny merupakan deteksi tepi yang paling sempurna, karena garis yang dihasilkan dari deteksi tepi dengan metode Canny morfologinya sangat halus, dan semua garisnya terhubung. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Dari percobaan terhadap 3 metode deteksi tepi dalam matlab yaitu, Sobel, 372 Perbandingan Metode Pendeteksi

Canny, dan metode LoG maka dapat diambil kesimpulan bahwa, deteksi tepi paling baik dihasilkan dari penggunaan metode Canny. Deteksi tepi dengan menggunakan metode Canny adalah deteksi tepi terbaik dikarenakan morfologi garis yang dihasilkan oleh deteksi tepi ini lebih halus dan tidak terputus-putus. Karena alasan tersebut, maka sebagian besar proses segmentasi maupun ekstraksi suatu citra lebih banyak menggunakan metode Canny. Pada penulisan ini telah digunakan 5 objek citra UGS janin yang berbeda, namun hanya satu citra yang hasil deteksi tepinya paling baik. Selain itu, besar parameter-parameter yang digunakan antara satu citra dengan citra yang lain berbeda-beda. Dalam memproses suatu citra USG janin yang berbeda tidak dapat digunakan sebuah program dengan parameter yang sama sehingga harus dilakukan beberapa kali pengujian dengan besar parameter yang berbeda-beda untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Saran untuk pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini adalah citra USG janin yang akan dideteksi tepi harus baik, tidak boleh buram ataupun kabur, jika tidak harus dilakukan terlebih dahulu perbaikan kualitas citra. Kemudian perlu dilakukan uji coba terhadap data citra USG dalam jumlah yang besar. DAFTAR PUSTAKA [1] Gunaidi Abdia. Away, 2006. The Shortcut of MATLAB Programming. Informatika Bandung, Bandung. [2] Gonzales, Rafael C, R.E. Woods and S.L.Eddins. 2005. Digital Image Processing Using MATLAB. Pearson Education, India. [3] Rinaldi.Munir, 2004. Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik. Penerbit Informatika Bandung, Bandung. Perbandingan Metode Pendeteksi 373