APLIKASI TASAWUF DALAM DUNIA PENDIDIKAN MODERN. Mashudi Sekolah Tinggi Agama Islam Ma arif Magetan

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN TASAWUF DALAM PENDIDIKAN MODERN. Sarmita. Abstrak

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa).

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Saat belajar siswa tidak lepas dari sumber belajar. Sumber belajar

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

Mendidik Anak dengan Tauhid

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

SMA/MA IPS kelas 10 - SOSIOLOGI IPS BAB 4. SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIANLATIHAN SOAL BAB 4. Pemerintah. Masyarakat. Media Massa.

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamaroh dan Aswan Zain, STRATEGI BELAJAR MENGAJAR, PT RINEKA CIPTA, Jakarta, cet. 2, 2002, hal

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Hal ini berkaitan erat dengan aktivitas dakwah yang dilakukan, dakwah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

I. PENDAHULUAN II. RUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Dan Aku (Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (QS. Adz- Dzariyat: 56)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan berbagai metode dan media yang bersumber pada Al-Qur an, Seperti dalam firman Allah Swt, yang berbunyi;

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa perlu berkomunikasi. Manusia lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan sarana agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Setelah TVRI sebagai televisi pertama,

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. agama. Media massa merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ide yang di bawa dalam istilah itu. Definisi mana yang kita pilih,

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Pendidikan Agama Islam

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

1. Restio (204) 2. M.nurul saeful (201) 3. Hanif Al-hafidz (215) 4. Arif Rahman (180)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk merenovasi hidupnya dengan membangun semua unsur terkecil sampai terbesar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dan tentunya juga di dalam kehidupan pendidikan. dilakukan penelitian yang mendalam tentang kemanfaatannya.

Untuk menjadi penulis harus: 1. Menguasai topik yang akan ditulis, yaitu memahami topik secara komprehensif. Prinsip yang selalu dipegang oleh penulis

Transkripsi:

APLIKASI TASAWUF DALAM DUNIA PENDIDIKAN MODERN Mashudi Sekolah Tinggi Agama Islam Ma arif Magetan E-mail: staimmagetan075@yahoo.co.id Abstrak Kemajuan teknologi di segala bidang sedemikian pesatnya, bak air bah yang tak terbendung lagi arusnya. Kebutuhan lahir manusia sedemikian mudah didapat. Bepergian serba mudah dan cepat, berbicara jarak jauh tidak menjadi masalah. Di kalangan tertentu segala sesuatu serba mudah dan berlimpah ruah, hiburan hura-hura semakin merajalela, meskipun di kalangan tertentu yang lain ada yang hidup serba susah. Makan susah, tempat tinggal susah, menyekolahkan anak pun menjadi persoalan tersendiri bagi orang tua. Dalam kondisi seperti ini banyak orang yang hanya melihat dengan mata kepala dan hatinya kepada hal-hal yang bersifat material. Kenyataan membuktikan, bahwa pada umumnya seorang ibu atau ayah sudah bangga apabila dalam pelajaran bahasa Inggris, Matematika dan IPA nilai anak-anaknya mendapat angka 9. Mayoritas orang tua lupa bertanya berapa nilai pendidikan agama anak-anaknya. Sedangkan pendidikan agama jauh lebih penting dalam membentuk karakter dan moral anak. Terlebih pada era modern sekarang, pendidikan agama merupakan landasan yang fundamental dalam mencapai keberhasilan tujuan pendidikan secara umum baik dari nilai etika maupun estetika. Kata kunci: Tasawuf, pendidikan, modern. Pendahuluan Di zaman modern sekarang ini, banyak orang tua yang lebih bangga bila anak-anaknya mengikuti les matematika dan mata pelajaran umum lainnya daripada les pendidikan agama (membaca al-qur an dan sebagainya). Seorang teman penulis yang menjadi guru bahasa Arab di sebuah madrasah mengeluh karena dalam satu kelas hanya seorang siswa yang mempunyai kamus bahasa Arab, sedangkan mayoritas siswa mempunyai kamus bahasa Inggris. Hal ini merupakan gambaran bahwa anak-anak maupun orang tua

lebih mementingkan materi pelajaran umum (bahasa Inggris) dari pada bahasa Arab. Melihat kondisi di atas, maka penulis melihat bahwa tasawuf penting untuk diajarkan dalam pendidikan yang serba modern sekarang ini. Kharisudin Aqib menyatakan bahwa secara istilah tasawuf sebagai ilmu adalah suatu pengetahuan yang membahas tentang seluk beluk antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan Junaidi Al Baghdad menyatakan bahwa tasawuf adalah suatu keniscayaan bahwa dalam kondisi apapun kita harus senantiasa mengingat Allah. Berbeda denga Ma ruf Al Karokhi yang menyatakan bahwa tasawuf adalah mencari hakikat dan meninggalkan dari segala sesuatu yang ada pada tangan makhluk. Ibnu Khaldun mengatakan bahwa tasawuf adalah semacam ilmu syari ah yang timbul kemudian di dalam agama, asalnya adalah bertekun beribadah dan memutuskan pertaliannya dengan segala selain Allah, hanya menghadap Allah semata, menolak hiasan-hiasan dunia serta membenci perkara-perkara yang selalu memperdaya orang banyak, kenikmatan harta benda serta kemegahan duniawi dan menyendiri menuju jalan Tuhan dalam halwat dan ibadah. Abdul Karim Amrullah mengatakan bahwa tasawuf adalah membersihkan jiwa dari pengaruh benda atau alam supaya dia mudah menuju kepada Tuhan. Sedangkan Labib Mz dan Moh. Al-Azis menyatakan tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, menghias diri dengan sifat-sifat terpuji, tidak mementingkan urusan dunia, merasa cukup atas pemberian Allah atas dirinya disertai tawakal dan mahabbah kepada Allah. Ditegaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia bahwa tasawuf adalah ajaran untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan Allah.

Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas, maka penulis menggaris bawahi bahwa tasawuf merupakan: pengetahuan hubungan manusia dengan Tuhannya, keadaan beserta Allah, mencari hakikat dengan meninggalkan segala yang ada pada tangan makhluk, semacam ilmu syariat menghadap Allah, membersihkan jiwa menuju Allah, mendekatkan diri kepada Allah dan terakhir adalah ajaran mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah. Bertitik tolak pada esensi-esensi pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian tasawuf adalah ajaran atau ilmu pengetahuan untuk mencari hakikat dan membersihkan jiwa, serta berserah dan medekatkan diri kepada Allah, guna mendapatkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tujuan Tasawuf Labib Mz dan Moh. Al Aziz menjelaskan bahwa tujuan tasawuf adalah untuk mencapai ma rifatullah (mengenai Allah) dengan sebenarbenarnya dan tersingkapnya dinding (hijab) yang membatasi diri dengan Allah. Dalam mendekatkan diri kepada Allah selalu disertai semangat ibadah dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan hidup dan ma rifat billah. Dari pernyataan tersebut di atas, dapat diartikan bahwa dengan tasawuf manusia berusaha untuk meminimalisasi bahkan kalau bisa menghilangkan jarak antara dirinya dengan Sang Maha Pencipta dengan cara memperbanyak ibadah siang dan malam hari tiada henti, getaran hati dan segala gerak-gerik, tindak tanduk, berpikir dan berucap selalu tertuju kepada Allah untuk mencapai tujuannya. Ma rifat billah adalah melihat Tuhan dengan hati secara jelas dan nyata, dengan segala kenikmatan dan kebesaran-nya, tetapi tidak dengan kaifiyat (menggambarkan Tuhan seperti manusia atau benda atau yang lain

dengan ketentuan bentuk dan rupa) untuk mendapatkan jawaban kaefa (bagaimana zat Tuhan itu). Abu Bakar al Maliki menjelaskan bahwa ma rifat kepada Allah adalah merupakan cahaya yang dipancarkan Allah di hati hamba-nya, sehingga dengan cahaya tersebut hamba Allah tadi bisa melihat rahasiarahasia kerajaan Allah di bumi dan di langit dan hamba tersebut bisa mengamat-amati sifat kekuasaan dan kekuatan Tuhan. Adapu n kedekatan Tuhan dengan manusia tidak dapat diukur dengan apapun. Mengutip dari pernyataan Abu Bakar Asshidiq dalam sebuah hadist menyatakan bahwa kita bisa melihat Tuhan dengan sesuatu yang diperlihatkan kepada kita, karena Tuhan tidak bisa dilihat dengan panca indera, tidak bisa diukur dengan suatu ukuran dan yang dekat dengan kejauhan-nya dan yang jauh dengan kedekatan-nya. Tuhan itu di atas segala sesuatu dan tidak boleh dikatakan seperti sesuatu yang lain. Adapun kesempurnaan hidup (insan kamil) adalah manusia yang sudah mengenal dirinya sendiri, keberadaannya dan memiliki sifat-sifat utama. Ibnu Arobi mengatakan bahwa insan kamil adalah manusia yang sempurna karena selalu mendekatkan dirinya kepada Tuhan, sehingga mengqakitabkan adanya sifat-sifat Tuhan pada dirinya. Sejalan dengan pendapat tersebut Ibnu Arobi menyatakan bahwa insan kamil adalah miniature dari kenyataan Al Haq. Berbeda dengan Moh. Iqbal yang berpendapat bahwa adanya peleburan diri (miniature dari kenyataan Al Haq) dalam diri manusia tersebut, tidak mungkin terjadi karena Tuhan Maha Sempurna. Hal ini sejalan dengan pendapat Jalaludin Rumi yang menyatakan bahwa insan kamil adalah seorang yang sadar tentang keakuannya yang bersifat abadi.

Aplikasi Ajaran Tasawuf dalam Pendidikan Modern Kemajuan teknologi dalm bidang komunikasi dan informasi dalam segala bentuk dan media, baik media cetak maupun media elektronik menyebabkan manusia mudah mendapatkan informasi dalam segala bidang. Hal ini jelas berpengaruh terhadap kehidupan manusia disegala bidang pula termasuk moral dan relifi baik yang bersifat positif maupun yang negatif. Tasawuf yang merupakan ajaran moral atau akhlak yang mulai tentunya tidak terlepas dari pengaruh modernisasi. Adapun pengaruh modernisasi bersifat positif dan negatif, dimana hal tersebut menjadikan peluang ataupun hambatan. Pendidikan modern adalah pendidikan yang dilaksanakan dengan cara modern dan menggunakan alat-alat yang modern pula. Dijaman yang modern seperti sekarang ini komputer dan internet bukan sesuatu yang baru lagi dalam pendidikan dan pengajaran bahkan menguasainya menjadi sebuah kewajiban. Sudah banyak sekolah yang menggunakan fasilitas komputer ataupun internet dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Contoh kasus di SMP 1 Barat Magetan sudah mewajibkan siswanya bisa mengakses informasi atau pelajaran dari internet. Adapun pengaruh modernisasi menjadikan hambatan tersendiri bagi implementasi ajaran tasawuf. Hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut: 1) kita mengetahui bahwa anak-anak dan remaja yang sedang tumbuh dan berkembang mempunyai kegemaran dan sifat yang mudah dan suka meniru, selalu ingin tahu, ingin mencoba dan sebagainya. Sedangkan kita tahu pula bahwa pada saat ii, tayangan di TV baik nasional, lokal maupun swasta hampir setiap saat menayangkan sikap, tingkah laku dan cara berpakaian atis yang tidak mencerminkan moral yang utama seperti berpakaian minim dan membuka aurat yang justru dikatakan bagian dari seni.

2) Hand pone kini sudah banyak dilengkapi dengan alat yang canggih, sehingga dengan alat tersebut pengguna yang notabene remaja secara privaci dapat bermain game, mendengarkan TV, radio ataupun mengakses situs-situs pelajaran bahakan situs-situs yang berbau pronograsi. Hal ini tanpa disadari merupakan strategi-strategi para kapitalis modern dalam menurunkan mental dan moral bagi generasi muda. 3) Banyaknya majalah yang memuat berita dan gambar-gambar yang semestinya bukan konsumsi anak-anak dan remaja juga merupakan hambatan tersendiri bagi pengajaran tasawuf pada pendidikan modern sekarang ini. Adapun peluang modernisasi bagi pengajaran tasawuf adalah sebagai berikut: 1) siaran TV dan radio yang bermutu dapat menunjang aplikasi ajaran tasawuf, 2) hand pone dapat digunakan untuk media berdakwah, misalnya melalui ring tone suara azan, ayat kursi, bismillah, assalamu alaikum dan sebagainya yang memungkinkan penggunanya bersikap islami dan dekat denga Tuhan, 3) Majalah-majalah keagamaan dapat dijadikan sebagai sarana berdakwah seperti Assunah, Mimbar dan sebagainya. Penutup Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kemajuan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunnikasi merupakan hambatan bagi apliksasi tasawuf. Pada sekolah modern apabila para siswa yang pada umumnya masih anak-anak dan remaja harus dibentengi dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat. Sehingga dari pernyataan di atas, penulis memberikan saran kepada para pendidik dan orang tua agar jeli memperhatikan anak-anak atau para siswa, sering mengamati bacaaan anak baik buku maupun majalah, juga sering mengadakan pemeriksaan hand pone yang anak-anak bawa agar anak-

anak terhindar dari pengaruh buruk yang ditimbulkan dari media komunikasi dan informasi tersebut. Adapun saran kepada pemerintah agar selalu mengadakan sosialisasi internet sehat ataupun pengawasan terhadap UU ITE dan UU pornografi serta pornoaksi. Daftar Pustaka Aqid, Kharisudin, Aktualisasi Tasawuf dalam Pendidikan Modern, Ponorogo: Brosur Kuliah, 2009. Mz, Labib, Tasawuf dan Jalan Hidup Para Kyai, Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2000. Tim Penyusun Kamus Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.