BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Karakteristik Kebiasaan Menonton Televisi Di Kalangan Pelajar SD Dwiwarna 3 Dan SD Negeri No Oleh : RISHALENI MUNIANDY

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Setelah TVRI sebagai televisi pertama,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media massa memiliki peranan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan salah satu periode perkembangan yang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan pemiliknya, dengan karakteristik: pertama, mengandalkan iklan sebagai sumber

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa baik cetak maupun eletronik yang salah satunya yaitu televisi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

I. PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan

BAB I PENDAHULUAN. secara berbeda.usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosio-ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. akan informasi pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses pernyataan manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika komunikasi sudah menjadi bagian penting dari suatu masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari aspek fisik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN KAMPANYE IKLAN PEPSODENT VERSI SMASH TERHADAP SIKAP MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Televisi Televisi dilihat dari asal kata, dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tele dan vision, yang secara harfiah dapat berarti sebagai visualisasi dari sebuah objek yang jauh. Televisi dan radio merupakan media massa elektronik. Media massa yang dalam menyampaikan pesan akan sangat bergantung pada aliran listrik. Pada masa sekarang media massa elektronik juga dapat ditayangkan melalui bantuan tenaga diesel. Membedakan media cetak dengan media televisi sebagai berikut: televisi dan radio menguasai ruang, tetapi tidak menguasai waktu, sementara media cetak (surat kabar/majalah) menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang. Televisi sebagai media massa harus mempunyai unsur-unsur penting, yaitu:(kuswandi 1998) a. Adanya sumber informasi b. Isi pesan c. Saluran informasi d. Khalayak sasaran e. Umpan balik 2.2. Fungsi Televisi Televisi merupakan media massa yang sangat efektif untuk mempengaruhi penonton. Fungsi televisi dibagi menjadi tiga, yaitu: A. Sebagai media pendidikan

Televisi sebagai media pendidikan, karena pesan yang ditayangkan mengandung nilai-nilai pendidikan. Ajakan kepada penonton untuk melakukan hal positif, mengajak untuk taat menjalankan ibadah, dan menyadarkan penonton dari hal-hal yang tidak baik. Walaupun banyak tayangan televisi yang merusak nilai-nilai positif. B. Sebagai Media Hiburan Televisi dalam menayangkan acaranya banyak yang bersifat menghibur penonton. Hal tersebut agar mengajak penonton untuk tidak konflik dan sebagai media informasi Menyajikan pengetahuan, pesan, dan nilai-nilai baru yang dapat diterapkan di masyarakat. C.Sebagai Media Sosial Televisi dapat menyampaikan pesan-pesan sosial yang dapat mempengaruhi penonton supaya memiliki jiwa sosial. Pesan yang disajikan mengandung sebuah upaya sosial, interaksi, dan imitasi.( Arief 2000 ) 2.3.Peran Media Massa Media Massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigm utama media masssa. Dalam mempelajari paradigm media massa berperan: 1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat 2. Sebagai media informasi dan edukasi 3. Sebagai media hiburan.

Televisi sebagai media audio visual juga memiliki kekurangan, baik itu dari sifat medianya maupun pengemasannya. Menurut Waldoyo (2000) kekurangannya antara lain:a. Komunikasinya bersifat searah, sehingga kecil kemungkinan audience untuk memberikan respon aktif terhadap informasi yang diterimanya. Pada hal dalam upaya mengoptimalkan kualitas ketika kita menyampaikan pesan, sebaiknya komunikasi dilakukan secara timbal balik (dua arah). a. Biaya yang relatif mahal untuk merancang dan mengembangkan paket program siaran yang akan disajikan bagi pemirsanya. b. Dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kondisi geografis, kondisi cuaca yang kurang baik kadang-kadang mengganggu kualitas tayangan program siaran yang ditayangkan. Begitu pula pada daerah-daerah tertentu, acapkali siaran televisi tidak dapat diterima dengan baik. c. Sulitnya televisi mengendalikan dan menyeleksi informasi yang diterima. Tayangan televisi cenderung dapat disaksikan oleh setiap orang tampa mengenal usia maupun status sosial dalam masyarakat. Karena bagaimanapun suatu jenis informasi belum tentu cocok atau sesuai dengan semua orang. 2.4.Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku Televisi sebagai sebuah media komunikasi mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku.pengaruh televisi terhadap perilaku terjadi bila terdapat perubahan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.terdapat empat efek pemanfaatan media massa, yaitu: a. Efek kehadiran media massa, yaitu menyangkut pengaruh keberadaan media massa secara fisik.

b. Efek kognitif, yaitu mengenai terjadinya perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsi siswa. c. Efek afektif, yaitu berkenaan dengan timbulnya perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci siswa. (Rakhmat 2000), d. Efek behavior, yaitu berkaitan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang mencakup pola-pola tindakan kegiatan, atau kebiasaan berperilaku siswa. Televisi mempuyai pengaruh yang positif dan negatif bagi perilaku siswa. Perubahan pada perilaku siswa bebas bermain di dalam, bermain dengan air dan tanah, namun pada saat menonton televisi, anak menjadi tidak perhatian pada orang lain dan pada apa yang terjadi disekitarnya.kecenderungan meningkatnya tindak kekerasan dan perilaku negatif lainnya pada siswa diduga sebagai dampak gencarnya tayangan televisi. Setelah televisi dimatikan, anak akan menjadi gugup, menangis dan tak jarang akan berteriak. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh organisasi psikologis di Amerika tahun 2001, mengatakan bahwa anak-anak yang menonton film kartun menjadi lebih agresif dan mudah melakukan tindakan kekerasan. Organisasi tersebut menjelaskan ada tiga efek dari menonton kekerasan di televisi, yaitu siswa jadi kurang sensitif terhadap penderitaan orang lain, anak menjadi takut bersosialisasi dengan dunia luar dan siswa menjadi lebih agresif terhadap orang lain. Televisi sebagai media massa dapat memberikan pengaruh terhadap beberapa aspek, yaitu: 1. Aspek Kognitif 2. Aspek Afektif 3. Aspek Konatif

Pengaruh televisi terhadap perilaku dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu pendidikan, sosial, dan ekonomi. Perubahan perilaku dapat dilihat secara bertahap dan tidak langsung berubah secara signifikan. Pada tahun 2001 National Institute of Mental Health mengadakan pengkajian terhadap 2.500 penelitian tentang dampak televisi dengan kesimpulan: 1. Ada korelasi langsung antar kekerasan dalam televisi dan perilaku agresif, meskipun tidak dapat diduga siapa dan mengapa dipengaruhi. 2. Penonton setia televisi lebih menunjukkan sifat penakut, kurang percaya diri, dan lebih gelisah. 3. Anak yang menonton program yang prososial (program yang konstruktif) akan lebih berkelakuan baik. Dilihat dari aspek pendidikan, bahwa pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan akan lebih jelas dan tergambarkan oleh tayangan media audio visual. Tayangan-tayangan informasi, seperti acara keagamaan, berita, dan dialog merupakan jenis tayangan yang bernuansa pendidikan.penonton akan melakukan hal yang positif dari tayangan tetsebut, seperti tayangan keagamaam mengajak penonton yang tadinya tidak menjalankan ibadahnya, maka dengan menonton akan menjalankan ibadahnya. penonton akan meningkat pengetahuanna, salah satunya melalui tayangan televisi. Kebiasaan menonton televisi secara pasti menurunkan kemampuan anak untuk membaca. Baik buku umum terlebih buku pelajaran. Media massa sangat berpengaruh dalam pendidikan IPS. Informasi yang ditayangkan oleh televisi akan menggugah penonton untuk melakukan sesuatu. Manfaat penggunaan televisi khususnya di sekolah, yaitu: a. Televisi bersifat langsung dan nyata b. Televisi memperluas tinjauan kelas c. Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa yang lalu d. Televisi dapat menunjukkan semua hal dan segi. (Siregar 2001)

Dilihat dari aspek ekonomi, Penonton akan mengikuti gaya yang ditayangkan pada televisi, seperti menjadi lebih konsumtif. Siaran televisi dalam kategori sosial akan mempengaruhi penonton untuk membeli produk. Penonton bisa melakukan pemborosan sesuai dengan isi tayangan acara televisi. Penonton juga dapat diajak untuk hidup lebih disiplin, hemat, dan dapat mengatur kehidupannya. (Fara, 2001) Menurut Esther Tjahja (2000) televisi dapat menjadi guru bertombol, ditambah jika televisi dapat memberikan tampilan acara-acara yang bersifat edukatif Program televisi yang bersifat pendidikan, misalnya si bolang yang dapat meningkatkan pengetahuan umum, dan jika aku menjadi yang mengandung nilainilai sosial. Program tersebut dikemas dengan menarik walaupun nuansa pendidikannya tetap ada. Televisi merupakan sumber belajar yang sangat efektif untuk meningkatkan perilaku pembelajaran peserta didik. Televisi juga dapat menyajikan kejadian yang aktual dengan kondisi yang nyata sehingga dapat memberikan informasi sesuai kejadian, seperti kejadian Aceh, Solo, Irak, dan lainlain. Peneliti berpendapat bahwa media televisi sangat efektif untuk mempengaruhi penonton. Pesan atau informasi yang diberikan oleh media televisi dapat membuat penonton melakukan sesuatu. Perilaku seseorang merupakan sebuah respon akibat dorongan yang ada. 2.5. Perilaku dan karakteristik Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh perilaku seperti itu. Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai sosok

yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena ia akan memberikan pengaruh yang cukup besar. A. Proses kognitif Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon pelatih yang terus berpikir agar kelak dikemudian hari menjadi pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan orang lain akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang siswa karena selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses dalam pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas jasmani yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan mendukung teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar. (sekaragengpratiwi.wordpress, 2012) 2.6.Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Anak Dalam perkembangan teknologi dan informasi saat ini, televisi (TV) telah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan hiburan maupun informasi. Semakin tingginya minat masyarakat dalam menonton TV, baik itu dari kalangan orangtua, remaja dan anak-anak telah ikut meningkatkan bisnis penyiaran di Indonesia, sehingga banyak stasiun-stasiun TV bersaing dalam menyuguhkan berbagai macam acara untuk menarik masyarakat menontonnya. (Wahyudi 2003) Permasalahan lain yang timbul adalah ketika anak menonton kartun bisu seperti Shaun the Sheep, Bernard, Vicky & Johnny, Oscar, dan lain sebagainya secara berulang dan terus-menerus juga dapat mempengaruhi kepribadian anak. Kepribadian merupakan susunan sistem-sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik yang dimaksud meliputi kebiasaan, sikap, tata nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan

motif yang bersifat psikologis. Karakter/tokoh dalam film kartun bisu memiliki sifat atau kebiasaan serta perilaku tertentu, jika ditonton berulang maka sifat atau perilaku tersebut yang akan ditiru oleh anak. Maka dampak paling nyata (observable) film kartun bisu terhadap kepribadian anak adalah perilaku enggan berbicara pada anak. http://smoeland..com/2013/01/makalah-pengaruh-tontonan-tv-terhadap.html Tayangan televisi untuk anak-anak tidak bisa dipisahkan dengan film kartun. Karena jenis film ini sangat populer di lingkungan mereka, bahkan tidak sedikit orang dewasa yang menyukai film ini. Jika kita perhatikan, film kartun masih didominasi oleh produk film impor. Tokoh seperti Batman, Superman, Popeye, Mikhty Mouse, Tom and Jerry, atau Woody Woodpecker begitu akrab di kalangan anak-anak. Begitu pula film kartun Jepang, seperti Dora Emon, Candy Candy, Sailoor Moon, Dragon Ball, Spongebob Skuarepants, Dora The Explorer, Kapten Tsubasa, Ranma, Scooby Doo, Crayon Sincan, dan Rugrats sangat populer dan bahkan mendominasi tayangan stasiun televisi kita. Berdasakan laporan dari UNICEF pada tahun 2007 menyatakan bahwa anak-anak di Indonesia menonton rata-rata 5 jam sehari di depan TV atau total 1560-1820 jam/ tahun. Angka ini menurut UNICEF jauh lebih besar ketimbang jam belajar anak SD yang hanya 1000 jam/ tahun. Maka dapat dilihat begitu besarnya pengaruh yang akan ditimbulkan oleh acara-acara yang ada di TV kepada anak-anak jika tidak ada pengawasan dan bimbingan dari orangtua, tidak hanya dari adegan-adegan dan ucapan-ucapan saja yang dapat mempengaruhi anak-anak, tetapi juga poses sosialisasi dengan keluarga, lingkungan alam dan masyarakat juga akan berkurang. Persatuan psikologi Amerika pada tahun 1985, menyatakan bahwa penayangan kekerasan di TV berulang-ulang dapat membuat anak-anak tidak hanya menerima kekerasan dalam kehidupan nyata, tetapi mereka sendiri telah menjadi lebih keras. Jika kita melihat acara-acara yang disajika oleh stasiun televisi, banyak acara yang disajikan tidak mendidik malahan bisa dakatakan berbahaya bagi anak-anak untuk di tonton. Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan

pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura (mementingkan duniawi saja) dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang akan menggrogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa. Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan terhibur serta merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara selanjutnya. Sudah sepatutnya orang tua menyadari hal seperti ini. Dibawah ini dicantumkan data mengenai fakta tentang pertelevisian di indonesia Indonesia. 1. tahun 2002 jam tonton televisi anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560 1.820 jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari 1.000jam/tahun. 2. 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak mengandung adegan kekerasa, seks dan mistis yang berlebihan dan terbuka. 3. saat ini ada 800 judul acara anak, dengan 300 kali tayang selama 170jam/minggu padahal satu minggu hanya ada 24 jam X 7 hari = 168 jam. 4. 40 % waktu tayang diisi iklan yang jumblahnya 1.200 iklan/minggu, jauh diatas rata-rata dunia 561 iklan/minggu.