Jurnal Perangkat Nuklir ISSN No Volume 05, Nomor 01, Mei 2011 RADIOAKTIF RANCANG BANGUN PROTOTIPE TUNGKU PEMBAKAR SAMPAH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR PEMBAKAR LIMBAH RADIOAKTIF TIPE HK-2010

KARAKTERISTIK TEMPERATUR DAN REDUKSI LIMBAH RADIOAKTIF PADAT RUANG BAKAR PROTOTIPE TUNGKU HK Henky Poedjo Rahardjo

FABRIKASI INSINERATOR PORTABEL UNTUK KEBUTUHAN PUSKESMAS

Bab 3 Perancangan dan Pembuatan Reaktor Gasifikasi

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

RANCANG BANGUN TUNGKU PORTABLE BAHAN BAKAR BATUBARA YANG AMAN UNTUK KESEHATAN PEMAKAINYA 1

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

BAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PENGOLAHAN BATU BARA MENJADI TENAGA LISTIRK

Modifikasi Ruang Panggang Oven

OPTIMASI DESAIN SISTEM TERMAL PADA RUANG BAKAR TUNGKU PENGECORAN KUNINGAN MENGGUNAKAN BRIKET BATUBARA KALORI RENDAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

TUGAS AKHIR PERANCANGAN KOMPOR BRIKET BIOMASS UNTUK LIMBAH KOPI

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB V PENUTUP Perancangan Tungku Pengecoran Alumunium dilakukan mulai dari. samping, rangka burner, rangka tungku, dan instrument.

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB 4 HASIL & ANALISIS

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

LAPORAN TUGAS AKHIR PENURUNAN KADAR AIR BAHAN MATERIAL DENGAN ROTARY DRYER SISTEM COUNTER CURRENT

PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI

ABSTRAK. penting dalam penentuan kualitas dari tepung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan matematis

UNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

PREDIKSI KARAKTERISTIK TERMOFLUIDA PROSES PERPINDAHAN PANAS DI DALAM RUANG BAKAR INCINERATOR. Veronica Indriati Sri Wardhani

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ANALISIS PERANCANGAN TUNGKU PENGECORAN LOGAM (NON-FERO) SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN

Revisi SNI Daftar isi

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

PENGEMBANGAN DISAIN TUNGKU BAHAN BAKAR KAYU RENDAH POLUSI DENGAN MENGGUNAKAN DINDING BETON SEMEN

DAUR ULANG KERTAS PEMBUNGKUS ROKOK SEBAGAI BAHAN BAKAR BRIKET DALAM MENJAGA KESEHATAN

Sistem pengering pilihan

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

MESIN PENGERING KAYU SEDERHANA UNTUK HOME INDUSTRI. Murni *)

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

Alat Pengolah Sampah Tanpa Bahan Bakar

BAB III METODE PENELITIAN

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan

PEMILIHAN MATERIAL DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUSIBLE PELEBUR ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG DENGAN BAHAN BAKAR PADAT

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.

PEMILIHAN BAHAN BAKAR DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUCIBLE UNTUK PELEBURAN ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BATU BARA

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BIOMASSA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR PINDAH PANAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

Mengetahui sifat-sifat beton terhadap panas sangat penting agar dapat

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Transkripsi:

RANCANG BANGUN PROTOTIPE TUNGKU PEMBAKAR SAMPAH RADIOAKTIF Margono 1, Henky Poedjo Rahardjo 2 1 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, 2 Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri ABSTRAK RANCANG BANGUN PROTOTIPE TUNGKU PEMBAKAR SAMPAH RADIOAKTIF. Berbagai eksperimen dalam laboratorium litbang nuklir selalu tidak terlepas dari pemakaian benda-benda kerja, baik berupa peralatan, ataupun bahan yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan zat radioaktif. Benda kerja yang dipergunakan dalam kegiatan laboratorium tersebut, pada saatnya akan tidak dipergunakan lagi, dan akan menjadi sampah yang terbuang. Sampah tersebut karena telah tercemar zat radioaktif maka digolongkan sebagai sampah radioaktif. Sampah radioaktif tidak dapat langsung dibuang ke lingkungan, terutama jika aktivitasnya masih di atas batas yang diizinkan (di atas paparan latar belakang). Oleh karena itu perlu dilakukan penyimpanan dan pemrosesan terlebih dahulu agar tidak mencemari lingkungan. Tempat penyimpanan sampah radioaktif berupa tempat penampungan yang dibatasi dinding-dinding penahan, agar radiasi radioaktif yang dipancarkan sampah radioaktif tidak bebas keluar. Masalahnya jika volume sampah radioaktif yang disimpan besar, maka akan diperlukan ruangan yang besar pula. Hal ini akan menyebabkan meluasnya medan radiasi sehingga jangkauan aktivitas radiasi radioaktifnya menjadi luas. Demikian pula biaya penyediaan tempat penyimpanannya jadi mahal. Untuk menghindari meluasnya aktivitas radiasi dan mahalnya biaya tempat penyimpanan sampah radioaktif maka diperlukan suatu proses yang dapat mereduksi sampah tersebut, salah satunya yaitu dengan cara pembakaran. Dalam riset ini diusulkan pembuatan suatu prototipe pembakar sampah radioaktif yang sederhana, aman, relatif murah. Metoda yang digunakan dalam pembuatan pembakar sampah radioaktif ini dimulai dengan perancangan ruang bakar, dilanjutkan dengan pembuatan. Diharapkan prototipe ini dapat mereduksi volume sampah sekecil mungkin. Kata kunci: tungku, sampah, radioaktif, mereduksi, pembakaran. ABSTRACT DESIGN AND CONSTRUCTION OF RADIOACTIVE WASTE INCINERATOR PROTOTYPE. Various experiments in nuclear research and development laboratoratoty are always inseparable from the use of objects of work, whether in the form of equipment, or materials which are directly or indirectly interact with radioactive substances. Workpiece used in these laboratory activities, in time will not be used again, and will become an outcast garbage. The waste has been contaminated with radioactive then classified as radioactive waste. Radioactive waste can not be directly discharged into the environment, especially if the activity was still above the permitted levels (above the background exposure). Therefore, storage and processing needs to be made in advance so as not to pollute the environment. Storage of radioactive waste in the form of restricted shelters retaining walls, for radioactive radiation emitted by radioactive waste is not free to exit. The problem is if the volume of stored radioactive waste is will need a big room too. This will cause widespread radiation field so that the range of radioactive radiation activities became widespread. Similarly, the cost of providing storage to be expensive. To avoid the spread of radiation activity and the high cost of storage of radioactive waste, we 1

need a process that can reduce waste, one of them is by burning. In this research proposed the creation of a prototype burner radioactive waste that is simple, safe and relatively inexpensive. The method used in the manufacture of radioactive incinerator was started by designing the combustion chamber, followed by manufacturing. This prototype is expected to reduce the waste volume as small as possible Key words : incinerator, waste, radioactive, to reduce, burning. 1. PENDAHULUAN Suatu lembaga penelitian selalu menghasilkan produk penilitian yang berupa alat ataupun makalah dari penelitian tersebut. Dalam melakukan penelitian sering kali menggunakan bahan-bahan tertentu sebagai sarananya. Dari bahan-bahan tersebut dihasilkan sampah, ada padat ataupun cair tergantung bahan yang digunakan. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara yang padat dan yang cair untuk memudahkan pengelolaannya. Di BATAN, Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri khususnya banyak sekali menghasilkan sampah padat terutama kertas, plastik dan karet, sehingga diperlukan pengelolaan yang baik. Sampah yang dihasilkan terutama yang terkontaminasi zat radioaktif, tidak boleh dibuang di sembarang tempat pembuangan sampah umum. Sampah ini harus disimpan di tempat khusus untuk sampai aktivitasnya meluruh sesuai batas yang diijinkan untuk diproses [1]. Tempat penyimpanan sampah yang dimiliki sampai volumenya terbatas, sementara sampah semakin banyak, maka diperlukan alat pemroses untuk mereduksi volume sampah tersebut. Salah satu cara mereduksi sampah padat adalah dengan cara membakarnya, untuk itu maka perlu dibuat tungku pembakar sampah. Adapun tungku yang diperlukan adalah tungku yang tahan terhadap panas yang dihasilkan oleh sampah kertas, plastik dan karet. Dalam melakukan kegiatan rancang bangun tungku pembakar sampah ini diperlukan bahan-bahan yang memenuhi kriteria tersebut, yaitu temperatur tertinggi sampah yang dibakar adalah 640 o C, sehingga tungku harus dirancang tahan pada suhu lebih tinggi dari 640 o C. Oleh karenanya tungku dirancang mampu sampai pada suhu 750 o C agar tidak terjadi kerusakan pada saat digunakan pembakaran [2]. Di samping itu dinding luar tungku tidak panas apabila disentuh dengan tangan manusia, agar operator pembakar sampah aman dalam melakukan pembakaran dan suhu udara disekitanya masih nyaman Jadi jelaslah bahwa dengan adanya kegiatan litbang di bidang nuklir selain menghasilkan kemajuan teknologi nuklir menghasilkan pula sampah yang bersifat radioaktif. Sampah ini apabila tidak secepatnya ditangani akan terjadi penimbunan yang dapat berbahaya bagi lingkungan. Apalagi sampah yang mempunyai radioaktivitas tinggi maka penanganannya harus cepat dan terkendali. Oleh karena itu perlu dipikirkan secepatnya penanganan sampah radioaktif tersebut agar tidak mengganggu lingkungan, yaitu dengan cara mereduksi melalui pembakaran di dalam tungku pembakar sampah radioaktif. 2. TEORI Perancangan pembakar sampah radioaktif dilakukan atas dasar pertimbangan data masukan, analisis awal dan dilengkapi dengan perhitungan teoritis. Bentuk pembakar sampah padat dapat berupa kotak atau silinder [2]. Dari teori perpindahan panas diharapkan bahwa bentuk silinder akan lebih baik untuk ruang bakar, karena distribusi panas di dalam ruang bakar akan lebih merata. Hal ini dimungkinkan karena tiap titik pada sisi silinder mempunyai jarak yang sama ke garis pusat silinder, lihat Gambar 1 dan 2

laju perpindahan kalornya pada persamaan (1) di bawah ini, Gambar 1. Perpindahan kalor dalam ruang berbentuk silinder. Jika suhu maksimum berada di pusat silinder atau sumber kalor ada di pusat silinder maka laju perpindahan kalor (q) dari tengah ke luar silinder seperti dinyatakan dalam persamaan (1) berikut, jantung pembakar sampah, yang di dalamnya dapat berlangsung reaksi pembakaran sempurna pada suhu yang tinggi, tergantung jenis material sampah yang dibakar. Untuk mencapai suhu pembakaran sempurna tersebut, mulamula dilakukan proses pengeringan sampah dengan memberi sejumlah kalor untuk penguapan sampah basah dan penguapan kandungan air dalam sampah, sehingga dicapai suhu sampah kering. Kemudian ditambahkan kalor untuk menaikkan suhu sampai mencapai titik didih air. Selanjutnya ditambahkan lagi kalor untuk menaikkan suhu dari titik didih sampai mencapai titik nyala. Titik nyala ini tergantung dari jenis material sampah yang akan dibakar. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan para ahli diperoleh bahwa titik nyala bahan kertas, plastik dan karet, ditunjukkan seperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1 Titik nyala bahan kertas, plastik dan karet.[3] Q = U o A o ( T maks T o )...( 1 ) [4],[5] dengan, 1 U o = --------------------------------------- r o / r i h + [r o ln(r o /r i )]/k + 1/h A o = 2 πr o L, luas permukaan perpindahan kalor (m 2 ) r o = jari-jari luar (m) r i = jari-jari dalam (m) h = koefisien perpindahan kalor konveksi (W/m 2 K) k = koefisien perpindahan kalor konduksi (W/m 2 K) T o = suhu dinding tungku luar ( o K ) T maks = suhu maksimum dinding tungku dalam ( o K ) Bentuk silinder juga mempunyai pengaruh yang baik bagi pengendalian radiasi yang dipancarkan sampah radioaktif [1]. Ruang bakar merupakan Bahan Titik Nyala ( o C ) kertas plastik karet 180 430 140 640 150 500 3. PERANCANGAN TUNGKU Jenis sampah yang akan dibakar sebagian besar adalah kertas, plastik dan karet, maka ditentukan suhu ruang bakar yang direncanakan adalah 750 o C, lebih tinggi dari pada titik nyala tertinggi bahabahan sampah tersebut. Oleh karena itu dinding ruang bakar harus dipilih dari bahan yang tahan pada suhu tinggi tersebut. Syarat yang lain bagi bahan dinding ruang bakar adalah harus dapat menahan radiasi panas ke lingkungan sekitar tungku agar ruang operator tidak panas [2]. Dinding tungku dibuat dua lapis yaitu dinding primer dan sekunder yang dipisahkan dengan ruang udara. 3

Komposisi bahan tahan api pada umumnya terdiri dari SiO 2, Al 2 O 3, TiO 2, Fe 2 O 3, CaO, MgO, Na 2 O dan K 2 O.[3] Dinding tungku primer dibangun dari batubata yang dibuat dari campuran semen tahan api, pasir batu dan semen bangunan. Perbandingannya 1 : 1 : 1 yang kemudian dicampur dengan air dan dicetak seperti pada Gambar 2 di bawah : Gambar 3. Susunan batubata untuk ruang bakar Gambar 2. Bentuk batu bata dinding tungku Tungku pembakar dirancang untuk membakar sampah sebanyak 0.5 m 3 untuk sekali bakar. Pembuatan dimulai dengan mencetak batubata untuk dinding ruang bakar primer. Ukuran batu-bata dapat disesuaikan dengan volume ruang bakar sampah radioaktif yang telah dirancang, yaitu dengan membagi luas dinding ruang bakar dengan jumlah bata yang telah ditentukan untuk dipasang. Bahan batu bata dibuat dari bahan yang tahan suhu tinggi, di atas 750 o C. Kemudian dibuat ruang bakar primer dengan menyusun batubata yang telah dibuat dalam bentuk silinder. Rangka bakar diletakkan dibagian tengah silinder dan dibuat lubang di bawahnya untuk pembuangan material sisa pembakaran. Dinding ruang bakar primer terdiri dari susunan batubata seperti terlihat pada Gambar 3. dari ruang bakar, yaitu dengan cara pemisahan partikel dari gas buang menggunakan penyemprot air (nozel), sehingga partikel akan jatuh ke bawah sedang gasnya akan diteruskan oleh blower dan dilewatkan ke suatu filter udara untuk menyaring partikel yang Untuk menahan baik radiasi radioaktif maupun radiasi termal yang kemungkinan masih lolos dari sela-sela dinding primer, maka dibuat dinding sekunder yang merupakan dinding beton biasa tidak dicampur semen tahan api dengan tebal tertentu dan bentuknya seperti bata dinding primer dengan diameter lebih besar. Dinding sekunder ini membentuk kolom udara untuk penyediaan udara yang akan didistribusikan sebagai udara bawah api yang berguna untuk mencatu oksigen, udara atas api dan udara sekunder. Kolom udara ini juga berfungsi sebagai lapisan pendingin dan penahan keluarnya kalor dari dinding primer ke lingkungan, udara disekitarnya tidak panas dan nyaman bagi operator. Kegunaan yang lain dari dinding sekunder adalah sebagai penyangga tutup ruang bakar dan cerobong gas buang. Direncanakan cerobong pengelolaan gas buang ini akan dilakukan secara terpisah kemungkinan masih ada yang lolos kelingkungan. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah sampai pada tungku bakar saja. Tungku bakar ini bentuknya direncanakan sebuah tungku bongkarpasang ( knock down), untuk itu maka tutup tungku juga direncanakan seperti 4

pada dindingnya yang bisa dibongkarpasang. Untuk itu tutup tungku harus sesuai dengan dinding primernya, seperti terlihat pada Gambar 4 di bawah : 45 o 23,6 cm 51 cm 36,9 cm 39,25 cm 42,4 cm 45,5 cm 48,67 cm 35 cm 3 cm 4 cm 3 cm 10 cm 3 cm 12 cm 3 cm Gambar. 4. Bentuk bata penutup tungku dalam Gambar. 5. Perencanaan dasar tungku Gambar 6. Dimensi dan ukuran tungku 5

dinding sekunder dinding primer Lantai Gambar 7. Irisan Vertikal Tungku Gambar 8. Isometri Rancangan Prototipe Pembakar Sampah Radioaktif [3] Keterangan Gambar 8: 1. Bagian bawah cerobong 2. Saluran pemasukan SRA 3. Pintu penutup luar saluran SRA 4. Tabung SRA 5. Dudukan dan pengungkit tabung SRA 6. Ruang bakar sekunder 7. Pintu penutup dalam saluran SRA 8. Dinding ruang bakar sekunder 9. Sekat pemisah ruang bakar primer dan sekunder 10. Celah pemasukan udara sekunder 11. Dinding ruang bakar primer 12. Rangka bakar 13. Lubang pemasukan udara atas api 14. Burner 15. Pintu penutup lubang burner 16. Segmen kerucut 17. Dinding sekunder 18. Lubang pemasukan udara bawah api 19. Saluran pemasukan udara bawah api 20. Penutup bawah rangka bakar 21. Tabung abu 22. Saluran pemasukan dan pengeluaran tabung abu 23. Pintu penutup saluran abu 24. Pintu penutup saluran pembersih sisa abu 25. Lubang saluran pemasukan udara luar dan penutupnya 26. Tutup pengendali saluran pemasukan udara luar 6

Gambar 9. Foto proses pembuatan tungku dan pengetesan dinding primer 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah tungku pembakar sampah dibangun sesuai dengan perencanaan, maka tungku dalam dibakar langsung dengan burner selama kira-kira 30 menit lebih sampai dinding terbakar membara bagian dalamnya. Pengujian ini dilakukan beberapa kali dan dilakukan sebelum dinding sekunder dibuat, untuk membuktikan apakah tungku akan menjadi rusak seandainya sampah yang dibakar sampai bisa membakar dinding tungku. Dari hasil pengujian ini ternyata dinding tungku tidak mengalami perubahan, karena pembakaran tersebut 7

belum mencapai titik bakar bahan dinding tungku dan bahan dinding menggunakan semen tahan api. Dalam pengujian ini tidak digunakan langsung membakar sampah karena cerobong asapnya belum dibuat. Cerobong yang direncanakan akan dilengkapi dengan blower penghisap udara di sela-sela dinding, asap hasil pembakaran dan dipasang filter untuk menyaring gas buang serta sprayer yang berfungsi sebagai pendingin dan penangkap abu yang terbawa ke atas. Namun cerobong baru akan dibuat pada tahun berikutnya, pengamatan lebih terperinci akan dilakukan pada saat cerobong dan kelengkapannya sudah terpasang. 5. KESIMPULAN 6. DAFTAR PUSTAKA 1. MORAN, M. J. AND SHAPIRO, H. N., Fundamentals Engineering Thermodynamics, John Willey & Sons, Inc., New York, 2004 2. PROFIO, A. EDWARD, Radiation Shielding and Dosimetry, John Willey & Sons, Inc., New York, 1979 3. Incinerator Umum Alat Pengolahan Sampah, Maxpell Technology, Solusi Alternatif Penanganan Sampah, Copyright 2008 4. COREY, RICHARD C., Editor : Principles and Practices of Incineration, John Willey & Son, Inc., New York, 1969. 5. REYNOLDS, W. C. AND PERKINS, H. C., Engineering Thermodynamics, 2 nd Edition, Mc- Graw-Hill, Inc. USA, 1982. Dari uraian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Rancangan yang diajukan memenuhi syarat untuk dibuat. 2. Dengan adanya rancangan ini diharapkan agar dapat direalisasikan dengan segera sehingga penanganan sampah radioaktif dapat diatasi. 8