JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Studi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

Bilge keel. Bilge keel. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) G-174

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

Analisa Sudut Serang Hidrofoil Terhadap Gaya Angkat Kapal Trimaran Hidrofoil Menggunakan Metode Computational Fluid Dynamics (Cfd)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-139

SIMULASI FLUIDIZED BED DRYER BERBASIS CFD UNTUK BATUBARA KUALITAS RENDAH

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

PENGARUH BENTUK PROFILE

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

STUDI PERANCANGAN VOITH TURBO FIN BERULIR PADA TUGBOAT DENGAN PENDEKATAN CFD

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

ANALISA PENGARUH BENTUK FOIL SECTION NOZZLE TERHADAP EFISIENSI PROPULSI PADA KAPAL TUNDA

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

Analisa Aliran Fluida Akibat Kerusakan 3 Blade Pada Induced Draft Fan


BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN ELLIPTICAL BULB TERHADAP HAMBATAN VISKOS DAN GELOMBANG PADA KAPAL MONOHULL DENGAN PENDEKATAN CFD

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGARUH PELETAKAN OVERLAPPING PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD

BAB IV PROSES SIMULASI

PENGARUH JARAK RUDDER DAN PROPELLER TERHADAP KEMAMPUAN THRUST MENGGUNAKAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP)

II. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse

ANALISA PENGARUH CEKUNGAN YANG DITERAPKAN PADA PLAT DATAR TERHADAP ALIRAN FLUIDA UNTUK MENDUKUNG TEKNOLOGI MARITIM PENDEKATAN CFD

PERBANDINGAN ANALISIS AERODINAMIKA PADA MOBIL SEDAN GENERIK BERBAGAI MODEL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP

ANALISA PENGARUH MODIFIKASI BENTUK HALUAN KAPAL TERHADAP HAMBATAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN CFD

POWER UNTUK MENGGERAKKAN KATAMARAN

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

Analisis Sloshing 2D pada Dinding Tangki Tipe Membran Kapal LNG Akibat Gerakan Rolling di Gelombang Regular

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 4 Oktober Arief Situmorang 1, Parlindungan Manik 1, Muhammad Iqbal 1 1)

BAB 3 METODOLOGI. 40 Universitas Indonesia

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

Perhitungan Wave Making Resistance pada Kapal Katamaran dengan Menggunakan CFD

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH GAYA GELOMBANG LAUT TERHADAP PEMBANGKITAN GAYA THRUST HYDROFOIL SERI NACA 0012 DAN NACA 0018

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) G-47

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIDANG TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 MODELISASI KOMPUTASI dan PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. II. DASAR TEORI Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

Perbandingan Variasi Bidang Trim tab Pada Kapal Pilot Boat 15,85 meter dengan mengunakan Pendekatan CFD

Distribusi Air Bersih Pada Sistem Perpipaan Di Suatu Kawasan Perumahan

terowongan angin baik dalam ukuran kendaraan yang sebenarnya maupun dalam ukuran skala. Akan tetapi cara-cara pengujian koefisien tahanan dalam terowo

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah

BAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

ANALISA HAMBATAN KAPAL AKIBAT PENAMBAHAN STERN TUNNELS PADA KAPAL TROPICAL PRINCESS CRUISES MENGGUNAKAN METODE CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC)

Pengantar Oseanografi V

Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Tanaman

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER

*Mohammad Renaldo Ercho. *Ir. Alam Baheramsyah, MSc. *Mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN

ANALISA PERBANDINGAN TIPE KORT NOZZLE TERHADAP GAYA DORONG PROPELLER DENGAN METODE CFD

Pengaruh Jumlah dan Posisi Rudder Terhadap Kemampuan Manoeuvring Kapal

Analisa Performance Propeller B-Series dengan Pendekatan Structure dan Unstructure Meshing

ANALISA HAMBATAN AKIBAT PENAMBAHAN STERN FLAP PADA KAPAL KRI TODAK MENGGUNAKAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD)

TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH PENAMBAHAN FIN PADA RUDDER UNTUK MENGURANGI HAMBATAN KEMUDI KAPAL DENGAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP)

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

Kajian Teknis Fenomena Getaran Vorteks pada Variasi Jumlah Oscillating Part Pembangkit Listrik Tenaga Arus Air Laut

C I N I A. Studi Sloshing pada Independent Tank Type C secara Memanjang Akibat Gerakan Kapal LNG dengan Metode Computational Fluid Dynamic (CFD)

TAKARIR. Computational Fluid Dynamic : Komputasi Aliran Fluida Dinamik. : Kerapatan udara : Padat atau pejal. : Memiliki jumlah sel tak terhingga

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Aliran dan Tekanan pada Perubahan Bentuk Skeg Kapal Tongkang dengan Pendekatan CFD Ibram Dwitara 1, Agoes Santoso 2, Amiadji 3 Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: agoes@its.ac.id Skeg adalah salah satu bentuk modifikasi yang diberikan pada bagian buritan kapal tongkang untuk mengubah arah aliran fluida yang melewati buritan kapal. Seiring berjalannya waktu, perkembangan bentuk skeg pada kapal tongkang sangat bervariasi. Penelitian yang lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui bentuk aliran yang ditimbulkan dan besar tekanan yang diakibatkan karena perubahan bentuk skeg tersebut. Penilitian yang dilakukan ialah menggunakan pendekatan simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD). Penggunaan software ini dilakukan untuk menggambarkan model variasi bentuk skeg yang akan dibuat, analisa model, serta perhitungan nilai tekanan yang melewati buritan dan skeg. Dari hasil simulasi dapat diketahui model modifikasi bentuk skeg yang optimal. Pada umumnya, jenis kapal tongkang menggunakan skeg pada bagian buritan kapal untuk membuat aliran fluida agar lebih smooth. Pada pengaplikasiannya, bentuk skeg tidak hanya berbentuk lurus membujur badan kapal (konvensional). Namun, juga ada bentuk variasi skeg yang dibengkokkan untuk mendapatkan aliran fluida yang diinginkan. Kata Kunci Aliran, CFD, Skeg, Tekanan, Tongkang. I. PENDAHULUAN alam era yang semakin maju, perkembangan ilmu Dmekanika fluida terjadi begitu cepat. Demikian halnya dengan aplikasi ilmu mekanika fluida yang terjadi di akhir akhir ini, baik dalam dunia industri, dunia maritim maupun dalam kehidupan sehari hari. Salah satu bagian yang dipelajari dalam ilmu mekanika fluida sendiri adalah aliran eksternal yang melintasi suatu benda, seperti halnya yang terjadi pada kapal maupun tongkang. Dalam setiap aliran pada badan kapal sampai ke bagian buritan kapal, selalu terjadi wake / arus ikut (w) yang merupakan perbedaan antara kecepatan kapal dengan kecepatan air yang melalui bagian buritan kapal Skeg adalah salah satu bentuk modifikasi yang diberikan pada bagian buritan kapal yang bertujuan untuk memberikan arah aliran pada fluida yang melewati lambung kapal. Gambar. 1.2 Bentuk pandangan atas conventional skeg Gambar. 1.3 Bentuk pandangan atas conventional skeg Gambar diatas menunjukkan variasi dari bentuk skeg kapal tongkang yang difungsikan untuk menjaga olah gerak kapal. Namun dari variasi bentuk skeg seperti gambar di atas belum pernah diadakannya penelitian untuk membahas aliran dan tekanan yang ditimbulkan akibat modifikasi tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini difokuskan pada analisa aliran dan tekanan perubahan bentuk skeg pada kapal tongkang dengan pendekatan CFD untuk mengetahui bentuk aliran fluida yang melalui buritan kapal. Diharapkan dari hasil analisa dapat diketahui perbandingan olah gerak kapal tongkang dengan bentuk skeg yang bervarisai. Gambar. 1.1 Bentuk skeg pada kapal tongkang A. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana analisa aliran fluida yang terjadi pada perubahan bentuk skeg kapal tongkang.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 2. Bagaimana analisa tekanan yang terjadi pada perubahan bentuk skeg kapal tongkang. B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, pokok bahasan yang akan dianalisa akan dibatasi pada permasalahan berikut : 1. Objek yang dianalisa yaitu kapal tongkang berukuran 160 feet. 2. Variasi sudut bentuk skeg meliputi 1800, 1500, 1200. 3. Kecepatan aliran fluida yang disimulasikan adalah 4, 5, 6 knot. 4. Komponen yang dianalisa adalah hanya pada buritan dan skeg. 5. Analisa yang dilakukan melingkupi aliran fluida dan tekanan pada skeg kapal tongkang. 6. Material konstruksi diabaikan. 7. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisa dengan bantuan software CFD. C. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui olah gerak kapal akibat perubahan bentuk skeg kapal tongkang. 2. Mengetahui desain terbaik skeg kapal tongkang dengan ukuran 160 ft dari tiga desain model skeg. C. Aliran Fluida Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir bisa berupa cairan atau gas. Fluida mengubah bentuknya dengan mudah dan didalam kasus mengenai gas,mempunyai volume yang sama dengan volume uladuk yang membatasi gas tersebut. Pemakaian mekanika kepada medium kontinyu,baik benda padat maupun fluida adalah didasari pada hukum gerak newton yang digabungkan dengan hukum gaya yang sesuai. Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam 3 jenis seperti: turbulen, laminar, dan transisi. Pengertian dari jenis aliran tersebut akan dijelaskan di bawah ini. 1. Aliran Laminer Adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer, partikel-partikel fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair berperan penting dalam pembentukan aliran laminer. Aliran laminer bersifat steady maksudnya alirannya tetap. menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau kecepatan aliran tidak berubah menurut waktu. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Manuver kapal adalah kemampuan kapal untuk berbelok dan berputar saat berlayar. Kemampuan ini sangat menentukan keselamatan kapal, khususnya saat kapal beroperasi di perairan terbatas. Sehubungan dengan hal tersebut IMO (International Maritime Organisation) telah mensyaratkan sejumlah kriteria standar keselamatan kapal, diantaranya turning ability dan course keeping-yaw checking ability. Peranan kemudi ataupun skeg sangat berpengaruh sekali dalam manuver atau menjaga kondisi kapal tetap stabil (tidak terjadi yawing). Hal itu karena skeg ataupun kemudi dapat mengarahkan aliran fluida yang melewati buritan agar kapal tetap dapat melaju ke arah yang diinginkan. B. Skeg Skeg adalah salah satu bentuk modifikasi yang diberikan pada bagian buritan kapal (semacam sirip) yang bertujuan untuk membantu fluida mengalir lebih smooth melewati lambung kapal. Pada umumnya skeg dibagi menjadi dua jenis, pertama adalah jenis skeg yang ditempatkan inboard dengan shaft propeller, skeg jenis ini mempunyai dua fungsi yaitu untuk menyangga shaft, juga untuk memperlancar aliran fluida.yang kedua adalah skeg yang ditempatkan outer shaft, skeg ini akan lebih efektif dalam mengatur aliran fluida agar lebih smooth menuju propeller. Dalam penelitian ini yang dianalisa adalah skeg yang berfungsi untuk mengarahkan arah aliran fluida. Gambar. 2.1 Bentuk aliran laminar 2. Aliran Turbulen Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak laminar melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan yang lain. Sehingga didapatkan ciri dari aliran turbulen: tidak adanya keteraturan dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar dan viskositasnya rendah. Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut. Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang daripada 2000, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih besar daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000 dan 4000 aliran transisi tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Gambar. 2.2 Bentuk aliran turbulen

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 D. Drag Gaya hambat adalah komponen gaya fluida pada benda yang searah dengan arah aliran fluida atau gerakan benda. Gaya hambat dibedakan menjadi gaya hambat bentuk (form drag) dan gaya hambat gelombang (wave drag). Dengan pendekatan bahwa pada aliran tidak timbul gelombang maka pembahasan gaya hambat hanyalah gaya hambat bentuk saja, untuk selanjutnya disebut gaya hambat. Dari analisa tanpa dimensi dapat ditentukan gaya hambat diduga merupakan fungsi sebagai berikut : E. Computational Fluid Dynamics (CFD) CFD merupakan analisa sistem yang melibatkan aliran fluida, perpindahan panas, dan fenomena yang terkait lainya seperti reaksi kimia dengan menggunakan simulasi komputer. Metode ini meliputi fenomena yang berhubungan dengan aliran fluida seperti sistem liquid dua fase, perpindahan massa dan panas, reaksi kimia, dispersi gas atau pergerakan partikel tersuspensi. Secara umum kerangka kerja CFD meliputi formulasi persamaan-persamaan transport yang berlaku, formulasi kondisi batas yang sesuai, pemilihan atau pengembangan kode-kode komputasi untuk mengimplementasikan teknik numerik yang digunakan. Suatu kode CFD terdiri dari tiga elemen utama yaitu pre-processor, solver dan post processor. 1. Pre Processor Pre-processor meliputi masukan dari permasalahan aliran ke suatu program CFD dan transformasi dari masukan tersebut ke bentuk yang cocok digunakan oleh solver. Langkah-langkah dalam tahap ini adalah sebagai berikut : Pendefinisian geometri yang dianalisa. Grid generation, yaitu pembagian daerah domain menjadi bagian-bagian lebih kecil ynag tidak tumpang tindih. Seleksi fenomena fisik dan kimia yang perlu dimodelkan. Pendefinisian properti fluida. Pemilihan boundary condition (kondisi batas) pada kontrol volume atau sel yang berhimpit dengan batas domain. Penyelesaian permasalahan aliran (kecepatan, tekanan, temperatur dan sebagainya) yang didefinisikan pada titik nodal dalam setiap sel. Keakuratan penyelesaian CFD ditentukan oleh jumlah sel dalam grid. 2. Solver Solver dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu finite difference, finite element dan metode spectral. Secara umum metode numeric solver tersebut terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: Prediksi variabel aliran yang tidak diketahui dengan menggunakan fungsi sederhana. Diskretisasi dengan subtitusi prediksi-prediksi tersebut menjadi persamaan-persamaan aliran utama yang berlaku dan kemudian melakukan manipulasi matematis. Penyelesaian persamaan aljabar. Pada proses solver, terdapat 3 persamaan atur aliran fluida yang menyatakan hukum kekekalan fisika, yaitu : 1) massa fluida kekal; 2) laju perubahan momentum sama dengan resultansi gaya pada partikel fluida (Hukum II Newton); 3) laju perubahan energi sama dengan resultansi laju panas yang ditambahkan dan laju kerja yang diberikan pada partikel fluida (Hukum I Termodinamika). 3. Post Processor Post processing merupakan tahap visualisasi dari tahapan sebelumnya. Post processor semakin berkembang dengan majunya engineering workstation yang mempunyai kemampuan grafik dan visualisasi cukup besar. Alat visualisasi tersebut antara lain: Domain geometri dan display Plot vectore Plot kontur Plot 2D dan 3D surface Practice tracking Manipulasi tampilan (translasi, skala) Animasi display hasil dinamik III. METODOLOGI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Data Kapal tongkang dengan principle dimension sebagai berikut: LOA : 160 ft Breadth : 54 f Height : 12 ft Draft : 9 ft Displacement : 3033,376 tons Dengan variasi sudut yang dibentuk skeg antara lain 180 0, 150 0, 120 0. Serta variasi kecepatan aliran pada saat simulasi antara lain 3, 4, 5, 6 knot. B. Pemodelan Geometri Setelah didapatkan data kapal tongkang yang akan dianalisa maka langkah selanjutnya adalah pembuatan model kapal tongkang dengan masing-masing variasi skeg. Pertama kapal tongkang dibuat koordinat-koordinatnya dengan ketentuan principle dimension kapal. Setelah itu titik-titik koordinat dihubungkan menjadi sebuah chord-chord yang nantinya akan di surface menjadi satu bagian. Pada tahap ini juga dibuatlah variasi sudut skeg yang telah ditentukan dan merupakan tujuan dari analisa penelitian ini. Pada tahap selanjutnya adalah pemberian surface dari masing-masing area yang ada akibat adanya garis-garis yang terbentuk. Sebelum dilakukan surface, terlebih dahulu dibuat domain yang mana nantinya domain ini dianggap sebagai aliran fluida yang mengenai kapal tongkang akibat pergerakannya. Dan model lengkap dari setiap analisa penelitian ini adalah seperti pada gambar di bawah ini. Gambar. 4.2 detail meshing model D. Simulasi Model Cfx Pre merupakan langkah lanjut dalam tahap pembuatan model. Dalam cfx pre ini akan diberikan parameter-parameter yang sudah ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan fungsi masing-masing bagian sebelum proses simulasi. Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah membuat domain 1 yang mempunyai karakteristik stationary dan terdiri dari subdomain inlet, outlet, dan wall pada bagian seluruh kapal tongkang yang akan dianalisa.setelah memberikan definisi pada setiap bagian model kemudian dilakukan proses solver manager yang berfungsi untuk mensimulasikan dan membaca database yang telah ditentukan pada langkah cfx pre. Hal ini yang perlu diperhatikan adalah iterasi yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang valid dalam pengerjaan. Dari hasil running solver manager dapat dibaca pada cfd post dengan file format (.res) yang merupakan tahap akhir dari proses simulasi model ini. Disini didapatkan data berupa angka nominal pada function calculator, animasi serta countur pressure dari model skeg kapal tongkang yang mana dapat dijadikan untuk mendapatkan nilai dari bentuk aliran fluida yang melewati skeg kapal tongkang.. Langkah terakhir dari rangkaian proses simulasi adalah proses post. Proses post adalah tahapan yang mana file result dari solver divisualisasikan melalui gambar dan animasi berupa tampilan dan sebagainya. Data yang dibutuhkan akan didapatkan baik secara visual maupun nominal. Gambar. 4.1 tampilan pemodelan tongkang C. Grid (Meshing) Langkah selanjutnya adalah melakukan meshing terhadap model yang telah dibuat. Namun perlu dibuat sebuah body terlebih dahulu pada setiap boundary. Disini body memiliki fungsi untuk menentukan arah sekaligus sebagai media yang akan dialiri oleh aliran fluida. Pada tahap meshing bagianbagian yang detail seperti bagian skeg memerlukan proses meshing yang lebih halus dan spesifik dengan cara memberikan nilai yang lebih kecil dari pada bagian yang lain. Sedangkan pada bagian yang lain cukup diberian ukuran meshing yang tidak perlu hingga spesifik. Setelah proses meshing selesai, tahap selanjutnya adalah menyimpan file tersebut dalam bentuk cfx. Gambar. 4.3 tampilan pada cfx pre E. Hasil Simulasi Model Dari model model yang disimulasikan akan diperoleh data berupa luas (m2), tekanan (Pa), gaya (N) pada permukaan skeg baik yang konvensional maupun yang telah dimodifikasi berdasarkan sudut bentuk skeg. Terdapat 4 model dengan 3 variasi kecepatan aliran, sehingga dari model tersebut didapat 12 data. Data data tersebut akan digunakan untuk analisa aliran dan gaya gesek yang terjadi pada permukaan model. Hasil simulasi tersebut berupa kontur tekanan dan juga aliran pada permukaan model yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Gambar. 4.4 tampilan streamline pada simulasi Gambar. 4.6 grafik kecepatan dengan wallshear Gambar. 4.5 tampilan kontur pada simulasi F. Analisa Data Simulasi Model Pada tahap analisa ini, data yang diperoleh dari proses simulasi diambil variasi dari percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil variasi kecepatan dan sudut yang dibentuk skeg pada kapal tongkang 160 ft terhadap tekanan wall shear dan gaya hambat Gambar. 4.7 grafik kecepatan dengan F.drag Dari kedua grafik tersebut dijelaskan bahwa gaya hambat dan wallshear pada skeg sebanding dengan besarnya kecepatan dan sudut yang dibentuk skeg V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bedasarkan hasil analisa dan pembahasan yang teah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Aliran fluida yang terjadi pada semua hasil simulasi kapal tongkang 160 ft dengan variasi bentuk skeg dan kecepatan fluida cenderung turbulen dengan nilai Reynolds Number tertinggi pada bentuk skeg konvensional sebesar 11652.45082. Semakin besar kecepatan dan sudut yang dibentuk oleh skeg, maka nilai wall shear (Pa) dan gaya hambat yang diterima akan semakin besar. G. Pembahasan Semua data yang ada di dalam sub bab analisa data hasil simulasi tersebut akan diplotkan ke dalam bentuk grafik untuk mengetahui karakteristik dari masing masing model yang telah divariasikan. Berikut adalah grafik dari data tersebut. B. Saran Dari hasil pengujian dan analisa terhadap perubahan bentuk skeg pada kapal tongkang 160 ft ini, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : Diharapakan penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan memberikan variasi dimensi dari model skeg. Dari hasil simulasi cfd agar dapat dilanjutkan simulasi nyata pada kapal model yang ada untuk memperoleh nilai yang mendekati nyata.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6 DAFTAR PUSTAKA [1] [1] Slade, Stuart. Skeg http://www.navweaps.com [2] [2] Harvald,S A, 1983. Tahanan dan Propulsi Kapal. Jhon Wiley and sons, toronto, Canada. [3] [3] Jewis, E V (editor, 1988). Principle of naval Architecture ;Vol 2, Resistance and Propultion. The society of Naval Architects and Marine Engeeners, New Jersey, USA. [4] Irfan Santoso, Ahmad, 2013. Analisa Aliran Dan Tekanan Pada Bulbous Bow Dengan Dimple (Cekungan) Menggunakan Pendekatan CFD, Tugas Akhir. ME ITS Surabaya.