BAB 1 PENDAHULUAN. disertai suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas. 1. Gangguan afektif bipolar adalah salah satu gangguan mood yang

dokumen-dokumen yang mirip
Gangguan Mood/Suasana Perasaan

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

GAMBARAN FLEKSIBILITAS KOGNITIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA PASIEN GANGGUAN BIPOLAR

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man

MOOD DISORDER. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian berdampak kepada peningkatan proporsi lanjut. adalah suatu proses menghilangnya secara

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka fertilitas. Perubahan struktur demografi ini. menyebabkan peningkatan populasi lanjut usia (lansia).

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional, telah. mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang berupa kemajuan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control,

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

I. Definisi I. Epidemiologi I I. Etiologi 1. Genetik

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB I PENDAHULUAN. psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak. meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

PENDAHULUAN. Hal ini merupakan pengaruh dari perubahan-perubahan sosial yang serba cepat

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization(WHO) tahun2012 mendeskripsikandepresi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. serta perhatian dari seluruh masyarakat. Beban penyakit atau burden of disease

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

1/17/2010. KESEHATAN JIWA DAN GIMUL Muslim, MPH KESEHATAN JIWA. tetapi KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA

I. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang perjalanan

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

MAYOR DEPRESSION DISORDER

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. gangguan mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk,

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan mood merupakan perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, umumnya mengarah ke depresi, atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat) yang umumnya disertai suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas. 1 Gangguan afektif bipolar adalah salah satu gangguan mood yang tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) di mana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). 1 Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan mood, pemikiran, energi dan perilaku secara berlebihan. Perubahan mood (mood swings) ini dapat bertahan selama berjam-jam, hari, minggu ataupun bulan. 2 Prevalensi gangguan bipolar pada tahun 2010 di China adalah 2,05%. 3 Pada tahun 2011 gangguan bipolar mempengaruhi kurang lebih 5,5 juta orang Amerika diatas 18 1

tahun atau sekitar adalah 2,6% dari populasi orang dewasa di Amerika setiap tahunnya. 4 Prevalensi gangguan bipolar di Indonesia belum tercatat dalam Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Menurut National Institute of Mental Health, gangguan bipolar mengurangi 9,2 tahun dari rentang hidup yang diharapkan. 2 Setidaknya 25-50% pasien dengan gangguan bipolar pernah mencoba bunuh diri setidaknya satu kali. 5 Bunuh diri adalah penyebab nomor satu kematian dini di kalangan pasien dengan gangguan bipolar, 15-17% bunuh diri sebagai akibat dari gejala negatif yang berasal dari penyakit yang tidak diobati. 4 Penelitian oleh World Health Organization (WHO) dalam hal disability-adjusted life-years (DALY S) tahun 1996 memasukkan gangguan bipolar sebagai 10 besar penyebab kehilangan DALY. 6 Menurut World Heath Organization, gangguan bipolar menduduki urutan keenam penyebab ketidakmampuan di dunia. 2 Ini merupakan hal yang perlu diperhatikan karena mood swings pada pasien bipolar (mania/hipomania dan depresi) dapat menghambat pekerjaan (aspek ekonomi), mengganggu aktivitas sehari-hari, fungsi sosial, fungsi kognitif, kesehatan pasien dan dapat berujung pada bunuh diri. 2

Pada episode mania, pasien memiliki peningkatan harga diri atau rasa kebesaran (grandiosity), penurunan kebutuhan untuk tidur, lebih banyak bicara dari biasanya atau dorongan untuk terus berbicara, flight of ideas atau perasaan racing thoughts yang subjektif, perhatian terlalu mudah tertarik pada rangsangan eksternal yang tidak penting atau tidak relevan, peningkatan kegiatan yang bersifat goal-directed atau agitasi psikomotor, keterlibatan yang berlebihan dalam kegiatan menyenangkan yang memiliki potensi tinggi untuk konsekuensi yang menyakitkan (belanja yang tidak terkendali, kecerobohan seksual, atau investasi bisnis yang kurang dipikir panjang). 7 Sebaliknya, fase depresi dapat menyebabkan minat atau kesenangan terhadap kegiatan sehari-hari berkurang secara nyata, penurunan berat badan yang signifikan walaupun tidak sedang diet atau kenaikan berat badan, penurunan atau peningkatan nafsu makan, insomnia atau hipersomnia, agitasi psikomotor atau retardasi, kelelahan atau kehilangan energi, perasaan tidak berharga, perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak pantas, penurunan kemampuan berpikir atau berkonsentrasi, ketidaktegasan, pikiran berulang tentang kematian, keinginan bunuh diri berulang, usaha bunuh diri atau 3

rencana khusus untuk melakukan bunuh diri. 7 Terlihat bahwa pada fase mania pasien dapat mengambil keputusan yang salah karena hanya berdasarkan pemikiran sesaat dan kurang berpikir panjang dalam menyelesaikan suatu masalah, sedangkan pada fase depresi pasien umumnya akan kesulitan mencari jalan keluar dari suatu masalah karena penurunan kemampuan berpikir dan konsentrasi, berkurangnya minat, dan perasaan tidak berharga dan bersalah. Pada penelitian yang digelar di University of Barcelona, pasien bipolar yang telah stabil memperlihatkan hasil yang lebih buruk daripada kontrol dalam beberapa tes memori dan fungsi eksekutif setelah mengendalikan efek simtomatologi subklinis, usia dan IQ premorbid. 8 Pada sebuah penelitian oleh Gray SM dan Otto MW di Boston, USA ditemukan bahwa pasien bipolar pada fase manik/campuran menunjukkan defisit signifikan dalam memori kerja dan memori episodik, perhatian spasial, dan pemecahan masalah (problem solving). 9 Penelitian lain oleh Scott J, Stanton B, Garland A dan Ferrier IN mengatakan bahwa bila dibandingkan dengan subjek kontrol, terlihat secara signifikan bahwa pasien dengan 4

gangguan bipolar menunjukkan kurangnya kemampuan menghasilkan solusi untuk memecahkan masalah sosial. 10 Dalam kesehariannya, setiap orang pasti pernah menghadapi suatu masalah (problem). Untuk menyelesaikan suatu masalah individu membutuhkan pemikiran yang luas, fleksibel, terbuka dan teratur, konsentrasi penuh, serta kepercayaan diri untuk kemudian mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Pada pasien bipolar, perasaan/mood/afek yang ekstrem dalam setiap episode (mania, hipomania dan depresi) dapat memengaruhi fleksibilitas kognitif dan kemampuan pemecahan masalah, hal ini perlu diperhatikan karena dengan terganggunya fungsi ini, pasien bipolar dapat mengalami kesulitan memecahkan masalah yang dihadapinya sehari-hari. Maka dari itulah penulis ingin mengetahui gangguan fleksibilitas kognitif dan kemampuan pemecahan masalah pada pasien gangguan bipolar. 1.2 Rumusan Masalah Seberapa berat gangguan kognitif (fleksibilitas kognitif dan kemampuan pemecahan masalah) pada pasien gangguan bipolar? 5

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran gangguan kognitif (fleksibilitas kognitif dan kemampuan pemecahan masalah) pada pasien gangguan bipolar. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gradasi gangguan kognitif (fleksibilitas kognitif dan kemampuan pemecahan masalah) pada pasien gangguan bipolar. 2. Mengetahui distribusi gangguan kognitif masalah) menurut jenis kelamin pasien gangguan bipolar. 3. Mengetahui distribusi gangguan kognitif masalah) menurut usia pasien gangguan bipolar. 4. Mengetahui distribusi gangguan kognitif masalah) menurut tingkat pendidikan pasien gangguan bipolar. 6

5. Mengetahui distribusi gangguan kognitif masalah) menurut kronisitas gangguan bipolar. 6. Mengetahui distribusi gangguan kognitif masalah) menurut awitan gangguan bipolar. 7. Mengetahui distribusi gangguan kognitif masalah) menurut episode kini pasien gangguan bipolar. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Masyarakat Ilmiah dan Dunia Kedokteran Tersedianya data mengenai prevalensi gangguan kognitif masalah) pada pasien gangguan bipolar. 1.4.2 Bagi Peneliti Peneliti dapat belajar melakukan penelitian sederhana sekaligus mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. 7

1.4.3 Bagi Responden Responden dapat mengetahui hasil tes fleksibilitas kognitif dan kemampuan pemecahan masalah yang telah dikerjakannya. Responden dapat menunjukkan hasil tes kepada psikiater dan mengetahui butuh/tidaknya ia mengikuti terapi kognitif. 8