BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Merokok sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalahan dalam kehidupan, yaitu aspek ekonomi, sosial, politik, utamanya aspek kesehatan. (1).Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India yaitu 65 juta perokok atau 28% per penduduk. Di Indonesia prevalensi merokok penduduk usia 15 tahun keatas melonjak dari 27 % pada tahun 1995 menjadi 34,7% pada tahun 2010. Prevalensi perokok pria terus meningkat dari 53% pada tahun 1995 menjadi 66% pada tahun 2010 sementara itu prevalensi perokok wanita sebesar 1,7% pada tahun 1995 meningkat menjadi 4,2 % pada tahun 2010. Prevalensi jumlah penduduk yang merokok di Jawa tengah sebesar 30,7% pada tahun 2007 dan meningkat 32,6% pada 2010. (2-3) Rokok merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, diperkirakan hingga menjelang 2030 kematian akibat merokok akan mencapai 10 juta per tahunnya dan di negara-negara berkembang diperkirakan tidak kurang 70% kematian yang disebabkan oleh rokok. Salah satu upaya pemerintah ialah memberlakukan kawasan tanpa rokok (KTR). (4) KTR adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi dan penggunaan rokok yaitu sarana kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena bermain anak, tempat ibadah dan angkutan umum. Tujuan dari KTR adalah melindungi masyarakat dengan memastikan bahwa tempat-tempat umum bebas asap rokok. (5) Penetapan KTR sebenarnya selama ini telah banyak diupayakan oleh berbagai pihak baik lembaga/institusi pemerintah maupun swasta dan masyarakat, namun pada 1
kenyataannya upaya yang telah dilakukan tersebut jauh tertinggal dibandingkan dengan penjualan, periklanan/promosi dan atau penggunaan rokok. (1) Dasar hukum KTR di Indonesia cukup banyak antara lain yaitu Undang- Undang (UU) No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, UU No. 23/1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 41/1999 tentang pengendalian pencemaran udara, PP RI No. 19/2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan, Instruksi Menteri Kesehatan RI No. 459/MENKES/INS/VI/1999 tentang kawasan bebas rokok pada sarana kesehatan. dan Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 4/U/1997 tentang lingkungan sekolah bebas rokok, dan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri RI No. 188/MENKES/PB/I/2011 tentang pedoman pelaksanaan KTR. (1) KTR telah diberlakukan di Kota Semarang sejak tahun 2009 berdasarkan Peraturan Walikota (Perwal) Semarang No.12 tahun 2009 yang menyatakan bahwa tempat-tempat tertentu yang ditetapkan sebagai KTR meliputi : sarana kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah, angkutan umum. (5) Merujuk dari Perwal tersebut pada tanggal 29 Mei 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat UNIMUS yang ada dikampus 2 UNIMUS mencanangkan kampus sebagai KTR, bersamaan dengan pengumuman lomba poster dan karya tulis ilmiah tentang rokok untuk pelajar tingkat SMA dan diskusi interaktif dengan tema Lebih Sehat dan Cerdas Tanpa Rokok, kemudian pada tanggal 10 Juni 2011 Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) mencanangkan kampus UNIMUS bebas asap rokok melalui kegiatan jalan sehat serta pemasangan spanduk KTR, dan sebagai tindak lanjut dari pencanangan tersebut dikeluarkan surat keputusan Rektor nomor 077/UNIMUS/SK.HK/2012 pada tanggal 14 Februari 2012 tentang KTR di lingkungan UNIMUS yang isinya antara lain : 1) Melarang civitas akademika melakukan aktifitas merokok, jualbeli rokok dan atau mengiklankan rokok di Lingkungan UNIMUS; 2) 2
Mewajibkan pimpinan atau penanggung jawab KTR menegur, memperingatkan atau mengambil tindakan apabila terbukti ada civitas akademika yang melakukan pelanggaran di KTR. (6) Hasil studi pendahuluan pada mahasiswa kampus 2 UNIMUS yang berada di jalan Kasipah No 12 Semarang, melalui wawancara dengan 7 mahasiswa, didapatkan informasi bahwa mahasiswa mengetahui bahwa kampus 2 UNIMUS telah menjadi KTR, akan tetapi masih ada mahasiswa yang merokok di area kampus. Kebanyakan dari mahasiswa yang merokok mengatakan bahwa belum ada sanksi secara nyata yang berikan bila mahasiswa merokok di area kampus, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang Perilaku Merokok di Kawasan Tanpa Rokok (KTR) (Studi Pada Mahasiswa Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Semarang). B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang KTR dengan perilaku merokok mahasiswa di kampus 2 UNIMUS?. C. TUJUAN PENELITIAN 1. TujuanUmum Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang KTR dengan perilaku merokok mahasiswa di Kampus 2 UNIMUS. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pengetahuan mahasiswa tentang KTR di Kampus 2 UNIMUS b. Mendiskripsikan sikap mahasiswa tentang KTR di Kampus 2 UNIMUS c. Mendiskripsikan perilaku merokok mahasiswa di Kampus 2 UNIMUS d. Menganalisis hubungan pengetahuan mahasiswa tentang KTR dengan perilaku merokok mahasiswa di Kampus 2 UNIMUS. 3
e. Menganalisis hubungan sikap mahasiswa tentang KTR dengan perilaku merokok mahasiswa di Kampus 2 UNIMUS. f. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan sikap mahasiswa tentang KTR di Kampus 2 UNIMUS. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Praktis Menjadi masukan untuk pengembangan dan evaluasi tentang kawasan tanpa rokok yang ada di UNIMUS. 2. Teoritis dan Metodologi a. Menambah referensi yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan metodologi penelitian. b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut. E. KEASLIAN PENELITIAN No Peneliti (tahun) Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul Desain Studi Variabel Bebas dan Terikat crosssection al survey 1 Gunawan Hubungan Antara (2007) (7) Tingkat Kecemasan Dengan Perilaku Merokok Pada Pelajar Putra SMK Di kota Semarang 2 Kumboyo no (2011) (8) 4 Dewi Susanti (2011) (9) Hubungan Perilaku Merokok Dan Motivasi Belajar Anak usia remaja di SMK Bina Bangsa Malang Persepsi unsur pimpinan fakultas kesehatanmasyarak at Universitas Sumatera Utara Tentang KTR crosssection al survey Kualitatif - Tingkat kecemasan - Perilaku merokok - Perilaku merokok - Motivasi belajar Persepsi tentang KTR Hasil Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan perilaku merokok pada pelajar putra Tidak ada hubungan antara perilaku merokok dan motivasi belajar remaja anak usia remaja Semua informan setuju di FKM ditetapkan sebagai KTR karena memiliki dampak positif terutama dalam bidang kesehatan 4
Dari Tabel 1.1 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada penelitian ini variabel bebas terdiri dari pengetahuan dan sikap tentang KTR sedangkan variabel terikatnya ialah perilaku merokok, pada penelitian sebelummya variabel bebas terdiri dari tingkat kecemasan dan perilaku merokok dengan variabel terikat perilaku merokok dan motivasi belajar. (7-8) Jenis penelitian ini kuantitatif, sedangkan penelitian sebelumnya kualitatif. (9) 5