BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada dunia usaha.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin mencari keuntungan unuk masing-masing instansinya.

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, kehidupan ekonomi selalu mengalami. serba tidak menentu, hal tersebut menuntut para manajer untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengungkapan Laporan Keuangan. informasi (the release of information). Apabila dikaitkan dengan laporan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengungkapakan informasi perusahaannya sehingga akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

METODE PENELITIAN. Indonesia, Bapepam, PT Indonesian Capital Market Electronic Library, dan internet

Bab III. Metodologi Penelitian

pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. Dana memegang peranan yang sangat penting, sebab tanpa adanya dana yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di pasar modal untuk lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Informasi informasi tersebut dapat berupa laporan. eksternal ataupun internal perusahaan. Pihak pihak tersebut memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi (Soewardjono, 2005 dalam Yenibra, 2014). Asimetri

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. telah go publik di pasar modal. Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu publik di luar lingkup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran konsumsi sangat mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. X.K.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ketatnya persaingan dan perkembangan ekonomi secara global yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut

BAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan

BAB I PENDAHULUAN. dan transaksi yang telah terjadi (Godfrey et al., 2006). Sebagaimana yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan perusahaan. Namun demikian, tidak semua perusahaan

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan tahunan perusahaan yang go public di Bursa Efek, merupakan media UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya tujuan utama investor meletakkan kekayaannya pada suatu

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan harganya yang cenderung selalu naik. Kenaikan harga properti

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan pesat dunia bisnis di Indonesia saat ini telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dananya untuk kegiatan operasional dan meningkatkan usahanya antara lain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Namun pemisahan ini mengakibatkan keleluasaan manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya perusahaan didirikan tidak hanya untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Kelangsungan hidup usaha (going concern) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pada seberapa besar tingkat pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

BAB I PENDAHULUAN. website perusahaan biasanya adalah produk atau jasa yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak hanya bagi pihak internal tetapi juga bagi pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada dunia usaha. Untuk dapat lebih bersaing perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya, sehingga akan lebih membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang semakin berubah. Pada krisis ekonomi yang terjadi dari akhir tahun 1990an sampai sekarang membawa dampak yang negatif terhadap perekonomian sekarang ini, kondisi keuangan industri industri yang ada sampai saat ini belum membaik. Menurut catatan BPS, industri yang mengalami pertumbuhan positif hanya beberapa sektor saja seperti : sektor pertanian, sektor gas, listrik, air bersih, pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan disektor manufaktur mengalami kesulitan keuangan yang sangat buruk. Data BPS mencatat hampir 13% dari sektor ini mengalami kepailitan. Disamping itu sampai dengan tahun 2005 merupakan tahun yang cukup sulit bagi industri di Indonesia, dengan adanya kenaikan bahan bakar minyak pada akhir tahun 2005 yang menyebabkan biaya produksi semakin meningkat dan hal ini tidak diimbangi dengan pertambahan volume pendapatan dari masing-masing sektor tersebut.

Menurut Tulus TH Tambunan dalam Rayenda K. Brahmana (2005) kehancuran sektor ini diakibatkan oleh turunnya kemampuan belanja (purchasing power) masyarakat dan lesunya kegiatan-kegiatan ekonomi domestik, yang membuat menurunnya jumlah permintaan agregat (AD), yang terdiri dari final demand dari masyarakat dan intermediate demand dari sektorsektor ekonomi (termasuk industri itu sendiri) terhadap produk-produk manufaktur. Sedangkan jika dilihat dari sisi penawaran (AS), pengaruh tingginya suku bunga pinjaman, terbatasnya kredit dari bank, mahalnya bahan-bahan baku impor, dan akibat ditolaknya letter of credit (L/C) yang dikeluarkan oleh bank-bank nasional dan bank-bank di luar negeri menyebabkan banyak perusahaan di sektor manufaktur mengalami kesulitan keuangan maupun kepailitan. Bahkan, tidak sedikit perusahaan yang terpaksa delisted dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut ketentuan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) yang tertuang dalam ketentuan Bapepam VIII.G.2 kep-38/pm/1996 yang kemudian direvisi dengan peraturan Bapepam X.K.6 tahun 2006, mewajibkan setiap perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menerbitkan laporan tahunan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholders. Laporan tahunan merupakan sarana untuk mengkomunikasikan kondisi keuangan dan informasi lainnya yang mendukung serta memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan kepada stakeholders. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat berguna bagi investor untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, perusahaan 2

perusahaan dituntut untuk memperluas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan sebagai salah satu ukuran untuk besarnya transparansi informasi perusahaan kepada publik. Semakin luas pengungkapan yang dilakukan oleh manajemen, berarti semakin transparan perusahaan tersebut. Laporan keuangan dapat juga dijadikan dasar untuk mengukur kesehatan suatu perusahaan melalui rasio-rasio keuangan yang ada. Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktivanya, keefektivan penggunaan aktivanya, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar, serta potensi kebangkrutan yang akan dialami. (Etty M. Nasser dan Titik Aryati, 2000). Prediksi kebangkrutan suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan metode Altman model (1968) yang menemukan bahwa perusahaan dengan profitabilitas serta solvabilitas yang rendah sangat berpotensi mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu penulis tertarik sampai sejauh mana fenomena Cost of equityf Capital dengan variable moderasi ukuran perusahaan, kualitas audit dan keakuratan prediksi kebangkrutan dengan metode Altman ini dapat mempengaruhi pengungkapan laporan tahunan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2. Review penelitian terdahulu Penelitian tentang hubungan tingkat pengungkapan dengan biaya modal masih menarik untuk diteliti. Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, 3

ditemukan hasil yang belum konsisten. Secara umum teori mengatakan bahwa semakin luas tingkat pengungkapan informasi maka akan semakin rendah biaya modal, baik biaya modal hutang (cost of debt) maupun biaya modal ekuitas (cost of equity). Dibawah ini terdapat hasil peneltian tentang pengaruh disclosure dengan cost of capital yang pernah dilakukan periode sebelumnya, yakni : 1. Disclosure Level and Cost of Equity Capital penelitan oleh Botosan (1997) Peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara tingkat pengungkapan terhadap cost of equity capital Dengan variabel control ukuran perusahaan, beta market, dan jumlah analisis perusahaan, disimpulkan bahwa perusahaan dengan low analyst following memiliki cost of equity lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan high analyst following. 2. Corporate Disclosure Quality and The Cost of Debt penelitian dilakukan oleh sengupta (1998) membuktikan bahwa perusahaan dengan tingkat pengungkapan yang berkualitas memiliki yield to maturity dan tingkat bunga efektif hutang yang lebih rendah. Hasil penelitian Sengupta juga menunjukkan bahwa hubungan antara kualitas pengungkapan dengan biaya hutang semakin erat pada pasar dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. 3. Disclosure, Corporate Governance, and The cost of Equity Capital; Evidence from Asia s Emerging Markets penelitian dilakukan oleh Chen, Chen dan Wei (2003). Dengan menggunakan sampel 545 perusahaan di 9 negara asia (270 perusahaan di tahun 2000 dan 275 perusahaan di tahun 2001), menemukan bahwa mekanisme corporate governance secara signifikan berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital. 4

4. Voluntary Disclosure, Information Quality and Cost of Capital penelitian dilakukan oleh Francis, Nanda dan Olsson (2005). Membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara kualitas informasi akrual sebagai proksi arus kas perusahaan, dengan tingkat pengungkapan sukarela. Hasil penelitian juga menunjukkan semakin luas pengungkapan sukarela maka cost of equity akan semakin rendah. 5. Pengaruh Informasi Asimetri dan Disclosure terhadap Cost of Capital peneltian dilakukan oleh Mardiyah (2001). Menemukan pengaruh positif informasi asimetri terhadap cost of capital. Semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi tingkat pengungkapannya, maka informasi asimetris semakin rendah sehingga cost of capital juga semakin rendah. 6. Pengaruh Luas dari pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia peneltian dilakukan oleh Murni (2003), membuktikan bahwa ada pengaruh negatif luas pengungkapan sukarela terhadap cost of equtiy capital, ada pengaruh positif beta saham terhadap cost of equity capital, serta kapitalisasi nilai pasar saham perusahaan berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital perusahaan. 7. Analisis Efek Luas Pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan tahunan terhadap cost of equity capital peneltian dilakukan oleh Gulo (2000). Menemukan bahwa Variabel indeks pengungkapan sukarela secara statistik tidak mempunyai pengaruh negatif yang siginifikan terhadap cost of equity. 8. Pengaruh tingkat pengungkapan terhadap cost of equity capital dengan variabel moderasi ukuran perusahaan, kualitas Audit dan kepemilikan publik penelitian dilakukan oleh Supatmi (2006). Dengan menggunakan sampel 5

pada perusahaan manufaktur tahun 2004, membuktikan bahwa Tingkat pengungkapan memiliki pengaruh negatif terhadap cost of equity secara signifikan. Ukuran perusahaan terbukti sebagai variabel yang secara konsisten mempengaruhi hubungan antara tingkat pengungkapan dengan cost of capital, sementara kualitas audit dan kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital. 9. Analisis pengaruh tingkat pengungkapan laporan tahunan terhadap biaya modal perusahaan pada industri properti dan perhotelan di Indonesia (dengan variabel kontrol ukuran perusahaan dan Altman Z- score) Welly Agustine (2006). Hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat pengungkapan secara signifikan memiliki hubungan negatif dengan cost of equity capital. Ukuran perusahaan terbukti sebagai variabel yang mempengaruhi hubungan antara tingkat pengungkapan dengan cost of equity capital, baik sebagai variabel control maupun sebagai variabel moderasi. Sedangkan Altman Z- score terbukti secara signifikan mempengaruhi hubungan antara tingkat pengungkapan dengan cost of equity capital hanya sebagai variabel kontrol. Dengan mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian ini akan meneliti pengaruh tingkat pengungkapan informasi laporan keuangan tahunan terhadap cost of equity capital dengan menggunakan variabel kontrol dan variabel moderasi yang berbeda diharapkan dapat menghasilkan temuan yang lebih luas yang dapat membantu menjelaskan adanya ketidakkonsistenan dalam peneltian-penelitian sebelumnya. Di dalam penelitian ini indikator pengungkapan informasi akan menggunakan indikator yang disusun oleh Botosan (1997) sebagaimana yang 6

diacu oleh Gunawan (2000). Berbeda dengan penelitian lainnya yang menggunakan indikator pengungkapan yang tidak dibobot (Suripto, 1999; Gulo, 2000; Fitriany, 2001; Marwata, 2001; Murni, 2003), model Botosan memberikan bobot (weighted) dalam mengukur tingkat pengungkapan informasi. Informasi yang mengandung unsur kuantitatif diberi bobot lebih besar daripada yang sekedar kualitatif dan informasi yang bersifat prediksi diberi bobot lebih besar daripada informasi yang sifatnya historis. 1.3. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah tingkat pengungkapan informasi perusahaan manufaktur dalam laporan tahunan ditinjau dari metode Botosan? 2. Apakah ada pengaruh antara tingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunan, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan prediksi kebangkrutan terhadap cost of equity capital baik secara parsial dan simultan? 3. Apakah ada pengaruh antara tingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunan, ukuran perusahaan, kualitas audit, prediksi kebangkrutan, interaksi tingkat pengungkapan dengan ukuran perusahaan, interaksi tingkat pengungkapan dengan kualitas audit, dan interaksi tingkat pengungkapan dengan prediksi kebangkrutan terhadap terhadap cost of equity capital baik secara parsial dan simultan? 7

1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penulis dalam melakukan analisis atas pengaruh tingkat pengungkapan, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan prediksi kebangkrutan Altman Z- score terhadap cost of equity capital adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunan pada perusahaan yang go public, khususnya sektor manufaktur. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara tingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunan dengan cost of equity capital dengan menggunakan variabel moderasi ukuran perusahaan, kualitas audit dan prediksi kebangkrutan. 1.5. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu : 1. Bagi manajemen perusahaan mendorong agar membuat suatu kebijakan pengungkapan informasi laporan akuntansi yang lebih baik dan lebih luas sehingga bisa menurunkan cost of equity capital. 2. Memberikan masukan kepada pemerintah dalam hal ini Bapepam dalam menyusun peraturan mengenai luasnya pengungkapan informasi yaitu mandatory disclosure dalam laporan tahunan sebagai salah satu upaya mencapai good governance. 3. Memberikan masukan kepada para investor, calon investor dan analis keuangan dalam pengambilan keputusan, khususnya yang terkait dengan pengungkapan informasi dalam laporan tahunan. 8

4. Sebagai kontribusi terhadap literatur penelitian dalam bidang akuntansi, khususnya mengenai disclosure informasi laporan tahunan, serta mengembangkan penelitian sebelumnya dalam rangka mengembangkan teori akuntansi yang ada. 1.6. Ruang Lingkup dan Metodologi Penelitian Untuk membatasi persoalan dan memperjelas pembahasan maka ruang lingkup dan metodologi penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah sebagai berikut : 1. Peneltian menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan mengeluarkan laporan tahunan pada tahun 2005. sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling. 2. Data yang digunakan dalam penelitian adalah laporan tahunan perusahaan manufaktur pada tahun 2005. Data ini diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia dalam bentuk buku laporan tahunan setiap perusahaan pada tahun tersebut, perpustakaan Magister Manajemen dan Magister Akuntansi Universitas Indonesia, serta beberapa website terkait. 3. Variabel independen adalah tingkat pengungkapan informasi yang diukur dengan ukuran dan indikator yang disusun oleh Botosan (1997) yang terdiri dari 35 item dengan pembobotan (weighted). 4. Variabel dependen adalah cost of equity capital yang diukur dengan CAPM (Capital Assets Pricing Model). 9

5. Variabel independen yang digunakan adalah tingkat pengungkapan, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan prediksi kebangkrutan terhadap cost of equity capital ada tiga, yaitu. Ukuran perusahaan diproksi dengan Total Asset perusahaan yang ditransformasi ke dalam natural log. Kualitas audit diproksi dengan besaran kantor akuntan publik yang diukur dengan variabel dummy antara KAP yang termasuk big four dan non big four, serta prediksi kebangkrutan diukur dengan metode perhitungan Altman Z score. 1.7. Sistimatika Pembahasan Bab I : PENDAHULUAN Membahas mengenai latar belakang masalah, kerangka pemikiran, perumusan masalah, metode penelitian termasuk didalamnya jenis penelitian, responden, jenis dan cara pengumpulan data, analisa data serta tujuan dan manfaat penelitian, serta sistimatika penulisan. Bab II : LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji dalam peneltian ini. Bab III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi metode pengambilan sampel, jenis data dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, pengukuran variabel peneltian model penelitian, serta analisis data yang akan dilakukan. 10

Bab IV : ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas mengenai analisis dan pembahasan serta menjabarkan hasil pengolahan data beserta hasil pengujian hipotesis. Bab V : KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan atas hasil analisis yang telah dilakukan. Selain itu juga diuraikan keterbatasan yang dimungkinkan ada dalam penelitian ini beserta saran-saran. 11