LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 96 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 16 TAHUN 2013 TENTANG

1 of 7 02/09/09 11:39

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 1 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN BIDANG PERHUBUNGAN LAUT DI KOTA AMBON

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG DI SUNGAI BARITO DALAM WILAYAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 12 TAHUN 2009 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 8 TAHUN 2009 T E N T A N G

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 42 TAHUN 2003 SERI B NOMOR 9

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

MENTERI PERHUBUNGAN. Menimbang :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELABUHAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 01 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN LAUT DI KOTA AMBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETERTIBAN DALAM KAWASAN PELABUHAN PEMERINTAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN JASA KEPELABUHAN DAN BANDAR UDARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENERBITAN PAS KECIL KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE

- 1 - BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PELAYANAN KEPELABUHANAN DI KABUPATEN SERANG

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG LALU LINTAS ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 3 TAHUN TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI JASA PELAYANAN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG RESTRIBUSI JASA KEPELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RERIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK ATAS JASA KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BULULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS

6. Undang-undang. file-produk/per-uu/hukum/2004 1

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Nomor 4152); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENDARATAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENERBITAN PAS KECIL KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE

2017, No logistik guna mengembangkan pertumbuhan ekonomi nasional, perlu menyesuaikan ketentuan permodalan badan usaha di bidang pengusahaan an

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 24

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TARIF JASA PEMANDUAN DAN PENUNDAAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dijelaskan untuk jasa yang telah dikelola secara khusus oleh suatu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak merupakan objek retribusi, tetapi sebagai penerimaan BUMD sesuai dengan peraturan peundang-undangan yang berlaku ; b. bahwa pemanduan dan penundaan kapal bukan merupakan obyek retribusi, maka dipandang perlu mengeluarkan ketentuan mengenai jasa pemanduan dan penundaan kapal sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2002 tentang Retribusi Jasa Kepelabuhanan ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana maksud dalam huruf a dan b di atas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Tarif Jasa Pemanduan dan Penundaan Kapal ; Mengingat : 1. Loodsdienst Ordonnantie (Ordonansi Dinas Pandu) Stbl. 1927 Nomor 62 ; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4048) ; 3. Undang...

- 2-3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828) ; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849) ; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3929) ; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2000 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 160, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4001) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ; 9. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2000 Nomor 4) ; 10. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan di Kota Cilegon (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2001 Nomor 45) ; 11. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pelabuhan Cilegon Mandiri (PD. PCM) (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2002 Nomor 96), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2004 (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2004 Nomor 23) ; 12. Peraturan...

- 3-12. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 11 Tahun 2002 tentang Retribusi Jasa Kepelabuhanan (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2002 Nomor 101) ; 13. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kota Cilegon (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2008 Nomor 4) ; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA CILEGON dan WALIKOTA CILEGON MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TARIF JASA PEMANDUAN DAN PENUNDAAN KAPAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Cilegon. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Walikota adalah Walikota Cilegon. 4. Perusahaan Daerah Pelabuhan Cilegon Mandiri yang selanjutnya disingkat PD. PCM adalah Perusahaan Daerah Pelabuhan Cilegon Mandiri Kota Cilegon. 5. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas PD. PCM Kota Cilegon. 6. Direktur adalah Direktur PD. PCM Kota Cilegon. 7. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. 8. Kapal...

- 4-8. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. 9. Kapal Niaga adalah kapal yang dipergunakan untuk mengangkut barang, penumpang dan hewan yang berkunjung di pelabuhan untuk kepentingan niaga, termasuk kapal Pemerintah/TNI/POLRI yang mengangkut barang, penumpang dan hewan untuk kepentingan niaga yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran. 10. Angkutan Laut Luar Negeri adalah kegiatan angkutan laut dari pelabuhan Indonesia ke Pelabuhan luar negeri atau sebaliknya, termasuk melanjutkan kunjungan antar pelabuhan di wilayah perairan laut Indonesia yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut. 11. Angkutan Laut Dalam Negeri adalah kegiatan angkutan laut antar pelabuhan yang dilakukan di wilayah perairan Indonesia yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut. 12. Pandu adalah pelaut yang mempunyai keahlian dibidang nautika (ilmu kalautan atau pembuatan kapal) yang telah memenuhi persyaratan untuk melaksanakan pemanduan kapal. 13. Pemanduan adalah kegiatan pandu dalam membantu, memberikan saran dan informasi kepada Nakhoda tentang keadaan perairan setempat yang penting agar navigasi pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib dan lancar demi keselamatan kapal dan lingkungan. 14. Penundaan adalah pekerjaan mendorong, mengawal, menjaga, menarik atau menggandeng kapal yang berolah gerak, untuk bertambat ke atau untuk melepas dari tambatan dermaga, breasting dolphin/pelampung, pinggiran dan kapal lainnya dengan menggunakan kapal tunda. 15. Salvage...

- 5-15. Salvage adalah pekerjaan untuk memberikan pertolongan terhadap kapal dan/atau muatannya yang mengalami kecelakaan kapal atau dalam keadaan bahaya di perairan termasuk mengangkat kerangka kapal atau rintangan bawah air atau benda lainnya yang tidak secara permanen dan tidak dimaksudkan dipasang di dasar laut. 16. Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain dan/atau pengguna jasa dengan memperoleh imbalan. BAB II JENIS PELAYANAN Pasal 2 (1) Jenis pelayanan terdiri dari : a. jasa pemanduan ; b. jasa penundaan. (2) Jasa penundaan kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah jasa pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing pelayanan untuk kepentingan keselamatan pelayaran, berupa jasa salvage dan jasa lainnya. BAB III WILAYAH PELAYANAN Pasal 3 (1) Pelayanan pemanduan dan penundaan kapal berlaku di wilayah Daerah ; (2) Pelayanan Pemanduan dan Penundaan di luar wilayah daerah diatur lebih lanjut oleh Direksi. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA PEMANDUAN DAN PENUNDAAN KAPAL Pasal 4 Pengenaan jasa pemanduan dan penundaan kapal berdasarkan jumlah Gross Ton (GT), gerakan, bendera kapal, waktu pelayanan, waktu pergi ke kapal dan kembali ke pangkalan. BAB...

- 6 - BAB V PRINSIP PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF JASA PEMANDUAN DAN PENUNDAAN KAPAL Pasal 5 Prinsip dalam penetapan struktur dan besarnya tarif pemanduan dan penundaan kapal untuk memperoleh pendapatan yang layak sebagai pengganti biaya investasi, operasional dan untuk kemajuan perusahaan. BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF JASA PEMANDUAN DAN PENUNDAAN Pasal 6 (1) Tarif dasar jasa pemanduan : NO. U R A I A N TARIF PEMANDUAN DAN PENUNDAAN KAPAL KET. 1. Tarif jasa pemanduan untuk kapal bendera Indonesia : a. Tarif pokok Rp. 46.200,00 per gerakan b. Tarif tambahan Rp. 13,20 Per GT per gerakan 2. Tarif jasa pemanduan untuk kapal bendera asing : a. Tarif pokok US$ 37,40 per gerakan b. Tarif tambahan US$ 0,011 per GT per gerakan (2) Tarif jasa penundaan untuk kapal berbendera Indonesia diperairan wajib pandu : NO. U R A I A N TARIF (Rp) KETERANGAN 1. Kapal s/d 3.500 GT a. Tarif tetap 495.000,00 Perkapal yang b. Tarif variabel 3,30 Per GT/kapal yang 2. Kapal...

- 7 - NO. U R A I A N TARIF (Rp) KETERANGAN 2. Kapal 3.501 s/d 8.000 GT a. Tarif tetap 577.500,00 Perkapal yang b. Tarif variabel 3,30 Per GT/kapal yang 3. Kapal 8.001 s/d 14.000 GT a. Tarif tetap 825.000,00 Perkapal yang b. Tarif variabel 3,30 Per GT/kapal yang 4. Kapal 14.001 s/d 18.000 GT a. Tarif tetap 1.031.250,00 Perkapal yang b. Tarif variabel 3,30 Per GT/kapal yang 5. Kapal 18.001 s/d 26.000 GT a. Tarif tetap 1.650.000,00 Perkapal yang b. Tarif variable 3,30 Per GT/kapal yang 6. Kapal 26.001 s/d 40.000 GT a. Tarif tetap 1.650.000,00 Perkapal yang b. Tarif variabel 3,30 Per GT/kapal yang 7. Kapal 40.001 s/d 75.000 GT a. Tarif tetap 1.650.000,00 Perkapal yang b. Tarif variabel 3,30 Per GT/kapal yang 8. Kapal di atas 75.000 GT a. Tarif tetap 2.227.500,00 Perkapal yang b. Tarif variabel 3,30 Per GT/kapal yang (3) Tarif

- 8 - NO. (3) Tarif jasa penundaan untuk kapal angkutan laut berbendera asing di perairan laut wajib pandu : U R A I A N 1. Kapal s/d 3.500 GT TARIF (US $) KETERANGAN a. Tarif tetap 152,25 Perkapal yang b. Tarif variabel 0,005 Per GT/kapal yang 2. Kapal 3.501 s/d 8.000 GT a. Tarif tetap 386,25 Perkapal yang b. Tarif variabel 0,005 Per GT/kapal yang 3. Kapal 8.001 s/d 14.000 GT a. Tarif tetap 587,10 Perkapal yang b. Tarif variabel 0,005 Per GT/kapal yang 4. Kapal 14.001 s/d 18.000 GT a. Tarif tetap 770,00 Perkapal yang b. Tarif variabel 0,004 Per GT/kapal yang 5. Kapal 18.001 s/d 26.000 GT a. Tarif tetap 1.220,00 Perkapal yang b. Tarif variabel 0,004 Per GT/kapal yang diitunda/jam 6. Kapal 26.001 s/d 40.000 GT a. Tarif tetap 1.220,00 Perkapal yang b. tarif variabel 0,004 Per GT/kapal yang 7. Kapal 40.001 s/d 75.000 GT a. Tarif tetap 1.300,00 Perkapal yang b. tarif variabel 0,002 Per GT/kapal yang 8. Kapal di atas 75.000 GT a. Tarif tetap 1.700,00 Perkapal yang b. Tarif variabel 0,002 Per GT/ kapal yang (4) Tarif...

- 9 - (4) Tarif jasa salvage dan jasa lainnya akan diatur lebih lanjut oleh Direksi ; (5) Pembulatan jam pemakaian kapal tunda ditetapkan sebagai berikut : a. Penggunaan kapal tunda kurang dari 1 (satu) jam dihitung menjadi 1 (satu) jam ; b. untuk selebihnya : 1). Kurang dari ½ jam dihitung menjadi ½ jam ; 2). Lebih dari ½ jam tetapi kurang dari 1 jam dihitung 1 jam. BAB VII WAKTU PERMOHONAN PENYAMPAIAN PERMINTAAN PANDU SEBELUM PEMANDUAN DAN PEMBATALAN PELAYANAN PEMANDUAN Pasal 7 (1) Waktu permohonan penyampaian permintaan pandu sebelum pemanduan dan pembatalan pelayanan pemanduan : PERAIRAN WAJIB PANDU MINIMAL WAKTU PERMINTAAN / PEMBATALAN KAPAL TIBA KAPAL KELUAR GERAKAN TERSENDIRI Permintaaan Pembatalan Permintaan Pembatalan Permintaan Pembatalan KOTA CILEGON 10 Jam 2 Jam 6 Jam 2 Jam 6 Jam 2 Jam (2) Dalam hal pembatalan permohonan pelayanan jasa kapal yang dilakukan di lokasi pelayanan, pengguna jasa akan dikenakan biaya keberangkatan kapal tunda dari pangkalan (mobilisasi) dan kembali ke pangkalan (demobilisasi). Pasal...

- 10 - Pasal 8 Jumlah jam rata-rata kapal tunda berangkat dan kembali ke pangkalan kapal tunda : PERAIRAN WAJIB PANDU LOKASI PENUNDAAN JUMLAH RATA-RATA BERANGKAT (Mobilisasi) DAN KEMBALI (Demobilisasi) DARI/ KE PANGKALAN (MENIT) KET. Merak - Tg. Pujut 2 x 60 Arah Utara KOTA CILEGON Merak - Luar Tg. Pujut 2 x 75 Arah Timur Merak - Tg. Leneng 2 x 60 Arah Selatan BAB VIII PENGELOLAAN KEUANGAN Pasal 9 (1) Jasa pemanduan dan jasa penundaan kapal dikelola oleh PD. PCM sebagai penerimaan kegiatan usahanya ; (2) Hasil penerimaan PD. PCM dapat digunakan secara langsung oleh PD. PCM untuk biaya operasional, pemeliharaan dan peningkatan sumber daya manusia ; (3) Hasil penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) penggunaannya dipertanggungjawabkan kepada Walikota ; (4) Pembagian hasil penerimaan PD. PCM diatur oleh Walikota ; (5) Tata cara pengelolaan keuangan ditetapkan dengan Keputusan Direksi. BAB IX SANKSI Pasal 10 Dalam hal pengguna jasa pemanduan dan penundaan kapal tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi yang diatur dengan Keputusan Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB...

- 11 - BAB X PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN TARIF PEMANDUAN DAN PENUNDAAN Pasal 11 (1) Dengan persetujuan Dewan Pengawas, Direksi dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan tarif pemanduan dan penundaan ; (2) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan pengguna jasa pemanduan dan penundaan ; (3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan tarif pemanduan dan penundaan ditetapkan oleh Direksi. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan mengenai jasa pemanduan dan penundaan kapal sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 20, 21, 22, 26, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 6, Lampiran II, Lampiran III, Lampiran IV dan Lampiran V Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 11 Tahun 2002 tentang Retribusi Kepelabuhanan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 (1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; (2) Perubahan tarif selanjutnya akan diatur oleh Walikota mengacu kepada tarif pelabuhan terdekat yaitu Pelabuhan Tanjung Priok. Pasal...

- 12 - Pasal 14 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Cilegon. Ditetapkan di Cilegon pada tanggal 18 Juli 2008 WALIKOTA CILEGON, ttd H. Tb. AAT SYAFA AT Diundangkan di Cilegon pada tanggal 18 Juli 2008 SEKRETARIS DAERAH KOTA CILEGON, H. EDI ARIADI LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN 2008 NOMOR 13

- 13 - Penjelasan PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TARIF PELAYANAN JASA PEMANDUAN DAN PENUNDAAN KAPAL I. UMUM Prinsip otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan Pemerintah. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Salah satu potensi dan kekhasan daerah yang dimiliki Kota Cilegon adalah wilayah perairan yang membentang sepanjang lebih kurang 20 km. Dimana disepanjang pantai tersebut terdapat beberapa kegiatan dan/atau usaha seperti pelayaran, kepelabuhanan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan pariwisata. Wilayah perairan Kota Cilegon membentang sepanjang ± 20 km yang merupakan perairan wajib pandu bagi setiap kapal yang melaluinya wajib dilakukan pemaduan dengan tujuan untuk kepentingan keselamatan lalu lintas pelayaran. Pasal 198 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pelayaran, menyebutkan bahwa Setiap kapal yang berlayar di perairan wajib pandu menggunakan jasa pemanduan yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Pelabuhan dan dipungut biaya, dengan dasar ketentuan tersebut dalam rangka mengimplementasikan wilayah perairan sebagai salah satu potensi daerah untuk memberdayakan daerah serta meningkatkan kesejahteraan rakyat, Pemerintah Kota Cilegon melalui PD. Pelabuhan Cilegon Mandiri telah menyediakan pelayanan jasa kepelabuhanan berupa pemanduan dan penundaan kapal setelah adanya permohonan dari pengguna jasa. Sesuai ketentuan dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa jasa yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Daerah bukan merupakan objek retribusi, memperhatikan ketentuan tersebut maka jasa pemanduan dan penundaan kapal yang telah diselenggarakan oleh PD. Pelabuhan Cilegon Mandiri bukan merupakan objek retribusi tetapi sebagai penerimaan BUMD sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka tarif dasar pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2002 tentang Retribusi Jasa Kepelabuhanan perlu dikeluarkan dan diatur dalam Peraturan Daerah tersendiri. II. PASAL...

- 14 - II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 51