Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010



dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

1 of 6 18/12/ :41

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NASKAH PERJANJIAN. Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian. Paling kurang memuat:

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Siklus Anggaran. Pertemuan 6 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104/PMK.02/2010 TENTANG

Revisi Anggaran Tahun Anggaran Bandung, 27 April 2018

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1

TENTANG - RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

SISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

SOP DIBIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN. 1. SOP Perencanaan Anggaran. No Uraian Prosedur PANITERA/ Keterangan STAF TIM. Kelengkapan Waktu Output

1/3/2014 I. PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 /PMK.02/2008 TENTANG

Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Fasilitas Likuiditas. Pembiayaan Perumahan. Pedoman.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SISTEMATIKA DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DITJEN BADILAG

1/8/2014 Biro Analisa APBN 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur.

Oleh Drs. Setyanta Nugraha, MM

Kewenangan Kanwil DJPb Dalam Revisi Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017

BAGAN MEKANISME PENGUSULAN PENGELOLA ANGGARAN YANG DITETAPKAN OLEH MENTERI SEKRETARIS NEGARA SELAKU PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

3. PMK No. 44/PMK.05/2009 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran BLU

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 99/PMK.06/2005/PMK.06/ 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Kelengkapan Waktu Output Keterangan SEKRETARIS. PERENCANAAN Melakukan Rapat dalam rangka sinkronisasi dan

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum; Memperhatikan

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 210/PMK.02/2009 TENTANG

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR31/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL TAKTIS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN,

B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO KEMENTERIAN KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG

Instrumen Pengawasan

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Langkah-Langkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 9 lpbl2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 235/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

MATRIK PERSANDINGAN REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Transkripsi:

LANGKAH-LANGKAH SETELAH DITETAPKAN MENJADI SATUAN KERJA PK BLU

SETELAH DITETAPKAN MENJADI SATKER BLU APA YANG HARUS DILAKUKAN Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010 Menyetorkan seluruh PNBP TA 2010 dan/atau sisa PNBP tahun anggaran sebelumnya Menyusun RBA TA 2010 Merevisi DIPA TA 2010 Menyusun RBA TA 2011 Menyusun SOP Pengelolaan Keuangan Menyusun SOP Pengadaan Barang/Jasa Mengajukan Usulan Dewas Mengajukan Usulan tarif Mempertanggungjawabkan Penggunaan PNBP BLU Memo Penyesuaian dan Saldo Awal Kas BLU

Menyetorkan seluruh PNBP TA 2010 dan/atau atau sisa PNBP tahun anggaran sebelumnya Misal satker A ditetapkan menjadi satker yang menerapkan PK BLU tanggal 26 Januari 2010 PNBP TA 2009 dan TA 2010 (1-26 Januari 2010) yang belum disetorkan agar segera disetorkan seluruhnya ke Kas Negara. Terhadap PNBP yang telah disetorkan tersebut, bagi BLU PTN dapat dimintakan kembali sesuai Perdirjen Perbendaharaan Nomor: 58/PB/2008, sedangkan bagi BLU Non PTN dapat digunakan di TA 2010 sesuai dengan mekanisme penggunaan PNBP sebagaimana diatur dalam Perdirjen Perbendaharaan Nomor: 66/PB/2005.

MENYUSUN RBA TA 2010 RBA TA 2010 disusun berdasarkan DIPA dan RKA-KL TA 2010, tidak perlu lagi menyusun target baru. Apabila realisasi i PNBP melampaui pagu APBN maka satker merevisi RBA. Penggunaan kelebihan realisasi dapat digunakan langsung g mendahului revisi DIPA dan tanpa melalui perubahan SAPSK.

MEREVISI DIPA TA 2010 DIPA TA 2010 segera diajukan ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat untuk direvisi baik akun maupun formatnya kedalam DIPA BLU sesuai Perdirjen Perbendaharaan Nomor: 57/PB/2008 dan Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor: S-7430/PB/2009 Bagi Satker BLU PTN, DIPA BLU mencantumkan akun PNBP sebesar realisasi belanjanya dan akun BLU sebesar sisa pagunya. Bagi Satker BLU Non PTN, DIPA BLU mencantumkan akun PNBP sebesar PNBP yang telah disetor sedang akun BLU sisa pagunya.

Contoh Kasus: Satker ditetapkan sebagai PK BLU tanggal 28 Februari 2010. Pagu belanja PNBP pada DIPA 2010 adalah Rp. 10 M. Realisasi sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 adalah : PNBP yang telah disetor = Rp. 4 M Realisasi Belanja = Rp. 1 M A. Non PTN : akun PNBP = Rp. 4 M akun BLU = Rp. 6 M B. PTN : akun PNBP = Rp. 1 M akun BLU = Rp. 9 M Seluruh PNBP satker PTN yang telah disetor ke Kas Negara y g g sebelum ditetapkan menggunakan PK BLU, dapat ditarik kembali melalui mekanisme SPM Pengembalian

MENYUSUN RBA TA 2011 RBA TA 2011 disusun berdasarkan renstra dan kebutuhan serta kemampuan pendapatan disertai dengan standar pelayanan minimum dan biaya dari output yang dihasilkan. RBA TA 2011 yang telah disusun selambat-lambatnya akhir Maret 2010 sudah harus disampaikan ke K/L RBA TA 2011 oleh K/L dikonsolidasikan kedalam RKA K/L.

Diagram Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga Januari April Mei Agustus September - Desember (4) (8) (9) DPR Pembahasan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal & RKP Pembahasan RKA-KL Pembahasan RAPBN UU APBN Kabinet/ Presiden Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran (7) (11) Nota Keuangan RAPBN dan Lampiran Keppres tentang Rincian APBN Kementrian Perencanaan Kementrian Keuangan SEB Prioritas Program dan Indikasi Pagu (2) SE Pagu Sementara Penelaahan Konsistensi dengan RKP (6) (5) Lampiran RAPBN (Himpunan RKA- KL) Penelaahan Konsistensi dengan Prioritas Anggaran (10) Rancangan Keppres ttg Rincian APBN (13) Pengesahan Kement. Negara/ Lembaga Renstra KL (1) (12) (14) (3) Rancangan Konsep Dokumen Dokumen Renja KL RKA-KL Pelaksanaan Pelaksanan Anggaran Anggaranan Satker BLU Rostra BLU RBA 8

MENYUSUN SOP PENCAIRAN DANA PNBP Bagi satker BLU yang baru ditetapkan agar segera menyusun SOP Pencairan Dana PNBP BLU, terutama bagi satker BLU yang cukup besar. Mekanisme dan prosedurnya dapat mengacu pada Perdirjen Perbendaharaan Nomor: 66/PB/2005 misalnya dalam hal: Pejabat Pengelola Anggaran Prosedur pengajuan pembayarannya Penyediaan uang muka Prosedur pencairan dana Pelaporan Realisasi ianggaran

MENYUSUN SOP PENGADAAN BARANG/JASA Pengadaan barang/jasa menganut prinsip transparansi, efisien, efektif, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktek bisnis yang sehat. Pengadaan barang/jasa BLU berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU Pengadaaan barang/jasa Pemimpin i BLU oleh pelaksana pengadaan yang dibentuk oleh Pelaksana pengadaan dapat berbentuk tim/unit tersendiri yang personilnya memahami tata cara pengadaan dan substansi pekerjaan/kegiatan. Dalam penetapan penyedia barang/jasa, panitia harus memperoleh persetujuan tertulis dari: Pemimpin BLU : > 50 M Pejabat yg ditunjuk Pemimpin BLU : < 50 M Prinsip penunjukan pejabat pengadaan barang/jasa Obyektifitas Integritas moral, kecakapan pengetahuan, tanggung jawab Independensi menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan Saling uji (cross check) berusaha memperoleh informasi dari sumber yang kompeten, dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan PMK 08/PMK.02/2006

Dewan Pengawas Satker BLU yang memenuhi persyaratan, dapat mempunyai Dewas yang ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga dengan persetujuan Menkeu. Persyaratan jumlah Dewas sbb: Nilai omset Rp 15 miliar s.d 30 miliar/th atau aset di atas Rp 75 miliar tiga Dewas. Nilai omset di atas Rp 30 miliar/th atau aset Rp 200 miliar tiga atau lima Dewas. Unsur dewas terdiri dari unsur kementerian negara/lembaga teknis, kementerian keuangan, dan tenaga ahli. PMK 109/PMK.05/2007

MENGAJUKAN USULAN TARIF BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan layanan yang diberikan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan. Tarif layanan diusulkan oleh BLU ke menteri teknisnya dan selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan sesuai dengan kewenangannya. Tarif layanan harus mempertimbangkan: kontinuitas dan pengembangan layanan daya beli masyarakat azas keadilan dan kepatutan kompetisi i yang sehat

Kontinuitas dan Pengembangan Layanan Kontinuitas layanan adalah kemampuan BLU agar usaha layanan yg dilakukan dpt berkesinambungan, berkelanjutan dan terus menerus utk melayani masyarakat dgn mengandalkan pendapatan yg diterima. Pengembangan layanan adalah usaha BLU untuk tumbuh menjadi lebih besar dan mandiri dlm meningkatkan kualitas & kuantitas layanan.

Kontinuitas dan Pengembangan Layanan Kontinuitas layanan adalah kemampuan BLU agar usaha layanan yg dilakukan dpt berkesinambungan, berkelanjutan dan terus menerus utk melayani masyarakat dgn mengandalkan pendapatan yg diterima. Pengembangan layanan adalah usaha BLU untuk tumbuh menjadi lebih besar dan mandiri i dlm meningkatkan kualitas & kuantitas layanan. Agar dapat berkembang & berkesinambungan perlu memperhatikan: Tujuan pelayanan dan/atau kebijakan pemerintah terhadap pelayanan: cost minus: kebijakan penetapan biaya yang diharapkan kembali tanpa memperhitungkan dgn biaya pemeliharaan cost recovery: penetapan tarif dengan memperhitungkan seluruh biaya yang diharapkan kembali. cost plus: penetapan tarif yang memperhitungkan seluruh biaya yang diharapkan kembali ditambah dengan margin. Mengidentifikasi biaya produksi dan biaya non produksi. Menganalisa harga pokok produksi (HPP) per unit layanan untuk tarif dasar. Membandingkan perkiraan pendapatan dan biaya dalam 1 tahun anggaran. Mempertimbangkan surplus/defisit tahun yll termasuk subsidi dari APBN

DAYA BELI MASYARAKAT Daya beli masyarakat adalah kemampuan masyarakat untuk membayar terhadap layanan yg diterima dari BLU. Dalam mempertimbangkan besaran tarif perlu memperhatikan: Sensitifitas masyarakat terhadap besaran tarif Geografis masyarakat yang dilayanii BLU Sosial budaya masyarakat yang dilayani BLU Tingkat pendapatan p masyarakat yang dilayani BLU

AZAS KEADILAN DAN KEPATUTAN Azas keadilan: tarif BLU harus mencerminkan pelayanan BLU yang adil secara proporsional bagi semua lapisan masyarakat. Azas kepatutan: batasan kewajaran yang berpegang pada norma-norma yang berlaku pada masyarakat secara umum. Dalam mempertimbangkan besaran tarif perlu memperhatikan: Perbandingan besaran tarif yang berlaku dalam industri yang sejenis/justifikasi usulan besaran/pola tarif dari sektor terkait. Tarif yang dikenakan harus disesuaikan dengan layanan yang diberikan. Tarif yang dikenakan harus disesuaikan dengan obyek penerima layanan/target pasar, misal: tarif bersubsidi hanya pada pelayanan kelas III

KOMPETISI YANG SEHAT Kompetisi yang sehat adalah persaingan usaha dimana setiap penyelenggara usaha tersebut berpacu dalam memberikan layanan, dan mutu yg terbaik dengan harga yang wajar sehingga mendorong kemajuan satker BLU. Dalam mempertimbangkan besaran tarif perlu memperhatikan: kondisi BLU dalam persaingan dengan industri sejenis. harga pasar yang bersaing. jumlah penyedia barang/jasa sejenis.

PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN PNBP OLEH BLU... (1) Dalam rangka pertanggungjawaban penggunaan dana yang bersumber dari PNBP yang digunakan langsung, Satker BLU menyampaikan SPM Pengesahan kepada KPPN. Penyampaian SPM pengesahan dilakukan setiap triwulan selambatlambatnya tanggal 10 setelah akhir triwulan yang bersangkutan. Melalui surat nomor: S-47/PB 47/PB.5/2010 tanggal 17 Maret 2010, Direktur Pembinaan PK BLU menghimbau agar satker BLU mengesahkan pendapatan dan belanja tiap triwulan paling lambat pukul 12.30 waktu setempat pada hari kerja terakhir di triwulan berkenaan e agar kinerja pendapatan dan belanja triwulan berkenaan tercatat di Laporan Realisasi Anggaran triwulan berkenaan. SPM pengesahan dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) yang ditandatangani oleh pimpinan BLU Perdirjen Perbendaraan No. PER-50 thn 2007 tgl 26 Juli 2007 & No. PER-67/PB/2007 tgl 11 Oktober 2007

PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN PNBP OLEH BLU... (2) Berdasarkan SPM Pengesahan, KPPN menerbitkan SP2D sebagai pengesahan penggunaan dana PNBP. Pertanggungjawaban penggunaan dana PNBP selain yang digunakan langsung oleh Satker yang berstatus BLU Bertahap menggunakan mekanisme pertanggungjawaban PNBP sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: 66/PB/2005.

PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN PNBP OLEH BLU... (3) Contoh kasus: Perlakuan atas keterlambatan pengesahan pendapatan dan belanja PNBP BLU Realisasi pendapatan dan/atau belanja yang didanai dari PNBP tahun 2007 yang belum disahkan dengan SPM/SP2D Pengesahan oleh KPPN tetapi pendapatan dan/atau belanja tersebut telah dilaporkan dalam LRA BLU/Kementerian/Lembaga e / e TA 2007, BLU tidak perlu melakukan pengesahan pendapatan dan/atau belanja tersebut dengan SPM/SP2D Pengesahan pada tahun 2008 karena pendapatan dan/atau belanja tersebut telah dipertanggungjawabkan melalui LRA BLU/K/L TA 2007 dan telah selesai dengan diterbitkannya Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN PNBP OLEH BLU... (3) Terhadap realisasi pendapatan dan/atau belanja yang didanai dari PNBP tahun 2007, tetapi tidak dilaporkan dalam LRA BLU/K/L TA 2007, belum disahkan dengan SPM/SP2D Pengesahan pada tahun 2007 oleh KPPN, dan belum tercantum dalam DIPA 2008, maka BLU melakukan hal-hal dibawah ini: BLU harus mengajukan revisi DIPA 2008 atas pendapatan dan/atau belanja tersebut kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat t paling lambat 1 bulan sebelum tahun anggaran 2008 berakhir. Berdasarkan revisi DIPA tersebut, BLU mengajukan SPM Pengesahan yang berisikan ik pendapatan dan/atau belanja dimaksud untuk disahkan oleh KPPN. BLU perlu mengungkapkan realisasi pendapatan dan/atau belanja tahun 2007 yang telah disahkan dengan SPM/SP2D Pengesahan tahun 2008, dalam Catatan atas Laporan Keuangan BLU (CALK). Surat Dirjen PBN Nomor: S 7034/PB/2008 Surat Dirjen PBN Nomor: S-7034/PB/2008 tanggal 24 Oktober 2008

Memo Penyesuaian & Saldo Awal Kas BLU Memo Penyesuaian Dokumen sumber yang digunakan untuk membukukan transaksi keuangan yang mempengaruhi perkiraan neraca pada LK BLU; Disusun saat penyusunan LK per semester dan tahunan. Digunakan untuk membukukan saldo awal kas di BLU, sehingga setiap pembukuan pendapatan dan belanja BLU yang bersumber pada pendapatan BLU dapat langsung mempengaruhi kas BLU di KPPN.

Saldo Awal Kas BLU Pembukuan Saldo Awal Kas di BLU melalui Memo Penyesuaian (MP). Satker BLU yang telah mengesahkan pendapatan/ pengeluaran s.d. triwulan IV 20X0, Saldo Awal Kas BLU pada SPM Pengesahan Triwulan I 20X1, yaitu sebesar yang tercantum dalam SP2D Pengesahan Triwulan IV 20X0. Satker BLU yang belum mengesahkan pendapatan/ pengeluaran s.d. triwulan IV 20X0, Saldo Awal Kas BLU sebesar yang tercantum dalam Neraca berdasarkan SAP 31 Desember 20X0. Penyampaian MP ke KPPN dilampiri: SPTJ, Berita Acara Pemeriksaan dan Register Penutupan Kas Bendahara Pengeluaran, Rek Koran TA lalu dan Neraca berdasarkan SAP, bila telah tersusun.

Saldo Awal Kas BLU Bila terdapat perbedaan antara rek. koran dan/atau register penutupan kas, saldo kas BLU yang digunakan adalah sebesar rekening koran dan/atau register penutupan kas. Terhadap perbedaan tersebut dilakukan penyesuaian pada Neraca per 31 Desember yang telah diaudit. Penggunaan Saldo Awal Kas BLU harus tercantum pada DIPA BLU Surat Dirjen PBN No. S-4376/PB/2008 tanggal 11 Juni 2008

Terima Kasih Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Tlp 021-3811174 Fax. 021-3812767