BAB I PENDAHULUAN. fasilitas kehidupan. Perkembangan yang terjadi di perkotaan diikuti dengan

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN,PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 15 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SUKAMARA SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, AGUSTUS 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

Renstra Kantor Kec. Bulik Timur Kab. Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Kalimantan Tengah

I. PENDAHULUAN. Sebelum otonomi daerah tahun 2001, Indonesia menganut sistem

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN NAMA JALAN / GANG DALAM KABUPATEN SERUYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013

BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 41 TAHUN 2012 T E N T A N G TATA CARA PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN BUPATI LAMANDAU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah

Landasan yuridis yang mendasari penyusunan rencana strategis Kecamatan Lamandau adalah :

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN

Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan

f. Pembangunan Bandara, Tahap Studi AMDAL g. Pembangunan Jembatan Timbang di Jalan Negara Trans Kalimantan, Desa Purwareja Kecamatan Sematu Jaya

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. karena kawasan ini merupakan pusat segala bentuk aktivitas masyarakat. Pusat

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DANA CADANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN BATAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KATINGAN TAHUN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- 1 - PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

ARAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PENGUMUMAN LELANG PENGADAAN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TENAGA ALIH DAYA BPJS KESEHATAN WILAYAH KERJA DIVISI REGIONAL VIII. Nomor : 01/PLTAD/0117

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2009 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 25 TAHUN 2004 T E N T A N G PERATURAN DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI GUNUNG MAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KATINGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR : 09 TAHUN 2004

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjadi cakupan Provinsi Kalimantan Selatan. Provinsi Kalimantan Tengah

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 27 TAHUN 2004 T E N T A N G

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

RGS Mitra 1 of 6 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TOJO UNA-UNA

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. memuat arah kebijakan pembangunan daerah (regional development policies)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2007

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA

2017, No Sintang Provinsi Kalimantan Barat dengan Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tah

PERSIAPAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 di 10 KABUPATEN DAN 1 KOTA di PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KEGIATAN WILAYAH PERKOTAAN MARABAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (ANGKA SEMENTARA)

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia pada umumnya bermuara pada meningkatnya jumlah penduduk, dan meningkatnya berbagai kebutuhan akan fasilitas kehidupan. Perkembangan yang terjadi di perkotaan diikuti dengan banyaknya lapangan pekerjaan, lengkapnya fasilitas pelayanan dan tingginya tingkat kemudahan hidup di perkotaan. Hal ini menjadi daya tarik bagi penduduk di perdesaan untuk datang ke perkotaan. Pertambahan penduduk menyebabkan timbulnya tuntutan kebutuhan terhadap ruang untuk digunakan sebagai tempat hunian yang semakin meningkat. Pertambahan penduduk juga meningkatkan volume dan frekuensi kegiatan pada wilayah kota. Konsekuensinya terhadap kebutuhan ruang adalah peningkatan tuntutan akan ruang untuk mengakomodasi tersedianya sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini juga dapat terlihat pada Kota Kuala Kurun, ibukota Kabupaten Gunung Mas yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah. Walaupun usianya tergolong muda yakni 11 tahun, namun geliat pembangunan fisik nampak berkembang secara signifikan. Berkembangnya kota Kuala Kurun sejak ditetapkan nya sebagai Ibukota Kabupaten Gunung Mas Tahun 2002 seolah sebagai tonggak perkembangan bagi lokasi transabangdep yang terletak di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas. Letaknya yang tidak jauh dari kota

2 Kuala Kurun menjadi faktor penting dalam perkembangannya. Lebih-lebih sejak adanya kesepakatan antara Pemerintah dan masyarakat tentang arah perkembangan kota ke wilayah lokasi Transabangdep. Kabupaten Gunung Mas merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang terdapat di Propinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten Gunung Mas adalah kabupaten pemekaran dari kabupaten induk yaitu kabupaten Kapuas pada tahun 2002. Sejarah terbentuknya Kabupaten Gunung Mas melalui tahap yang cukup panjang, sehingga adanya pemekaran wilayah ini sungguh dinantikan oleh masyarakat yang mendambakan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan. Ditetapkannya Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (yang selanjutnya diperbaharui dengan UU No. 32 Tahun 2004), adanya aspirasi masyarakat dan dukungan berbagai pihak untuk percepatan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah maka Pemerintah Pusat menetapkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Barito Timur. Ditetapkannya Undang Undang No. 5 Tahun 2002 tersebut, merupakan hasil perjuangan bersama komponen masyarakat di masing-masing Kabupaten, dukungan Pemerintah dan DPRD Kabupaten Induk, Pemerintah dan DPRD Provinsi Kalimantan Tengah serta persetujuan Pemerintah dan DPR Republik Indonesia. Pada tanggal 2 Juli 2002, diresmikan pembentukan Kabupaten Gunung Mas bersama dengan Kabupaten lain di Indonesia di Jakarta. Kemudian pada tanggal 8 Juli 2002 dilaksanakan pelantikan 8 (delapan) Pejabat Bupati Kabupaten

3 Pemekaran se-kalimantan Tengah. Selanjutnya pada tanggal 19 Juli 2003, Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Gunung Mas periode 2003 2008 yang definitif dilantik oleh Gubernur Kalimantan Tengah atas nama Menteri Dalam Negeri di Palangka Raya. Dan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Gunung Mas periode 2008 2013, yang dilantik di Kuala Kurun ibukota Kabupaten Gunung Mas. Sejalan dengan Undang-undang No.22 Tahun 1999 yang diubah dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, pembentukan daerah yang diwujudkan dengan perubahan fungsi kota Kuala Kurun, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Selain itu diharapkan dapat mempersingkat rentang kendali antar pemerintah dan masyarakat serta memperbaiki pemerataan pembangunan. KEC. KURUN Gambar 1.1 Peta Kabupaten Gunung Mas (insert Kec.Kurun)

4 Dengan fungsi yang disandangnya secara otomatis Kota Kuala Kurun akan mempunyai peran yang sangat vital dan strategis di kawasan Kabupaten Gunung Mas, beban kota akan menjadi lebih besar dibanding sebelumnya. Selain itu perubahan fungsi kota tentunya akan dapat merubah peran dan fungsi kota yang dapat membawa pengaruh terhadap perkembangan kota. Dalam ruang lingkup wilayah yang lebih luas suatu kota dapat mempunyai peran yang menentukan hubungan saling ketergantungan antarkota maupun hubungan kota yang bersangkutan dengan pusat-pusat kegiatan disekitarnya. Suatu kota dalam perkembangannya akan memberikan pengaruh terhadap kota lainnya atau wilayah belakangnya, keterkaitan ini dapat berwujud sebagai suatu bentuk sistem kota-kota. Dengan kondisi ini kota dapat berperan sebagai pusat pertumbuhan (Pontoh dan Kustiwan, 2009). Berkenaan dengan perubahan fungsi kota, maka peran dan fungsi kota Kuala Kurun pun meningkat. Peningkatan ini diperkuat dan dituangkan melalui kebijakan Pemerintah Kota Kuala Kurun sebagaimana dituangkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Kuala Kurun, yaitu dengan menjadikan Kota Kuala Kurun berperan sebagai pusat pengembangan pelayanan Sosial, Ekonomi, dan kegiatan lainnya, dan untuk pembangunan di wilayah kabupaten Gunung Mas, disamping sebagai pusat pemerintahan serta pusat perdagangan dan jasa. Dengan demikian Kota Kuala Kurun akan menjadi pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya sehingga diharapkan mampu mendorong perkembangan kota, menjadi pusat kegiatan yang lebih baik dan dapat menampung segala aktivitas masyarakat sesuai dengan peran dan fungsinya.

5 Guna mendukung peran yang telah ditetapkan maka kota Kuala Kurun perlu didukung oleh sarana dan prasarana kota yang memadai. Pontoh dan Kustiwan (2009) menyebutkan bahwa kota akan bertambah penting peranannya bila tersedia sarana dan prasarana yang lebih baik. Kelengkapan sarana dan prasarana kota akan dapat menarik aktivitas terutama investasi yang nantinya akan menjadi pendorong aktivitas perekonomian di suatu kota. Sejalan dengan hal ini Sukirno (1981) menyebutkan bahwa besarnya peranan suatu pusat ditentukan oleh besarnya penduduk, tingkat perkembangan yang dicapai di dalam dan di sekitar pusat tersebut, juga jaringan pengangkutan antara daerah tersebut ke daerah lainnya. Pontoh dan Kustiwan (2009) menambahkan bahwa peranan kota juga sangat tergantung kepada fungsi yang dijalankan oleh kota tersebut. Kota yang menjadi pusat pemerintahan, perdagangan dan industri pada umumnya akan menjadi lebih penting dari kota yang hanya menjalankan dua dari tiga aspek tersebut. Demikian pula kota yang menjalankan dua dari ketiga aspek tersebut pada umumnya lebih penting dari kota yang menjalankan satu aspek saja. Perubahan fungsi kota dengan peran dan fungsi kota yang ditetapkan merupakan suatu pelaksanaan kontribusi dari Kota Kuala Kurun dalam skenario pengembangan wilayah. Menurut Branch (1995) bahwa perkembangan kota secara umum sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi internal dalam perencanaan kota secara komprehensif. Namun beberapa unsur eksternal yang menonjol juga dapat mempengaruhi perkembangan kota. Unsur eksternal merupakan suatu kekuatan yang terbentuk akibat kedudukan kota dalam konstelasi regional yang lebih luas sehingga memiliki kemampuan

6 untuk menarik perkembangan dari daerah sekitarnya yang selanjutnya dikonsentrasikan dalam kekuatan ekonomi kota. Gambar 1.2 Peta Kuala Kurun (Th.1992) Gambar 1.3 Peta Perkembangan Kuala Kurun s/d Th.2012

7 Dalam perkembangannya kota Kuala Kurun diharapkan menjadi kawasan yang berperan sebagai pusat kegiatan sektor strategis baik yang berskala lokal, regional maupun nasional yang mengarah pada pengembangan ekonomi dengan menekankan pada pemanfaatan potensi lokal, sekaligus berperan sebagai kawasan pusat pertumbuhan yang dapat memberikan efek pembangunan bagi daerah sekitarnya dengan didukung oleh potensi-potensi serta sarana dan prasarana kota yang dimiliki sehingga dapat difungsikan sebagai penunjang kegiatan sektor strategis baik yang berskala lokal, regional maupun nasional. Selain itu potensi potensi yang ada tersebut dapat dikembangkan guna menarik investor dan dapat dijadikan sebagai keunggulan komparatif bagi Kota Kuala Kurun sehingga diharapkan dapat memenuhi peran Kota Kuala Kurun sebagai pusat pertumbuhan di Kabupaten Gunung Mas yang juga mempengaruhi perkembangan kota Kuala Kurun. Saat ini perkembangan kota Kuala Kurun memperlihatkan perkembangan cukup signifikan bila dibandingkan saat hanya menjadi ibukota Kecamatan, hal ini dapat dilihat dari kondisi fisik, sosial dan ekonomi. Permukiman yang dulunya (Tahun 1992) hanya terdapat di sepanjang sungai kahayan, kini sudah menjalar/meluas ke arah daratan. Di awali dengan masuknya program Transabangsep di wilayah kelurahan Tampang Tumbang Anjir, yang juga menjadi bagian dari kota Kuala Kurun seolah memberikan magnet tersendiri bagi pembangunan di kota Kuala Kurun. Pada tahun 2002 meningkatlah status kota Kuala Kurun menjadi ibukota kabupaten Gunung Mas.Yang tentunya fungsi kota juga meningkat menjadi kota yang melayani semua kebutuhan kota secara umum. Peran Pemerintah dalam

8 menentukan arah pembangunan juga menjadi sangat penting dalam rangka efesiensi biaya dan percepatan pembangunan. Tentunya juga ada sinergitas antara Pemerintah, masyarakat dan Swasta dalam memajukan daerahnya. Maka dipandang menarik untuk melihat Arah/Pola Perkembangan fisik dan faktor-faktor perkembangan apa saja yang terjadi di kota Kuala Kurun, terlebih khusus lokasi Transabangdep yang di arahkan menjadi kawasan pengembangan kota Kuala Kurun. Faktor kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Mas juga diduga mempunyai peran yang sangat vital terhadap berkembangnya lokasi transabangdep ini. Karena suatu lokasi tidak akan bisa berkembang dengan cepat jika tidak ada pembangunan yang di programkan oleh Pemerintah Daerah setempat di lokasi tersebut. Seperti yang terlihat bahwa lokasi Transabangdep ini banyak dibangun berbagai sarana umum dan perkantoran milik pemerintah. Semua ini terkait dengan perubahan fungsi Kota Kuala Kurun dengan peran dan fungsi kota yang semakin besar. Adanya perubahan fungsi Kota Kuala Kurun dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan kota bila dibandingkan ketika masih berstatus Ibukota Kecamatan, tentunya akan menjadi pusat perhatian dan memberikan keunikan tersendiri bila ditinjau lebih jauh dengan melakukan penilaian dari aspek fisik, sosial, ekonomi, ketersediaan sarana dan prasarana serta kebijakan pemerintah kota yang dijalankan. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa lokasi kota Kuala Kurun Kecamatan Kurun dipilih sebagai lokasi penelitian.

9 1.2. Permasalahan Penelitian Berubahnya fungsi Kuala Kurun dari Desa/Kelurahan berkembang menjadi ibukota Kecamatan adalah awal meningkatnya perkembangan kota secara cepat, terlebih setelah kabupaten Gunung Mas diresmikan menjadi kabupaten pemekaran dimana Kuala Kurun ditetapkan menjadi Ibukota Kabupaten. Di mana pada awalnya persebaran permukiman hanya di sepanjang aliran sungai Kahayan, menjadi berkembang mengikuti fasilitas umum mulai dibangun, kemudian berkembang lagi dengan adanya penambahan permukiman baru oleh para penduduk Transabangdep asal pulau Jawa sebelum pemekaran daerah Kabupaten Gunung Mas Tahun 1992. Perkembangan tersebut semakin terlihat cepat dengan dibangunnya berbagai infrastruktur seperti jalan dan fasilitas pemerintah serta fasilitas umum lainnya, yang oleh Pemerintah Daerah perkembangannya diarahkan menuju wilayah lokasi Transabangdep di kelurahan Tampang tumbang Anjir. Faktor dibangunnya jalan dan adanya pembangunan fasilitas umum dan Pemerintah di wilayah kelurahan Tampang Tumbang Anjir diduga berpengaruh kuat pada perkembangan spasial kota, terutama masyarakat yang dulunya adalah penduduk transabangdep dan notabene nya mempunyai lahan serta rumah yang di bagikan untuk kegiatan pertanian, yang sekarang menjadi pusat kota. Sehingga Rumusan Masalah yang coba saya kemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Seperti apakah arah pola perkembangan fisik Kota Kuala Kurun yang terjadi dalam kurun waktu 1992 sampai dengan 2012? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan Kota Kuala Kurun dan faktor apa yang paling dominan terhadap perkembangan fisik?

10 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perkembangan Kota Baru Kuala Kurun sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2012. Dalam kurun waktu 20 tahun, perkembangan kota dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik dan non fisik. Melalui pembahasan mengenai perkembangan kota ini dapat ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan deskripsi arah dan pola perkembangan Kota Kuala Kurun, suatu kota baru mandiri dimana pembentukannya dimaksudkan untuk Ibukota Pemerintahan. Dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan disebabkan munculnya faktor-faktor yang mendesak terhadap kebutuhan ruang dan terdapat kecenderungan perembetan kota yang tidak sama kearah sisi-sisi kotanya. Sebagaimana telah dikemukakan dalam rumusan permasalahan maupun tujuan penelitian, maka dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, terutama bagi para pembuat keputusan (decision maker) untuk dapat dijadikan rujukan (input) dalam penerapan kebijakan yang tepat bagi pengembangan Kota Kuala Kurun. Pengenalan terhadap sejarah perkembangan kota, dan masuknya program Pemerintah berupa adanya program Transmigrasi dapat menjadi bahan pemikiran atau masukan dalam kegiatan perencanaan Kota. 2. Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat informasi tentang perkembangan Kota Kuala Kurun selama periode penelitian bagi peneliti lain yang memiliki minat untuk mempelajari mengenai perkembangan kota.

11 1.5 Keaslian Penelitian. Beberapa penelitian tentang perkembangan kota telah banyak dilakukan. Namun demikian penelitian yang dilakukan ini tidak akan terlepas dan mungkin saja mengacu kepada sumber-sumber dan literatur-literatur yang sama atau hampir sama dengan penelitian sebelumnya, sehingga penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat lebih melengkapi. No. Judul Penelitian 1. Perkembangan Wilayah Pemekaran Kota Pekanbaru 2. Perkembangan Fisik kota baru Palangka Raya Tabel 1.1 Penelitian Sejenis Nama Peneliti/ Fokus kajian Tahun Paulina Bagaimana arah dan Pola Atri, perkembangan wilayah 2006 pemekaran sebelum dan Sem, 2008 Sumber : Arsip Thesis MPKD, UGM Yogyakarta sesudah Bagaimana arah Pola Perkembangan Fisik kota yang berdiri setelah berakhirnya Pemerintahan kolonial Metode Penelitian Deskriptif- Kuantitatif Deduktif- Kualitatif Sedangkan Fokus dari Penelitian ini adalah bagaimana arah dan Pola perkembangan pembangunan suatu kota, dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Suatu kota akan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Menurut Bintarto (1984) menyatakan bahwa proses perkembangan kota tergantung pada kondisi alam dan sumber daya binaan yang ada di daerah kota dan sekitarnya yang membawa implikasi terhadap perubahan peruntukan guna lahan, baik struktur maupun polanya.