PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KEKUATAN PAVING BLOCK PASCA PEMBAKARAN MENGGUNAKAN MATERIAL TANAH DAN KAPUR UNTUK JALAN LINGKUNGAN

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

JRSDD, Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal: (ISSN: )

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

STUDY DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ECOMIX. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Erik Permana 2)

Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Blok Menggunakan Campuran Tanah dan Kapur dengan Alat Pemadatan Modifikasi

Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Kapur Dengan Alat Pemadat Modifikasi. Diah Larasati 1) Iswan 2) Setyanto 3)

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

Studi Kuat Tekan Paving Block dari Campuran Tanah, Semen, dan Abu Sekam Padi Menggunakan alat Pemadat Modifikasi. Sherliana 1) Iswan 2) Setyanto 3)

STUDI DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG PLASTISITAS RENDAH YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN TX-300 SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Time Variation Effect on Unconfined Compressive Strength Value on Clay and Silt Stabilized using Cement on Soaking Condition

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP DAYA DUKUNG STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN TX-300. M. Jafri 1) Setyanto 1) A.

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

Hubungan Nilai Konsolidasi dan Nilai Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Disubtitusi Material Pasir. Dedy Kurniawan 1) Iswan 2) Setyanto 3)

Studi Kekuatan Batu Bata Pasca Pembakaran Dengan Menggunakan Bahan Additive Serbuk Gergaji Kayu. Setyanto 1) Iswan 1) Hari Diantoro Rahmad 2)

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

Brick's Power Dimension Study Using Fly Ash Additive (Fly Ash) Based on SNI. Wenny Dwi Tiara Ayu Syaputri 1) Idharmahadi Adha 2) Setyanto 3)

Studi Pengaruh Penambahan Bahan Additive TX-300 Terhadap Kuat Tekan Batu Bata Pasca Pembakaran

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

I. PENDAHULUAN. harus ikut berkembang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini banyak sekali

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

Hubungan Batas Cair dan Plastisitas Indeks Tanah Lempung yang Disubstitusi Pasir Terhadap Nilai Kohesi Tanah pada Uji Direct Shear

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

Aria Febriantama 1) Lusmeilia Afriani 2) Setyanto 3)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN PASIR SEMEN DAN STABILIZER PADA STABILISASI TANAH

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

` METODE PENELITIAN. Adapun bahan penelitian sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah yang berasal dari daerah

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. Rizky Dwi Putra 1) Iswan 2) Lusmeilia Afriani 2)

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

STUDI PENGARUH LAMA WAKTU PROSES PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN BATU BATA SETELAH PENAMBAHAN BAHAN ADDITIVE ISS 2500 (IONIC SOIL STABILIZER)

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

I. PENDAHULUAN. mengalami kemajuan maka harus diimbangi dengan perkembangan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri saat ini maka secara

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Studi Dan Analisa Campuran Tanah Lempung Dan Abu Sekam Padi Terhadap Nilai Permeabilitas Dengan Alat Falling Head

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BATAKO LUMPUR LAPINDO SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL PASANGAN DINDING

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Batu Bata

STUDI DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN TX 300 SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE. Muhammad Jafri 1) Iswan 1) Mirsa Susmarani 2)

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI DISTABILISASI PASIR DAN SEMEN ANWAR MUDA

STABILISASI TANAH TAMBAK DENGAN VARIASI CAMPURAN SEMEN ANDALAS SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KUAT GESER SAMPEL DRYSIDE OF OPTIMUM (KERING OPTIMUM) DAN WETSIDE OF OPTIMUM (BASAH OPTIMUM) PADA TANAH LEMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

Transkripsi:

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2) Abstract Soil samples were tested in this study are derived from Karang Anyar, South Lampung. Variations in content of the mixture used were 6%, 8%, and 10% cement and 5% sand on every variation of cement from 7 days, 14 days, and 28 days curing time as well as the burning treatment and noburn combustion paving block samples. Based on the results of physical testing native soil, USCS soil samples classify as fine-grained soil and included in the CL group. The results of this study is paving block that using clay, cement, and sand does not meet ISO paving block. However, the addition of additives and curing can increase the physical and mechanical properties of the soil. This is proved by the increasing value of the optimum moisture content and density of the mixture. For the compressive strength of paving blocks without and with burning process are best shown in the addition of a mixture of 10% with 28 days curing time. Keywords: Paving blocks, clay, compressive strength, curing time Abstrak Sampel tanah yang diuji pada penelitian ini yaitu tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. Variasi kadar campuran yang digunakan adalah 6%, 8%, dan 10% semen dan 5% pasir pada setiap variasi campuran semen dengan variasi waktu pemeraman 7 hari, 14 hari, dan 28 hari serta dengan perlakuan pembakaran dan tanpa pembakaran sampel paving block. Berdasarkan hasil pengujian fisik tanah asli, USCS mengklasifikasikan sampel tanah sebagai tanah berbutir halus dan termasuk ke dalam kelompok CL. Hasil dari penelitian ini adalah pembuatan paving block menggunakan material tanah lempung, semen, dan pasir tidak memenuhi SNI paving block. Akan tetapi, penambahan bahan aditif dan pemeraman yang dilakukan dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik tanah. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai kadar air optimum dan berat jenis campuran. Untuk nilai kuat tekan paving block tanpa pembakaran dan dengan proses pembakaran paling baik ditunjukkan pada penambahan kadar campuran 10% dengan waktu pemeraman 28 hari. Kata Kunci: Paving block, tanah lempung, kuat tekan, waktu pemeraman 1. PENDAHULUAN Pembangunan di Indonesia pada era globalisasi seperti sekarang ini sangat pesat dan merata, terutama pembangunan sarana transportasi dan pemukiman warga. Salah satu bagian sarana dan prasarana yang penting adalah konstruksi perkerasan, contohnya yaitu dengan menggunakan paving block untuk jalan lingkungan (Diana, Purba, dan Sebayang, 2011). Paving block terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolisis sejenis, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan lainnya. Pada penelitian ini proses pembuatan paving block akan dicoba menggunakan bahan alternatif berupa campuran tanah lempung dengan semen portland dan pasir (Grim, 1953; Jackson, 1977). 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No 1 Gedong Meneng, Bandar Lampung. 2 Mahasiswi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No 1 Gedong Meneng, Bandar Lampung.

Pemanfaatan tanah ini dilakukan karena banyaknya potensi sumber daya tanah yang mudah diperoleh serta mencari bahan yang dapat digunakan nantinya pada pembuatan paving block untuk jalan lingkungan (Sukirman, 1992; Hendarsin, 2000). Dalam penelitian ini juga dilakukan pemeraman terhadap paving block, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan paving block dengan harapan dapat meningkatkan kekuatan paving block tersebut sehingga dapat menghasilkan paving block yang relatif murah namun memiliki kualitas yang baik agar dapat digunakan oleh masyarakat. 2. METODE PENELITIAN Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu hasil pengujian tanah dengan semen dan abu sekam padi untuk masing-masing kadar campuran Data primer berupa nilai kadar air mula-mula, nilai uji pemadatan, nilai berat jenis, nilai batasbatas Atterberg, nilai analisa saringan, nilai kuat tekan dan nilai daya serap air. Metode Pencampuran untuk masing-masing prosentase campuran : 1. Semen dan pasir dicampur dengan sampel tanah yang telah ditumbuk (butir aslinya tidak pecah) dan lolos saringan No. 4 dengan persentase : a. Campuran I : semen sebesar 6% dan pasir sebesar 5%, b. Campuran II : semen sebesar 8% dan pasir sebesar 5%, c. Campuran III : semen sebesar 10% dan pasir sebesar 5%, 2. Sampel tanah diaduk dengan semen dan pasir dengan penambahan air. Bila sampel tanah memiliki berat kumulatif 100%, maka : 1. Campuran I terdiri dari 6% semen + 5% pasir + 89% tanah, 2. Campuran II terdiri dari 8% semen + 5% pasir + 87% tanah, 3. Campuran III terdiri dari 10% semen + 5% pasir + 85% tanah. 3. Material yang sudah tercampur siap untuk dicetak menggunakan cetakan paving block, kemudian diperam selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. 4. Setelah diperam, sampel disusun dan dibakar pada tempat yang biasa digunakan untuk proses pembakaran untuk batu bata, dengan waktu pembakaran sama dengan yang digunakan untuk pembakaran batu bata. Urutan prosedur pelaksanaan penelitian : 1. Sebelum pencampuran material, tanah telah diuji sifat fisik dan dari hasil percobaan analisis saringan dan batas atterberg untuk tanah asli digunakan untuk mengklasifikasikan tanah berdasarkan klasifikasi tanah USCS. 2. Dari data hasil pengujian pemadatan pada setiap campuran, grafik hubungan berat volume kering dan kadar air untuk mendapatkan nilai kadar air kondisi optimum yang akan digunakan untuk membuat sampel campuran paving block. 3. Data pengujian pemadatan berupa grafik hubungan berat volume kering dan kadar air untuk mendapatkan kadar air kondisi optimum untuk sampel setiap campuran yang akan digunakan untuk pembuatan paving block menggunakan bahan additive dengan variasi campuran semen 6%, 8%, dan 10% serta 5% pasir. 4. Melakukan pencampuran komposisi paving block yaitu, tanah asli, semen, dan pasir dengan persentase bahan additive 11%, 13%, dan 15%, lalu dicetak dengan menggunakan cetakan paving block yang berbentuk persegi panjang. 5. Melakukan pemeraman selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari serta melakukan pengujian untuk sampel sebelum pembakaran, kemudian melakukan proses pembakaran sesuai waktu yang digunakan pada tempat proses pembakaran. 6. Melakukan uji daya serap air pada setiap sampel paving block dengan masing-masing jenis campuran untuk sampel pasca pembakaran. 7. Melakukan uji kuat tekan pada setiap sampel paving block dengan masing-masing jenis campuran untuk sampel sebelum pembakaran dan pasca pembakaran. 174 Andius D. P., Setyanto, Noor Syarifah H., Pengaruh waktu pengerasan...

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengujian Untuk Sampel Tanah Asli Sampel tanah diambil dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan untuk melakukan pengujian tentang sifat fisik tanah (Craig, 1991; Das, 1995). Sifat fisik yang diuji berupa uji kadar air, uji berat jenis (Gs), uji analisis ukuran butiran tanah, uji batas Atterberg (Bowless, 1989; Bowless and Helnim, 1991). Dan sifat mekanik berupa uji pemadatan. Pengujian di laboratorium menggunakan sampel tanah tanpa campuran. Selanjutnya, sampel tanah tersebut disebut sampel tanah asli. Hasil pengujian untuk sampel tanah asli dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Hasil Pengujian Sampel Tanah Asli. No Pengujian Hasil 1. Kadar Air (undisturbed) 26,65 % 2. (Gs) 2,433 3. Batas-batas Atterberg - Batas Cair (LL) - Batas Plastis (PL) - Indeks Plastisitas (PI) 40.99 % 26,71 % 14,28 % 4. Gradasi Lolos Saringan No. 200 89,95 % 5. Pemadatan Tanah : - Kadar Air Optimum - Berat isi kering maksimum 17,20 % 1,54 gram/cm 3 3.2. Klasifikasi Sampel Tanah Asli Dari pengujian kadar air menunjukkan bahwa nilai kadar air yang terkandung pada tanah asli adalah sebesar 26,65%. Hasil pengujian berat jenis tanah asli diperoleh sebsar 2,433. Dari hasil pengujian batas-batas Atterberg diperoleh nilai batas plastis (PL) yang menunjukkan bahwa kadar air yang dibutuhkan oleh tanah untuk mentransisi tanah dari keadaan semi padat ke keadaan plastis adalah sebesar 26,71%, sedangkan untuk nilai batas cair (LL) menunjukkan bahwa kadar air yang dibutuhkan oleh tanah asli untuk mentransisi tanah dari keadaan plastis ke keadaan cair adalah sebesar 40,99%. Berdasarkan nilai batas plastis dan batas cair dapat diperoleh nilai indek plastisitas (PI) tanah asli sebesar 14,28%. Berdasarkan sistem Unified (USCS), untuk nilai prosentase lolos saringan No. 200 sebesar 89,95% (lebih besar dari 50%) tanah ini dikategorikan sebagai tanah berbutir halus. Identifikasi tanah yang diuji termasuk dalam kelompok CL yaitu tanah lempung dengan plastisitas rendah dengan nilai batas cair sebesar 40,99%. 3.3. Hasil Pengujian Sampel Paving Block menggunakan Tanah Lempung + Semen + Pasir Dengan Berbagai Kadar Campuran Pengujian kuat tekan pada paving block adalah untuk mendapatkan besarnya beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh paving block. Alat uji yang digunakan adalah mesin desak. Pengujian ini dapat dilakukan dengan meletakkan benda uji pada alat uji dimana dibawah dan diatas benda uji diletakkan pelat baja kemudian jalankan mesin desak dan dicatat gaya tekan maksimumnya. Pengujian kuat tekan sampel paving block dilakukan pada sebelum terjadinya proses pembakaran dan setelah proses pembakaran. Pada pengujian sebelum pembakaran, sampel paving block yang diuji adalah sampel tanah asli yang Andius D. P., Setyanto, Noor Syarifah H., Pengaruh waktu pengerasan... 175

dicampur dengan semen dan pasir sebagai material campurannya dengan kadar penambahan semen sebesar 6%, 8%, dan 10% dan pasir 5% lalu dicetak menyerupai bentuk paving block dan diangin-anginkan. Sedangkan sampel paving block untuk pengujian pasca pembakaran merupakan paving block yang telah dibakar selama 2x24 jam untuk mencapai kematangan yang sempurna. Pengujian pada sampel paving block dilakukan perbandingan perlakuan pemeraman dengan jangka waktu 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Adapun hasil pengujian kuat tekan pada sampel paving block dengan variasi waktu pemeraman 7 hari, 14 hari, dan 28 hari ditunjukkan pada Gambar 1, 2, dan Gambar 3 berikut ini. Gambar 1 menunjukkan grafik kuat tekan sampel paving block sebelum dan setelah pembakaran dengan waktu pemeraman selama 7 hari. Gambar 1. Grafik Kuat Tekan Paving Block Pemeraman 7 Hari. Gambar 2 menunjukkan grafik kuat tekan sampel paving block sebelum dan setelah pembakaran dengan waktu pemeraman selama 14 hari. Gambar 2. Grafik Kuat Tekan Paving Block Pemeraman 14 Hari. 176 Andius D. P., Setyanto, Noor Syarifah H., Pengaruh waktu pengerasan...

Gambar 3. Grafik Kuat Tekan Paving Block Pemeraman 28 Hari. Gambar 3 menunjukkan grafik kuat tekan sampel paving block sebelum dan setelah pembakaran dengan waktu pemeraman selama 28 hari. Dari seluruh hasil penelitian dan perhitungan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai kuat tekan terjadi pada campuran 6% semen, 8% semen, dan 10% semen. Hal itu dikarenakan adanya pengaruh zat aditif seperti semen yang berfungsi sebagai pengikat dan pasir sebagai pengisi rongga udara pada sampel paving block. Semakin besar persentase bahan aditif yang mengisi ruang pori antar partikel, akan semakin mengikat partikel tanah dengan semen. Nilai kuat tekan paving block juga meningkat seiring bertambahnya waktu pemeraman. Semakin lama waktu pemeraman pada paving block yang terdiri dari campuran material tanah lempung, semen, dan pasir akan menyebabkan nilai kuat tekan meningkat. Hal ini disebabkan oleh lamanya waktu pemeraman sangat berperan dalam proses pengikatan antar partikel-partikel tanah oleh semen dan pasir sehingga kuat tekan paving block meningkat. Untuk nilai daya serap air pada paving block yang telah dibakar semakin besar jumlah bahan tambahan berupa semen dan pasir dalam campuran maka semakin kecil kemampuan daya serap terhadap air karena semakin banyak bahan tambahan yang terkandung dalam paving block maka semakin padat karena bahan tambahan tersebut berfungsi mengisi rongga-rongga yang ada pada tanah sehingga kepadatan semakin tinggi. Grafik berikut adalah hubungan antara komposisi campuran paving block dengan nilai daya serap air rata-rata : Gambar 4. Grafik Daya Serap Air. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai daya serap air ini sesuai dengan SNI untuk paving block adalah berkisar antara 3% - 10%. Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam SNI, maka nilai daya serap air sampel paving block dapat memenuhi standar dan Andius D. P., Setyanto, Noor Syarifah H., Pengaruh waktu pengerasan... 177

masuk pada mutu C dan D (Tabel 1). Serta dapat disimpulkan bahwa semakin besar kadar campuran maka semakin rendah daya serap air, artinya semakin besar kadar campuran maka kualitas paving block semakin baik. Hal ini disebabkan karena pada batasan komposisi tersebut terjadi ikatan yang ideal antar partikel dengan bahan additive. Selain itu nilai daya serap air yang semakin kecil menunjukkan bahwa paving block tersebut semakin kedap. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi kadar campuran yang semakin tinggi akan membuat kualitas paving block semakin baik. Pengujian berat jenis bertujuan untuk melihat dari pengaruh campuran semen dan pasir pada benda uji yang tanpa proses pembakaran serta benda uji yang melalui proses pembakaran. Tabel 2 menunjukkan hasil dari pengujian berat jenis tanah asli dan berat jenis tiap kadar campuran sampel paving block sebelum proses pembakaran. Tabel 2. Hasil Pengujian Tiap Kadar Campuran Sebelum Dibakar. Semen + Pasir Tanah Asli 7 hari) 14 hari) 28 hari) 6% + 5 % 2,433 2,462 2,470 2,487 8% + 5 % 2,433 2,514 2,522 2,533 10% + 5 % 2,433 2,556 2,571 2,591 Sedangkan Tabel 3 menunjukkan hasil dari pengujian berat jenis tanah asli dan berat jenis tiap kadar campuran sampel paving block setelah dilakukan pembakaran. Tabel 3. Hasil Pengujian Tiap Kadar Campuran Setelah Dibakar. Semen + Pasir Tanah Asli 7 hari) 14 hari) 28 hari) 6% + 5 % 2,433 2,552 2,570 2,575 8% + 5 % 2,433 2,578 2,594 2,612 10% + 5 % 2,433 2,592 2,599 2,638 Dari tabel diatas dapat dilihat berat jenis pada tiap tanah campuran nilainya diatas nilai berat jenis tanah asli. Kenaikan nilai berat jenis tersebut dikarenakan penambahan campuran semen dan pasir yang nilai berat jenisnya diatas tanah asli, sehingga saat dicampurkan maka berat jenis tanah campurannya akan bertambah lebih besar. Serta dapat dilihat bahwa berat jenis pada sampel pasca pembakaran cenderung lebih besar dari sampel sebelum dibakar. Hal ini dikarenakan pengaruh penambahan semen dan pasir yang mampu merapatkan partikel-partikel tanah setelah proses pembakaran. 3.4. Analisis Waktu Pemeraman dan Faktor Penambahan Semen. Dari seluruh hasil penelitian dan perhitungan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai kuat tekan terjadi pada campuran 6% semen, 8% semen, dan 10% semen. Hal itu dikarenakan adanya pengaruh zat aditif seperti semen yang berfungsi sebagai pengikat dan pasir sebagai pengisi rongga udara pada sampel paving block. Semakin besar persentase bahan aditif yang mengisi ruang pori antar partikel, akan semakin mengikat partikel tanah dengan semen. 178 Andius D. P., Setyanto, Noor Syarifah H., Pengaruh waktu pengerasan...

Nilai kuat tekan paving block juga meningkat seiring bertambahnya waktu pemeraman. Semakin lama waktu pemeraman pada paving block yang terdiri dari campuran material tanah lempung, semen, dan pasir akan menyebabkan nilai kuat tekan meningkat. Hal ini disebabkan oleh lamanya waktu pemeraman sangat berperan dalam proses pengikatan antar partikel-partikel tanah oleh semen dan pasir sehingga kuat tekan paving block meningkat. 4. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini : Sampel tanah yang digunakan berasal dari daerah Karang Anyar, Kabupaten Lampung Selatan, menurut klasifikasi USCS tanah tersebut digolongkan pada tanah berbutir halus dan termasuk kedalam kelompok CL yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang. Nilai kuat tekan tertinggi paving block menggunakan bahan tanah lempung,semen, dan pasir terdapat pada campuran 3 yaitu 85% tanah + 10% semen + 5% pasir. Peningkatan nilai kuat tekan paving block berbanding lurus dengan peningkatan persentase semen dan pasir dalam campuran. Pada pengujian kuat tekan paving block setelah dibakar mengalami peningkatan dari kuat tekan paving block sebelum dibakar. Hal ini disebabkan oleh efek dari pembakaran itu sendiri. Pada temperatur diatas 800 0 C, terjadi perubahan-perubahan kristal dari lempung dan mulai terbentuk bahan gelas yang mengisi pori - pori, sehingga bahan menjadi padat dan kuat. Sampel paving block dengan variasi waktu pemeraman 7 hari, 14 hari, dan 28 hari mengalami kenaikan nilai kuat tekan. Hal ini disebabkan oleh lamanya waktu pemeraman sangat berperan dalam proses pengikatan antar partikel-partikel tanah oleh semen dan pasir. Sehingga semakin mengikatnya partikel tanah akan semakin meningkat pula nilai kuat tekan. Dari data kuat tekan pada sampel paving block sebelum dan sesudah dibakar dengan waktu pemeraman 7 hari, 14 hari, dan 28 hari dapat disimpulkan bahwa nilai kuat tekan sampel sudah cukup baik yaitu berkisar antara 39,93 kg/cm 2 sampai 99,39 kg/cm 2. Namun, nilai-nilai tersebut tidak memenuhi standar ideal kuat tekan paving block untuk jalan lingkungan dengan batasan 350-400 kg/cm 2 (SNI 03-0691-1996). Pada pengujian daya serap air dengan variasi campuran yang berbeda memiliki daya serap air yang memenuhi standar nilai daya serap air berdasarkan SNI 03-0691-1996 (Tabel 1) untuk jalan lingkungan yaitu sebesar 3-10%. DAFTAR PUSTAKA Bowles, E. J., 1989, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. PT. Erlangga. Jakarta. Bowles, E. J. Helnin, Johan K., 1991, Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), PT. Erlangga. Jakarta. Craig, R.F., 1991, Mekanika Tanah, PT. Erlangga, Jakarta. Das, B. M., 1995, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I, PT. Erlangga. Jakarta. Diana, I. W., Purba, A. dan Sebayang, S., 2011, Perbandingan Mutu Paving Block Produksi Manual dengan Produksi Masinal, Jurnal Rekayasa Vol. 15 No. 2, Fakultas Teknik Universitas Lampung, Bandar Lampung. Grim, R. E., 1953, Clay mineralogy, McGraw-Hill, New York, p. 384.New York, p. 384 Andius D. P., Setyanto, Noor Syarifah H., Pengaruh waktu pengerasan... 179

Hendarsin, S. L., 2000, Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negeri Bandung, Bandung. Jackson, N., 1977, Civil Engineering Material, Great Britain, Unwin Brothers, England. Sukirman, S., 1992, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung. 180 Andius D. P., Setyanto, Noor Syarifah H., Pengaruh waktu pengerasan...