I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

I PENDAHULUAN Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

I. PENDAHULUAN. dari 1,0 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1,3 juta ton pada tahun 1995 dan 1,9

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di segala

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah trofis dengan luas

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk hidup dan bekerja dalam sektor pertanian dan pekebunan. Pertanian merupakan aktivitas utama bagi kehidupan ekonomi penduduk dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Aktivitas penduduk di bidang pertanian dilakukan oleh sebagian besar penduduk karena sebagian besar penduduk mengusahakan ketersediaan bahan pangan yang menjadi sumber kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Berbagai cara pemanfaatan lahan yang dilakukan diantaranya untuk perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Tujuan utama dari usaha-usaha tersebut ialah memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sektor perkebunan yang meliputi kopi, kakao, karet, sawit, dan lada mempunyai prospek yang cukup baik bagi kehidupan petani. Salah satu komoditas perkebunan yang memiliki produksi cukup tinggi dan mampu mendukung perekonomian Indonesia yaitu komoditas lada.

2 Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa. Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Produktivitas diidentifikasi dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara keluaran dan masukan. Produktivitas bertambah bila ada penambahan secara profesional dari nilai keluaran per masukan. Bila input dalam keadaan konstan, sedang keluaran yang dihasilkan terus bertambah, maka hal ini akan menunjukkan bahwa sumber-sumber efektif dan efisien. (http://danilsetiawan.com/materi-apkproses-produksi-dan produktivitas). Berikut adalah data luas area, produksi dan produktivitas lada di Indonesia Tahun 2011-2012. Tabel 1. Data Luas Area, Produksi dan Produktivitas Lada di Indonesia Tahun 2011-2012. No Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Produksi (Kg/Ha) Produktivitas (Kg/Ha) 1 2011 177.490 87.089 490 784 2 2012 178.622 88.160 494 785 Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Lampung Tahun 2012. Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 produksi lada mencapai 87.089 Ton atau 490 kg/ha dengan produktivitas 784 kg/ha dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 88.160 Ton atau 494 kg/ha dengan produktivitas 785 kg/ha. Lada Indonesia mempunyai kekuatan dan daya jual tersendiri karena cita rasanya yang khas. Devisa negara dari ekspor lada sekitar US$ 49,566 juta. Selain sebagai sumber devisa, usaha tani lada juga merupakan

3 penyedia lapangan kerja dan sumber bahan baku industri dalam negeri dengan melibatkan sekitar 312.619 kepala keluarga petani (Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan 2012). Lada Tumbuh dan dibudidayakan hampir diseluruh propinsi di Indonesia, Daerah sentra produksi lada nasional meliputi Propinsi Lampung, Propinsi Bangka Belitung, Propinsi Kalimantan Barat, dan Propinsi Kalimantan Timur dimana masing-masing memberikan kontribusi produksi sebanyak 29,8%, 44,2%, 3,4%, dan 8,3% terhadap produksi nasional pada tahun 2008. Pengembangan komoditas perkebunan lada diharapkan dapat menjadi penggerak perekonomian masyarakat, dan sebagai salah satu penghasilan pokok warga serta menjadi devisa melalui kegiatan ekspor komoditas perkebunan. Lada merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan yang tersebar hampir di seluruh kabupaten di Provinsi Lampung. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mengusahakan pertanian dan perkebunan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian yaitu 62,19% atau sebesar 1.679.602 jiwa (Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012:61). Komoditas unggulan perkebunan di setiap Kabupaten di Provinsi Lampung berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi alam yang mendukung perkembangan dari setiap tanaman perkebunan. Sesuai dengan salah satu konsep geografi yaitu diferensiasi areal, di mana setiap daerah memiliki perbedaan dengan wilayah lainnya baik kehidupan penduduknya maupun kondisi alamnya.

4 Perbedaan tersebut dapat dilihat dari keadaan iklim, tanah, perairan, tumbuhtumbuhan dan alam lingkungan secara keseluruhan. Kondisi alam di setiap wilayah tidak sama sehingga akan menyebabkan perbedaan terhadap tanaman yang dapat tumbuh dengan maksimal pada daerah tersebut. Pada daerah dataran tinggi dan dataran rendah jenis tanaman yang dibudidayakan akan berbeda. Ada tanaman yang dapat tumbuh dengan maksimal pada daerah dataran rendah dan ada juga tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan maksimal pada daerah dataran tinggi. Ketinggian tempat secara tidak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan hasilnya. Ketinggian tempat berhubungan erat dengan kondisi lingkungan. Perbedaan kondisi yanga mencolok adalah faktor iklim (curah hujan, suhu, dan kelembapan udara). Lada dapat berkembang dengan baik apabila hidup pada dataran rendah yaitu pada ketinggian kurang dari 200 mdpl. Lahan yang cocok untuk lada berupa tanah berpasir serta lempung yang kaya humus (bahan organik), dengan ph netral. Lada kurang cocok dikembangkan di lahan-lahan bergambut yang masam. Dengan demikian, produksi lada di dataran rendah berbeda nyata dengan produksi lada di dataran tinggi. Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan produksi lada di setiap kabupaten yang mengusahakan pertanian lada dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

5 Tabel 2. Perbedaan Luas Areal dan Produksi Lada di Wilayah Sentra Lada di Provinsi Lampung Tahun 2012 No Luas Produksi Produksi Produktivitas Kabupaten Area (Ha) (Ton) (Kg/Ha) (Kg/Ha) 1 Lampung Utara 24.288 10.792 444 543 2 Way Kanan 12.083 3.210 265 450 3 Lampung Timur 8.865 2.976 335 418 4 Lampung Barat 9.083 2.995 329 430 5 Tanggamus 5.698 1.207 211 322 Rata-rata 12.003 4236 317 433 Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Lampung Tahun 2012. Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat dijelas bahwa terdapat perbedaan produksi di setiap kabupaten. Dari 5 kabupetan yang menjadi sentra lada di Propinsi Lampung memiliki produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan produktivitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman lada sudah tidak dapat menghasilkan atau berproduksi sesuai dengan yang seharusnya (produktivitas). Keadaan seperti ini secara umum disebabkan oleh banyak faktor diantaranya dipengaruhi oleh kondisi alam, keadaan iklim, pengolahan lahan, perawatan, usia tanaman lada serta lain sebagainya. Kabupaten Lampung Utara menghasilkan produksi lada paling banyak dibandingkan dengan Kabupaten Way Kanan, Lampung Timur, Lampung Barat, dan Tanggamus. Sebagian besar penduduk Kabupaten Lampung Utara bekerja pada sektor pertanian. Jenis pertanian yang diusahakan penduduk mencakup subsektor tanaman perkebunan adapun jenis perkebunan yang diusahakan adalah lada, kopi, cengkeh, kelapa dalam dan kelapa hibrida.

6 Luas area dan produksi perkebunan rakyat di Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2012 sebagai berikut: 1. Lada memiliki luas area 24.288 /Ha dengan jumlah produksi 10.792 2. Kopi memiliki luas area 21.412 /Ha dengan jumlah produksi 12.298. 3. Karet memiliki luas area 25.957 /Hadengan jumlah produksi 9.2773. 4. Cengkeh memiliki luas area 296 /Ha dengan jumlah produksi 278. 5. Kelapa dalam memiliki luas area 3.306 /Ha dengan jumlah produksi 2.286. 6. Kelapa hibrida memiliki luas area 44 /Ha dengan jumlah produksi 2. (BPS Kabupaten Lampung Utara, 2012:143-144) Berikut adalah beberapa kecamatan di kabupaten Lampung Utara yang menjadi sentra lada: Tabel 3.Perbedaan Luas Areal dan Produksi Lada di Wilayah Sentra Lada di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012 No Luas Area Produksi Produktivitas Kecamatan (Ha) (kg/ha) (kg/ha) 1 Abung Kunang 2530 450 462 2 Bukit Kemuning 2655 445 486 3 Sungkai Barat 2873 487 532 4 Abung Tinggi 2755 438 464 5 Abung Barat 3368 444 540 6 Sungkai Selatan 2631 446 475 7 Pekurun 2587 381 469 8 Abung Selatan 2761 490 515 9 Propau 2128 407 446 Total 24288 3988 4389 Rata-rata 2698,67 443,1 487,67 Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Lampung Tahun 2012. Salah satu kecamatan sentra lada di Kabupaten Lampung Utara yang memiki area tanam lada paling luas sekaligus memiliki produktivitas paling tinggi (540kg/Ha) tetapi produksinya kurang tinggi (444kg/Ha) adalah Kecamatan Abung Barat. Berikut adalah beberapa desa di Kecamatan Abung Barat yang menjadi sentra lada:

7 Tabel 4.Perbedaan Luas Areal dan Produksi Lada di Wilayah Sentra Lada di Kecamatan Abung Barat Tahun 2012. No Luas Area Produksi Produktivitas Desa (Ha) (kg/ha) (kg/ha) 1 Ogan Lima 365 444 537 2 Kistang 346 470 520 3 Kamplas 358 445 514 4 Cahya Negri 357 485 512 5 Way Kakak 321 480 509 6 Simpang Abung 350 417 481 7 Talang Baru 358 421 473 8 Talang Palembangan 257 414 496 9 Sabok 311 400 485 10 Sindang Marga 345 453 480 Total 3368 3368 4429 Rat-rata 336,8 336,8 442,9 Sumber: BPS Kabupaten lampung Utara Tahun 2012. Kecamatan Abung Barat sendiri terdiri dari beberapa desa dan salah satunya adalah Desa Ogan Lima. Tanaman perkebunan yang paling banyak diusahakan di Desa Ogan Lima adalah perkebunan lada. Desa Ogan Lima merupakan daerah yang memiliki topografi datar yaitu berada pada 180 mdpl (Monografi Desa Ogan Lima, 2012). Secara umum lada dapat kembang dengan baik apabila hidup pada dataran rendah yaitu pada ketinggian kurang dari 200 m dpl. Pada ketinggian ini lada dapat menghasilkan pertumbuhan vegetatif yang terbaik, dapat menghasilkan buah yang sangat lebat, pertumbuhan tunas juga relatif lebih cepat 1-1,5 bulan dibanding daerah pengunungan dan dataran tinggi dan kematangan buah pun lebih cepat serta serentak (T. Saripan, 2012:11). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Ogan Lima dan sekitarnya merupakan daerah yang sangat cocok untuk perkebunan lada. Desa Ogan Lima merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Abung Barat yang memiliki luas wilayah 1361 Ha. Desa Ogan Lima memiliki luas perkebunan

8 676 Ha. Di Desa Ogan Lima didominasi oleh perkebunan lada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5, sebagai berikut: Tabel 5. Luas Areal Perkebunan Menurut Jenis Perkebunan yang Diusahakan di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012 No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Presentase (%) 1. Kelapa sawit 8 1,2 2. Kopi 303 44,8 3. Lada 365 54 Total 676 100 Sumber: Profil Desa Ogan Lima Tahun 2012 Berdasarkan Tabel 5, maka Desa Ogan Lima merupakan daerah yang potensial untuk dijadikan perkebunan lada hal ini dikarenakan dari sebagian besar luas arel di Desa Ogan Lima adalah area perkebunan lada yang mencapai 365 ha (54%) dari seluruh total luas perkebunan di Desa Ogan Lima. Dengan jumlah keluarga yag memiliki tanah perkebunan 907 jiwa. Masyarakat Desa Ogan Lima yang berprofesi sebagai petani lebih banyak dibandingkan dengan profesi yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencarian Pokok di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara. No Mata Pencarian Jumlah penduduk (jiwa) Persentase(%) 1 Petani campuran 664 62 2 Petani yang menanam lada 243 23 3 Buruh tani 86 8,04 4 Pegawai negeri sipil 15 1,4 5 Montir 15 1,4 6 POLRI 5 0,5 7 PensiunanPNS/TNI/POLRI 8 0,74 8 Pengusaha kecil dan 20 1,9 menengah 9 Jasa pengobatan alternatif 1 0,1 10 Pengusaha besar 13 1,2 Total jumlah penduduk 1070 100 Sumber: Profil Desa Ogan Lima tahu 2012

9 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, yang mendominasi mata pencarian penduduk di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat adalah pertanian lada dengan luas lahan garapan yang diusahakan mencapai 365 Ha sehingga menjadi mata pencarian penduduk yang paling dominan. Pekerjaan sebagai petani lada merupakan mata pencaharian pokok di Desa Ogan Lima. Lada merupakan tanaman utama yang diusahakan, maka ketergantungan terhadap pendapatan dari hasil penjualan produksi lada ini sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka. Dari hasil bertani lada inilah petani dapat memperoleh pendapatan yang nantinya akan digunakan untuk keperluan seharihari dalam pemenuhan kebutuhan pokok keluarganya. Kebutuhan pokok yang dimaksud dalam hal ini yaitu kebutuhan dasar yang merupakan kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup, yang terdiri dari sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara pra survey terhadap beberapa petani kebun lada, peneliti mendapatkan gambaran tentang kondisi kebun lada di Desa Ogan Lima. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel Tabel 7. Petani Lada Berdasarkan Luas Lahan, Hasil Panen, Pendapatan Kotor Per Panen Lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012. No Nama Petani Luas Lahan (Hektar) Hasil Panen (Ton) Pendapatn Kotor Per Panen (Harga Rp. 45.000/ kg) 1 Kabarudin 3 10 Rp. 450.000.000 2 Saproni 2 2 Rp. 90.000.000 3 Zulkifli 5 10 Rp. 450.000.000 4 Hayat 2 4 Rp. 180.000.000 5 Bukroni 3 4 Rp. 180.000.000 6 Bakri 1 2,3 Rp. 103.500.000 Jumlah 16 21,3 Rp. 1.453.500.000 Rata-rata 2,67 1,33 Rp. 242.250.000 Sumber: Data Primer 2012

10 Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa luas lahan garapan yang dimiliki oleh petani lada berbeda-beda dari lahan yang sempit 1 Ha sampai dengan yang luas 5 Ha dan rata-rata lahan yang dimiliki 2,67 Ha. Hasil pra survey juga menunjukkan bahwa petani lada di Desa Ogan Lima memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dapat terlihat dari penghasilan rata-rata yang diperoleh petani sebesar Rp. 242.250.000 dalam waktu 1 tahun. Penghasilan tersebut adalah penghasilan kotor petani lada. Dari data di atas juga dapat diketahui bahwa setiap kepala keluarga memiliki penghasilan yang berbeda. Selain itu, petani yang memiliki lahan garapan lebih luas belum tentu akan mendapatkan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan petani yang memiliki lahan garapan yang tidak begitu luas. Besarnya modal usaha yang dikeluarkan petani lada di Desa Ogan Lima dipengaruhi oleh luasnya lahan garapan yang dimiliki oleh petani, semakin luas lahan garapan maka biaya pemeliharaan semakin tinggi. Umur merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keadaan usaha tani petani lada, karena berhubungan langsung dengan aktivitas usaha tani yang dikelolanya. Pada umur yang relatif muda petani mempunyai kemampuan fisik yang lebih besar dalam melakukan kegiatan usaha taninya sehingga akan berpengaruh pula terhadap pendapatan. Sebaliknya, petani yang lanjut usia kemampuan fisiknya semakin berkurang dalam melakukan kegiatan usaha taninya. Pendidikan merupakan salah satu sarana penunjang dalam usaha meningkatkan hasil produksi, pendidikan yang dimiliki petani lada akan mempermudah dalam

11 hal mengetahui teknologi dan keterampilan manajemen dalam mengelola usaha perkebunannya. Selain pendidikan formal, pengetahuan mengenai pertanian juga dapat diperoleh melalui pendidikan nonformal seperti penyuluhan baik melalui petugas penyuluh lapangan, media elektronik, dan sumber bacaan lain. Pendapatan kepala keluarga juga akan berpengaruh terhadap pendidikan formal yang ditempuh anggota keluarganya. Semakin tinggi pendapatan petani maka kemungkinan untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan tinggi akan lebih besar, walaupun belum tentu kepala keluarga yang berpendapatan tinggi anaknya disekolahkan sampai ke jenjang pendidikan tinggi, hal itu disebabkan budaya warisan yang masih melekat pada keluarga petani yang beranggapan sekolah itu kurang penting selagi memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Sebaliknya ada beberapa keluarga petani lada yang berpenghasilan sedang tetapi mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang pendidikan tinggi karena petani tersebut beranggapan dengan bersekolah dapat memperbaiki taraf hidup keluarganya. Besar kecilnya pendapatan petani dapat berpengaruh terhadap kebutuhan pokok rumah tangganya. Semakin rendah tingkat pendapatan menyebabkan petani akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, kesehatan dan pendidikan. Jumlah tanggungan keluarga juga mempengaruhi kesempurnaan dan kebahagiaan hidup dalam suatu rumah tangga. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka akan menyebabkan makin besar pula jumlah pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan pokok. Dengan keadaan demikian petani yang berpenghasilan rendah

12 akan mengalami kesulitan-kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya karena kebutuhan pokok merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012. B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi masalah yang kemungkinan berkaitan dengan karakteristik sosial ekonomi petani lada di Desa Ogan Lima adalah sebagai berikut: 1. Umur kepala keluarga petani lada, 2. Tingkat pendidikan formal kepala keluarga petani lada, 3. Luas kepemilikan lahan, 4. Modal usaha tani, 5. Tingkat pendapatan, 6. Jumlah tanggungan kepala keluarga, 7. Pemenuhan kebutuhan pokok.

13 C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berapakah umur kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012? 2. Bagaimanakah tingkat pendidikan formal kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012? 3. Berapakah rata-rata luas kepemilikan lahan kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012? 4. Berapakah jumlah modal usaha tani yang dikeluarkan petani lada untuk melakukan usaha tani di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012? 5. Berapakah rata-rata pendapatan kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012? 6. Berapakah rata-rata jumlah tanggungan kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012? 7. Bagaimanakah pemenuhan kebutuhan pokok kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012?

14 D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui umur kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012. 2. Untuk mengetahui tingkat pendidikan formal kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012. 3. Untuk mengetahui rata-rata luas kepemilikan lahan kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012. 4. Untuk mengetahui jumlah modal usaha tani yang dikeluarkan petani lada untuk melakukan usaha tani di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012. 5. Untuk mengetahui rata-rata pendapatan kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012. 6. Untuk mengetahui rata-rata jumlah tanggungan kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012. 7. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan pokok kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012.

15 E. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung tahun 2013. 2. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di Perguruan Tinggi. 3. Sebagai suplemen bahan ajar Geografi SMA kelas X semester II pokok bahasan sumber daya manusia. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah kepala keluarga petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara. 2. Ruang lingkup objek penelitian adalah karakteristik sosial ekonomi petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara. 3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara tahun 2012. 4. Ruang lingkup ilmu adalah geografi sosial. Geografi sosial adalah cabang dari geografi manusia yang bidang studinya aspek keruangan yaitu karakteristik dari penduduk, organisasi sosial, unsur kebudayaan dan kemasyarakatan (Nursid Sumaatmadja, 1988:56). Digunakan geografi sosial sebagai ruang lingkup dalam penelitian ini, karena penelitian ini berkaitan dengan karakteristik penduduk dalam hal ini adalah petani lada di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara.