BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Pada perancangan film pendek ini media utamanya yaitu berupa motion graphic video yang akan didistribusikan dengan trailer melalui media pendukung yang berupa youtube. Semua media lainnya pun dirancang melalui tahap dan proses yang tidak singkat, tapi yang sangat membutuhkan proses panjang dalam teknis produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video. 4.2 Penjabaran Tahap Editing 4.2.1 Managing File Pada umumnya, video dan/atau audio hasil produksi (saat shooting day) sangat banyak, serta tidak semua file-file video dan/atau audio tersebut dipakai sebagai bahan yang akan di-edit. Oleh karena itu, penting bagi seorang editor untuk melakukan managing file guna memudahkan dalam memilih file video dan audio yang akan dipakai sebagai bahan untuk di- edit. Dalam tahap pertama ini, dilakukan seleksi file hasil produksi, baik itu video maupun audio. Editor melakukan managing file didampingi oleh Director dan Director Of Photography yang mengetahui video dan audio mana yang cocok untuk bahan editan. 69
70 Gambar 4.1 Contoh tampilan Managing File pada Finder Mac 4.2.2 Offline Editing Dalam tahap ini, editor mulai mengedit video dan audio. Namun, belum dilakukan penambahan efek, perbaikan intensitas cahaya dari suatu video, dan sebagainya. Hanya sebatas menyusun file-file video dan audio dari tahap pertama sehingga membentuk satu keutuhan cerita (sesuai dengan script / naskah) dan membuat perkiraan durasi untuk film yang telah disusun. ROSa : Berikut langkah-langkah Edit OFFLINE yang dilakukan editor dalam film
71 1. Membuka software editing (menggunakan Final Cut Pro 7.0) klik file kemudian klik new project. Gambar 4.2 Tampilan awal Final Cut Pro 2. Untuk kemudahan, buat nama project susai judul film / project yang sedang di produksi, langkah untuk membuat nama dalam project, terlebih dahulu save project tersebut sesuai dengan folder yang sudah ditentukan. Lalu klik Save. Gambar 4.3 Tampilan Membuat Nama Project
72 Gambar 4.4 Tampilan setelah klik save 3. Klik kanan sequence kemuadian klik setting, lalu pilih jenis sequence sesuai dengan ukuran (frame size) video hasil shooting. Karena untuk produksi film ROSa memakai jenis kamera DSLR, dengan ukuran Full HD dan frame rate 25fps, maka pilih sequence di kolom DSLR > 1080p > DSLR. Gambar 4.5 Tampilan Jenis Sequence 4. Kemudian import semua video dan audio yang akan di-edit. Klik File > Import dan pilih semua video dan audio tersebut.
73 Gambar 4.5 Kolom project pada Final Cut Pro 5. Setelh itu klik 2 kali pada video di project, akan muncul di preview kolom sebelah kiri, kemudian pilih video yang akan diambil dengan memakai shourtcut in dan out untuk memudahkan memilih shot saat mengedit offline atau rough cut. Gambar 4.6 Tampilan memilih video memakai shourtcut in dan out
74 6. setelah itu tekan shourtcut R untuk memasukan video dan audio yang telah dipilih kedalam timline, dan seterusnya hingga selesai. Gambar 4.7 Kolom timline dengan video yang telah dipilih 7. setelah itu editor mulai menyusun video dan audio sesuai dengan scene hanya menggunakan shourtcut C untuk memotong dan klik tahan lama video untuk mengesrkan video atau memindahkan posisi video. Gambar 4.8 Tampilan timeline saat mulai menyusun scene
75 4.2.3 Online Editing Dalam tahap ini, editor mulai memberikan efek-efek ke video yang sudah disusun dalam tahapan OFFLINE (rough cut video). Mulai dari pemberian koreksi warna (Color Corection), efek transisi, efek suara dan, penyusunan bumper in dan sebagainya. 1. Koreksi Warna (Color Corection) Dalam pembuatan film pasti ada kesalahan dalam produksi dalam pencahayaan, disini editor menambahkan beberapa pencahayaan agar sesuai dengan waktu cerita pada film ini. Koreksi Warna dengan menggunakan gel warna atau filter, adalah proses yang digunakan dalam pencahayaan sinematografi untuk mengubah warna keseluruhan cahaya, Tanpa Koreksi Warna adegan mungkin memiliki berbagai campuran warna, adanya penerapan koreksi warna, mengubah warna dari berbagai sumber cahaya agar ada kecocokan atau keselarasan warna dalam suatu adegan. Adanya penambahan Koreksi Warna (Color Corection) bertujuan untuk membuat kualitas film lebih bisa dimengerti oleh para penonton dalam segi waktu siang, sore, atau malam. Editor bekerja keras dalam memberi koreksi warna, karena harus sangat detail dan sedikit waktu yang sabar. Berikut adalah langkah- langkah tahapan online editing dalam menambahkan koreksi warna cahaya :
76 a. Klik video dalam timeline yang akan diberi efek, kemudian klik 2 kali Color Correction 3 way di kolom Filters. Gambar 4.9 Tampilan kolom Filters b. Dalam kolom filters akan terlihat tiga bola berwarna, disitu untuk mengatur kecahayaan dan warna contrast pada video black, mids, dan white. c. Atur warna sesuai dengan kesepakatan tim produksi sewaktu pra produksi (missal: Film ROSa bersifat kemerahan / mempunyai warna video sedikit merah), kemudian usahakan diagram masing-masing video mempunyai warna yang sama dengan mengatur efek Three-Way Color Corrector di kolom. d. Untuk lebih mudah memberi pewarnaan pada video lainnya, lakukan klik pada kolom filters kemudian cmd+c untuk mengcopy filters effect
77 tersebut, lalu klik 2 kali pada video yang ada di timeline lalu tekan cmd+v untuk menaruh effect tersebut. e. Lakukan langkah c d untuk tahap ke video selanjutnya. f. Beri efek transisi pada video jika dibutuhkan, dengan men-drag sebuah efek transisi di kolom Effects > Video Transition kemudian men-drop ke ujung video tersebut (awal atau akhir video) Gambar 4.10 Efek Video Transitions pada kolom Effects dan tampilan video yang sudah diberi transisi pada kolom Timeline
78 4.2.4 Mixing Audio Dalam tahap ini, editor mulai memberikan efek-efek audio ke audio asli hasil shooting. Misalnya dengan mengurangi noise di audio (noise reduction) dan mengatur volume suara video. Tidak hanya itu, dalam tahap ini pun editor memberikan audio-audio lainnya untuk mendukung cerita dan adegan dari video yang sudah disusun, atau disebut juga Background Sound (Backsound). Berikut langkah-langkah tahapan Online Editing dalam produksi film ROSa : 1. Agar lebih mudah dalam pengaturan audio dari setiap video, rubah workspace dengan meng-klik window > arrange > Audio Gambar 4.11 Tampilan untuk memudahkan memixing audio
79 Gambar 4.12 Sesudah tampilan mixing audio keluar. 4.3 Penerapan Montage Pudovkin 4.3.1 Prinsip Paralellism Dalam film pendek ini, terdapat montage Pudovkin dengan prinsip kedua (Paralellism), yaitu : Adegan introduction (1) Gambar 4.13 Oca dengan ayahnya sedang memberi bunga
80 Gambar 4.14 Transisi oca dan ayahnya berubah menjadi dengan galing Gambar 4.15 Oca dengan Galing
81 Terlihat pada gambar 4.13 Oca memakai baju putih dengan ayahnya yang memakai baju hitam. Selain itu terlihat juga Oca dan Ayahnya sedang berdiri dan pintu kaca dan tembok berwarna biru pada latar belakangnya. Lalu pada gambar 4.15 Oca sama memakai baju putih dengan ekspresi wajah yang sama seperti gambar 4.13, namun dengan latar yang berbeda. Editor menambahkan transisi berbayang (dissolve) diantara kedua video tersebut sebagai penerapan teknik montage Pudovkin prinsip Parallelism. Nama teknik dari transisi tersebut adalah Position Morphing, (Lihat pada gambar 4.14) dimana efek transisi yang berbayang tersebut fokus kepada suatu dari objek yang ditentukan (dalam hal ini posisi mereka berdua). Maksudnya disini adalah bahwa transisi tersebut mempunyai sifat seakan-akan sebuah objek (yang difokuskan) pada gambar pertama berubah menjadi objek pada gambar selanjutnya, dengan menitikberatkan bentuk dan struktur objek tersebut pada saat perubahannya. Posisi Oca disini adalah contohnya. Perubahannya terlihat sedikit berbayang.
82 4.4. Kendala dan Pemecahan Dalam memproduksi sebuah karya, kesulitan, kendala dan masalah merupakan hal yang wajar dialami bagi setiap tim. Tidak mungkin semuanya akan berjalan mulus seperti yang dinginkan. Penulis yang berperan sebagai editor memiliki tanggung jawab penuh untuk menyelesaikan hasil akhir dari film drama yang sudah dibuat, baik itu secara teknis maupun non teknis. Mulai dari tahap pra produksi, dan pasca produksi. Pada tahap pra produksi, kendala yang dialami penulis adalah dalam hal pembuatan konsep, yang akan digunakan pada hasil akhir editing dengan sutradara. Hal ini membuat penulis harus beberapa kali berunding ulang dengan Sutradara dan Director Of Photography untuk menemukan konsep pasti yang akan digunakan dalam editing. Hingga akhirnya penulis serta Sutradara dan Director Of Photography sepakat dengan konsep akhir yang akan digunakan. Pada tahap pasca produksi, kendala yang dialami oleh penulis adalah warna gambar dan cahaya yang berbeda dikarenakan kru menggunakan dua kamera dan waktu yang molor menyebabkan cahaya matahari yang berubah ketika shooting di outdoor. Sehingga membuat penulis sedikit kesulitan untuk menyamakan warna dan bermain cahaya (grading). Kendala lainnya adalah masalah audio, dimana ketika shooting di outdoor terdapat noise-noise
83 yang mengganggu dan tidak memungkinkan untuk memakai natural sound. Penulis bekerja sangat maksimal untuk memixing audio untuk menghilangkan suara noise, dan pada produksi saat merekam audio menggunakan zoom hand, banyak audio yang direkam dan tidak ada yanda mana yang akan dipakai sesuai dengan video, sehingga penulis sangat kewalahan untuk memilih audio satu persatu, pada akhirnya suara tersebut dapat diselesaikan dengan waktu yang sangat lama. Beberapa hal diatas merupakan kendala yang dialami penulis selama memproduksi film ROSa. Namun, setiap kendala dapat diatasi dengan baik oleh penulis karena penulis selalu membiasakan diri untuk berdiskusi dengan kru dan memiliki plan B.
84 4.5 Media Pendukung A. Poster Gambar 4.41 Poster Rosa Ukuran : A2 ( 42 cm x 59.4 cm) Format : Potrait Teknik : Digital Printing Kegunaan : Merupakan media pendukung, yang mempunyai fungsi untuk memperkenalkan film Rosa
85 B. Banner Gambar 4.43 Banner ROSa Ukuran : 60 cm x 160 cm Formart : Potrait Teknik : Digital Printing Kegunaan : Merupakan media pendukung, yang mempunyai fungsi untuk memberikan pemahaman film pendek ROSa.