PENGGUNAAN TERPAL DAN GRID BAMBU SEBAGAI ALTERNATIFPERBAIKAN TANAH TERHADAP PENURUNAN PONDASI DANGKAL PADA TANAH GAMBUT

dokumen-dokumen yang mirip
Angelina Usman ABSTRAK

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GAMBUT SEBAGAI SUBGRADE JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PERKUATAN ANYAMAN DAN GRID BAMBU

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN PERKUATAN ANYAMAN BAMBU DAN GRID BAMBU DENGAN BANTUAN PROGRAM PLAXIS

PENGARUH PERKUATAN ANYAMAN BAMBU TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG

Esti Patri Wulandari ABSTRAK

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL BERDASARKAN DATA LABORATORIUM

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

PENGARUH GEOTEKSTIL PADA KUAT DUKUNG PONDASI TELAPAK DI ATAS TANAH GAMBUT

KAJIAN EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIK PENGARUH DIMENSI FONDASI DANGKAL

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JARAK PONDASI MENERUS DARI TEPI LERENG PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN PERKUATAN GEOGRID MAKALAH JURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanah gambut yang digunakan dalam pengujian ini yang berasal

STUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PASIR PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH VARIASI JUMLAH LAPIS DAN JARAK ANTARLAPIS VERTIKAL GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci : Daya dukung, pondasi menerus, geotekstil, anyaman bambu, pasir, BCI

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH PONDASI DANGKAL DENGAN BEBERAPA METODE

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH YANG DIPERKUAT DENGAN GEOTEXTILE

PENGARUH KADAR AIR DIATAS OPTIMUM MOISTURE CONTENT TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG ORGANIK

Keywords: bearing capacity, sand slope, geogridreinforcement, slope angles, footing width.

ANALISIS PENGARUH SUBSTITUSI ABU TANDAN SAWIT DAN GIPSUM TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG LUNAK

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian...

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR

Pengaruh Ukuran dan Kedalaman Geotekstil Teranyam Tipe HRX 200 terhadap Daya Dukung Ultimit dan Penurunan Tanah Lempung Lunak

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENDAHULUAN TUJUAN TINJAUAN PUSTAKA Geogrid sebagai Material Perkuatan pada Tanah Gambar 1. Gambar 1. Gambar

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA Pola Keruntuhan Akibat Pondasi Dangkal di Tanah Datar

PENGARUH PENGGUNAAN CERUCUK DAN ANYAMAN BAMBU PADA DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENURUNAN TANAH PASIR TERHADAP LUASAN PONDASI BERBENTUK PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI ENAM

ABSTRAK

DAFTAR GAMBAR Nilai-nilai batas Atterberg untuk subkelompok tanah Batas Konsistensi... 16

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

ANALISA PENGARUH BERAT ISI PASIR TERHADAP DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL BERBENTUK SEGITIGA

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III DAYA DUKUNG TANAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DAN RASIO D/B TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS DENGAN PERKUATAN GEOGRID TIPE BIAKSIAL

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN SUDUT KEMIRINGAN LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR RC 85% DENGAN PERKUATAN GEOGRID

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. HR Subrantas Km 12 Pekanbaru Riau 2

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas KM 12,5, Pekanbaru ABSTRACT

STUDI DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL PADA TANAH GAMBUT DENGAN KOMBINASI GEOTEKSTIL DAN GRID BAMBU

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya Korespondensi : ABSTRAK

SOAL DIKERJAKAN DALAM 100 MENIT. TULIS NAMA, NPM & PARAF/TTD PADA LEMBAR SOAL LEMBAR SOAL DIKUMPULKAN BESERTA LEMBAR JAWABAN.

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DENGAN RASIO d/b = 1 DAN n = 3 TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

DAYA DUKUNG TANAH UNTUK DISPOSAL DI TAMBANG BATUABARA DAERAH PURWAJAYA, KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ABSTRAK

KORELASI KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR DENGAN LUAS PERKUATAN GEOTEKSTIL (STUDI LABORATORIUM) Muhammad. Riza.

Studi Daya Dukung Pondasi Dangkal pada Tanah Gambut dengan Kombinasi Geotekstil dan Grid Bambu

PENAMBAHAN LAPISAN PASIR PADAT SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENURUNAN FONDASI DI ATAS LAPISAN LEMPUNG LUNAK : SUATU STUDI MODEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

FADEL MUHAMMAD H. NIM.

I. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR

Karakterisasi Sifat Fisis dan Mekanis Tanah Lunak di Gedebage

UJI MODEL DINDING PENAHAN TANAH DENGAN TIMBUNAN GAMBUT MENGGUNAKAN PERKUATAN FLEKSIBEL TERPAL

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

Zufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Jurusan Geologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

ALTERNATIF PERKUATAN TANAH PASIR MENGGUNAKAN LAPIS ANYAMAN BAMBU DENGAN VARIASI JARAK DAN JUMLAH LAPIS

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIX (DSM) 15% FLY ASH DIAMETER 3 CM BERPOLA PANELS TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Pesyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Disusun Oleh: Lestari

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

PENGARUH PROSENTASE PASIR PADA KAOLIN YANG DIPADATKAN DENGAN PEMADATAN STANDAR TERHADAP RASIO DAYA DUKUNG CALIFORNIA (CBR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia konstruksi, tanah menduduki peran yang sangat vital dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

Transkripsi:

PENGGUNAAN TERPAL DAN GRID BAMBU SEBAGAI ALTERNATIFPERBAIKAN TANAH TERHADAP PENURUNAN PONDASI DANGKAL PADA TANAH GAMBUT Faskal Ramli Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Jl. Raya PrabumulihKM 32 Indralaya, Sumatera Selatan E-mail: zeefaskal@yahoo.com Abstrak Teknik perbaikan tanah yang umum dilakukan pada tanah gambut adalah perbaikan secara fisik, yaitu dengan menggunakan material geosintetik. Geosintetik yang sering digunakan adalah geotextile. Pada penelitian ini geotextile yang digunakan diganti dengan penggunaan terpal dan grid bambu yang diharapkan dapat menjadi alternatif material perkuatan untuk meningkatkan daya dukung tanah gambut yang digunakan sebagai tanah dasar dari pondasi dangkal.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan daya dukung variasi jarak dari dasar pondasi ke perkuatan (,25B;,5B; ) dan variasi lebar perkuatan (2B, 3B, 4B) dengan nilai daya dukung tanpa perkuatan.metodologi penelitianyang digunakan adalah pengujian dalam skala laboratorium. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan membandingkan nilai daya dukung tanah tanpa perkuatan dengan menggunakan perkuatan yang dinyatakan dengan Bearing Capacity Ratio (BCR).Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi kedalaman terpal dan grid bambu terhadap dasar pondasi tidak selalu menunjukkan kenaikan daya dukung yang lebih besar, namun variasi pertambahan lebar perkuatan selalu menunjukkan kenaikan pada daya dukung tanah. Pada variasi jarak dari perkuatan ke pondasi, peningkatan yang paling maksimal ditunjukkan pada kedalaman,5b dengan lebar perkuatan sebesar 4B dengan q ultimit sebesar 2,44 kpa. Nilai BCR terbesar terdapat pada variasi jarak perkuatan dari dasar pondasi,5b dan lebar perkuatan 4B dengan nilai 3,78 dan persen peningkatan 277,8%. Kata kunci : BCR, terpal, grid bambu, tanah gambut 1. PENDAHULUAN Kebutuhan lahan pembangunan menyebabkan banyak lahan didirikan pada lapisan tanah dengan kondisi yang kurang baik, seperti tanah gambut. Tanah gambut memiliki konsistensi yang lunak. Permasalahan utama bila suatu bangunan diatas tanah lunak adalah daya dukung dan penurunan (Bowles, 1979). Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan material yang dapat memperbaiki kualitas serta meningkatkan daya dukung dari tanah tersebut sehingga dapat mencegah terjadinya perbedaan penurunan dalam jumlah yang terlampau besar. Teknik perbaikan tanah lunak yang umum dilakukan pada tanah gambut adalah perbaikan secara fisik, yaitu dengan menggunakan material geotextile. Namun, karena beberapa keterbatasan yang ada diperlukan alternatif lain sebagai pengganti geotextile. Penelitian terhadap sumber-sumber bahan lokal yang ada untuk di manfaatkan sebagai bahan pengganti geotextiltelah banyak dilakukan, seperti penggunaan terpal sebagai pemisah (separator) antar lapisan tanah dasar, yaitu tanah gambut dengan tanah urugan, serta penggunaan grid bambu yang fungsinya sama seperti geogrid, yaitu sebagai perkuatan. Pada penelitian ini akan digunakan terpal dan grid bambu sebagai perkuatan untuk meingkatkan daya dukung tanah gambut pada bangunan dengan pondasi dangkal sebagai alternatif pengganti geotextiledan geogrid. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pengujian dalam skala laboratorium. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan penggunaan terpal dan grid bambu dapat menjadi alternatif penggunaan geotxtile dan geogrid untuk meningkatkan daya dukung tanah gambut yang digunakan sebagai tanah dasar dari pondasi dangkal. 2. TUJUAN PENELITIAN Tujuandaripenelitianiniadalah: 1) Mengetahuibesarnyadayadukungdanpenurunanpond asidangkal yang beradapadatanahgambut tanpadiberiperkuatan. 2) Mengetahuibesarnyadayadukungdanpenurunanpond asidangkal yang beradapadatanahgambut setelah diberi pekuatan dengan variasi lebar perkuatan dan jarak perkuatan dari dasar pondasi yang digunakan. 3) Membandingkan kapasitas daya dukung dari setiap variasi dengan nilai daya dukung tanpa perkuatan 3. TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Pondasi Pondasi adalah bagian struktur terbawah dari suatu bangunan yang tertanam di dalam lapisan tanah yang kuat dan stabil serta berfungsi sebagai penopang bangunan. Berdasarkan elevasi kedalamannya, pondasi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu pondasi dangkal (shallow foundations) dan pondasi dalam (deep foundations). Pondasi dangkal adalah struktur bangunan paling bawah yang berfungsi meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah yang berada relatif dekat dengan permukaan ISSN: 2355-374X 343 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

tanah. Yang termasuk dalam kategori pondasi dangkal adalah pondasi setempat (spread footings) dan pondasi plat penuh (mat foundations). Secara umum, pondasi dangkal seperti pondasi setempat, lajur, atau pelat penuh akan mengalami tiga jenis pola keruntuhan, tergantung dari jenis tanah dan kepadatannya. Ketiga pola keruntuhan pondasi tersebut adalah keruntuhan geser umum (general shear failure), keruntuhan Geser Lokal (local shear failure), dan keruntuhan Geser pons (punching shear failure). 3.2. Tanah Gambut Gambut (Peat) merupakan campuran dari fragmen material organik yang berasal dari tumbuh tumbuhan yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan menjadi fosil. Material gambut yang berada dibawah permukaan mempunyai daya mampat yang tinggi dibandingkan dengan material tanah pada umumnya (Mac Farlane, 1958). Tanah gambut memiliki sifat fisik yang berbeda dengan jenis tanah lainnya. Dari beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sifat fisik tanah gambut yang rendah (angka pori besar, kadar air tinggi dan berat volume tanah kecil), terlebih tanah gambut merupakan tanah non kohesi. 3.3. Daya Dukung Tanah (Bearing Capacity) Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan tekanan atau beban bangunan pada tanah dengan aman tanpa menimbulkan keruntuhan geser dan penurunan berlebihan (Najoan,T.F., 22). Daya dukung tanah merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan pondasi beserta struktur diatasnya. Daya dukung yang diharapkan untuk mendukung pondasi adalah daya dukung yang mampu memikul beban struktur, sehingga pondasi mengalami penurunan yang masih berada dalam batas toleransi. Daya dukung ultimit didefinisikan sebagai tekanan terkecil yang dapat menyebabkan keruntuhan geser pada tanah pendukung tepat di bawah dan di sekeliling pondasi. Daya dukung ultimit suatu tanah terutama di bawah beban pondasi dipengaruhi oleh kuat geser tanah. Nilai kerja atau nilai izin untukdesain akan ikut mempertimbangkan karakteristik kekuatan dan deformasi. 3.3.1. Analisa Skempton Analisa Skempton mengenai daya dukung ultimit pondasi memanjang Qu dan daya dukung ultimit neto Q un dinyatakan dalam persamaan-persamaan berikut. Q u = c u N c + Dfγ...(Pers.1.) Q un = c u N c...(pers.2.) dimana: Q u = daya dukung ultimit (kn/m 2 ) Q un = daya dukung ultimit neto (kn/m 2 ) Df = kedalaman pondasi (m) γ = berat volume tanah (kn/m 3 ) c u = kohesi tak terdrainase (kn/m 2 ) N c = faktor daya dukung Skempton Untuk pondasi empat persegi panjang (dengan panjang L dan lebar B), daya dukung ultimit dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: Q u = (,84 +,16 B/L)c u N c(bs) + Dfγ...(Pers.3.) dan daya dukung ultimit neto: Q un = (,84 +,16 B/L)c u N c(bs)...(pers.4.) 3.3.2. Analisa Terzaghi Pemikiran Terzaghi ini dinyatakan dalam persamaan: q u =...(Pers.5.) Persamaan umum daya dukung ultimit pondasi memanjang sebagai berikut. q u = c N c + Df γ N q +,5 γ B N γ... (Pers.6.) Dimana: qu = daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang (kn/m 2 ) c = kohesi tanah (kn/m 2 ) Df = kedalaman pondasi (m) γ = berat volume tanah (kn/m 3 ) Po = Df.γ= tekanan overburden pada dasar pondasi (kn/m 2 ) Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung Terzaghi. Untuk pondasi bujur sangkar q u = 1,3 c N c + P o N q +,4 γ B N γ...( Pers.7.) Untuk pondasi lingkaran q u = 1,3 c N c + P o N q +,3 γ B N γ...( Pers.8.) Untuk pondasi persegi panjang q u = c N c (1+,3B/L) + P o N q +,5 γ B N γ (1-,2 B/L)...( Pers.9.) dimana: qu = daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang (kn/m 2 ) c = kohesi tanah (kn/m 2 ) Df = kedalaman pondasi (m) γ = berat volume tanah (kn/m 3 ) Po = Df.γ= tekanan overburden pada dasar pondasi (kn/m 2 ) B = lebar atau diameter pondasi (m) L = panjang pondasi (m) Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung Terzaghi. 3.4. Perkuatan Perbaikan tanah gambut pada prinsipnya adalah usaha untuk mengendalikan sifat - sifat tanah gambut yang kurang menguntungkan. Perbaikan tanah gambut meliputi: memperkecil tingkat kemampumampatan tanah gambut, mengurangi kadar airnya atau meningkatkan daya dukungnya dengan memberi perkuatan, (Bowles, 1992). ISSN: 2355-374X 344 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

Huang dan Menqs (Chen, 1997) melakukan evaluasi pada tanah yang diberi perkuatan di bawah pondasi dengan suatu mekanisme keruntuhan yang dikemukakan Schlosser et.al (1983) Kedalaman pondasi dan lebar-slab memberikan efek, dan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kapasitas daya dukung. Konsep dasar mekanisme keruntuhan ini adalah kapasitas daya dukung dari pondasi (lebar: B) pada pondasi yang diberikan perkuatan adalah sepadan dengan lebar pondasi (lebar: B+DB) dengan kedalaman dari d (total kedalaman dari perkuatan) yang tidak diberi perkuatan. 3.5. Bearing Capacity Ratio (BCR) Bearing Capacity Ratio (BCR) adalah nilai yang didapat setelah dilakukan analisis dimensionless. BCR sendiri merupakan rasio antara daya dukung ultimit tanah pondasi yang diperkuat dengan daya dukung ultimit tanah pondasi yang tidak diperkuat yang dinyatakan dalam persen (%). Nilai BCR ini nantinya digunakan untuk mengetahui kinerja perkuatan dalam menaikkan daya dukung tanah pondasi. BCR =...( Pers.9.) Dimana: q r = Daya dukung ultimit tanah pondasi q o yang diperkuat = Daya dukung ultimit tanah pondasi yang tidak diperkuat 3.6. Bambu Bila dibandingkan dengan bahan lainnya, bambu memiliki beberapa kelebihan diantaranya batangnya kuat, ulet, lurus, rata dan keras. Anyaman bambu yang dalam hal ini yaitu grid bambu sangat mudah didapatkan dan harganya pun relatif murah. Sebagai perkuatan, anyaman bambu ini diletakkan pada tanah gambut dengan daya dukung rendah yang di atasnya diperkuat dengan lapisan sirtu. Diharapkan dari penempatan perkuatan anyaman bambu tersebut adalah bidang runtuh tanah akan terpotong oleh anyaman bambo, sehingga daya dukung tanah akan meningkat. 3.7. Terpal Terpal plastik (juga dikenal sebagai lembar terpal atau politelin) adalah lembaran bahan yang kuat, fleksibel, kedap air, dan tahan rembes (Rick Bauer dan Graham Sounder, 27). Kebanyakan terpal plastik terbuat dari pelapisan kasa anyaman dari polietilen dengan kerapatan tinggi (High Density Polyethylene/HDPE) antara dua lapisan polietilen dengan kerapatan rendah (Low Density Polyethylene/LPDE). Satu meter terpal plastik menempati volume sekitar 2,5m 3. Terpal memiliki berat 2 gram per m 2. Terpal cenderung mudah robek bila terkena benda tajam, kekuatannya dapat melemah dan robek bila dibentangkan pada struktur yang menahan panas. Terpal mudah terbakar dan menghasilkan asap beracun. 4. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan pemodelan dan pengujian laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Tanah terganggu yang digunakan berupa tanah gambut yang diambil dari daerah Palem Raya, Indralaya, Palembang. Pada penelitian ini menggunakan model pondasi terbuat dari pelat baja berukuran 15cm x 15cm x 2cm sedangkan bak uji berukuran 9cm x 9cm x 1cm. Bambu yang digunakan adalah jenis bambu tali dari daerah Tanjung Sejaro, Ogan Ilir dan terpal yang di pakai merupakan terpal yang banyak terdapat di toko. Untuk lebih jelas mengenai metodologi penelitian dapat dilihat dari bagan alir pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram Alur Penelitian 4.1. Pengujian Soil Properties Sebelum dilakukan uji properties, tanah gambut terlebih dahulu diklasifikasikan secara visual dengan Von Post Scale untuk menentukan termasuk jenis Fibrous Peat atau Amorphous Granuler Peat karena metode pengujian soil properties untuk kedua jenis gambut tersebut berbeda. Adapun pengujian soil properties yang dilakukan yaitu pengujian Kadar Air (ASTM D 2216 8), Kadar Abu dan Kadar Organik (ASTM D 2974-87), Berat Jenis (ASTM D 854 23), Batas Cair dan Batas Plastis (ASTM D 422 63), Analisa Saringan (ASTM D 422 72). Setelah perendaman, tanah diambil dengan cetakan sehingga didapat tanah tak terganggu (undisturbed) untuk dilakukan pengujian soil mechanic dengan tujuan untuk mencari koefisien kekuatan pada tanah sebelum dilakukan pengujian daya dukung tanah. Pengujian soil mechanic yang dilakukan yaitu Triaxial (ASTM D 4767 11). ISSN: 2355-374X 345 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

4.2. Pengujian Benda Uji Pemodelan dilakukan dengan dengan variasi lebar perkuatan (2B, 3B, 4B) dan pengujian dengan variasi jarak dari dasar pondasi ke perkuatan (d/b) dengan jumlah perkuatan sebanyak 3 lapisan pada masingmasing lebar perkuatan. Dalam penelitian ini, untuk parameter d/b yang di ambil yaitu,5 ;,75 ; 1. Sehingga didapat bahwa d adalah,25b ;,5B ;. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban ke tanah menggunakan dongkrak, besar beban yang diberikan pada tanah akan dibaca oleh load cell yang kemudian akan disambungkan ke data logger bersamaan dengan penurunan yang dibaca oleh LVTD. Sketsa model pengujian dapat dilihat pada Gambar 2. d. Batas Cair (LL) : 52,% e. Batas Plastis (PL) : 37,26% f. Indeks Plastisitas (IP) : 14,74% g. Kadar Abu : 17,74% h. Kadar Organik : 82,26% Berdasarkan hasil pengujian, menurut Mac Farlane (1959) sampel yang diuji dapat dikategorikan sebagai fibric-peat soil (gambut mentah) dengan berat volume,7gr/cm 3 (kurang dari,1 gr/cm 3 ),kadar organik 81,3% (lebih besar dari 67%) dan kandungan kadar abu tinggi dengan kandungan abu 18,7% (lebih besar dari 15%)serta gambut yang mempunyai daya serap air sedang/moderatley 493,1% (lebih besar dari 3% dan kurang dari 6%). Dari pengujian triaksial (UU) diperoleh sudut kohesi tanah (c u ) sebesar,1 dan sudut geser dalam (φ) sebesar 1,57ᵒ. Hal ini memperlihatkan bahwa daya dukung atau daya menahan beban (bearing capacity) pada tanah gambut sangat rendah. 5.2. Daya Dukung Tanah Tanpa Perkuatan Pada perhitungan daya dukung ultimate tanpa perkuatan hanya dilakukan secara empiris menggunakan metode Terzaghi dan Metode Skempton. Rekapitulasi hasil perhitungan kedua metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Gambar 2. Pemodelan benda uji dengan variasi kedalaman,5b 4.3. Analisa Hasil 1) Perhitungan daya dukung pondasi dangkal tanpa perkuatan dengan menggunakan metode Terzaghi dan Skemton. 2) Membuat grafik korelasi antara daya dukung yang didapat sebelum diberi perkuatan dengan daya dukung yang didapat setelah diberi perkuatan dengan variasi lebar dan jarak dari dasar pondasi ke perkuatan. 3) Mencari nilai BCR (Bearing Capacity Ratio) pada masing masing perkuatan. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tanah Gambut Setelah dilakukan pengujian soil properties pada tanah meliputi uji kadar air,berat jenis, berat volume, batas batas atterberg, kadar abu, dan kadar organik didapat data sebagai berikut : a. Kadar air rata-rata (w) : 493,1% b. Berat jenis rata-rata (Gs) : 1,75 c. Berat volume (BD) :,7 gr/cm 3 Tabel 1. Rekapitulasi Daya Dukung Ultimit Tanah Tanpa Perkuatan Metode q ultimit (kpa) Terzaghi 5,41 Skempton 6,2 Perhitungan BCR dan persen peningkatan daya dukung digunakan nilai daya dukung yang paling kecil, yaitu dengan metode Terzaghi sebesar 5,41 kpa. 5.3. Daya Dukung Tanah dengan Perkuatan Setelah dilakukan pengujian pembebanan dengan dengan variasi lebar perkuatan (2B, 3B, 4B) dan pengujian dengan variasi jarak dari dasar pondasi ke perkuatan (d/b) yaitu,25b ;,5B ; dengan jumlah perkuatan sebanyak 3 lapisan pada masing-masing lebar perkuatan., maka didapat bahwa daya dukung terbesar terdapat pada variasi lebar perkuatan 4B dengan variasi jarak,5b dan jumlah perkuatan sebanyak 3 lapis yaitu sebesar 2,44 kpa. Grafik hubungan beban-penurunan dapat dilihat pada Gambar 3 dan nilai daya dukung ultimit untuk masing-masing variasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. ISSN: 2355-374X 346 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

5.4. Nilai BCR (Bearing Capacity Ratio) Dari hasil percobaan serta analisa data yang telah dilakukan pada material perkuatan grid dan anyaman bambu yang digunakan terlihat bahwa penggunaan perkuatan ini dapat meningkatkan nilai BCR. Berdasarkan pengujian, nilai BCR akan meningkat seiring dengan bertambah besarnya dimensi perkuatan dan bertambahnya jumlah lapis perkuatan seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3 berikut ini: Gambar 3. Grafik Hubungan Penurunan Beban Menggunakan 3 Lapis Perkuatan dengan Lebar 4B dan Jarak dari Dasar Pondasi ke Perkuatan,5B. Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Daya Dukung Ultimit dengan Perkuatan Variasi kedalaman Variasi lebar perkuatan q.ult (Kpa) Tanpa Perkuatan - 5,41,25B,5B 2B 9,33 3B 13,78 4B 16 2B 13,33 3B 17,78 4B 2,44 2B 12,44 3B 15,56 4B 17,78 Berdasarkan rekapitulasi nilai daya dukung ultimit pada Tabel 2 diperoleh bahwa semakin lebar perkuatan akan meningkatkan daya dukung tanah serta didapatkan nilai daya dukung ultimit maksimal berada pada,5b jarak perkuatan ke dasar pondasi. 25 2 qultimit (kpa) 15 1 5 Variasi Lebar Perkuatan,2 5B,5 B Gambar 4. Diagram Batang Kenaikan Nilai Daya Dukung Ultimit Tabel 3.Rekapitulasi Hasil Perhitungan BCR dan Persen Peningkatan BCR kedalaman Bearing Capacity Ratio (BCR) 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1.5 lebar perkuatan q.ult (Kpa) qo (Kpa) BCR (qu/qo ),25B,5B Lebar Perkuatan Gambar 5. Diagram Batang Kenaikan Nilai BCR dengan Variasi Lebar Pening -katan (%) Tanpa Perkuatan - - 5,41 1 -,25B,5B 2B 9,33-1,72 72,5 3B 13,78-2,55 154,7 4B 16-2,96 195,7 2B 13,33-2,46 146,4 3B 17,78-3,29 228,7 4B 2,44-3,78 277,8 2B 12,44-2,3 129,9 3B 15,56-2,88 187,6 4B 17,78-3,29 228,7 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai BCR selalu meningkat seiring dengan bertambahnya lebar perkuatan atau luas perkuatan. Dari Tabel 3 dapat dilihat peningkatan nilai rasio daya dukung tanah (BCR) tidak sebanding dengan peningkatan jarak dari dasar pondasi ke perkuatan, dari hasil pengujian yang menggunakan lebar perkuatan masing-masing 2B, 3B, dan 4B menghasilkan nilai rasio ISSN: 2355-374X 347 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

daya dukung terbesar pada penggunaan jarak dari dasar pondasi ke perkuatan,5b. Berikut adalah diagram batang peningkatan nilai BCR pada variasi jarak dari dasar pondasi ke perkuatan dengan beberapa luasan yang ada, dimana bertujuan untuk menampilkan dengan jelas sejauh mana peningkatan rasio daya dukung yang terjadi. Bearing Capacity Ratio (BCR) 4 3 2 1,25B,5B Variasi Kedalaman Persentase Peningkatan BCR (%) 3 25 2 15 1 5 Lebar Perkuatan (cm2) Gambar 7. Grafik Persentase Peningkatan Nilai BCRdengan Semua Variasi,25B,5B Gambar 6. Diagram Batang Kenaikan Nilai BCR denganvariasi Jarak dari Dasar Pondasi ke Perkuatan Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai BCR tidak selalu meningkat seiring dengan bertambahnya jarak dari dasar pondasi ke perkuatan. Nilai BCR terbesar terdapat pada jarak dari dasar pondasi ke perkuatan sebesar,5b. 5.5. Persentase Peningkatan Nilai BCR Persentase peningkatan nilai BCR didapat dari hasil membandingkan nilai BCR tanah tanpa perkuatan dengan tanah yang diberi perkuatan dan hasilnya direkap pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Persen Peningkatan BCR No. 1 Lebar Variasi Kedalaman Persen Peningkatan BCR (%),25B 72,5 2 2B,5B 146,4 3 129,9 4,25B 154,7 5 3B,5B 228,7 6 187,6 7,25B 195,7 8 4B,5B 277,8 9 228,7 Persentase peningkatan nilai BCR tidak selalu meningkat dengan bertambahnya jarak dari dasar pondasi ke perkuatan. Penurunan persentase pada variasi lebar perkuatan 2B dengan jarak dari dasar pondasi ke perkuatan disebabkan oleh adanya kedalaman optimum yang mempengaruhi nilai persentase BCR. Variasi,5B jarak dari dasar pondasi ke perkuatan merupakan nilai paling maksimum. Hal ini menunjukkan variasi,5b jarak dari dasar pondasi ke perkuatan merupakan kedalaman optimum variasi jarak dari perkuatan ke dasar pondasi dengan nilai persentase terbesar untuk persen BCR nya serta semakin besar lebar perkuatan persentase peningkatan nilai BCR juga akan semakin besar. Dari grafik yang ditunjukkan dalam Gambar 7peningkatan daya dukung maksimal dicapai pada variasi lebar perkuatan 4B menggunakan,5b jarak dari dasar pondasi ke perkuatan dengan nilai BCR sebesar 3,78 atau persentase kenaikan BCR sebesar 277,8%. Sedangkan peningkatan daya dukung tanah terkecil dicapai pada variasi lebar perkuatan 2B menggunakan,25b jarak dari dasar pondasi ke perkuatan dengan nilai BCR sebesar 1,72 atau persentase kenaikan BCR sebesar 72,5%. 6. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan: 1) Berdasarkan hasil pengujian sifat fisis tanah, tanah dari Palem Raya, Indralaya, Ogan Ilir yang diklasifikasikan sebagai tanah Gambut. 2) Nilai daya dukung tanpa perkuatan dihitung menggunakan teori Terzaghi didapat nilai sebesar 5,41 dan 6,2 Kpa menggunakan teori Skempton. 3) Variasi kedalaman terpal dan grid bambu terhadap dasar pondasi tidak selalu menunjukkan kenaikan daya dukung yang lebih besar, namun variasi pertambahan lebar perkuatan selalu menunjukkan kenaikan pada daya dukung tanah. Pada variasi jarak dari perkuatan ke pondasi, peningkatan yang paling maksimal ditunjukkan pada kedalaman,5b dengan lebar perkuatan sebesar 4B dengan q ultimit sebesar 2,44 kpa. ISSN: 2355-374X 348 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

4) Nilai BCR terbesar terdapat pada variasi jarak perkuatan dari dasar pondasi,5b dan lebar perkuatan 4B dengan nilai 3,78 dan persen peningkatan 277,8%. Peningkatan persen BCR ini hampir 3 kali lipat dari nilai persen BCR tanpa perkuatan terpal dan grid bambu. 5) Terpal dan grid bambu yang dipergunakan sebagai alternatif material perkuatan tanah gambut dapat meningkatkan daya dukung ultimate dan nilai BCR dari tanah gambut. DAFTAR PUSTAKA 1) ASTM D 1194 94, Standard Test Method for Bearing Capacity of Soil for Static Load and Spread Footings, Google, 212. 2) Ayesha, A.A,. 213. Pengaruh Perkuatan Grid Bambu dan Anyaman Bambu dengan Variasi Lebar dan Jumlah Lapisan Perkuatan Terhadap Daya Dukung Tanah pada Tanah Lempung Lunak, Tugas Akhir Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Palembang. 3) Bauer, Rick dan Graham Saunder. 27.Terpal Plastik : Panduan tentang Spesifikasi dan Penggunaan Terpal Plastik dalam Bantuan Kemanusiaan dalam Bahasa Indonesia, Oxfam GB, UK. 4) Bowles, Joseph E.1997. Analisa dan Disain Pondasi Jilid 1, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta. 5) Das, Braja M,.1991.Mekanika Tanah (Prinsipprinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid 1, Erlangga, Jakarta. 6) Hardiyatmo, Harry Christady,.1996Teknik Pondasi I, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 7) Nakazawa, Kazuto dan Suryono Sosrodarsono. 1981.Mekanika Tanah & Teknik Pondasi, P.T. Prandnya Paramita. Jakarta. 8) Terzaghi, Karl dan Ralph B.Peck,.1967.Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa Jilid 2, Erlangga, Jakarta. 9) MacFarlane, I.C,. 1969. Muskeg Enqineerinq Handbook, Muskeg Subcommittee of the NRC Associate Committee on Geotechnical Research, University of Toronto Press. 1) Nugroho, Soewignjo Agus. 211.Studi Daya Dukung Pondasi Dangkal pada Tanah Gambut dengan Kombinasi Geotekstil dan Grid Bambu. Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil. Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau, Pekanbaru. 11) Surjandari, Niken Silmi. 27.Pengaruh Anyaman Bambu terhadap Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Dangkal pada Tanah Kohesif. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Surakarata. ISSN: 2355-374X 349 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan