MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA 17 /PER/M.



dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 22/PER/M.KOMINFO/12/2010

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 77 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 37 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 860 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013

Komunikasi dan Informatika Nomor

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 46 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK PROVINSI RIAU

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 39 TAHUN 2017

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI UTARA;

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 57 Tahun : 2016

BAB I PENDAHULUAN. orang, disamping kebutuhan akan sandang, pangan serta papan. Informasi terjadi atas dasar komunikasi antar individu satu dan

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA BADAN KOORDINASI KEHUMASAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 17/P/M.KOMINFO/6/2006 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

2012, No BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-F TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 27 TAHUN 2001 TENTANG

AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterb

BAB III PROFIL DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TUGAS DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI TENTANG PEDOMAN KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SRAGEN

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BUPATI TULANG BAWANG BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR 4O TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

2011, No dan Kesejahteraan Keluarga Dalam Membantu Meningkatkan dan Mewujudkan Tertib Administrasi Kependudukan; Mengingat : 1. Undang-Undang No

GUBERNUR JAWA TIMUR. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 1

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 140

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 01/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17 /PER/M. KOMINFO/03/2009 TENTANG DISEMINASI INFORMASI NASIONAL OLEH PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; perlu menetapkan peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika republik Indonesia tentang Diseminasi Informasi Nasional oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota-, Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan lembaran Negara RI Nomor 3881); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara RI Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4252); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor Tambahan 108, Lembaran Negara Nomor 4548); 1

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara republik Indonesia tahun 2008 No. 58, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4843); 6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4846); 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3980); 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4566); 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4568); 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembar Negara RI Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4741); 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Esselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005; 14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31/M Tahun 2007 tentang Pengangkatan Kabinet Indonesia Bersatu; 15. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 25/P/M.KOMINFO/7/2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG DISEMINAS INFORMASI NASIONAL OLEH PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika ini yang dimaksud dengan: 1. Diseminasi Informasi Nasional adala penyebaran informasi secara timbal batik dari Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota kepada masyarakat baik diminta atau tidak diminta, yang dapat dilakukan melalui media massa maupun bentuk media komunikasi lainnya dan/ atau lembaga-lembaga komunikasi masyarakat. 2. Informasi Nasional adalah informasi tentang kebijakan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat dalam lingkup nasional. 3. Paket Informasi Nasional adalah gugus informasi yang terdiri dari Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang dan kebijakan kebijakan, rencana kebijakan, program dan kinerja badan publik dan permasalahan masyarakat yang dibutuhkan oleh masyarakat dan harus didistribusikan oleh Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang sesuai dengan karakteristik masyarakat daerah dan berdasarkan standar kelengkapan, dan kelayakan informasi nasional. 4. Standar adalah kesamaan dalam materi pokok, struktur, dan kelengkapan informasi yang dipakai sebagai acuan dalam penyelenggaraan diseminasi informasi nasional. 5. Kelembagaan Komunikasi Sosial adalah lembaga masyarakat baik formal maupun informal yang memiliki kegiatan di bidang pegelolaan informasi atau memiliki jaringan komunikasi dengan anggota dan masyarakat lingkungannya yang berpotensi dalam penyebaran informasi dan penyerapan serta penyaluran aspirasi masyarakat. 6. Akses Informasi adalah jaringan telekomunikasi, jaringan internet dan media komunikasi lain yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk mengakses informasi. 7. Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan pemantauan dan penilaian oleh Departemen Komunikasi dan Informatika terhadap pelaksanaan diseminasi informasi nasional yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 8. Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup dan tanggung jawabnya di bidang Komunikasi dan Informatika. 3

BAB II TUJUAN ARAN DAN PRINSIP PENYELENGGARAAN Bagian Pertama Tujuan Pasal 2 Diseminasi Informasi Nasional diselenggarakan dengan tujuan untuk mencerdaskan bangsa, memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkokoh integritas nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagian Kedua Arah Pasal 3 Diseminasi Informasi Nasional diarahkan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan partisipasi masyarakat dalam proses penyebaran informasi nasional. Bagian Ketiga Prinsip Penyelenggaraan Pasal 4 Diseminasi Informasi Nasional diselenggarakan dengan prinsip sebagai berikut: (1) Terselenggaranya diseminasi informasi nasional yang terstruktur, terukur dan terintegrasi, serta transparan dan terjamin akuntabilitasnya. (2) Terstruktur artinya diseminas i informasi nasional disampaikan secara berjenjang dari pusat sampai ke daerah. (3) Terukur artinya diseminasi informasi nasional harus dapat diukur tingkat keberhasilannya secara nominatif. (4) Terintegras artinya merupakan satu kesatuan penyelenggaraan dengan diseminasi informasi nasional lainnya yang diselenggarakan oleh lembaga komunikasi dan informatika baik di pusat maupun di daerah. (5) Transparan artinya informasi yang disampaikan adalah informasi yang benar, tidak menipu, tidak berbohong, dan tidak direkayasa untuk kepentingan perorangan dan golongan. (6) Akuntabilitas artinya dapat diaudit siapa yang menyelenggarakan, siapa yang bertanggung jawab, ditujukan untuk apa, dan beberapa dana yang digunakan 4

(7) Terpenuhinya hak-hak publik memperoleh informasi yang murah dan mudah diakses. (8) Hak-hak publik yang dimaksud adalah hak-hak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. (9) Mengandung unsur penerangan, pendidikan, pemberdayaan dan pencerahan. BAB III PENYELENGGARAAN DISEMINASI INFORMASI NASIONAL Bagian Pertama Tata Cara Penyelenggaraan Pasal 5 (1) Diseminasi Informasi Nasional dilakukan secara berjenjang mulai dari Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dimana pemerintah menyiapkan paket informasi pemerintahan daerah provinsi melakukan koordinasi antara pusat dan daerah serta melaksanakan diseminasi informasi nasional di lintas Kabupaten/Kota sedangkan pemerintahan Kabupaten/Kota melaksanakan diseminasi informasi di tingkat Kabupaten/Kota. (2) Dalam hal penyelenggaraan diseminasi informasi nasional Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota menggunakan pola koordinasi, kerjasama dan fasilitasi, serta kemitraan dengan mendayagunakan media massa dan lembaga komunikasi sosial. (3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah kerjasama antar para pihak yang bertanggung jawab pada penyelenggaraan diseminasi informasi dalam kedudukan kesetaraan. (4) Pemerintah dalam menyelenggarakan diseminasi informasi nasional berkoordinasi dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dalam hal kerjasama dan fasilitasi meliputi bimbingan teknis, penyediaan materi informasi dan acuan pelaksanaan diseminasi informasi nasional. (5) Pemerintahan Daerah Provinsi dalam menyelenggarakan Diseminasi informasi nasional berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam rangka kerjasama pelaksanaan diseminasi informasi serta pendistribusian bahan informasi nasional. (6) Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan diseminasi informasi nasional berkoordinasi dengan pihak kecamatan, desa/kelurahan dalam rangka pelaksanaan diseminasi informasi dan pendistribusian bahan informasi nasional. 5

(7) Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan diseminasi informasi nasional dapat dilakukan melalui cara kemitraan dengan media massa dan media lainnya. (8) Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dapat mendayagunakan kelompok komunikasi social sebagai mitra kerja dalam menyelenggarakan diseminasi informasi nasional. Pasal 6 Hal-hal yang bersifat kontijensi (mendadak) maka Pemerintah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dapat melakukann diseminasi informasi nasional secara langsung kepada publik baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota. Bagian Kedua Paket Informasi Nasional Pasal 7 (1) Paket informasi nasional di susun oleh pemerintah melalui proses koordinasi antara lembaga-lembaga Negara dan ditetapkan melalui surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI. (2) Paket informasi nasional diproduksi dan didistribusikan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika RI dalam hal oleh ini Badan Informasi Publik secara periodik, insidentil, dan berkelanjutan sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sekali; (3) Reproduksi dan distribusi paket informasi nasional dilakukan oleh Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan daerah selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya paket informasi dari Menteri. Bagian Ketiga Sarana dan Prasarana Pasal 8 (1) Dalam menyelenggarakan Diseminasi Informasi Nasional Pemerintah, Pemerintahan Propinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota dapat menggunakan sarana komunikasi sebagai berikut: a. Media Massa seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi sekurang-kurang nya 1 (satu) bulan sekali; b. Media Baru, seperti website (Media Online) sekurangkurangnya setiap hari dilakukan updating 6

c. Media Tradisional seperti pertunjukan rakyat sekurangkurangnya 1 (satu) bulan sekali; d. Media Interpersonal seperti sarasehan, ceramah/diskusi, lokakarya sekurang-kurangnya setiap kecamatan 1 (satu) bulan sekali; e. Media luar ruang berupa, media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho dilakukan didasarkan kepada kebutuhan setempat. (2) Sarana komunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagikan kepada masyarakat secara gratis. (3) Prasarana lain berupa siaran keliling mobil unit sebagai pendukung diseminasi informasi nasional. Bagian Keempat Unsur Pelaksana Pasal 9 (1) Pejabat pelayanan informasi sebagai unsur pelaksana diseminasi informasi dapat dibantu oleh pejabat fungsional dibidang pelayanan informasi dan kehumasan (Pranata Humas) di lingkungan Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota maupun kecamatan; (2) Pejabat pelayanan informasi memiliki wawasan yang luas dan kemampuan dibidang pelayanan informasi serta mampu melakukan tugas pendampingan kepada masyarakat, (3) Pejabat pelayanan informasi dapat dibantu oleh kelompok informasi masyarakat sebagai pelaksana diseminasi informasi nasional. Bagian Kelima Evaluasi Dan Pelaporan Pasal 10 (1) Untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan diseminasi informasi nasional serta efektifitas pelayanan informasi kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1), Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan evaluasi terhadap persiapan, pelaksanaan serta tanggapan publik terhadap pelayanan informasi nasional. (2) Pemerintah secara berkala dapat melakukan evaluasi langsung ke daerah terhadap penyelenggaraan diseminasi informasi nasional. 7

(3) Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota wajib membuat laporan berkala hasil evaluasi dan laporan tahunan pelaksanaan tugas diseminasi informasi nasional yang tembusannya disampaikan kepada Menteri. (4) Pelaporan yang dimaksud adalah pelaporan tentang kegiatan diseminasi informasi yang diselenggarakan oleh Lembaga Komunikasi dan Informatika Pemerintah Daerah yang meliputi jumlah kegiatan, informasi yang disampaikan, narasumber yang menyampaikan, lokasi yang dituju, waktu penyelenggaraan dan tanggapan masyarakat terhadap informasi yang disampaikan; (5) Laporan dibuat sebulan sekali oleh Kabupaten/Kota ditujukan kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri. BAB IV KELEMBAGAAN KOMUNIKASI PEMERINTAHAN DAERAH Bagian Pertama Bentuk Kelembagaan Pasal 11 (1) Kelembagaan Komunikasi Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota sebagai unsur pelaksana otonomi daerah, mempunyai tugas pokok dan fungsi dibidang komunikasi dan informatika; (2) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika berdasarkan azas otonomi daerah dalam kerangka dekonsentrasi dan tugas perbantuan. Pasal 12 (1) Pemerintahan Daerah Provinsi menyelenggarakan Koordinasi dan kerjasama diseminasi informasi dengan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota meliputi aspek teknis dan administrasi penyelenggaraan diseminasi informasi nasional; (2) Fasilitasi pemberdayaan komunikasi sosial provinsi, kabupaten/ kota. Pasal 13 Urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah menyelenggarakan diseminasi informasi nasional sampai tingkat Kecamatan dan Persedaan/Kelurahan. 8

B A B V KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 (1) Menteri dapat mendelegasikan kewenangan Peraturan Menteri ini kepada Direktur Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi untuk melaksanakan ketentuan ini; (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Menteri ini akan ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan tersendiri; Pasal 15 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 9