Penerapan dari Pengembangan Algoritma Vigenere dalam Enkripsi Image

dokumen-dokumen yang mirip
ENKRIPSI CITRA BITMAP MELALUI SUBSTITUSI WARNA MENGGUNAKAN VIGENERE CIPHER

Streamed Key Vigenere Cipher : Vigenere Cipher Menggunakan Penerapan Metode Pembangkitan Aliran Kunci

Modifikasi Vigenère Cipher dengan Metode Penyisipan Kunci pada Plaintext

Aplikasi Pewarnaan pada Vigener Cipher

Penerapan Vigenere Cipher Untuk Aksara Arab

Pembangkit Kunci Acak pada One-Time Pad Menggunakan Fungsi Hash Satu-Arah

Pemanfaatan Vigenere Cipher untuk Pengamanan Foto pada Sistem Operasi Android

MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SUBSTITUSI BERULANG PADA KUNCINYA

Penerapan Metode Enkripsi Vigenere Cipher dalam Pengamanan Transaksi Mobile Banking

PENGAMANAN IMAGE TRUE COLOR 24 BIT MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER DENGAN PENGGUNAAN KUNCI BERSAMA

Modifikasi Algoritma Caesar Cipher Menjadi SPICA-XB (Spinning Caesar dengan XOR Binary)

Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi

RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Kerahasiaan dan keamanan saat melakukan pertukaran. data adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi data,

Algoritma Kriptografi Klasik Baru

Vigènere Cipher dengan Pembangkitan Kunci Menggunakan Bilangan Euler

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Menggunakan Caesar Cipher dan Enkripsi Berlanjut untuk Pembentukan Key-nya

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan kemajuan pesat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Enkripsi Pesan pada dengan Menggunakan Chaos Theory

ANALISIS KEMUNGKINAN PENGGUNAAN PERSAMAAN LINEAR MATEMATIKA SEBAGAI KUNCI PADA MONOALPHABETIC CIPHER

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

RC4 Stream Cipher. Endang, Vantonny, dan Reza. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

K i r p i t p o t g o ra r f a i

Integrasi Kriptografi Kunci Publik dan Kriptografi Kunci Simetri

PROGRAM APLIKASI KRIPTOGRAFI PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE

3D Model Vigenere Cipher

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

Modifikasi Cipher Block Chaining (CBC) MAC dengan Penggunaan Vigenere Cipher, Pengubahan Mode Blok, dan Pembangkitan Kunci Berbeda untuk tiap Blok

Penerapan Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

Pengembangan Vigenere Cipher menggunakan Deret Fibonacci

PENERAPAN ALGORITMA CAESAR CIPHER DAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER DALAM PENGAMANAN PESAN TEKS

Modifikasi Ceasar Cipher menjadi Cipher Abjad-Majemuk dan Menambahkan Kunci berupa Barisan Bilangan

STUDI DAN MODIFIKASI ALGORITMA BLOCK CHIPER MODE ECB DALAM PENGAMANAN SISTEM BASIS DATA. Arief Latu Suseno NIM:

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Penerapan algoritma RSA dan Rabin dalam Digital Signature

Algoritma Enkripsi Citra dengan Pseudo One-Time Pad yang Menggunakan Sistem Chaos

Perbandingan Algoritma Kunci Nirsimetris ElGammal dan RSA pada Citra Berwarna

Blox: Algoritma Block Cipher

Pemanfaatan Kriptografi Visual untuk Pengamanan Foto pada Sistem Operasi Android

MODIFIKASI VIGÈNERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME CBC PADA PEMBANGKITAN KUNCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan di dalam media tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi

Venigmarè Cipher dan Vigenère Cipher

Modifikasi Kriptografi One Time Pad (OTP) Menggunakan Padding Dinamis dalam Pengamanan Data File

ARDES : Sebuah Algortima Block Cipher Modifikasi Data Encryption Standard

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN KRIPTOGRAFI HYBRID KOMBINASI METODE VIGENERE CIPHER DAN ELGAMAL PADA PENGAMANAN PESAN RAHASIA

BAB III. ANALISIS MASALAH

Vigènere Chiper dengan Modifikasi Fibonacci

Teknik Substitusi Abjad Kriptografi - Week 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI

STUDI ALGORITMA SOLITAIRE CIPHER

Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan

PENGAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA STREAM CIPHER SEAL

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

Kriptografi Kunci Rahasia & Kunci Publik

PENERAPAN METODA FILE COMPRESSION PADA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Kriptografi Klasik Jepang

Transformasi Linier dalam Metode Enkripsi Hill- Cipher

Algoritma SAFER K-64 dan Keamanannya

APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER ASCII BERBASIS JAVA Rizki Septian Adi Pradana 1), Entik Insanudin ST MT 2)

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal

Perbandingan Kriptografi Visual dengan Penyembunyian Pesan Gambar Sederhana Adobe Photoshop

KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN METODE MODIFIKASI AFFINE CIPHER YANG DIPERKUATDENGANVIGENERE CIPHER

STUDI DAN PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA SIMETRI VIGENERE CHIPPER BINNER DAN HILL CHIPPER BINNER Ivan Nugraha NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam

Perancangan Kriptografi Block Cipher 256 Bit Berbasis pada Pola Tuangan Air Artikel Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi dan Implementasi Algoritma Inverse Generator Cipher

BAB III PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE

PENGGUNAAN POLINOMIAL UNTUK STREAM KEY GENERATOR PADA ALGORITMA STREAM CIPHERS BERBASIS FEEDBACK SHIFT REGISTER

TRIPLE VIGENÈRE CIPHER

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom

Latar Belakang Masalah Landasan Teori

KOMBINASI ALGORITMA ONE TIME PAD CIPHER DAN ALGORITMA BLUM BLUM SHUB DALAM PENGAMANAN FILE

Blok Cipher JUMT I. PENDAHULUAN

Enkripsi dengan Menggunakan Fungsi Polinom Rekursif

Optimasi Enkripsi Teks Menggunakan AES dengan Algoritma Kompresi Huffman

Pemanfaatan Steganografi dalam Kriptografi Visual

Reference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014)

Modifikasi Nihilist Chiper

Implementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam. kehidupan kita. Seperti dengan adanya teknologi internet semua

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengiriman pesan teks semakin berkembang,

Tripel Vigenere Super Encrypsi

Penyamaran Plainteks pada Algoritma Vigenere Chiper StegaVig Makalah IF5054 Kriptografi

Vigenere Minimum-Prime Key-Adding Cipher

Penerapan Metode Adaptif Dalam Penyembunyian Pesan Pada Citra

Studi dan Analisis Dua Jenis Algoritma Block Cipher: DES dan RC5

PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA DENGAN METODE RUN LENGTH ENCODING UNTUK KEAMANAN FILE CITRA MENGGUNAKAN CAESAR CHIPER

Vigènere Transposisi. Kata Kunci: enkripsi, dekripsi, vigènere, metode kasiski, known plainteks attack, cipherteks, plainteks 1.

Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan Algoritma Mersenne Twister Pada Bahasa Pemrograman Java

Implementasi dan Analisis Perbandingan Algoritma MAC Berbasis Fungsi Hash Satu Arah Dengan Algoritma MAC Berbasis Cipher Block

Transkripsi:

Penerapan dari Pengembangan Algoritma Vigenere dalam Enkripsi Image Lea Angelina (13506117) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 1 xcoldblizzard@itb.ac.id Abstraksi Algoritma kriptografi klasik vigenere adalah sebuah algoritma kriptografi klasik yang terkenal. Cara kerjanya sangat sederhana, dan pada umumnya algoritma ini digunakan untuk mengenkripsi pesan teks. Di sini, akan dicoba penerapan suatu algoritma baru yang merupakan semacam pengembangan/modifikasi dari algoritma vigenere, yang digunakan untuk mengenkripsi file image. Algoritma ini berbentuk stream cipher. Di sini, inspirasi utamanya adalah algoritma vigenere, akan tetapi dilakukan beberapa modifikasi, semisal: Pada algoritma vigerene biasa, enkripsi dilakukan pada teks per karakter, tetapi pada algoritma ini, enkripsi dilakukan pada file image dan operasinya per byte dan menggunakan operasi logika XOR. Kata kunci: vigenere, enkripsi image, stream cipher I. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong kemajuan di segala bidang kehidupan manusia. Salah satunya adalah bidang komputasi yang menggunakan komputer sebagai alat bantunya. Belakangan ini komputer telah berkembang dengan pesatnya dan dipergunakan secara luas dalam setiap aspek kehidupan untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia yang tadinya dikerjakan secara manual. Walaupun sangat berguna, tetapi kemampuannya yang luas bisa saja dimanfaatkan oleh sebagian oknum untuk kepentingankepentingan jahat. Salah satunya adalah pencurian data. Pencurian dapat dilakukan dengan menyadap informasi yang ada. Contoh lainnya adalah pemodifikasian data yang dilakukan dengan mengganti informasi penting dari data yang telah dicuri demi kepentingan sang pencuri. Hal ini tentunya akan terasa kerugiannya bila informasi tersebut bersifat rahasia. Maka itu, diciptakanlah sebuah bidang yang berkonsentrasi dalam pengamanan data, yang bernama kriptografi. II. IMAGE Image adalah kumpulan pixel dalam bidang 2 dimensi yang mempunyai lebar dan tinggi tertentu. Berdasarkan jumlah warna, image dapat dibedakan menjadi tujuh jenis. Nama Jumlah Bit Jumlah Warna B/W 1 2 Windows 4 16 Display Grey Scale 8 256 256 Color 8 256 High Color 16 65.535 True Color 24 16.777.216 True Color 32 4.294.967.296 Warna pada image digital mempunyai beberapa representasi. Salah satunya adalah kombinasi dari tiga buah warna, yaitu merah, hijau, dan biru (Red, Green, and Blue/RGB), atau disebut juga dengan warna primer. Kombinasi dari nilai-nilai tertentu dari tiga buah warna itulah yang menciptakan suatu warna pada image. Pada image bitmap 24-bit yang digunakan pada ujicoba, nilai RGB memiliki rentang antara 0 sampai dengan 255 (8- bit/1 byte) per warna. Dengan demikian, jumlah variasi warna image tersebut adalah 16.777.216 warna. Gambar ini menunjukkan sebuah warna dapat dihasilkan dari kombinasi tiga warna primer

III. ALGORITMA VIGENERE Vigenere cipher adalah salah satu bentuk sederhana dari substitusi polyalphabetic. Vigenère cipher telah diciptakan beberapa kali, dengan penemu pertamanya adalah Giovan Battista Bellaso dalam bukunya La cifra del. Sig. Giovan Battista Bellaso yang diterbitkan pada tahun 1553. Vigenere cipher adalah metode untuk mengenkripsi teks alfabet menggunakan seri Caesar cipher yang berbedabeda, berdasarkan huruf-huruf pada kunci. Jika semua huruf pada kunci telah selesai digunakan, maka siklus akan berulang kembali menggunakan kunci yang sama. Ilustrasi sederhana vigenere cipher: Plaintext: HELLOMYNAMEISLEAANGELINAANDIAMTWENT YTWOYEARSOLD Key: VIGENEREVIGENEREVIGENEREVIGENEREVIGEN EREVIGENER Ciphertext: DNSQCEDWHRSAXULFFFLAUPSOSSZPORYSNUY MLBKFJOWKKUK Cipher ini hanya bergantung pada metodologi confusion untuk membuat cipher text. Pola berulang pada plain text tidak melalui difusi, melainkan hanya dikamuflase oleh seri dari pergeseran Caesar cipher. Vigenere cipher dianggap unbreakable selama hampir 300 tahun. Tetapi akhirnya metode untuk memecahkannya ditemukan oleh Kasiski dan Kerckhoff. Kedua metode berdasar pada fakta bahwa kuncinya berulang dan pada umumnya bahasa yang digunakan sehari-hari bersifat repetitif. Jika pesan jauh lebih panjang dari kunci, pada akhirnya kunci akan mengenkripsi satu kumpulan huruf yang sama yang sebelumnya telah digunakan dan dienkripsi oleh kunci yang sama. Hal ini akan menciptakan suatu pola yang berisi kumpulan huruf yang berulang. Dengan mencari frekuensi antara kumpulan huruf yang berulang dan memfaktorkannya, bisa ditemukan panjang kunci. Jika panjang kunci sudah diketahui, kunci akan dengan mudah diketahui dengan menggunakan analisis frekuensi pada setiap kumpulan Caesar cipher. Makin panjang kunci, akan makin sulit dan makin panjang proses penemuan kunci. Faktanya, jika kuncinya paling tidak sama panjang dengan panjang plaintext, cipher text kebal dari serangan tersebut. Cipher di mana panjang kunci sama dengan panjang pesan disebut one time pad. Dengan kemajuan perkembangan teknologi dan makin kompleksnya komputer, vigenere cipher makin mudah untuk dipecahkan. Kebanyakan cipher text dapat dipecahkan dalam waktu beberapa detik bahkan dengan kunci yang panjang. Cipher ini sekarang dianggap sangat mudah untuk dipecahkan dan tidak memiliki keamanan yang berarti pada standar zaman sekarang. Walaupun demikian, vigenere digunakan di algoritma enkripsi yang lebih kuat seperti misalnya Advance Encryption Standard (AES). Karena ketika operasi eksklusif OR (XOR) digunakan dengan kunci biner dan pesan, itu adalah salah satu bentuk vigenere cipher. Pada umumnya algoritma klasik semacam vigenere hanya bekerja pada file teks, tidak pada file jenis lainnya, karena zaman dahulu belum ada file digital, tetapi proses dekripsi enkripsi hanya dilakukan di atas kertas. Metode yang digunakan pada pemrosesan dengan menggunakan metode vigenere pada komputer antara lain tabel konversi dan operasi nilai ASCII, tetapi tidak bisa diterapkan pada image, diperlukan suatu adaptasi agar algoritma semacam itu bisa bekerja pada image. Maka itu, akan dilakukan modifikasi untuk membuat algoritma vigenere bisa mengenkripsi image. Algoritma modifikasi dari vigenere ini sangat sederhana, walaupun tidak diketahui seberapa efektivitasnya. IV. DESKRIPSI ALGORITMA BARU Algoritma ini memiliki kelebihan dibanding algoritma vigenere biasa, yaitu mampu mengenkripsi image (Algoritma vigenere biasa hanya dapat mengenkripsi teks). Enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang sama. Jika tidak, proses dekripsi tidak dapat menghasilkan image yang sama seperti image aslinya. Image Awal: V. APLIKASI ALGORITMA Gambar 1. Gambar asli untuk ujicoba menggunakan gambar sederhana

Hasil Enkripsi dengan menggunakan string halohaloimageiniakandiconvert sebagai key adalah Gambar 2. Hasil enkripsi gambar sederhana Dilakukan sebuah pengembangan yaitu dari sisi key generation. Kelemahan penggunaan key biasa adalah hasil enkripsinya yang kurang kompleks karena karakter yang umum diketikkan oleh user awam adalah terbatas, yaitu hanya pada abjad a-z, baik huruf kecil maupun huruf besar, dan angka 0-9 sehingga nilai kunci kurang bervariasi. Pada algoritma yang sederhana seperti vigenere dan algoritma-algoritma lain yang menyerupainya, kerumitan kunci sangat mempengaruhi hasil enkripsi karena operasi yang digunakan pada algoritmanya juga sangat sederhana sehingga tidak memodifikasi gambar dengan sangat signifikan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dilakukan pembangkitan kunci. private string keygen(string keyin) char[] arrkey = keyin.tochararray(); int total=0; StringBuilder sout = new StringBuilder(); string output = ""; int size; for (int i = 0; i < arrkey.length; i++) total = total + (arrkey[i] * arrkey[i]); total = (int)math.sqrt(total); Random r = new Random(total); size = (int)math.sqrt(inputimage.height * inputimage.width); for (int j = 0; j < size; j++) sout.append((char)r.next(256)); output=sout.tostring(); return output; Snippet 1. Pembangkitan Kunci Cara kerja pembangkit kunci tersebut adalah: 1. Ketika user mengetikkan key sebagai masukan, nilai ASCII dari karakter yang diketikkan akan diambil dan dikonversi ke dalam nilai integer. 2. Dicari akar dari nilai total kuadrat dari tiap-tiap nilai karakter 3. Nilai akar tersebut digunakan sebagai seed untuk pembangkitan sebuah nilai pseudorandom. 4. Ditetapkan jumlah kunci yang akan dibangkitkan adalah sejumlah kuadrat dari hasil kali nilai tinggi gambar dan lebar gambar, karena asumsinya, makin besar gambar, makin diperlukan kunci yang panjang, kunci pendek pada gambar yang berukuran besar akan menciptakan pola berulang sehingga lebih mudah diterka. 5. Dibangkitkan nilai ASCII random sesuai panjang kunci tersebut. Sebagai contoh, pada gambar 2 tadi, string halohaloimageiniakandiconvert menghasilkan kunci üå~ ÎÙæ ±Ê~Da_Æ_ kq'ïw #> T?T_@Sl\'ÉRÌ«çàì_ ¼l?*%h???ª?0Ø(??+Ø_äýO?Æç??Ä?IÐ_/²ÈÎ?.^? Ñ ¾Jb3äg??Ä_Æô_å_æ:ÃùäibWGΫ?_% )K0??á0ç_? _ ç &y? f_åfùðú_w^n?s Ty_ÛãJÉ^[p? 2øN¾ cå7àäòù? _"d:jþo$% ]3â_0r~? ;?.àö9ã??µ3/r;3 ù!& XÒ?`i É_NE2!Òl ó?c_; o -à è?x]y_^-?l ù?eo Nilai kunci di atas tergolong aman dan variatif untuk mengkonversi gambar karena menghasilkan variasi warna pixel yang luas. Sedangkan jika menggunakan kunci yang umum digunakan user tanpa proses pembangkitan kunci, range nilai yang dihasilkan kecil sehingga variasi warna pixel yang dihasilkan terbatas. Pada hasil enkripsi, jika variasi warna yang dihasilkan terbatas, pola gambar akan lebih mudah terdeteksi oleh mata. Terutama jika gambarnya sederhana, dengan garis-garis yang tegas dan jelas. Bandingkan hasil enkripsi pada gambar 2 dengan gambar 3.

b = 0; txtkey2[a] = txtkey[b]; b++; for (int i = 0; i < imglength; i++) conversion[i] = (byte)(txtkey2[i] ^ im[i]); return conversion; Snippet 2. Konversi gambar Gambar 3. Enkripsi gambar tanpa pembangkitan kunci acak Pada enkripsi tanpa pembangkitan kunci, terlihat jelas garis-garisnya, dan dapat disimpulkan bahwa gambar itu hanya terdistorsi. Variasi warna yang dihasilkan terbatas karena rentang nilai ASCII pada alfabet huruf kecil hanya 26 sehingga hanya dihasilkan warna abu-abu. Meskipun pola yang serupa terlihat di bagian bawah gambar, tetapi pada hasil enkripsi dengan pembangkitan kunci secara acak, pola itu lebih tersamar. Penjelasan proses di atas adalah sebagai berikut: 1. Dibuat sebuah array txtkey2 yang berukuran sama dengan ukuran image. 2. Array txtkey2 itu diisi dengan kunci, dan jika karakter kunci sudah habis, maka kunci akan diulang dari awal sampai semua field pada array txtkey2 terisi penuh. 3. Byte pada array pixel image di-xor-kan dengan byte pada array txt2. Berikutnya, algoritma akan dicoba diaplikasikan pada gambar yang lebih kompleks Tahap enkripsi sangat sederhana, yaitu: 1. Konversi gambar ke byte 2. Konversi kunci yang sudah melalui tahap pembangkitan ke byte 3. Lakukan enkripsi seperti pada snippet 2. 4. Konversi byte ke gambar seperti pada snippet 3. private byte[] convertall(byte[] im, byte[] txtkey) int imglength = im.length; byte[] conversion = new byte[imglength]; byte[] txtkey2 = new byte[imglength]; if (txtkey.length < imglength) int b = 0; for (int a = 0; a < imglength; a++) if (b < txtkey.length) txtkey2[a] = txtkey[b]; b++; else Gambar 4. Gambar asli untuk ujicoba dengan gambar kompleks

Hasil enkripsinya adalah sebagai berikut: Gambar 5. Gambar hasil enkripsi menggunakan gambar kompleks Pada hasil ujicoba berikutnya, dicoba menggunakan gambar yang lebih kompleks, yang terdiri dari variasi warna yang lebih banyak daripada gambar sederhana yang dipakai sebelumnya, dan hasilnya adalah seperti di atas. Gambar cukup tersamarkan walaupun siluet gambar yang terdistorsi dan terbalik masih sedikit terlihat, tetapi detail image sudah tidak terlihat sama sekali. Jika enkripsi gambar dilakukan hanya satu kali, hasilnya memang kurang baik karena bentuk gambar masih bisa diterka, terlihat dari area gambar yang lebih gelap dibandingkan dengan area gambar yang lebih terang. Akan tetapi jika konversi gambar dilakukan dua kali dengan kunci yang berbeda, gambar hasil enkripsi yang dihasilkan akan baik karena bentuk gambar asli tidak terdeteksi sama sekali, disebabkan oleh banyaknya noise yang ada. Gambar 6. Hasil enkripsi kedua menggunakan gambar kompleks VII. KESIMPULAN Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, One time pad (OTP) kemungkinan adalah satu-satunya algoritma yang aman pada saat ini. Kekurangannya adalah kunci harus random dan panjang kunci harus sama dengan panjang pesan. Jika kunci dengan panjang m bisa dikirim secara rahasia, artinya pesan dengan panjang m harusnya juga bisa dikirim secara rahasia. Jika begitu, one time pad tidak ada gunanya. Sedangkan pada algoritma ini, pengiriman kunci menjadi lebih praktis karena menggunakan kunci biasa, yang akan dikonversi menjadi kunci yang lebih panjang dan lebih random pada saat proses enkripsi berlangsung. Mengapa tidak dikonversi menjadi kunci yang sama panjangnya dengan file pesan, karena faktor kecepatan menjadi pertimbangan. Apabila ukuran pesan besar, maka proses enkripsi akan menjadi sangat lambat. Diasumsikan panjang kunci yang dibangkitkan cukup panjang untuk tidak menciptakan pola yang berulang. Jadi walaupun vigenere cipher bukan merupakan algoritma yang aman, dengan adanya pengembangan ini, keamanan dari vigenere cipher bisa ditingkatkan. VIII. DAFTAR PUSTAKA [1] [1] A.J. Menezes, P.C. van Oorschot, and S.A. Vanstone. Handbook of Applied Cryptography. CRC Press, 1996.

[2] [2] M.A.B. Younes, A. Jantan. Image Encryption Using Block- Based Transformation Algorithm. IJCSNS, 2008. [3] [3] Schneier, Bruce.Applied Cryptography: Protocols, Algorithms, and Source Code in C, Second Edition. 1995. [4] [4] I. Ozturk, I.Sogukpinar, "Analysis and comparison of image encryption algorithm," Journal of transactions on engineering, computing and technology December, vol. 3, 2004, p.38. http://www.enformatika.org/. PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. Bandung, 29 April 2010 ttd Lea Angelina 13506117