NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG YANG BERBEDA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN. DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH(Pleorotus ostreatus )

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

98 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

ABSTRAK. Peneliti : Imam Mudakir 1 Mahasiswa Terlibat : - : BOPTN Dirlitabmas Kementerian Pendidikaan dan Kebudayaan

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR SB091358

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Jamur Tiram. digunakan. Jenis dan komposisi media akan menentukan kecepatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH CAMPURAN JERAMI PADI DAN TONGKOL JAGUNG

Makalah Seminar Hasil. PENGARUH KOMPOS DAUN GAMAL DAN MOLASE SEBAGAI NUTRISI TAMBAHAN DALAM BAGLOG TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

182 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TONGKOL JAGUNG PADA MEDIA TANAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan. Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreatus) AKIBAT KONSENTRASI PEMBERIAN MOLASE (GULA MERAH)

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEH DAN KARDUS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG. (Zea mays L)

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

Yuni Ida Alfisyah Agus Sutanto. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

TUGAS AKHIR Pengaruh Komposisi Ampas Tebu Sebagai Media Pertumbuhan Terhadap Kualitas Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

A005. PEMANFAATAN LIMBAH ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI MEDIA TANAM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

JAMUR KAYU SUMBER PANGAN SEHAT DARI HUTAN. Sihati Suprapti dan Djarwanto

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Keywords: Batang pisang, batang jagung, bibit F2, Pertumbuhan Miselium

Perbedaan Pengaruh Media Tanam Serbuk Gergaji dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEH DAN KARDUS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA MEDIA AMPAS TAHU DAN KULIT KACANG TANAH

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS OSTREATUS) PADA MEDIA TAMBAHAN SERABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA)

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

Pelatihan Pengolahan Aneka Masakan dari Bahan Jamur Tiram Segar

Transkripsi:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN KOMPOSISI MEDIA TUMBUH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT, DAN AMPAS TAHU YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Disusun Oleh: ROSA SETIAGAMA A.420 100 037 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN KOMPOSISI MEDIA TUMBUH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT, DAN AMPAS TAHU YANG BERBEDA Rosa Setiagama 1 Dra. Titik Suryani, M. Sc. 2 Mahasiswa 1, Dosen Pembimbing 2, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. ABSTRAK Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur kayu yang dapat dikonsumsi dan kandungan cukup tinggi karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, Ca, Fe, thiamin, riboflavin. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pertumbuhan dan produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dengan komposisi media tumbuh serbuk gergaji kayu sengon, tandan kosong kelapa sawit, dan ampas tahu yang berbeda. Metode penelitian ini rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor serbuk gergaji kayu sengon, Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), dan ampas tahu yaitu R0 (tanpa TKKS dan ampas tahu), R1 (TKKS 20 g dan ampas tahu 15 g), R2 (TKKS 20 g dan ampas tahu 25 g), R3 (TKKS 40 g dan ampas tahu 15 g), R4 (TKKS 40 g dan ampas tahu 25 g) dengan ulangan 3 kali. Analisis data pengujian menggunakan One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) paling cepat selama 28,33 hari pada perlakuan R0, sedangkan paling lama selama 31,33 hari pada perlakuan R4. Jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih saat panen yang paling tinggi pada perlakuan R2 sebesar 21,33 helai dan 140 g. Sedangkan paling lama pada perlakuan R4 sebesar 12 helai dan 90 g. Kata kunci : Pleoratus ostreatus, Tandan Kosong Kelapa Sawit, Ampas Tahu

A. PENDAHULUAN Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur kayu yang dan dapat dikonsumsi (Yuniasma, 1999), serta mempunyai nilai kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, Ca, Fe, thiamin, riboflavin (Widyastuti, 2004). Selain sebagai bahan pangan, jamur tiram juga bermanfaat sebagai obat untuk menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah tekanan darah tinggi, meningkatkan kadar gula darah, meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah tumor atau kanker (Hedritomo, 2008). Para vegetarian menggunakan jamur tiram sebagai pengganti daging ayam. Sedangkan vitamin dan mineral yang terkandung didalamnya antara lain zinc, besi, kalium, kalsium, fosfor, vitamin C, asam folat, niasin, vitamin B-1 dan B-2 Budi daya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu usaha agribisnis yang memiliki peluang bisnis cukup besar karena dalam 10 tahun terakhir nilai ekonomis jamur tiram putih terus meningkat. Pleurotus ostreatus dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan dan banyak dikembangkan pada media substrat kayu yang telah dikemas dalam kantung plastik kemudian diinkubasikan dan dipelihara di dalam rumah kubung (Syammahfuz, 2009). Bahan media tumbuh jamur tiram putih adalah serbuk gergaji kayu yang mengandung zat yang dapat memacu pertumbuhan seperti karbohidrat, serat, dan lignin. Zat yang dapat menghambat pertumbuhan jamur yaitu getah dan minyak atsiri. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu limbah dari kelapa sawit yang jumlahnya mencapai 30-35% dari berat tandan buah segar setiap pemanenan. TKKS mengandung serat yang tinggi dan kandungan utama TKKS selulosa 54-60%, dan lignin 22-27%. Namun hingga saat ini, pemanfaatan limbah TKKS belum dilakukan secara optimal (Hambali dkk, 2008). Hasil penelitian Bertiana Suryaningrum (2012) menunjukkan bahwa pada TKKS 100% pertumbuhan optimal miselium Jamur Tiram Putih yaitu sebesar

0.58cm per hari. Pada TKKS 80% variasi komposisi media yang optimal berat basah Pleurotus ostreatus sebesar 125.88 gram dan berat kering badan buah sebesar 17.99 gram. Jumlah tubuh buah Pleurotus ostreatus panen tertinggi diperoleh pada TKKS 20% yaitu 18,8 tubuh buah. Biological Efficiency Ratio (BER) tertinggi pada TKKS 80% yaitu sebesar 78.68%. Ampas Tahu merupakan salah satu limbah padat dari proses pembuatan tahu. komposisi kimia ampas tahu sebagai sumber protein 8,66%, lemak 3,79%, air 51,63% dan abu 1,21%. Hasil penelitian Lailatul Mufarrihah (2009), menunjukkan bahwa interaksi penambahan bekatul dan ampas tahu berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan miselium dan produksi jamur tiram putih pada semua umur pengamatan. Hasil terbaik berat segar jamur yang banyak pada bekatul 20% dan ampas tahu 25%.Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada komposisi media tumbuh Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dan ampas tahu yang berbeda. B. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai Juni 2014, di Dusun Kalikendel RT 21 RW 05, Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Metode Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor dengan komposisi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dan Ampas Tahu yang terdiri atas 5 perlakuan, yaitu R0 : (tanpa TKKS + Ampas tahu) + serbuk gergaji sengon 1000 g, R1 : TKKS 20 g + Ampas tahu 15 g + serbuk gergaji sengon 965 g, R2 : TKKS 20 g + Ampas tahu 25 g + serbuk gergaji sengon 955 g, R3 : TKKS 40 g + Ampas tahu 15 g + serbuk gergaji sengon 945 g, R4 : TKKS 40 g + Ampas tahu 25 g + serbuk gergaji sengon 935 g, setiap perlakuan di ulang sebanyak tiga kali. Tahap penelitian dimulai dari persiapan media tanam, pengomposan pengepakan, sterilisasi pendinginan, inokulasi, inkubasi, pertumbuhan miselium, pemeliharaan pertumbuhan jamur tiram putih dan panen. Parameter

penelitian meliputi kecepatan pertumbuhan miselium dan hasil jamur tiram putih (jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode eksperimen, metode observasi, metode kepustakaan dan metode dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan uji statistik One-Way ANOVA (α = 0,05). Analisis data dengan menggunakan program computer SPSS (Statistic Product and Service Solution ) 20 for Windows C. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pertumbuhan miselium dan hasil jamur tiram putih yang meliputi jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah sebagai berikut ini. 1. Kecepatan Pertumbuhan Miselium Perlakuan Pertumbuhan miselium diukur setelah miselium memenuhi baglog. Salah satu indikator keberhasilan inokulasi yaitu munculnya miselium. Disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Rata- rata kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih memenuhi baglog. Rata-Rata (hari) R0 ((tanpa TKKS + Ampas tahu) + serbuk gergaji sengon 1000 g) 28,33 * R1 (TKKS 20 g + Ampas tahu 15 g + serbuk gergaji sengon 965 g) 29,66 R2 (TKKS 20 g + Ampas tahu 25 g + serbuk gergaji sengon 955 g) 30,66 R3 (TKKS 40 g + Ampas tahu 15 g + serbuk gergaji sengon 945 g) 30,33 R4 (TKKS 40 g + Ampas tahu 25 g + serbuk gergaji sengon 935 g) 31,33 ** *Lama pertumbuhan misellium paling cepat **Lama pertumbuhan misellium paling lama Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa lama pertumbuhan miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus ) rata-rata paling cepat penuh adalah selama 28,33 hari pada perlakuan R0 (tanpa TKKS dan ampas tahu), sedangkan laju pertumbuhan miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus ) paling lama / lambat penuh selama 31,33 hari yang terdapat pada perlakuan R4 (TKKS 40 gr dan ampas tahu 25 gr).

2. Jumlah Tubuh Buah dan Berat Segar Tubuh Buah Jamur Tiram Putih Jumlah tubuh dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Rata-rata jumlah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih. Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 Rata-rata berat segar Panen tubuh buah (g) 1 130 Total berat segar tubuh buah (g) Rata-rata jumlah tubuh buah (helai) 14,66 670 2 93,33 9,33 1 130 11,66 640 2 83,33 7,66 1 140 21,33 770* 2 116,66 13 1 136 16,66 720 2 103,33 9,66 1 90 12 460** 2 63,33 5 Total jumlah tubuh buah (helai) 72 58 103* 79 51** Keterangan: R0 : (tanpa TKKS + Ampas tahu) + serbuk gergaji sengon 1000 g R1 : TKKS 20 g + Ampas tahu 15 g + serbuk gergaji sengon 965 g R2 : TKKS 20 g + Ampas tahu 25 g + serbuk gergaji sengon 955 g R3 : TKKS 40 g + Ampas tahu 15 g + serbuk gergaji sengon 945 g R4 : TKKS 40 g + Ampas tahu 25 g + serbuk gergaji sengon 935 g *Jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah paling tinggi ** Jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah paling rendah Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah tubuh buah buah jamur tiram putih putih saat panen yang paling tinggi pada perlakuan media tanam R2 (TKKS 20 g dan ampas tahu 25 g) pada panen 1 dengan jumlah rata-rata tubuh buah 21,33 helai dan 13 helai pada panen 2. Sedangkan jumlah tubuh buah saat panen yang paling rendah adalah pada perlakuan media tanam R4 (TKKS 40 g dan ampas tahu 25 g) pada panen ke 1 dengan jumlah rata-rata tudung buah 12 helai dan 5 helai pada panen 2. Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa berat segar tubuh buah jamur tiram putih putih saat panen yang paling tinggi pada perlakuan media tanam R2 (TKKS 20 g dan ampas tahu 25 g) pada panen ke 1 dengan jumlah rata-rata 140 g dan 116,33 g pada panen ke 2. Sedangkan berat segar tubuh buah saat panen yang

Hari paling rendah adalah pada perlakuan media tanam R4 (TKKS 40 g dan ampas tahu 25 g) pada panen 1 dengan jumlah rata-rata 90 g dan 63,33 g pada panen 2. D. PEMBAHASAN 1. Kecepatan Pertumbuhan Miselium Kecepatan pertumbuhan miselium diamati sejak munculnya miselium sampai miselium memenuhi baglog setelah inokulasi. Perbedaan laju pertumbuhan miselium dapat dilihat pada histogram berikut ini: 32 31 30 29 28 27 Kecepatan Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih 26 R0 R1 R2 R3 R4 Perlakuan Gambar 4.1 Histogram Rerata kecepatan pemenuhan miselium berbagai perlakuan media jamur tiram putih. Gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa perlakuan yang memberikan pengaruh paling cepat dalam merangsang pertumbuhan miselium adalah R0 (tanpa TKKS dan ampas tahu) dengan rata-rata 28,33 hari, serta perlakuan yang memberikan pengaruh paling lambat dalam merangsang pertumbuhan miselium adalah R4 (TKKS 40 g dan ampas tahu 25 g) dengan rata-rata 31,33 hari setelah inokulasi. Pertumbuhan miselium yang baik disebabkan oleh adanya media tumbuh jamur yang terdekomposisi secara cepat dan merata, sehingga

unsure-unsur hara yang terdapat pada media tumbuh. Pada perlakuan R4 memberikan pengaruh paling lambat dikarenakan TKKS memiliki kandungan lignin yang cukup tinggi yaitu 22-27%. Lignin merupakan fraksi non karbohidrat yang bersifat kompleks dan sulit untuk diurai oleh mikroorganisme, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengurainya. Lignin tersusun dari molekul-molekul yang memiliki bobot molekul yang tinggi dengan unit dasar fenilpropana yang dihubungkan dengan ikatan-ikatan karbon (C-C) dan eter (C-O-C) yang relatif stabil (Casey, 1980). Polimer lignin tidak dapat dikonversi ke monomernya tanpa mengalami perubahan pada bentuk dasarnya. Lignin yang melindungi selulosa, bersifat tahan terhadap hidrolisa disebabkan oleh adanya ikatan arilalkil dan ikatan eter. Pada suhu tinggi, lignin dapat mengalami perubahan struktur dengan membentuk asam format, methanol, asam asetat, aseton, vormil dan lain-lain. Sedangkan lainnya mengalami kondensasi (Judoamidjojo, 1989). Ampas tahu juga berperan dalam pertumbuhan miselium jamur tiram putih. Ampas tahu terkandung zat-zat karbohidrat, protein, dan lemak serta mempunyai kandungan serat kasar. Protein digunakan untuk merangsang pertumbuhan miselium dan lemak sebagai sumber energy untuk mengurai zat-zat yg lain. Kecepatan pertumbuhan miselium pada perlakuan R2 dan R3 memiliki rata-rata selama 30 hari, sebab pengaruh ph terhadap pertumbuhan miselium. Miselium jamur tumbuh optimal dalam kondisi asam dengan ph 5,5 6,5 (Djarijah, 2001) dimungkinkan ph pada perlakuan R2 dan R3 sama sehingga memiliki kecepatan pertumbuhan miselium yang sama. Lama penyebaran miselium dipengaruhi oleh suhu, kelembaban tempat inkubasi dan kualitas bibit jamur yang digunakan. Guna menunjang pertumbuhan miselium pada jamur tiram, idealnya ruang inkubasi memiliki suhu 24-29 0 C dan kelembaban 90-100% (Steviani,

Helai 2011). Selain itu tingkat kepadatan baglog juga mempengaruhi pada penyebaran miselium. Apabila baglog terlalu padat maka miselium juga akan sulit untuk menyebar ke seluruh permukaan baglog. Oleh karena itu dalam pengisian baglog diusahakan untuk tidak terlalu padat atau terlalu renggang. 2. Jumlah Tubuh Buah Jamur Tiram Putih (Pelurotus Ostreatus) Jumlah tubuh buah juga menjadi parameter pengamatan untuk menjelaskan salah satu indikator hasil jamur tiram putih. Perbedaan laju pertumbuhan miselium dapat dilihat pada histogram berikut ini: 25 20 Jumlah Tubuh Buah Jamur Tiram Putih 15 10 Panen 1 Panen 2 5 0 R0 R1 R2 R3 R4 Perlakuan Gambar 4.2 Histogram rerata jumlah tubuh buah jamur tiram putih berbagai perlakuan media jamur tiram putih. Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa pada panen 1 jumlah tubuh buah jamur tiram putih paling tinggi pada perlakuan R2 (TKKS 20 g + Ampas Tahu 25 g) dengan rata-rata 21 helai dan perlakuan R4 (TKKS 40 g + Ampas Tahu 25 g) yang memberikan pengaruh sedikit dengan rata-rata 12 helai. Pada panen 2 jumlah tubuh buah jamur tiram putih paling tinggi yaitu perlakuan R2 (TKKS 20 g + Ampas Tahu 25 g) dengan rata-rata 13 helai dan perlakuan R4 (TKKS 40 g + Ampas Tahu 25 g) yang memberikan pengaruh sedikit dengan rata-rata 5 helai. Hal ini

dikarenakan jamur tiram putih pada media tumbuh kurang mendapatkan nutrisi (karbohidrat, protein, nitrogen, phospor, kalium). Pada perlakuan R2 (TKKS 20 g + Ampas Tahu 25 g) sesuai dengan penelitian Bertiana Suryaningrum (2012) menunjukkan bahwa pada TKKS 100% pertumbuhan optimal miselium Jamur Tiram Putih yaitu sebesar 0.58 cm per hari. Pada TKKS 80% variasi komposisi media yang optimal berat basah Pleurotus ostreatus sebesar 125.88 gram dan berat kering badan buah sebesar 17.99 gram. Jumlah tubuh buah Pleurotus ostreatus panen tertinggi diperoleh pada TKKS 20% yaitu 18,8 tubuh buah. Biological Efficiency Ratio (BER) tertinggi pada TKKS 80% yaitu sebesar 78.68%. Penambahan ampas tahu pada perlakuan R2 (TKKS 20 g + Ampas Tahu 25 g) sesuai dengan hasil penelitian Lailatul Mufarrihah (2009), menunjukkan bahwa interaksi dengan penambahan bekatul dan ampas tahu berpengaruh nyata pada pertumbuhan miselium, waktu maksimal miselium penuh, dan produksi jamur tiram putih pada semua umur pengamatan. Hasil terbaik berat segar jamur yang banyak.pada bekatul 20% dan ampas tahu 25%. Perbandingan jumlah total tubuh jamur pada panen I dan panen II diketahui perlakuan R2 (TKKS 20 g + Ampas Tahu 25 g) memberikan pengaruh paling baik terhadap jumlah tubuh buah jamur dengan rata-rata 21 helai (panen 1). Hal ini dikarenakan pemberian ampas tahu yang mengandung protein, lemak, air, dan abu, sehingga menghasilkan jumlah tubuh buah paling banyak. Pertumbuhan jamur tiram putih dapat berlangsung dengan optimal jika media tanam banyak mengandung unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh jamur. Perlakuan yang memberikan pengaruh sedikit adalah R4 (TKKS 40 g + Ampas Tahu 25 g) dengan rata-rata 5 helai (panen 1). Hal ini dikarenakan TKKS memiliki kandungan lignin yang cukup tinggi serta komposisinya lebih banyak, sehingga mempengaruhi pada pertumbuhan tubuh buah jamur. Penambahan ampas tahu pada perlakuan R4 (TKKS 40 g + Ampas Tahu

Gram 25 g) yang mengandung protein, lemak, air, dan abu sebagai nutrisi sehingga membantu dalam pertumbuhan jamur tersebut. 3. Berat segar tubuh buah jamur tiram putih (plurotus ostreatus) Berat segar tubuh buah jamur tiram putih menjadi parameter pengamatan untuk menjelaskan salah satu indikator hasil jamur tiram putih. Perbedaan berat segar tubuh buah jamur tiram putih antara panen 1 dan panen 2 dapat dilihat pada histogram berikut ini: 140 120 100 Berat Segar Tubuh Buah Jamur Tiram Putih 80 60 40 20 Panen 1 Panen 2 0 R0 R1 R2 R3 R4 Perlakuan Gambar 4.3 Histogram rerata berat segar tubuh buah jamur tiram putih berbagai perlakuan media jamur tiram putih. Gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa perlakuan R2 (TKKS 20 g + Ampas Tahu 25 g) berpengaruh terhadap berat segar tubuh buah jamur dengan berat rata-rata 140 g (panen 1), hal tersebut menunjukkan bahwa TKKS 20 g dan Ampas Tahu 25 g dapat meningkatkan produktivitas jamur tiram putih. Perlakuan R4 (TKKS 40 g + Ampas Tahu 25 g) tidak berpengaruh terhadap berat segar tubuh buah jamur dengan berat rata-rata 90 g (panen 1), hal ini dikarenakan jamur tiram putih pada media terlalu banyak mengandung lignin sehingga memberi pengaruh pertumbuhan kurang baik. Panen II diketahui perlakuan R2 (TKKS 20 g + Ampas Tahu 25 g) yang memberikan pengaruh paling baik terhadap berat segar

tubuhbuah jamur dengan berat rata-rata 116,66 gram. Perlakuan R4 (TKKS 40 g + Ampas Tahu 25 g) tidak berpengaruh terhadap berat segar tubuh buah jamur dengan berat rata-rata 63,33 gram. Pada berat segar total tubuh buah jamur tiram putih diketahui perlakuan R2 (TKKS 20 g + Ampas Tahu 25 g) berpengaruh terhadap berat buah jamur rata-rata 140 gram, hal ini menunjukkan bahwa pemberian TKKS 20 gram dan ampas tahu 25 gram dapat meningkatkan hasil jamur tiram putih, hal ini sesuai dengan penelitian Bertiana Suryaningrum (2012) menunjukkan bahwa pada TKKS 100% pertumbuhan optimal miselium Jamur Tiram Putih yaitu sebesar 0.58 cm per hari. Pada TKKS 80% variasi komposisi media yang optimal berat basah Pleurotus ostreatus sebesar 125.88 gram dan berat kering badan buah sebesar 17.99 gram. Jumlah tubuh buah Pleurotus ostreatus panen tertinggi diperoleh pada TKKS 20% yaitu 18,8 tubuh buah. Biological Efficiency Ratio (BER) tertinggi pada TKKS 80% yaitu sebesar 78.68%. Perlakuan R4 (TKKS 40 g + Ampas Tahu 25 g) tidak berpengaruh terhadap berat segar tubuh buah jamur rata-rata 77,5 gram. Hal ini dikarenakan kandungan lignin yang cukup tinggi sehingga pada media tumbuh belum terdekomposisi secara sempurna namun ampas tahu memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur selama pertumbuhannya. Berat tubuh buah jamur sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu kubung jamur. Bila kubung jamur terlalu kering maka tubuh buah jamur akan mengalami penguapan lebih dan menjadikan permukaan tubuh buah jamur mengerut dan kering. Berat tubuh buah jamur siap panen dapat melihat karakteristiknya. Jamur tiram dapat dipanen setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal dan cukup besar. Waktu panen paling tepat adalah umur 4-5 hari terhitung sejak pertumbuhan calon tubuh buah dan panjangnya maksimal atau beratnya telah mencapai 50-75 gram. Berat

Gram dan Helai tubuh buah dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih. Hasil adalah sesuatu yang didapatkan dari proses produksi. Produktivitas adalah rasio antara output dan input pada ukuran waktu tertentu (jam, hari, bulan, atau tahun) yang menunjukkan kualitas sama atau meningkat (Sukirno, 1985). Produktivitas pada jamur tiram putih dapat dilihat pada gambar 4.4 Total Jumlah dan Berat Segar Tubuh Buah Jamur Tiram Putih 800 600 400 200 0 R0 R1 R2 R3 R4 Perlakuan Total Berat Segar Tubuh Buah Total Jumlah Tubuh Buah Gambar 4.4 histogram total jumlah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih Dari gambar 4.4 menunjukkan bahwa produktivitas jamur tiram putih tertinggi pada perlakuan R2 dengan komposisi TKKS 20 gram, ampas tahu 25 gram, dan serbuk gergaji kayu sengon 955 gram. Sedangkan produktivitas terendah pada perlakuan R4 dengan komposisi TKKS 40 gram, ampas tahu 25 gram, dan serbuk gergaji kayu sengon 935 gram Dari data kecepatan pertumbuhan miselium dan produktivitas jamur tiram putih tidak ada korelasi. Media merupakan salah satu aspek penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya jamur tiram putih. Media jamur tiram putih yang digunakan harus mengandung nutrisi yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produktivitas diantaranya, lignin, karbohidrat (selulosa dan glukosa), protein, nitrogen, serat, dan vitamin (Cahyana, 2006). Pada pertumbuhan miselium membutuhkan nutrisi berupa lignin dan selulosa. Nutrisi tersebut terdapat pada serbuk gergaji kayu sengon dan tandan kosong kelapa sawit. Namun karena kandungan lignin pada tandan kosong kelapa sawit, sehingga proses dekomposisinya membutuhkan waktu yang cukup lama. Produktivitas jamur tiram putih membutuhkan nutrisi kalsium, glukosa, nitrogen, protein, dan lemak (Darnetty, 2006). Nutrisi tersebut merupakan senyawa organik yang paling baik bagi produktivitas jamur tiram putih. Protein dan lemak terdapat pada ampas tahu sehingga produktivitas jamur tiram putih meningkat. Jadi tidak adanya korelasi antara kecepatan pertumbuhan miselium dan produktivitas jamur tiram putih terletak pada proses dekomposisi dan penambahan nutrisi pada media tumbuh jamur tiram putih. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) paling cepat selama 28,33 hari pada perlakuan R0, sedangkan paling lama selama 31,33 hari pada perlakuan R4. 2. Jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih saat panen yang paling tinggi pada perlakuan R2 sebesar 21,33 helai dan 140 g. Sedangkan paling lama pada perlakuan R4 sebesar 12 helai dan 90 g.

DAFTAR PUSTAKA Cahyana, Muchroji dan M. Bachrun. 2006. Jamur Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya. Casey, J. P. 1980. Pulp and Paper, Chemistry and Chemical Technology, Volume I. New York : Interscience Publisher Inc. Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi. Padang: Andalas Universitas Press. Hambali, Erliza, Siti Mujalifah, Armansyah Halomoan Tambunan, Abdul Waries, Pattiwiri, dan RoyHendroko. 2008. Teknologi Bioenergi. Jakarta Selatan: PT. Agro Media Pustaka. Judoamidjojo, R. M, Said, E. G & Hartoto, L (1989), Biokonversi, Depdikbud Didjen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB. Mufarrihah, Lailatul. 2009. Penambahan Bekatul dan ampas Tahu Pada Media Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Malang. Suryaningrum, B. 2012. Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (pleurotus Ostreatus) Pada Baglog Tandan Kosong Kelapa Sawit (Alaeis guineensis). Thesis. Duta Wacana Christian University. Steviani, Susi. 2011. Pengaruh Penambahan Molase dalam Berbagai Media Pada Jmaur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Syammahfuz, Chazali & Putri Sekar Pratiwi. 2009. Usaha Jamur Tiram Skala Rumah Tangga. Bogor: Penebar Swadaya. Widyastuti, N dan S. Istiani. 2004. Optimasi Proses Pengeringan Tepung Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Ilmu Kefamasian Indonesia (2): 1-4. Yuniasma, C. Mucroji dan M. Bakrun. 1999. Jamur Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya.