BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum seorang praktisi Public Relations memiliki tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhandan perkembangannya.pada usia 0 tahun 8 tahaun merupakan. mengoptimalkan lima aspek perkembangan.

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia di. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan anak yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses dalam rangka memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia berbudaya dan beradab. Pendidikan yang menjadikan manusia memiliki berbagai kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan kehidupan serta berbentuk suatu budaya dalam kehidupan dengan aturanaturannya. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran jangka panjang untuk menjadi manusia yang berkembang sehingga dapat mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya dan menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman serta bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dimasyarakat. Dengan demikian, maka pendidikanlah yang menaburkan benih-benih budaya dan peradaban manusia yang hidup dan dihidupi oleh nilai-nilai satu visi yang berkembang dan dikembangkan didalam suatu masyarakat. Oleh karena itu pendidikan dengan sendirinya harus bersifat antisipatif, namun namun bukan berarti bahwa proses pendidikan hanya mengikuti kecenderungan perkembangan yang sedang terjadi di masyarakat tetapi pendidikan harus mampu mengubah kecenderungan perkembangan yang terjadi tersebut ke arah yang lebih baik. Ki Hajar Dewantara (Soelaeman, 1994:84) menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan tubuh anak dalam pengertian tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu, supaya dapat memajukan kesempatan hidup yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan alam dan masyarakat.

2 John Stuart Mill (filosof inggris, 1806-1873) menyatakan bahwa pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia pada tingkat kesempurnaan. Pendidikan juga dikemukakan oleh John Dewey,bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi didalam pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. Dari beberapa pengertian pendidikan diatas dapat disimpulkan mengenai pendidikan, bahwa pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sediri tidak dengan bantuan orang lain. Berdasarkan pengertian diatas juga, dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan sektor penting dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena melalui pendidikanlah dapat dibina manusia-manusia yang cerdas, terampil, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan bunyi bab 1 Pasal 1 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu : Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan juga memiliki peran yang sangat penting di masa kanak-kanak, karena perkembangan kepribadian, sikap mental dan Intelektual dibentuk pada

3 usia dini. Kualitas masa awal anak termasuk masa Prasekolah merupakan cermin kualitas bangsa yang akan datang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya pendidikan anak usia dini (PAUD). PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan harus dimulai sejak dini, pendidikan sejak dini yang mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi kebutuhan diri, masyarakat dan bangsa sehingga dapat membentuk masyarakat madani. Pendidkan usia dini merupakan fondasi bagi dasar perkembangan dan kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, dan pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya yang meliputi penegembangan moral dan nilai-nilai agama, fisik, sosial emosioanal, bahasa, seni, pengetahuan dan keterampilannya. Upaya dalam mengembangkan kemampuan dan potensi anak usia dini diperlukan suatu program yang dapat

4 membantu dan mendukung terhadap perkembangan anak yaitu salah satunya dengan adanya lembaga pendidikan yang bersinergi dengan orang tua dalam mengadakan program untuk orang tua dalam pendidikan anak. Keterlibatan orangtua dalam lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) dinilai cukup penting. Guna mewujudkan pembelajaran yang optimal di masa usia emas itu, tidak bisa sepenuhnya berharap pada lembaga sekolah saja, tapi kontribusi orangtua memiliki peran cukup penting untuk mencapai kearah pertumbuhan dan perkembangan anak. Penyelenggaraan pendidikan dengan memberdayakan orangtua (parenting education) merupakan sebuah solusi guna meningkatkan mutu pendidikan sejak usia dini. Untuk itu, terkait kegiatan parenting kemampuan suatu keluarga dalam hal memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan program parenting ini sudah sangat jelas, dengan adanya: (1) Undang-undang No 20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang juga membahas tentang pendidikan informal. (2) Undang-undang No 23/2002, tentang Perlindungan Anak (3) Konvensi Anak Sedunia. Dengan demikian, kerjasama semua pihak, baik lembaga pendidikan, orang tua (keluarga) dan pemerintah sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan pendidikan terutama pada anak usia dini, dapat dioptimalkan. Hoghughi (2004) menyebutkan bahwa pengasuhan mencakup beragam aktifitas yang bertujuan agar anak dapat berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Prinsip pengasuhan menurut Hoghughi tidak menekankan pada siapa (pelaku) namun lebih menekankan pada aktifitas dari perkembangan dan pendidikan anak. Oleh karenanya

5 pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan social. Masih banyak kenyataan yang terjadi di masyarakat adanya orangtua yang masih mempunyai pola pikir bahwa pendidikan itu sepenuhnya tanggungjawab pihak lembaga pendidikan saja. Seringkali orangtua menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan. Di sisi lain, tidak sedikit orangtua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat seperti yang dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut tidak sesuai dengan harapannya. Fenomena keliru ini harus segera diluruskan agar tanggungjawab tinggi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak muncul dalam keluarga sehingga keluarga, khususnya ibu dan ayah juga berperan sebagai pendidik di rumah. Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh anak, jadi dalam lingkungan keluargalah watak dan kepribadian anak akan dibentuk yang sekaligus akan mempengaruhi perkembangannya di masa depan. Di mata anak, orang tu (ayah ibu) adalah figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anakanaknya. Oleh sebab itu, ayah ibu harus mampu memberi contoh yang baik pada anak-anaknya, memberi pengasuhan yang benar serta mencukupi kebutuhankebutuhannya dalam batasan yang wajar. Dengan memainkan peranan yang benar dalam mendidik dan mengasuh anak, anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Dan yang tidak kalah pentingnya, anak akan tumbuh menjadi anak yang berkarakter tidak mudah larut oleh budaya buruk dari luar serta menjadi anak yang berkepribadian baik sebagai aset generasi penerus bangsa di masa depan. Untuk menjawab fenomena ini pengelola PAUD Sartika mengadakan program parenting yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan untuk

6 menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di kelompok bermain dan di rumah. Parenting ini ditujukan kepada para orangtua, pengasuh, dan anggota keluarga lain yang berperan secara langsung dalam proses perkembangan anak. Upaya pengelola dalam meningkatkan pemahaman orangtua terhadap pola asuh anak yaitu dengan diadakannya Kegiatan parenting (pertemuan orangtua), dengan adanya kegiatan ini orang tua yang mengantar anaknya ke PAUD tidak hanya sekedar menunggu tapi ada kegiatan yang bermanfaat untuk orang tua yaitu jadi tahu bagaimana pola asuh yang tepat untuk anak usia dini. Kegiatan parenting yang dilaksanakan oleh PAUD Sartika sudah berjalan dari awal berdiri yaitu tahun 2006, tetapi kegiatan belum terstruktur hanya sekedar pemberian pengetahuan sederhana tentang tujuan orang tua menitipkan anaknya ke PAUD saja. Dan pada tahun 2010 baru diselengarakan kegiatan parenting secara terjadwal yaitu diselenggarakan setiap satu minggu sekali dan hingga saat ini program tersebut masih berjalan namun diselenggarakan setiap dua minggu sekali dengan jumlah peserta yang relatif berubah yaitu tidak kurang dari 30 orang. Tujuan diadakannya parenting di PAUD Sartika, pengelola sebagai penggagas ide mengharap agar parenting yang dilakukan merupakan kegiatan dalam rangka mengembangkan potensi yang dimiliki anak dengan cara mensinergikan antara orang tua dengan pendidik yang ada di lembaga PAUD Sartika.

7 Kegiatan parenting di PAUD Sartika juga yaitu untuk Orang tua dalam pemberian pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mendidik anak serta lebih jauhnya lagi orang tua dapat mengetahui pentingnya pendidikan sedini mungkin dan keluarga berperan sangat penting dalam perkembangan dan pendidikan anak dimana peran pendidik hanya diberikan mandat atas tanggungjawab orang tua dalam mengembangkan perkembangan dan pendidikan anak. Berdasarkan masalah di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang "Efektivitas Kegiatan Parenting Dalam Meningkatkan Pola Asuh Orang Tua Di PAUD Sartika." B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dilakukan identifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil perbincangan dengan pengelola bahwa di lapangan parenting yang sebenarnya tanggung jawab orang tua, tetapi kenyataannya lebih menekankan tanggung jawab pada pendidik dan lembaga PAUD saja. 2. Latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial dan karakter orang tua yang beragam membuat pemahaman dan pandangan orang tua tentang pentingnya pola asuh dan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari juga beragam. 3. Motivasi orang tua untuk mengikuti kegiatan parenting yang diselengarakan oleh pengelola PAUD cukup tinggi, hal ini terbukti dengan kehadiran orang tua yang cukup tinggi. Tetapi Setiap kegiatan parenting yang dilaksanakan tidak selalu sama jumlah orang tua yang hadir dalam setiap kegiatan.

8 4. Dalam perbincangan dengan beberapa orang tua yang sering datang pada program parenting, pola asuh yang diterapkan pada anak hanya sebagian jenis pola asuh yang mereka ketahui. Hal ini terjadi karena terbatasnya pemahaman dan kesdaran orang tua bahwa pentingnya pola asuh yang tepat dan benar, dan dalam keseharian, orang tua juga masih jarang mencari informasi tentang pola asuh yang benar untuk anak mereka. Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : "Bagaimana Efektivitas Kegiatan Parenting dalam Meningkatkan Pola Asuh Orang Tua Di PAUD Sartika?." Rumusan masalah tersebut, penulisan jabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan Parenting di PAUD Sartika? 2. Bagaimana pola asuh orang tua dilingkungan keluarga? 3. Bagaimana efektivitas kegiatan parenting dalam meningkatkan pola asuh orang tua? C. Tujuan Penelitian Dengan mengacu pada permasalahan yang ada di atas dan agar sasaran yang akan dicapai dalam penelitian ini lebih terarah, maka penulis perlu menjabarkan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu untuk: 1. Mengetahui proses pelaksanaan kegiatan Parenting di PAUD Sartika. 2. Mengetahui pola asuh orang tua dilingkungan keluarga. 3. Mengetahui efektivitas kegiatan parenting dalam meningkatkan pola asuh orang tua.

9 D. Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan memperoleh manfaat dari penelitian ini yaitu untuk: 1. Mengambil pelajaran dari pola asuh yang berkembang pada orang tua di PAUD Sartika dengan spesifikasi kegiatan parenting dalam meningkatkan pola asuh orang tua untuk dijadikan bahan pada cakupan yang lebih luas. 2. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah sebagai institusi formal sudah selayaknya membantu dan menggali lebih dalam mengenai program prakarsa khusus dalam pemberdayaan sumber daya manusia yang memperkaya keilmuan di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah itu sendiri. 3. Untuk orang tua memperluas cakrawala berfikir yang lebih dalam, untuk mengkaji dan menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan yang tidak terlepas dari kegiatan parenting dan diharapkan orang tua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I : Pendahuluan, didalamnya membahas Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi. BAB II : Kajian Pustaka yang didalamnya membahas beberapa teori dan konsep mengenai Pendidikan Anak Usia Dini, antara lain adalah sebagai berikut: Pendidikan Anak Usia Dini sebagai Sub sistem Pendidikan Luar Sekolah, Konsep Efektivitas, Konsep Kegiatan Parenting, Konsep Keluarga dan Konsep Pola Asuh.

10 BAB III : Prosedur Penelitian, berisi tentang uraian Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Prosedur Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data. BAB IV : Deskripsi Analisi data hasil penelitian tentang Efektivitas kegiatan parenting di PAUD Sartika dalam meningkatkan pola asuh orang tua pada PAUD Sartika, pengolahan data hasil penelitian, serta pembahasan. BAB V : Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta bahasan implikasi/rekomendasi terhadap pengelola PAUD dan orang tua anak usia dini.