BAB 1 PENDAHULUAN. Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten yang mengakibatkan

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI KEBERSIHAN MULUT DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA TUNTUNGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa

STATUS ORAL HIGIENE DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK AUTIS DAN NORMAL USIA 6-18 TAHUN DI SLB, YAYASAN TERAPI DAN SEKOLAH UMUM KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

HASIL ANALISIS DATA. Kelompok Usia Responden. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tahun 33 64,7 64,7 64,7

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI.

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :..

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. jiwa melipuyti biologis, psikologis, sosial dan lingkungan. Tidak seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah mengalami peningkatan populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa) (Yosep, hubungan interpersonal serta gangguan fungsi dan peran sosial.

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan dan penelitian mengenai kesehatan gigi dan mulut pada penderita

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan rongga mulut merupakan bagian penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 November sampai. 4 Desember 2008 di Yayasan Lupus Indonesia (YLI).

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

Nursyamsi Djamaluddin¹, Fuad Husain Akbar¹, Rifdatul Ahwal Usemahu²

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kajian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Rasa Takut terhadap Perawatan Gigi dan Mulut. Rasa takut terhadap perawatan gigi dapat dijumpai pada anak-anak di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. American Public Health Association mendefinisikan anak cacat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan seseorang hidup secara produktif dan harmonis.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlalunya waktu dan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit degeneratif

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM

BAB 1 PENDAHULUAN. anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal akan mempengaruhi hampir semua

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) sejaterah seseorang secara fisik, mental maupun sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi jaringan periodontal yang tidak sehat sebesar 95,21% atau

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Berusaha untuk sembuh dan mengobati penyakit ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan pada semua lapisan sosial, pendidikan, ekonomi dan ras di

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

Rata-rata nilai plak indeks (%)

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah. 1 Skizofrenia tidak memilih siapa yang paling berbakat, siapa yang paling pintar, siapa yang terkaya atau siapa yang termiskin. Dia datang tidak terduga seperti badai yang jatuh menghujani mimpi muda. 2 Prevalensi penderita Skizofrenia di Amerika menunjukan angka 1%, yang berarti setiap 1 dari 100 jiwa menderita Skizofrenia. 3 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan tahun 2014, terdapat 20 juta jiwa pasien Skizofrenia di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 385.700 jiwa atau sebesar 2,03% pasien Skizofrenia terdapat di Jakarta dan berada di peringkat pertama secara nasional. Berdasarkan riset kesehatan dasar, pasien Skizofrenia di Jakarta tahun 2014 meningkat drastis dibanding tahun sebelumnya yang cenderung stabil. 3 Data lain menunjukkan sekitar 450 juta orang saat ini menderita Skizofrenia, dimana kelainan ini merupakan penyebab utama penyakit dan kecacatan mental di seluruh dunia. 3 Penderita Skizofrenia selalu dihubungkan dengan sikap agresif yang cenderung melakukan tindakan kriminal terhadap orang lain. Padahal 95% tindakan kekerasan dilakukan oleh orang-orang yang bukan penderita Skizofrenia. 1

2 Sebagian besar penderita Skizofrenia meninggal lebih cepat. Penyebabnya bukan karena penyakit tersebut menyerang otak mereka, tetapi penyakit tersebut menghancurkan hati mereka. Tidak ada obat antipsikotik yang dapat menyembuhkan penderita Skizofrenia, penderita Skizofrenia lebih membutuhkan perhatian, motivasi dan dimengerti. 2 Skizofrenia tidak terdeteksi dengan pemeriksaan darah, x-ray dan brain scan. Skizofrenia ditandai dengan gejala positif, gejala negatif dan gejala lainnya. Gejala postif seperti delusi dan halusinasi yang terjadi dalam kesadaran yang jelas, dan gejala negatif seperti depresi, apatis, bersikap dingin dan menarik diri dari lingkungan. 2,4 Gejala negatif pada pasien Skizofrenia seperti menarik diri dari lingkungan, apatis dan berhenti melakukan kebiasaan mengakibatkan kecenderungan untuk tidak merawat diri sendiri khususnya merawat kebersihan mulutnya. Kesadaran untuk menjaga kesehatan rongga mulut berperan penting dalam menentukan kesehatan rongga mulut seorang individu, namun hal itu sulit diperoleh pada penderita Skizofrenia. 4 Beberapa laporan dari negara-negara lain menunjukkan, penderita Skizofrenia memiliki kesehatan rongga mulut yang lebih buruk dibanding populasi lain. 5 Faktor seperti jenis gangguan jiwa, ketidakmampuan untuk mengakses layanan kesehatan gigi, ketidakmampuan menjaga kesehatan gigi dan mulut, takut akan perawatan dan efek samping pengobatan telah tercatat sebagai faktor pendukung kesehatan rongga mulut yang buruk pada pasien Skizofrenia. 6

3 Salah satu obat yang digunakan pada pasien Skizofrenia adalah obat antipsikotik seperti Chlropromazin, Haloperidol, Ziprasidone, Resperidone, Quetiapine and Olanzapine. 7 Antipsikotik dapat memberikan efek saraf pada bagian atas otak yang dapat menstimulasi adrenoseptor tertentu dalam korteks frontal yang dapat menghasilkan efek penghambatan pada nuklei saliva sehingga menyebabkan terjadinya xerostomia. 8 Penelitian yang dilakukan oleh A Eltas dkk untuk menilai apakah ada hubungan antara penyakit periodontal terhadap perubahan aliran saliva yang disebabkan oleh obat antipsikotik pada 53 pasien Skizofrenia. Subjek dikelompokan ke dalam dua kelompok. Kelompok A (n = 33) termasuk pasien yang menggunakan obat-obatan yang dapat menyebabkan xerostomia, dan kelompok B (n = 20) termasuk pasien yang menggunakan obat obatan yang dapat menyebabkan hipersaliva. Hasil dari penelitian tersebut adalah rata-rata peningkatan indeks plak, kedalaman poket, dan perdarahan pada saat probing secara signifikan lebih tinggi di kelompok A dibanding kelompok B, sedangkan skor decay, missing, filling tooth (DMFT) tidak berbeda secara signifikan dalam dua kelompok tersebut. 9 Pemeriksaan oral higiene pada penelitian yang dilakukan Savita dkk terhadap 100 penderita gangguan jiwa yang menjalani rawat inap berdasarkan Simplified Oral Hygiene Index (OHIS) dengan tujuan untuk mengevaluasi kebersihan mulut pula menunjukkan indeks sebesar 3,3, yang berarti pasien memiliki lapisan plak lebih luas dari 1 mm dan mencakup lebih dari 1/3 mahkota gigi. Penelitian yang dilakukan di Italia oleh Lucchese dkk pada tahun 2006

4 terhadap 293 penderita Skizofrenia menunjukkan 66% memiliki masalah periodontal yang terdiri dari resesi dan pendarahan gingiva serta penumpukan kalkulus dan hanya 5% memiliki kondisi periodontal yang sehat. 10 Gangguan kognitif pada penderita Skizofrenia yaitu pada lobus parietal menjadi penyebab mengapa 60-80% pasien Skizofrenia tidak percaya bahwa mereka sedang menderita sebuah penyakit, sehingga pasien Skizofrenia tidak merasa membutuhkan perawatan khususnya perawatan gigi dan mulut. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Persson pada tahun 2009 melaporkan bahwa minimnya kunjungan pasien Skizofrenia dibandingkan kunjungan ke praktisi medis lain. 11 Berbagai penelitian telah menunjukan berbagai pengaruh kondisi Skizofrenia terhadap kebersihan gigi dan mulut. Namun di Indonesia belum ada penelitian tentang kondisi kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada pasien Skizofrenia. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan kondisi kebersihan rongga mulut dengan kebutuhan perawatan periodontal pada pasien Skizofrenia di Rumah Sakit JiwaProf. HB. Sa anin Padang. 1.2. RumusanMasalah Beradasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah yaitu bagaimana korelasi antara kebersihan mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa anin Padang.

5 1.3. TujuanPenelitian Tujuan penelitian mencakup tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum biasanya mengacu pada aspek yang lebih luas. Sedangkan di dalam tujuan khusus diuraikan secara jelas hal-hal yang akan diukur, dinilai, atau diperoleh dari penelitian. 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui korelasi antara kebersihan mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa anin Padang. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui kondisi kebersihan rongga mulut pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa anin Padang. 2. Mengetahui kebutuhan perawatan periodontal pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa anin Padang. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, terutama bagi peneliti, akademik, atau ilmiah dan populasi penelitian. 1. Bagi Responden Sebagai informasi mengenai kebersihan rongga mulut dan jaringan periodontal sehingga lebih memerhatikan lagi keadaan rongga mulut dan jaringan periodontal. 2. Bagi Masyarakat

6 Memberikan wawasan bagi masyarakat mengenai pentingnya kebersihan rongga mulut pada pasien Skizofrenia. 3. Bagi Dinas Kesehatan dan RSJ Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang kebersihan rongga mulut dan jaringan periodontal pada pasien Skizofrenia, sehingga dapat dicarikan solusi kesehatan gigi terpadu yang efektif dan efisien. 4. Bagi Fakultas Kedokteran Gigi Menjadi sumber bacaan, masukan dan bahan perbandingan atau pedoman bagi peneliti berikutnya. 5. Bagi Peneliti Dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat selama kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas, sebagai pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran gigi, dan juga memberikan gambran kepada peneliti kondisi kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada pasien Skizofrenia serta korelasi antara keduanya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan langsung pada pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa anin Padang. Untuk melihat kebersihan rongga mulut dilakukan pemeriksaan kebersihan mulut menggunakan teknik Oral Hygiene Index Simplifield (OHIS) menurut Greene dan Vermilliondan pemeriksaan kebutuhan perawatan periodontal dengan menggunakanmetode

7 Community Periodontal Index Treatment (CPITN). Pada akhirnya didapatkan bagaimana keadaan kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada pasien Skizofrenia.