PENGARUH PELATIAHN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI TULANGAMPIANG DENPASAR I Gusti Agung Wira Adi Putra Sanjaya, I Ketut Sudiana, I Made Budiawan Jurusan Ilmu Keolahragaan FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja-Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail: { gungadii@gmail.com, sudiana_67@yahoo.co.id, budiawanajus@yahoo.co.ic } @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan Hollow Sprint terhadap kecepatan dan kapasitas vital paru-paru. Subjek penelitian ini adalah siswa putra kelas V SD Negeri Tulangampiang Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 54 0rang. Kemudian subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 27 kelompok perlakuan dan 27 kelompok kontrol dengan menggunakan teknik Ordinal Pairing.Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the non-randomized pretest posttest control group design, kecepatan diukur dengan tes lari 50 meter sedangkan kapasitas vital paru-paru diukur dengan instrumen spirometer, selanjutnya data dianalisis dengan uji-t independent pada taraf signifikansi α = 0,05. data dianalisis dengan bantuan program SPSS 16,0.Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata untuk kelompok perlakuan variabel kecepatan Nilai meningkat 1.19 detik. Kelompok kontrol untuk variabel kecepatan mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 0.40 detik. Untuk variabel kapasitas vital paru-paru juga mengalami penigkatan rata-rata. Kelompok perlakuan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 196,30. Sedangkan kelompok kontrol mengalami penigkatan rata-rata 14,81. Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka disimpulkan bahwa pelatihan hollow sprint dapat meningkatkan kecepatan dan kapasitas vital paru-paru. Dengan tingkat signifikansi hitung untuk kecepatan -16,691 (sig = 0,000), dan kapasitas vital paru-paru 2,872 (sig = 0,006). Disarankan bagi pelaku olahraga (pembina, pelatih, guru olahraga dan atlet) untuk menggunakan pelatihan hollow sprint sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kecepatan dan kapasitas vital paru-paru. Kata-kata kunci: Pelatihan hollow sprint, kecepatan, kapasitas vital paru-paru ABSTRACT This study aimed was to investigate the effect of Hollow Sprint exercise toward students speed and lungs vital capacity of male students. The subject of this study was the 54 male students of grade 5 Tulangampiang elementary school in Denpasar in the academic year 2013/2014. The subject was divided into two groups: 27 students in control group and 27 students in experimental group. The sample was chosen by ordinal pairing technique.this research was experimental research by non-randomized pretest posttest control group design. The lungs speed was measured by the mean of 50 meters running test, meanwhile the vital capacity of lugs was measured by the instrument of spirometer. The data was analyzed by independent T-test on the significance α=0.05. The data was analyzed by the help of SPSS application 16.0.The result of data analysis showed that there was a significant improvement of experimental group s mean score on speed increased 1.19 second. Meanwhile the control group s mean score increased for about 0.40 second. For the variable of lungs vital capacity, the mean score was also increased on the experimental group. The mean score of experimental group was increased for about 196.30. Meanwhile, the mean score of control group was increased for about 14.81.Based on the result of data analysi and the discussion, it can be concluded that the hollow sprint exercise can improve the speed and lungs vital capacity. By the level of significance for speed -16.691 (sig=0.000) and lungs vital capacity 2.872 (sig=0.006). It is recommended for trainer, coach, teacher, and athlete to use hollow sprint exercise as one of alternatives to increase speed and lungs vital capacity. Keywords: hollow sprint exercise, speed, and lungs vital capacity
PENDAHULUAN Olahraga memiliki peran yang penting dan strategis di dalam kehidupan era global yang penuh perubahan, persaingan, dan kompleksitas. Hal tersebut menyangkut pembentukan watak dan kepribadian serta upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkesinambungan. Olahraga dapat dilakukan sebagai latihan, pendidikan, hiburan, rekreasi, prestasi, profesi, politik, bisnis, industri, dan aspek lain dalam kehidupan manusia. Dalam melakukan olahraga ada 10 macam kondisi fisik yang sangat berperan. Kesepuluh hal tersebut haruslah dikuasai sesuai dengan olahraga yang ditekuni. Berdasarkan hasil observasi awal di Sekolah Dasar (SD) Negeri Tulangampiang mengenai prestasi siswa dalam bidang non akademik yaitu di bidang olahraga, SD Negeri Tulangampiang merupakan salah satu SD yang tidak pernah absen dalam pelaksanaan Porsenijar di Kota Denpasar. Perkembangan prestasi olahraga di SD Negeri Tulangampiang pada tahun terakhir, khususnya di tahun 2012/2013, cenderung mengalami penurunan secara drastis pada cabang olahraga tertentu seperti silat, bulutangkis dan atletik. Faktor penyebab penurunan prestasi pada cabang olahraga tersebut terutama oleh karena aspek biomotorik dan kondisi fisik yang kurang memadai. Dalam aspek biomotorik kecepatan, dan stamina sangat kurang. Sedangkan apabila memiliki kondisi 1 fisik yang prima setiap olahragawan atau atlet akan dapat mencapai prestasi yang optimal. Penurunan prestasi tersebut tidak terlepas dari pembinaan fisik dan teknik yang masih kurang menyentuh pada kebutuhan atlet terutama terhadap kecepatan dan daya tahan atlet yang masih di bawah standar. Daya tahan ini dapat diketahui melalui kapasitas vital paru. Salah satu penyebab menurunnya stamina atlet dalam pertandingan adalah kurangnya asupan oksigen di dalam tubuh mereka. Dalam penelitian ini komponen kondisi fisik yang akan ditingkatkan melalui pelatihan ini adalah kecepatan (speed) dan kapasitas vital paru. Hal ini didasarkan pada cabangcabang olahraga yang ada banyak melibatkan kemampuan kecepatan dan daya tahan dalam pelaksanaannya. Kecepatan adalah kemampuan untuk berpindah atau bergerak dari tubuh atau anggota tubuh dari satu titik ke titik yang lain atau untuk mengerjakan sesuatu aktivitas berulang yang sama serta berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Di dalam olahraga pada umumnya pelatihan untuk meningkatkan komponen kecepatan lebih banyak ditujukan untuk meningkatkan kecepatan gerakan lari, bukan kecepatan ayunan lengan atau tungkai (Nala, 1998: 66). Secara khusus paru merupakan tempat tubuh mengambil darah bersih (kaya O 2 ) dan tempat tubuh mengambil darah ke seluruh tubuh (banyak mengandung CO 2 ) sebelum ke jantung untuk kembali diedarkan keseluruh tubuh. Pernapasan adalah proses pergantian udara yang dibutuhkan oleh manusia untuk proses pembakaran dengan oksigen yang dikandung dalam udara ditampung dalam paru. Namun daya tampung paru setiap manusia berbeda-beda, ada sebagian orang yang hanya menampung sedikit sekali oksigen dalam parunya, sehingga tidak cukup mampu untuk menyuplai oksigen dalam peredaran darah. Kapasitas vital paru-paru dipengaruhi oleh posisi
tubuh, kekuatan otot-otot pernafasan, kemampuan paru, dan rongga dada untuk berkembang. Terdapat beberapa pembinaan kondisi fisik untuk menunjang prestasi seseorang, berbagai macam bentuk pelatihan yang dapat dilakukan khususnya untuk melatih kecepatan (speed) dan kemampuan daya tahan (endurance) terutama kemampuan kapasitas vital paru seperti lari jarak pendek (sprint), melakukan berbagai jenis kegiatan olahraga. Dalam meningkatkan kecepatan dan daya tahan terutama terhadap kapasitas vital paru program pelatihan harus dapat dilakukan secara cermat, sistematis, teratur dan cenderung meningkat, mengikuti prinsipprinsip serta metode latihan yang akurat agar tercapai tujuan yang diharapkan. Terkait dengan hal tersebut maka akan dilakukan suatu bentuk pelatihan untuk melatih kemampuan kecepatan dan daya tahan khususnya terhadap kapasitas vital paru yaitu pelatihan hollow sprint. Pelatihan hollow sprint yang sering disebut bermain dengan kecepatan yang dilakukan di daerah terbuka dengan aktivitas lari. Dengan adanya pembinaan kondisi fisik khususnya terhadap peningkatan kecepatan dan kapasitas vital paru melalui pelatihan lari jarak pendek diharapkan seorang atlet dapat mencapai prestasi yang lebih baik, lebih tinggi, lebih mantap fisik dan mentalnya, serta kematangan dalam bertanding. Penerapan program pelatihan hollow sprint dilakukan secara cermat, teratur dan sistematis yang mengikuti metode dan prisip-prinsip latihan yang sifatnya lebih akurat yang nantinya akan lebih memungkinkan untuk tercapainya suatu tujuan yang diharapkan yakni peningkatan kecepatan (speed) dan kemampuan daya tahan terutama kapasitas vital paru. Bertitik tolak dari uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pelatihan Hollow Sprint Terhadap Kecepatan dan Kapasitas Vital Paru-paru Pada Siswa Putra Kelas V SD Negeri Tulangampiang Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah The non-randomized control group pretest posttest design (Kanca,I Nyoman 2010:94). Subjek penelitian ini adalah siswa putra kelas V SD Negeri Tulangampiang Denpasarn tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 54 orang, kemudian diberikan pre-test untuk mengukur kecepatan dengan menggunakan tes lari sprint 50 meter dan kapasitas vital paru diukur menggunakan alat spirometer, berdasarkan hasil tes, subyek dibagi menjadi dua kelompok dengan tehnik ordinal pairing yaitu Kelompok 1: pelatihan Hollow Sprint, dan Kelompok 2 : pelatihan konversional yaitu bermain sepak bola setengah lapangan. Setelah program pelatihan selesai, maka kedua kelompok diberikan post-test yang sama dengan test awal (pre-test). Teknik analisis data untuk uji normalitas data menggunakan instrumen uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi ( ) 0,05. Untuk uji homogenitas data menggunakan analisis uji Levene dengan bantuan computer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Sedangkan untuk uji hipotesis diuji dengan uji-t independent dengan bantuan computer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah Lapangan SD Negeri Tulangampiang Denpasar. Penelitian dilaksanakan selama 4 minggu dengan frekuensi latihannya adalah 3 kali pertemuan dalam seminggu. pelatihan dilaksanakan selama 3 kali dalam seminggu, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan tubuh beradaptasi terhadap beban yang diberikan dalam pelatihan ini. HASIL
Data hasil penelitian kecepatan dan terdiri dari data pre-test dan post-test khusus untuk kecepatan diperoleh dalam satuan waktu (detik) sehingga dikonversi menjadi data kecepatan dengan cara membagi jarak tempuh yaitu 50 meter dengan waktu yg ditempuh. Dari data tersebut diperoleh data beda atau peningkatan nilai (gaint score) yg akan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian. Secara garis besar data hasil penelitian untuk variabl kecepatan dapat ditampilkan dalam bentuk tabel. Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kecepatan Variabel Data Pretest Posttest Gaint Score Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Jumlah subjek 27 27 27 27 - - Rata-rata 8,57 8,54 7,38 8,14 1,19 0,40 Standar deviasi 1,03 0,75 Varian 1,06 0,57 Median 8,59 8,68 Nilai tertinggi 12,69 9,90 Nilai terendah 7,33 7,09 0,72 0,74 0,51 8,47 9,72 7,27 0,18 0,16 0,55 0,03 0,02 8,27 1,19 0,37 9,30 1,88 0,72 6,43 1,00 0,11 Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kapasitas Vital Paru Variabel Data Pretest Posttest Gaint Score Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Jumlah subjek 27 27 27 27 - - Rata-rata 1114,81 1081,48 1355,56 1100,00 196.30 14,81 Standar 185,43 159,41 325,02 318,65 222,71 241,31 deviasi Varian 3,43 2,54 1,05 1,01 4,96 5,82 Median 1000,00 1000,00 1300,00 1200,00 200.00 0,00 Nilai tertinggi 1600 1500 2100 1800 500 500 Nilai terendah 1000 1000 800 500-300 -500 Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah penyimpangan yang terjadi dalam pengukuran terhadap subjek masih berada dalam batas kewajaran. Uji
normalitas data dilakukan pada post-test data kekuatan dan daya tahan otot lengan. Dari hasil uji normalitas dengan instrumen uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi ( ) 0,05 diperoleh nilai signifikansi hitung untuk semua data yang diuji lebih besar dari α (sig > 0,05), dengan demikian semua data berdistribusi normal. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data dengan Instrument Uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov Program SPSS 16,0 Sumber Data Kolmogorov-Smirnov a Keterangan Statistic df Sig. Kecepatan Perlakuan 0,164 27 0,059 Normal KVP Kontrol 0,120 27 0.200 * Normal Perlakuan 0,111 27 0,200 * Normal Kontrol 0,119 27 0,200 * Normal Dari hasil uji normalitas data dengan Instrumen Uji Lilliefors Kolmogorof- Smirnov dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 diperoleh hasil untuk variabel kecepatan kelompok perlakuan 0,164 dengan signifikansi 0,059, sedangkan variabel kecepatan kelompok kontrol 0,120 dengan signifikansi 0,200. Hasil untuk variabel kapasitas vital paru kelompok perlakuan 0,111 dengan signifikansi 0,200, sedangkan variabel kapasitas vital paru kelompok kontrol 0,119 dengan signifikansi 0,200. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi t hitung variabel kecepatan dan variabel kapasitas vital paru lebih besar dari pada α (sig > 0,05) sehingga data yang diuji merupakan data yang berdistribusi normal. Selanjutnya pengujian homogenitas data dilakukan terhadap data gaint score kecepatan dan kapasitas vital paru. Dari hasil analisis uji Levene dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05, didapatkan nilai signifikansi hitung untuk kedua data tersebut lebih besar dari pada α (sig >0,05). Untuk variabel kecepatan memperoleh signifikansi 0,164, sedangkan untuk variabel kapasitas vital paru memperoleh signifikansi 0,111. Dengan demikian data yang diuji berasal dari data dengan variansi yang homogen. Tabel 4. Data Hasil Uji Homogenitas Menggunakan Instrumen Uji Levene dengan Bantuan Program SPSS 16,0 Sumber Data Levene Statistic df1 df2 Sig. Keterangan Kecepatan 0,076 1 52 0,784 Homogen KVP 0,244 1 52 0,623 Homogen Hipotesis pelatihan hollow sprint berpengaruh terhadap kecepatan diuji dengan uji-t independent dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t memiliki
signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. Tabel 5. Hasil Uji-t Independent Data kelincahan Independent Samples Test t-test for Equality of Means Sumber data T Df sig (2-tailed) Kecepatan 16.691 52.000 Dari hasil uji-t independent didapat nilai t hitung variabel kecepatan sebesar 16.691 dengan signifikansi t hitung = 0,000. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi t hitung variabel kecepatan = 0,000 lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan hollow sprint variabel kecepatan diterima. Hipotesis pelatihan hollow sprint berpengaruh terhadap kecepatan diuji dengan uji-t independent dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t memiliki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. Tabel 6. Hasil Uji-t Independent Data Kecepatan Independent Samples Test t-test for Equality of Means Sumber data t Df sig (2-tailed) KVP 2.872 52.006 Dari hasil uji-t independent didapat nilai t hitung variabel kapasitas vital paru 2.872 dengan signifikansi t hitung = 0,006. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi t hitung PEMBAHASAN Hasil analisis dari penelitian untuk variabel terikat penelitian menunjukan adanya peningkatan rata-rata (mean) pada kelompok perlakuan pelatihan hollow sprint untuk variabel kecepatan dan terjadi penurunan rata-rata pada kelompok kontrol variabel kecepatan. Sedangkan hasil analisis untuk variabel terikat penelitian menunjukan adanya peningkatan rata-rata (mean) untuk variabel kapasitas vital paru dan terjadi peningkatan rata-rata pada kelompok kontrol variabel kapasitas vital paru. Dari deskripsi di atas, di ketahui adanya peningkatan nilai variabel kecepatan dan kapasitas vital paru untuk kelompok perlakuannya. Peningkatan yang dialami oleh kedua kelompok variabel kapasitas vital paru = 0,006 lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan hollow sprint terhadap kapasitas vital paru diterima. perlakuan disebabkan pelatihan yang dilakukan. Bentuk pelatihan perlakuan hollow sprint terhadap kecepatan dan kapasitas vital paru yang dilakukan adalah pelatihan dengan frekuensi pelatihan sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu. 1. Pelatihan Hollow sprint Berpengaruh terhadap Kecepatan pada Siswa Putra Kelas V SD Negeri Tulangampiang Denpasar. Pelatihan hollow sprint merupakan pelatihan modifikasi. Dimana pelatihan ini terdiri dari periode lari cepat yang diselingi dengan jogging atau jalan, dimana antara dua kecepatan tersebut diselingi dengan bentuk lari-lari kecil atau jogging dan kemudian dilanjutkan lagi dengan lari secepat-cepatnya. Diantara lari cepat dan jogging ditempuh dengan jarak yang
sudah ditentuakan yaitu dengan jarak 10 meter. Kemudian setelah menempuh lari cepat tiga kali dengan diselingi dua kali jogging maka total jarak yang ditempuh adalah 50 meter. Ismaryati (2008: 57) menyatakan bahwa kecepatan merupakan kemampuan bergerak yang kemungkinan kecepatan tercepat. Widiastuti (2011: 16) menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Ditinjau dari sistem gerak, kecepatan merupakan kemampuan dasar mobilitas sistem syaraf pusat dan perangkat otot untuk menampilkan gerakan-gerakan pada kecepatan tertentu Sudiana (2009: 147). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan merupakan kemampuan gerakan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain yang kemungkinan kecepatan tercepat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan yaitu tenaga otot, viscositas otot, kecepatan reaksi, kecepatan kontraksi, koordinasi antara syaraf pusat dan otot, ciri antropometrik, dan daya tahan kecepatan. Dalam peneletian ini pelatihan hollow sprint diterapkan untuk mengetaui apakah ada pengaruh dari penerapan pelatihan hollow sprint terhadap peningkatan kecepatan pada siswa putra kelas V SD Negeri Tulangampiang Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Selanjutnya hasil dari penerapan pelatihan hollow sprint dianalisis dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil Uji-t Independent didapat nilai t hitung kecepatan sebesar -16.691 dengan signifikansi hitung (0,000) lebih kecil dari α (sig. < 0,05). Karena signifikansi adalah (0,000) lebih kecil dari α (sig. < 0,05), maka dengan demikian hipotesis pengaruh pelatihan hollow sprint terhadap kecepatan pada siswa putra kelas V SD Negeri Tulangampiang Denpasar diterima. Secara teoritis hasil pelatihan ketahanan secara umum bila dilakukan dengan benar dan tepat, tentu akan memberikan hasil yang baik pula terhadap keadaan fisiologis maupun psikologis atlet. Dalam hal ini pelatihan hollow sprint berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan dijelaskan sebagai berikut: metode pelatihan hollow sprint merupakan metode yang sangat popular untuk meningkatkan kualitas fisik yang merupakan pondasi untuk mencapai prestasi bagi olahragawan. Prinsip spesifisitas sangat penting untuk adaptasi fisiologi bagi seorang atlet. Adaptasi fisiologi sebagai respon terhadap pelatihan fisik adalah sangat spesifik atau khas, sehingga makin spesifik pelatihan yang diberikan, makin bagus peningkatan kinerja dalam aktifitas olahraga. Manfaat yang maksimal dapat diperoleh dari rangsangan pelatihan yang mirip atau merupakan replikasi dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut termasuk dalam hal metode dan latihan kondisi fisiknya. Pelatihan-pelatihan yang secara spesifik, dimana otot-otot langsung memberikan suatu keinginan gerakan dalam suatu kerangka gerakan akan berguna untuk perbaikan teknik dan fisik atlet. Pada pelatihan ini, lebih diutamakan pemberian waktu interval (istirahat) pada setiap set. Dengan demikian gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang akan memberikan perubahan pada komponen otot. 2. Pelatihan Hollow sprint Berpengaruh terhadap Kapasitas Vital Paru pada Siswa Putra kelas V SD Negeri Tulangampiang Denpasar. Berdasarkan hasil uji-t independent untuk variabel kapasitas vital paru-paru antara gaint score kelompok kontrol dan kelompok perlakuan didapat nilai t hitung = 2.872 dengan nilai signifikansi 0,006 pada taraf signifikansi 0,05. nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis penelitian pelatihan hollow sprint berpengaruh terhadap kapasitas vital paru-paru diterima. Secara teoritik hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: kapasitas vital paru-paru adalah jumlah udara atau volume oksigen yang dapat kita hirup dan kemudian kita hembuskan. Untuk mengembangkan kapasitas vital paru-paru harus melakukan pelatihan secara teratur dan berkelanjutan karena akibat dari latihan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap fisiologi tubuh salah satunya otot-otot pernapasan. Akibat latihan jantung akan memberikan respons yang positif artinya ketika latihan jantung akan berdenyut lebih cepat dan bekerja dengan kekuatan lebih besar sehingga lebih banyak darah yang dipompakan ke seluruh tubuh pada setiap denyutannya. Respons pernafasan dalam hal ini paruparu berguna untuk menyediakan sumber oksigen dan darah membuang karbondioksida yang diambil dari sel-sel yang aktif bekerja. Volume udara yang keluar dari paru-paru dalam keadaan normal sewaktu istirahat ± 5 liter. Selama menjalankan latihan olahraga jumlah udara yang keluar dari paru-paru dapat naik smpai 100 liter pada orang biasa, sedangkan atlet terlatih dapat sampai 200 liter per menit. Fungsi kardiorespirasi akan dapat meningkat jika diberikan pelatihan yang sesuai. Dengan sistem kardiorespirasi yang baik, maka kebutuhan biologis tubuh istirahat maupun latihan akan diperlancar. Hasil penelitian ini terbatas pada pengaruh pelatihan hollow sprint terhadap kecepatan dan kapasitas vital pau-paru subjek penelitian, dalam hal ini siswa putra kelas V SD Negeri Tulangampiang Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini berbagai kendala yang dihadapi, ada beberapa siswa yang berhalangan hadir pada saat pelatihan namun hal itu tidak sampai mengganggu pelaksanaan pelatihan. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelatihan Hollow Sprint berpengaruh terhadap kecepatan dan kapasitas vital paru pada siswa putra kelas V SD Negeri Tulangampiang Denpasar tahun ajaran 2013/2014. SARAN Berdasarkan simpulan ini, hal-hal yang dapat disarankan sebagai berikut: 1. Bagi pembina olahraga, disarankan dapat menggunakan pelatihan hollow sprint sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kecepatan dan kapasitas vital paru. 2. Bagi pelatih disarankan untuk menggunakan hasil penelitian ini dalam meningkatkan kecepatan dan kapasitas vital paru. 3. Bagi guru penjasorkes disarankan untuk menggunakan pelatihan hollow sprint dalam meningkatkan kecepatan dan untuk dapat meningkatkan kapasitas vital paru. 4. Bagi atlet, disarankan untuk menggunakan pelatihan hollow sprint yang tepat untuk meningkatkan kecepatan dan kapasitas vital paru 69 dalam menunjang prestasi. 5. Bagi pelaku olahraga disarankan dapat menggunakan pelatihan hollow sprint sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kecepatan dan kapasitas vital paru. 6 Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk penggunakan variabel dan subjek penelitian yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Ismaryati. 2008. Tes & Pengukuran Olahraga. Surakarta. Kanca, I Nyoman. 2006. Metodelogi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Nala. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: program Pascasarjana Program Studi Fisiologi Olahraga Universitas Udayana. Sudiana, I Ketut. 2009. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42 nomor 2 Pengaruh Pelatihan Lomcat Tegak di Tanah Berpasir dan Tidak Berpasir Terhadap Kekuatan, Kecepatan dan Power Otot Tungkai. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Widiastuti, 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta.