PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA

dokumen-dokumen yang mirip
AGENDA DALAM SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAHAN TAYANG MODUL 5

Sistem Ekonomi Indonesia

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

15MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bernegara

SISTEM PEREKONOMIAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

SISTEM EKONOMI INDONESIA Penafsiran Pancasila dan UUD 45. Pusat Kajian Ekonomi Kerakyatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

SISTEM EKONOMI INDONESIA BY DIANA MA RIFAH

PEREKONOMIAN INDONESIA

MATERI SISTEM PEREKONOMIAN DI INDONESIA

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

SISTEM EKONOMI RANGKAIAN BEBERAPA KOMPONEN YANG SALING PENGARUH MEMPENGARUHI DAN SALING TERGANTUNG DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN.

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

SISTEM EKONOMI INDONESIA DAN DEMOKRASI EKONOMI P 5

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT

PENDIDIKAN PANCASILA

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan

PENDIDIKAN PANCASILA

Kelembagaan Ekonomi di Indonesia (Ekonomi Pancasila, Ekonomi Kerakyatan)

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA

Didasarkan kepemilikan asset. Sistem ekonomi kapitalis Sistem ekonomi sosialis Sistem ekonomi campuran (kapitalis sosialis)

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Pentingnya Koperasi bagi

PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Pertemuan ke-2 Sistem Perekonimian. Sumber : Presentasi Husnul Khatimah Laporan Bank Indonesia Buku Aris Budi Setyawan

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

3. Masalah ekonomi modern adalah barang dan jasa apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan.

Perekonomian Indonesia

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Terhadap Dunia Pendidikan

Tugas Resume Hubungan Industrial

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

PANCASILA UNTUK INDONESIA

EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI PARADIGMA DAN STRATEGI BARU DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Konsep-Konsep Dasar Ekonomi 1. Para Pelaku Pada dasarnya pembagian pelaku ekonomi hanya 2, yaitu: 1. Konsumen dan Produsen Konsumen adalah para

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Departemen Ekonomi Sumber Daya & Lingkungan Fakultas Ekonomi & Manajemen Institut Pertanian Bogor

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KETERKAITAN ANTARA DEMOKRASI POLITIK, DEMOKRASI EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI KERAKYATAN

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI WINARSIH B FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tentang koperasi sampai saat ini belum tercapai mengatakan bahwa cita-cita

Yang menentukan bentuk sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara dijunjung tinggi maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga khususnya

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL PADA KOPERASI MELALUI PUK (PEREMPUAN USAHA KECIL) DI MASARAN SRAGEN

Judul GOTONG ROYONG. Mata Pelajaran : PPKn Kelas : I (Satu) Nomor Modul : PPKn.I.04

BAB III KONSEP DEMOKRASI EKONOMI MENURUT SRI EDI SWASONO. Dia adalah menantu pertama Bung Hatta, bapak koperasi Indonesia. Jauh

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

KOPERASI SEBAGAI SOKO GURU PENGGERAK EKONOMI PANCASILA

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian pelaku perekonomian? 2. Jelaskan macam-macam pelaku ekonomi nasional?

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila

BAB II LANDASAN PEMBANGUNAN HUKUM TAHUN

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

PROSEDUR PENAGIHAN REKENING LISTRIK DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR CABANG JEMBER

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III SISTEM EKONOMI

PANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG POLITIK, HUKUM, SOSIAL BUDAYA, DAN PERTAHANAN KEAMANAN. Nurohma, S.IP, M.

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Keterkaitan antara Demokrasi Politik, Demokrasi Ekonomi dan Sistem Ekonomi Kerakyatan

PANCASSILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB 1. PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia. lebih 375 buah ( Rahardjo Adisasmita, 2006:1 ).

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

ANALISIS RENTABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS UNTUK MENILAI KEBERHASILAN USAHA PADA KUD DHEWI SRI DI GATAK SUKOHARJO

PLEASE BE PATIENT!!!

Sistem Ekonomi sebagai Alat untuk Memecahkan Masalah Ekonomi. Bab. Warta Ekonomi

Mengaplikasikan Nilai-nilai Pancasila Dengan Donor Darah

Cita Cita Nasional. (Pemersatu Pola Pikir KerjasamaNasional)

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

PEREKONOMIAN INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NO URUT. 16. Sumber : = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Hubungan Kerja dalam Sistem Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan yang memiliki daya saing, mengembangkan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Transkripsi:

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA Disusun oleh NAMA : HAMDANI DHARMA YUNA RIMOSAN NIM : 11.11.4844 Kelompok : c JURUSAN : S1-teknik informatika DOSEN : drs. Tahajudin soedibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA ABSTRAK Ekonomi Pancasila sebagai salah satu sistem ekonomi, untuk membedakan dengan sistem ekonomi pada umumnya adalah mempunyai ciri ciri tertentu, yaitu : a. Ekonomi Pancasila adalah sosialisme religius. b. Ekonomi Pancasila berfaham nasionalis. c. Ekonomi Pancasila berdasar kerakyatan terpimpin. d. Ekonomi Pancasila adalah berkeadilan sosial. Empat ciri ini pada dasarnya adalah pengejawantahan dari empat pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yang menjiwai perwujudan sistem ekonomi Pancasila dengan sasaran ekonomi Pancasila sebagai berikut : 1. Mencapai masyarakat adil dan makmur sejahtera lahiriah batiniah berdasarkan Pancasila. 2. Membentuk manusia budaya seutuhnya. 3. Memenuhi kebutuhan sandang pangan papan, kesehatan, kebudayaan, dan kerohanian. BAB I. Latar Belakang Pokok pokok pikiran sebagai fundamen politik negara yang terdiri atas tiga pokok pikiran, pertama berhubungan dengan bagaimana cara menyatukan rakyat, yaitu masalah nasionalisme, kedua berhubungan dengan cara mensejahterakan rakyat, yaitu masalah ekonomi, ketiga berhubungan dengan

cara berpemerintahan, yaitu masalah demokrasi. Masalah nasionalisme dan demokrasi yang disebut dengan nasionalisme Pancasila sudah diuraikan dalam pasal pasal sebelumnya, oleh karena itu dalam pasal ini diuraikan masalah ekonomi yang berpangkal tolak sila kelima dipancarkan ke pokok pikiran kedua sebagai landasan kaidah ekonomi yaitu kaidah ekonomi Pancasila. Sebagaimana halnya ajaran Pancasila dengan melalui pokok pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 yang dituangkan dalam Undang Undang Dasar Negara Indonesia, adalah menentang Kapitalisme dan Imperialisme. Dengan dasar tersebut maka dengan sendirinya Ekonomi Pancasila berlawanan dengan ekonomi kapitalis yang berwatak liberalistis dan individualistis yang serakah. Sekalipun ekonomi kapitalis mengatakan, bahwa sistem ekonomi yang terbaik adalah sistem ekonomi yang tidak usah diatur, kepentingan perseorangan jatuh sama dengan kepentingan umum, dan terdapat suatu harmoni yang dijelmakan oleh mekanisme harga di pasaran bebas yang merupakan pedoman/indikator bagi produsen produsen dan konsumen konsumen, tetapi di dalam kenyataan dan prakteknya, ekonomi mendirikan kekuasaan kaum kapitalis atau diktator borjuis, yang dalam perkembangannya melahirkan imperialisme, mengadakan penghisapan tenaga manusia, dan melakukan penjajahan terhadap bangsa bangsa, sehingga teori kapitalis bertentangan dengan cita cita luhur bangsa dan harkat kemanusiaan. Maka sudah sewajarnya, bahwa Indonesia yang mengalami penindasan dan penghisapan imperialisme, menentukan bahwa Ekonomi Pancasila adalah anti kapitalisme. Gambaran Ekonomi Pancasila sudah cukup jelas, dengan menyeimbangkan kemerdekaan individu dan kemuliaan negara sehingga pelaksanaannya dalam keseluruhannya merupakan keharusan, dan juga karena

dalam sistem ekonomi Pancasila tidak ada penghisapan tenaga manusia oleh manusia. Di dalam masyarakat Pancasila, tiap tiap orang dijamin pekerjaan yang layak, dijamin untuk mendapatkan pendidikan, dan kehidupan material serta spiritual yang layak. BAB II. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang kita bahas diatas, kita bisa merumuskan beberapa masalah dalam pertanyaan sebagai berikut : 1). Jelaskan pelaku pelaku ekonomi Pancasila! 2). Dalam pelaku pelaku ekonomi Pancasila dibedakan menjadi berapa sektor dan jelaskan! BAB III. Pendekatan Landasan dasar sistem ekonomi Pancasila adalah sila ke empat dan kelima Pancasila. Dalam sila keempat terkandung dua macam cita cita kefilsafatan demokrasi, yaitu demokrasi politik dan demokrasi ekonomi yang hubungannya demokrasi politik sebagai prasyarat terwujudnya demokrasi ekonomi. Dalam sila kelima terkandung adanya demokrasi ekonomi yang juga disebut dengan demokrasi fungsional karena rakyat sebagai pendukung kepentingan, yang kemudian dipancarkan ke pokok pikiran kedua selanjutnya dijelmakan dalam pasal 33 dan 34 strategi pelaksanaanya, yaitu : Pasal 33 : (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

(2) Cabang cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat. Pasal 34 : Fakir miskin dan anak anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Dengan landasan pasal 33 dan34 UUD 1945, maka sistem ekonomi Pancasila adalah berlandasan sistem kerakyatan terpimpin, yaitu dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Sistem kerakyatan terpimpin menggambarkan cara menghimpun, cara menggerakkan dengan tata cara kerja tertentu. Semua kekuatan produksi seperti sumber daya manusia, sumber daya alam, lembaga, modal dan teknologi ditujukan dalam rangka produksi meningkatkan pendapatkan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat. BAB IV. Pembahasan Negara Indonesia yang berfaham integralistik, berusaha menyusun suatu sistem ekonomi atas dasar kebersamaan dan kekeluargaan. Ekonomi pada dasarnya adalah keseluruhan kegiatan pemerintah dan masyarakat di dalam produksi demi kesejahteraan rakyat baik rohaniah dan jasmaniah. Ekonomi yang terfaham integralistik sebagai pelaku pelaku dan pelaksana ekonomi adalah seluruh warga negara Indonesia dengan usaha bersama dan kekeluargaan. Seluruh warga negara Indonesia sebagai pelaku pelaku ekonomi Pancasila dengan dasar kebersamaan dan kekeluargaan yang dibedakan atas tiga kelompok, sebagai pelaku utama ekonomi Pancasila, yaitu : sektor negara,

sektor operasi, dan sektor swasta. Ketiga sektor ini bekerja sama demi kesejahteraan bersama atau untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, dan sektor negara mempunyai posisi sebagai pimpinan. Ekonomi Pancasila yang merupakan ekonomi kerakyatan terpimpin yang sosialis religius atau ekonomi berkeadilan sosial yang nasionalistis, maka perekonomian Indonesia yang berdasarkan Pancasila harus ditumbuhkan atas dasar kehidupan koperatif, dan bentuk koperasi merupakan suatu alat yang efektif untuk membangun ekonomi rakyat. - Sektor Negara Kekuatan ekonomi untuk industrialisasi adalah syarat untuk dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi Indonesia, yang berarti rakyat Indonesia harus memiliki industri berat yang bertugas memproduksi mesin mesin untuk keperluan industri industri ringan. Sumber sumber kekayaan alam Indonesia cukup untuk mengembangkan industri dan melaksanakan indrustrialisasi, seperti minyak bumi dan batu bara untuk mengembangkan tenaga listrik, di samping banyaknya air terjun alami, juga besi dan baja. Industri besar ini dikuasai oleh negara sebagai pimpinan dalam sistem ekonomi Pancasila. Sektor negara menguasai semua cabang cabang industri besar, bukan saja public utilities, tetapi juga cabang cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Tidak berarti bahwa Pemerintah sendiri dengan biroksasinya menjalankan perusahaan. Perusahaan negara adalah badan usaha yang melalui undang undang dinyatakan sebagai perusahaan milik negara. Perusahaan negara selain mencakup public utilities, juga mencakup semua sektor produksi yang penting, yaitu :

1. Public utilities, misal : Perusahaan listrik, perusahaan air minum, kereta api, pelayaran antar pulau, penerbangan. 2. Pertambangan, misal : Minyak bumi, emas, besi besian, dan bahan bahan strategis lainnya. 3. Industri dasar dan industri berat dikuasai oleh negara. 4. Pabrik pabrik : Beras, tekstil, tepung terigu, semen, perumahan rakyat, dan barang barang esential lainnya diatur oleh negara. 5. Bank bank dikuasai oleh negara. - Sektor Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi ditujukan untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup pokok dari para anggotanya dan dalam rangka produksi dan jasa mencukupi kebutuhan rakyat banyak. Koperasi bergerak di segala bidang, baik produksi maupun distribusi. Koperasi dapat dikembangkan sehingga dapat mengelola sektor sektor usaha industri besar seperti dalam bidang pertambangan, pabrik, perkebunan. Pembangunan ekonomi berdasarkan koperasi menjamin adanya kesempatan kerja, penignkatan daya beli rakyat dan menjamin pemerataan dan untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Tugas koperasi di bidang perekonomian diarahkan pertama untuk memperkuat ekonomi sektor negara yang memegang posisi pimpinan. Jenis koperasi terdiri dari koperasi produksi dan koperasi konsumsi, koperasi distribusi serta koperasi jasa, termasuk koperasi simpan pinjam sebagai pelengkap. Adapun asas dan dasar bekerjanya koperasi adalah :

1. Demokratis, gotong royong, kekeluargaan, dan swadaya, yang bertujuan mengembangkan kesejahteraan anggota dan masyarakat. 2. Tidak merupakan konsentrasi modal. 3. Keanggotaan berdasarkan kesadaran akan hak dan kewajibannya untuk kepentingn bersama. Aktivitas koperasi sebagai organisasi ekonomi ditujukan untuk memenuhi keperluan serta untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat yang lemah kedudukan ekonominya dan mencari keuntungan. - Sektor Swasta Seluruh usaha dan karya ekonomi tidak mungkin dilaksanakan sepenuhnya oleh negara sendiri, oleh karena itu kepada swasta diberikan kedudukan dalam kegiatan ekonomi di bawah pimpinan pemerintah untuk meningkatkan produksi dan menambah penghasilan negara. Tugas sektor swasta di bidang perekonomian, bersama sama dengan koperasi diarahkan pertama tama untuk memperkuat ekonomi sektor negara yang sebagai pimpinan. Selama perusahaan swasta itu menghasilkan produksi atau jasa yang melengkapi kebutuhan masyarakat secara efektif, selama itu swasta berjalan, dan harus dalam ekonomi nasional berencana yang terpimpin, berfaham nasionalisme dan sosialisme religius. Swasta tidak boleh mengembangkan usahanya dengan cara induvidualis, sejalan dengan koperasi harus menentang sendi individualisme secara fundamental. Inilah ciri khusus sektor swasta yang berada dalam ekonomi Pancasila. Pada umumnya kegiatan golongan swasta ditujukan pada pemberian jasa, terutama di bidang distribusi, sehingga barang barang keperluan hidup sehari hari dapat sampai dengan mudah di tangan rakyat konsumen.

Sektor swasta harus dapat kerja sama dengan sektor koperasi dan sektor negara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama. Usaha swasta yang sudah maju harus dapat membimbing usaha sejenis dalam sistem kebersamaan dan kekeluargaan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan masyarakat. Swasta yang berkembang dan maju harus dapat memperhatikan kelompok masyarakat yang kurang mampu dalam rangka ikut memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB V. Kesimpulan Apabila dikaji, maka teori mengenai pembangunan ekonomi untuk melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat mencakup di dalamnya lima esensialia sebagai berikut : a. Kesadaran sosial berjiwa Pancasila. b. Mewujudkan cita cita Proklamasi Kemerdekaan. c. Pengikutsertaan seluruh rakyat indonesia. d. Cara gotong royong kerakyatan terpimpin. e. Asas kebersamaan dan kekeluargaan. Dengan mengingat esensialia tersebut di atas, dan dengan memperhatikan kenyataan kenyataan kemasyarakatan dan ekonomi negara Indonesia, maka ekonomi Pancasila yang bersifat sosialis religius, berfaham nasionalis, berkerakyatan terpimpin, dan berkeadilan sosial.

BAB VI. Referensi Mubyarto, Ekonomi Pancasila Penerbit Lp3es, Jakarta, 1987. Mubyarto, Ilmu Ekonomi, Ilmu Sosial dan Keadilan Yayasan Agro Ekonomi, Jakarta, 1980. Lembaga Pengkajian Ekonomi Pancasila, Ekonomi Pancasila Penerbit: Mutiara, Jakarta, 1980. Madjid Abdul, Sri-Edi Swasono (Editor), Wawasan Ekonomi Pancasila Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta, 1981.