EKSISTENSI MASYARAKAT ADAT TENGANAN PEGRINGSINGAN TERHADAP MODERNISASI TAHUN SKRIPSI WEGA DWI RAFIKA

dokumen-dokumen yang mirip
berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara. Di desa ini

Perubahan Sosial dalam Masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan, (Social Change in Tenganan-Pegringsingan Adat Society, )

METAMORFOSA HUNIAN MASYARAKAT BALI

DAMPAK OBYEK WISATA ARUNG JERAM TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA CONDONG KECAMATAN GADING KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

TRADISI KARO DI DESA NGADISARI TENGGER PROBOLINGGO DARI AWAL PERTUMBUHAN HINGGA TAHUN 2010

The Socialization Process of Tengger Society in Entas-Entas and Kasadha Tradition. (Case Study Ngadisari Village, District Sukapura, Probolinggo)

EKSISTENSI NILAI SOSIAL BUDAYA PENDUDUK ASLI DI SEKITAR PERUMAHAN JEMBER PERMAI I KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia

DESAIN RUMAH BALI KONTEMPORER YANG BERBASIS KONSEP TRI MANDALA

PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS DESA ADAT DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI

PURA MANDARA GIRI SEMERU AGUNG (Suatu Kajian Antropologis, Sosiologis, dan Edukatif) SKRIPSI. Oleh. Ari Yogo Prasetya NIM

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KALI BERSIH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JOMPO WILAYAH JEMBERKIDUL KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER

EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL TARI TOPENG GETAK KALIWUNGU DI KECAMATAN TEMPEH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN SKRIPSI

POTENSI SITUS GILIMANUK SEBAGAI OBJEK WISATA SEJARAH DI KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA SKRIPSI. Oleh. Fera Dwi Yanti NIM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS V SDN KEMIRI 03 PANTI JEMBER TAHUN PELAJARAN

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

PERAN KARANG TARUNA DALAM PEMBINAAN PEMUDA

PENGEMBANGAN DESA WISATA KEMUNING LOR MENJADI DESTINASI UNGGULAN DI KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM

PENERAPAN TEKNIK CROSS SECTION MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK POTENSI MANGAN DI GUNUNG SADENG

SITUS TANAH WULAN DI KECAMATAN MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO: HISTORISITAS DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH SKRIPSI.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO

POLA PENGATURAN PENDAPATAN PARA PENSIUNAN PG DJATIROTO DI DESA KALIBOTO LOR, KECAMATAN JATIROTO, KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI

MODAL SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

POLITIK EKSPANSI RAJA SULTAN AGUNG ( ) SKRIPSI. Oleh Andriana Nafelian NIM

ANALISIS PASAR WISATA TAHUN 2010 OLEH KANTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN JEMBER KHUSUSNYA DI ALUN-ALUN KOTA JEMBER

PENYIMPANGAN KALIMAT BERBAHASA INDONESIA DALAM ARTIKEL MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS JEMBER SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh: Amirta Widyasari NIM

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MURID KELAS IX SMP ARGOPURO 2 KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. oleh Rika Desy Briyanti NIM

PERTUNJUKAN SENI BUDAYA TRADISIONAL SUKU USING DI DESA WISATA KEMIREN BANYUWANGI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JENIS- JENIS SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER DENGAN MEDIA PUZZLE

MAKNA UPACARA RITUAL SESAJI BAGI MASYARAKAT SEKITAR GUNUNG KELUD THE MEANING OF RITUAL SESAJI OFFERING CEREMONY FOR THE PEOPLE AROUND MOUNT KELUD

SKRIPSI. Oleh : Vita Heprilia Dwi Kurniasari NIM

Oleh Yunan Helmi El Faris NIM

SKRIPSI. Oleh Rani Dwi Hartanti NIM

SKRIPSI. Oleh Devi Yuniarti Ningtyas NIM

SKRIPSI. Oleh : SIH PAMBUDI NIM

SKRIPSI. Oleh FADHILAH SARTIKA NIM

MUSEUM SANGIRAN: HISTORISITAS DAN RELEVANSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH SKRIPSI. Oleh SIGIT DWIYANTORO NIM

PROSES KEIMIGRASIAN WARGA NEGARA ASING DALAM KUNJUNGAN SOSIAL BUDAYA PADA KANTOR IMIGRASI KELAS II KABUPATEN JEMBER

OPTIMALISASI PEMANFAATAN POTENSI ALAM SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA TAMAN BOTANI SUKORAMBI JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

SKRIPSI. Oleh : Olga Aprilia Afandi NIM

GERAKAN PERLAWANAN PERSATUAN PEDAGANG PASAR KENCONG (P3K) JEMBER THE RESISTANCE MOVEMENT OF PERSATUAN PEDAGANG PASAR KENCONG (P3K) JEMBER SKRIPSI

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PERAN EKONOMI WANITA MANULA PADA INDUSTRI PENGAWETAN UBUR- UBUR DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI. Oleh: MUFTITA HANIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM

KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN NARASI MAHASISWA BIPA KELAS KARYA SISWA DI UNIVERSITAS JEMBER

Pengaruh Beda Tekanan dan Ketinggian Pipa Terhadap Debit Air Yang Dihasilkan Berdasarkan Hukum Poiseuille

SKRIPSI. Oleh Dewi Permani Suci NIM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL ROPES (REVIEW, OVERVIEW, PRESENTATION, EXERCISE, SUMMARY)

MODEL INVESTIGASI KELOMPOK DENGAN CATATAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X

SKRIPSI. Oleh : AGUS WIRAHADI KUSUMA NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG

PEMBERIAN NAMA DIRI ORANG JAWA DI DESA BENDUNGAN SKRIPSI. Oleh Aisa Nur Rohmah NIM

ANALISIS TREND VOLUME PENJUALAN HANDPHONE SAMSUNG TAHUN DI OPTUS CELLULAR BANYUWANGI SKRIPSI. Oleh NOVI RAHMAWATI NIM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA SISWA KELAS III SDN GAMBIRONO 02 MELALUI PENGGUNAAN BUKU KOMIK SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

SKRIPSI. Oleh Arie Eka Endraful NIM

MENGURANGI KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIIIA

KARAKTERISTIK BANGUNAN BALE METEN, SERTA PROSES PEMBANGUNANNYA

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

SKRIPSI. Oleh : ANISA FAJARWATI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM- BASED INSTRUCTION

STRATEGI PENGEMBANGAN PAKET WISATA PADA PT. NUANSA WISATA PRIMA NUSANTARA JEMBER SKRIPSI

PENYEBAB KENAKALAN REMAJA DI DESA WONOREJO KABUPATEN SITUBONDO THE CAUSES OF JUVENILLE DELIQUENCY IN WONOREJO VILLAGE SITUBONDO REGENCY

SKRIPSI. Oleh : Frandika Feri Budianto NIM

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI UNIT USAHA BUSANA TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA

PERANAN PELAYANAN DEPARTEMEN MAKANAN DAN MINUMAN UNTUK MENINGKATKAN HOTEL BINTANG MULIA KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI. Bayu Segoro NIM Oleh

SKRIPSI. Oleh: YULIA ELY RIANTI NIM

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION

SKRIPSI. Oleh: Eko Zunan Arif Nugroho NIM

Perilaku Wirausaha Pada Pedagang Makanan Pecel di Sepanjang Jalan Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR DENGAN MEDIA KARTU HURUF BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I SDN 3 SEMPU SKRIPSI. Oleh: SELLI OKTAVIANA

DI SD NEGERI WOTGALIH 02 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENERAPAN HYPNOTEACHING

SKRIPSI. Oleh: MUHAMMAD QOYUM NIM

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH

PENGEMBANGAN DESA WISATA BUDAYA PRAJEKAN KIDUL KECAMATAN PRAJEKAN KABUPATEN BONDOWOSO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BONDOWOSO

PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI. Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM

PENERAPAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMAN 1 DARUSSHOLAH SINGOJURUH TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

SKRIPSI. Oleh MISBAHUL JANNAH NIM

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PAKUSARI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

RINGKASAN. Dosen Pembimbing: (1) Dra. Nurul Umamah (2) Drs. Sutjitro, MSi

SKRIPSI. Oleh: Siti Nuril Harissiyah NIM

TINDAKAN SOSIAL PENAMBANG EMAS ILEGAL DI GUNUNG MANGGAR KESILIR JEMBER SOCIAL BEHAVIOR OF ILLEGAL GOLD MINER IN MANGGAR MOUNTAIN KESILIR JEMBER

SKRIPSI. Oleh ILMIATUN NAFI AH NIM

EKRANISASI CERPEN JENDELA RARA KE FILM RUMAH TANPA JENDELA: KAJIAN PSIKOLOGI ANAK

DAFTAR ISI. Halaman. PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii. ABSTRAK...iii. ABSTRACT... iv. PERNYATAAN... v. KATA PENGANTAR vi. DAFTAR ISI...

SKRIPSI. Oleh : MOH. HUSNU ABADI NIM

SKRIPSI. Oleh: Sinta Ambar Husada NIM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING

STUDI NILAI HAMBATAN KAWAT PENGHANTAR PADA BERBAGAI VARIASI BENTUK SKRIPSI. oleh SILVIA MILASANTI MAHARANI NIM

PENGARUH PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR TERHADAP PSIKOLOGIS KELUARGA DI DUSUN KALIGORO DESA SUKOMAJU KECAMATAN SRONO KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2012 SKRIPSI

KOTAKK KEMASAN MELALUI OPERASI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III MATA PELAJARAN

POLA INTERAKSI VERBAL DALAM KEGIATAN POSYANDU DI DESA CURAHMALANG KECAMATAN RAMBIPUJI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh. Erni Fadilah NIM

Transkripsi:

EKSISTENSI MASYARAKAT ADAT TENGANAN PEGRINGSINGAN TERHADAP MODERNISASI TAHUN 1960-1995 SKRIPSI Skripsi diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Sejarah (S1) dan mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh WEGA DWI RAFIKA NIM. 070110301019 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER 2013 i

EKSISTENSI MASYARAKAT ADAT TENGANAN PEGRINGSINGAN TERHADAP MODERNISASI TAHUN 1960-1995 SKRIPSI Skripsi diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Sejarah (S1) dan mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh WEGA DWI RAFIKA NIM. 070110301019 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER 2013 ii

EKSISTENSI MASYARAKAT ADAT TENGANAN PEGRINGSINGAN TERHADAP MODERNISASI TAHUN 1960-1995 SKRIPSI Oleh WEGA DWI RAFIKA NIM. 070110301019 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER 2013 iii

MOTTO Kalau ingin hidup sejahtera, lindungilah dharma, kekayaan material, bahan makanan, kata-kata bijak Guru Suci dan sistem hidup sehat. (Canakya Nitisastra, XIV, 18). Bahwa di gunung-gunung mengandung harta benda yang amat bernilai. Maka dari itu mari kita lestarikan alam di sekitar kita. Jangan membuang sampah sembarangan di alam terbuka (gunung, hutan, sungai, danau, laut) ( Rgveda 1.130.3) iv

Karya ini sebagai persembahan buat: PERSEMBAHAN 1. Almarhum Ibunda Yuliati yang tidak sempat melihat dan merasakan keberhasilan penulis, 2. Ayahanda Mad yusak dan Desi Yiyin Yusanti sebagai tanda cinta kasih, hormat, dan bekti, 3. Almamater tercinta, 4. Masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan serta Pemkab Karangasem, sebagai kenangan kecil untuk sumber pengetahuan dari mahasiswa Universitas Jember. v

PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :Wega Dwi Rafika NIM: 070110301019 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul Eksistensi Masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan Terhadap Modernisasi Tahun 1960-1995 adalah benar-benar karya hasil sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi manapun, dan bukan karya plagiat. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan danpaksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar. Jember, Mei 2013 Yang menyatakan, Wega Dwi Rafika NIM. 070110301019 vi

PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan oleh: Dosen Pembimbing I, Drs. Bambang Samsu B, M. Si. Dosen Pembimbing II Sunarlan, SS, M. Si. NIP 19580614191987101001 NIP 197009212002121004 vii

Diterima dan disahkan oleh : PENGESAHAN Panitia Penguji Skripsi Program Strata 1 Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember Pada hari : Selasa Tanggal : 14 Mei 2013 Ketua, Drs. Bambang Samsu B, M. Si. NIP 19580614191987101001 Anggota 1, Anggota 2 Sunarlan, SS, M. Si. Dra. Siti Sumardiati, M.Hum NIP 197009212002121004 NIP 194907131877032001 Mengesahkan Dekan Fakultas Sastra Universitas Jember, Dr. Hairus Salikin, M. Ed NIP 196310151989021001 viii

PRAKATA Bismillahirrohmaanirrahiim, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT serta salam tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah memberikan kepada penulis sehingga penelitian dan penulisan skripsi dengan judul Eksistensi Masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan Tahun 1960-1995 ini dapat diselesaikan dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Secara spesifik penelitian ini membahas dan menganalisis secara deskriptif tentang eksistensi masyarakat adat Tenganan Pegringsingan terhadap modernisasi. Penelitian ini juga diarahkan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di bidang sosial budaya dan ekonomi masyarakat, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika proses perubahannya. Penyusunan sampai terselesaikannya penulisan karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. Hairus Salikin, M.Ed., Dekan Fakultas Sastra Universitas Jember; 2. Dra. Latifatul Izzah, M. Hum., Ketua Jurusan Sejarah; 3. Drs. Edy Burhan Arifin, SU selaku dosen yang telah memberikan ide awal penulisan skripsi ini; 4. Drs. Bambang Samsu. B, M.Si selaku Pembimbing I dan Sunarlan SS, M.Si selaku Pembimbing II, yang selama ini telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dengan penuh kesabaran selama mengikuti pendidikan, penelitian dan penulisan skripsi ini; 5. I Mangku Widia, Pemangku Adat Tenganan Pegringsingan dan I Putu Suarjana, Kepala Desa Tenganan, yang telah dengan senang hati menerima penulis; ix

6. Segenap informan yang terlibat dalam kegiatan wawancara dalam penyelesaian skripsi ini; 7. Teman teman mahasiswa sejarah angkatan 2007: Jenny, Haris, Wargo, Faisol, Fran, Il badri, Hamim, dan semuanya terimakasih telah menjadi teman yang baik buatku; Untuk kesempurnaan karya ilmiah ini penulis berharap dan membuka ruang seluas-luasnya terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat. Jember, Mei 2013 Penulis x

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v PERNYATAAN... vi PERSETUJUAN... vii PENGESAHAN... viii PRAKATA... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR ISTILAH... xiv DAFTAR TABEL... xix DAFTAR GAMBAR... xx DAFTAR LAMPIRAN... xxiv ABSTRACT... xxv ABSTRAK... xxvi RINGKASAN... xxvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 13 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 13 1.3.1 Tujuan Penelitian... 13 1.3.2 Manfaat Penelitian... 14 1.4 Tinjauan Pustaka... 14 1.5 Kerangka Pendekatan dan Teori... 16 1.6 Metode Penelitian... 22 xi

1.7 Sistematika Penulisan... 25 BAB 2 GAMBARAN UMUM DESA ADAT TENGANAN PEGRINGSINGAN SEBELUM TERJADI PENGARUH MODERNISASI 2.1 Kondisi Geografis... 26 2,2 Kondisi Demografis dan Struktur Sosial... 31 2.3 Kondisi Sosial Ekonomi... 42 2.4 Kondisi Sosial Budaya... 47 BAB 3 PENGARUH MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT ADAT TENGANAN PEGRINGSINGAN TAHUN 1960-1995 3.1 Proses Modernisasi di Bali... 65 3.2 Proses Modernisasi dan Perubahan Sosial Budaya di Desa Adat Tenganan Pegringsingan... 73 3.3 Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan.. 81 3.3.1 Perubahan Kependudukan... 82 3.3.2 Perubahan Pendidikan dan Kesehatan... 90 3.3.3 Perubahan Pola Pemukiman, Tata Ruang, dan Bentuk Rumah... 102 3.3.4 Perubahan Adat Istiadat... 118 3.4 Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan... 128 3.5 Benturan Sosial Budaya Masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan.. 138 BAB 4 KESIMPULAN... 155 DAFTAR PUSTAKA... 160 xii

LAMPIRAN... 165 xiii

Aga, gunung Ajeg, tetap DAFTAR ISTILAH/GLOSARIUM Awangan, adalah rangkaian halaman yang lebar di depan rumah dan berfungsi sebagai jalan. Awig-awig, adalah tata aturan tradisionil tertulis yang dimilki oleh Desa Adat maupun Banjar Adat, yang umumnya mengatur tentang kegiatan keagamaan, sosial kemasyarakatan dan wilayah. Bale Agung, adalah bangunan memanjang yang berfungsi sebagai tempat pertemuan kegiatan sosial dan rapat desa. Bale Buga, terletak pada batas pekarangan dan awangan, berfungsi sebagai tempat upacara pitra yadnya, manusia yadnya, dewa yadnya, subak teruna dan subak deha, serta sebagai tempat penyimpanan benda keramat milik desa, peralatan (upacara dan pertanian), sebagai tempat tidur orang lanjut usia. Bale Meten, terletak disebelah selatan dan berhadapan dengan bale tengah, terdiri atas dua ruang terbuka yang dilengkapi dengan serambi (pelipir). Ruangan bagian depan sehari-hari dipergunakan untuk tidur dan melakukan kegiatan upacara kematian, sedangkan ruang belakang dipergunakan untuk melahirkan. Bale Petemu, adalah bangunan untuk berbagai kegiatan upacara adat. xiv

Bale Tengah, terletak di sebelah utara pekarangan antara bale buga dan paon, berfungsi sebagai tempat upacara kelahiran dan sebagai tempat tidur. Jumlah tiang yang dipakai bervariasi 4 dan 6 tiang. Bali Dataran, adalah masyarakat Bali yang telah lama terpengaruh budaya Hindu Majapahit, berasal dari Jawa ketika Majapahit runtuh mereka lari ke Pulau Bali. Bali Mula, disebut juga Bali Aga, untuk membedakan masyarakat Bali yang telah terpengaruh oleh kebudayaan Hindu Majapahit. Banjar, adalah kesatuan organisasi sosial masyarakat setingkat desa yang dikenal dengan banjar dinas. Batih, adalah keluarga inti berhubungan dengan upacara adat dan agama. Bhuana Agung, berarti alam, dunia besar, makrokosmos. Bhuana Alit, berarti dunia kecil, manusia, mikrokosmos. Daha, gadis. Dwen Desa, tanah milik desa. Dwen Desa Sekaha, tanah milik desa terutama diperuntukkan pada anggota organisasi adat seperti para teruna dan daha. Jalikan, tempat perapian biasanya berjumlah 4 sampai 6 lubang yang terletak di paon. Jelanan Awang, adalah pintu masuk pekarangan yang bagian depan menghadap ke awangan, dan menjadi satu dengan bale buga. Jineng, adalah lumbung penyimpanan padi. Kahyangan tiga, adalah tiga pura sebagai tempat persembahyangan warga desa/banjar. Kaja, gunung, tempat tinggi atau utara. xv

Kangin, timur. Kauh, barat. Kelihan Desa Adat, adalah perangkat desa adat yang menjalankan pemerintahan berdasarkan adat. Kelod, tempat yang rendah, laut atau selatan. Klihan banjar, kepala dari sebuah banjar. Klihan subak, kepala dari organisasi pengairan. Kori Ngeleb, merupakan pintu masuk pekarangan yang bagian depan menghadap ke awangan, tetapi konstruksinya terpisah dengan bale buga. Krama Desa, adalah struktur keanggotaan desa inti. Laba Pura, adalah tanah milik pura. Madya, adalah bagian ditengah antara nilai utama dan nilai nista dalam tata ruang tradisional Bali. Makekawin, menyanyikan tembang-tembang sastra kuno. Mangku, adalah pemimpin tertinggi adat di Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Mejejaitan, membuat aneka sesaji. Natah, adalah halaman kecil yang di antara bangunan di dalam pekarangan. Niskala, kepercayaan. Pakraman, Desa Adat. Pande mas, tukang pembuat emas. Pande besi, tukang pembuat besi. xvi

Paon, dapur, terletak di sebelah selatan berhadapan dengan bale tengah, berfungsi sebagai tempat memasak serta tempat menumbuk padi. Jumlah perapian bervariasi antara 2 dan 4 ruang. Pelipir, semacam tempat duduk panjang dan lebar dipergunakan untuk menerima tamu, menenun dan duduk-duduk. Pendewasaan, menentukan hari baik dan hari buruk untuk upacara keagamaan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Pengawin, sekelompok pemuda yang belum masuk menjadi anggota teruna nyoman. Penyarikan, juru tulis. Perbekelan, Desa Dinas. Prasasti, piagam yang tertulis pada batu atau tembaga. Punggawa, kepala administratif bagian suatu distrik. Sanggah Kaja, adalah tempat pemujaan terhadap Dewa Gede Dangin, yang terletak di sebelah utara dan menghadap ke selatan, di antara bale buga dan bale tengah pada rumah tradisional di Tenganan. Sanggah Kelod, adalah tempat sembahyang dan sesajen untuk Brahma, Wisnu, dan Syiwa yang terletak di sebelah selatan menghadap ke utara di antara bale buga dan bale meten pada rumah tradisional di Tenganan. Sang hyang, status tertinggi dalam soroh. Saya, juru arah. Selonding, adalah seperangkat gamelan yang dianggap suci oleh warga Desa Tenganan. Subak, adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali. xvii

Teba Pisan, adalah halaman di belakang rumah, di Tenganan berfungsi sebagai tempat untuk memelihara ternak. Tempuhung, adalah tempat nira yang di buat dari tempurung yang dipergunakan oleh Teruna, pemuda. luanan saat upacara di Bale Agung. Usaba, adalah perayaan upacara yang diselenggarakan di Pura menurut kalendar Hindu- Bali. Wong Angendok, penduduk pendatang. Wong Peneges, orang asli Tenganan, penduduk yang pertama kali membuka pemukiman di Desa Tenganan. xviii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Karangasem Menurut Kecamatan...... 26 Tabel 2. Curah Hujan Per Tahun Desa Tenganan Pegringsingan...... 29 Tabel 3. Pembagian Jenis Tanah Desa Adat Tenganan Pegringsingan...... 30 Tabel 4. Keadaan Penduduk Desa Adat Tenganan Pegringsingan...... 32 Tabel 5. Tingkat Kepadatan Penduduk....... 32 Tabel 6. Pembagian Klen Desa Adat Tenganan Pegringsingan...... 37 Tabel 7. Pertumbuhan populasi Desa Adat Tenganan Pegringsingan (1963-1990)...... 84 Tabel 8: Tingkat populasi Banjar Kauh dan Tengah (1963-1994)...... 87 Tabel 9: Tingkat Populasi Banjar Pande (1963-1994)...... 88 Tabel 10: Tingkat Pendidikan Warga Desa Adat Tenganan Pegringsingan Tahun 1995....... 93 Tabel 11: Perkembangan Mortalitas di Banjar Kauh dan Tengah Tahun 1963-1994.......... 98 Tabel 12: Perkembangan Mortalitas di Banjar Pande Tahun 1963-1994...... 99 Tabel 13: Mata Pencaharian Penduduk Desa Tenganan tahun 1994........ 129 xix

DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Perkumpulan Pemuda-Pemuda Tenganan Pegringsingan (teruna) Tahun 1940... 34 Gambar 2: Perkumpulan Pemudi-Pemudi Tenganan Pegringsingan (deha) Tahun 1940..... 35 Gambar 3: Sistem pemerintahan Desa Adat Tenganan Pegringsingan.... 40 Gambar 4: Upacara Mekare-kare (Perang Pandan) Tahun 1939.... 47 Gambar 5: pola pemukiman Desa Tenganan Pegringsingan.... 57 Gambar 6: Struktur Bagian Perumahan Penduduk Tenganan Pegringsingan... 59 Gambar 7: Persiapan Para deha Untuk Menari Tari Rejang Tahun 1932... 63 Gambar 8: Alat Musik Tradisional Masyarakat Tenganan Tahun 1940..... 64 Gambar 9: Asisten Residen V.E. Korn dengan keluarga pembesar kerajaan Karangasem tahun 1910..... 69 Gambar 10: Peresmian Bandara Tuban pada tahun 1969, dimana sekarang lebih kita kenal dengan bandara I Gusti Ngurah Rai... 71 Gambar 11: Sekolah Dasar Negeri 1 Tenganan yang sudah ada sejak tahun 1964... 94 Gambar 12: Bale Petemu sebagai tempat untuk pendidikan adat untuk para Teruna Nyoman (laki-laki) dan deha (perempuan).... 95 Gambar 13: Konsep pola ruang tradisional Desa Adat Tenganan Pegringsingan....103 Gambar 14: Nilai utama awangan kauh semakin terkaburkan dengan adanya aktivitas berjualan oleh warga... 105 Gambar 15: Bale buga banyak yang sudah terpengaruh oleh modern, seperti atap yang ditutupi asbes, seng, atau genteng.... 107 Gambar 16: Bale Tengah banyak yang mengalami perubahan fungsi bangunan dan juga tambahan keramik pada lantainya.... 108 xx

Gambar 17: Bale Meten yang sudah banyak dipengaruhi oleh modernisasi, seperti bahan untuk bangunannya dan juga model gaya arstektur terpengaruh oleh bangunan Bali Dataran (Majapahit) 109 Gambar 18: Paon sebagai aktifitas untuk memasak. Setelah terpengaruh modernisasi banyak warga yang berpindah menggunakan kompor minyak dan rice cooker. Sebelahnya adalah toilet dimana sudah perkenalkan sejak tahun 1980-an.... 110 Gambar 19: Sanggah Kelod (kiri) dan Sanggah kaja (kanan). Dari bahan pondasinya sebagian warga ada yang menggunakan semen serta keramik, bahkan ada warga yang menggunakanseng buat atapnya... 111 Gambar 20: Kori Ngeleb, sebelah kiri bangunan Kori Ngeleb yang masih asli, sedangkan sebelah kanan Kori Ngeleb yang sudah terpengaruh oleh modernisasi seperti seng yang dipakai di atapnya dan juga ukiran Langgam Mpu Kuturan (Arstektur Bali Majapahit).... 112 Gambar 21: Struktur orientasi bangunan dalam hunian.... 112 Gambar 22: Bangunan jineng yang tidak berfungsi (kiri) dan Bale Banjar Tengah yang berubah menjadi showroom kerajinan (kanan).... 114 Gambar 23: Peta pemukiman Desa Adat Tenganan Pegringsingan dari waktu ke waktu..... 115 Gambar 24: Natah atau pekarangan rumah penduduk yang semakin mengecil dan bagian atasnya tertutup.... 117 Gambar 25: Bale Buga dan sarana peribadatan (Pura) yang sudah bercampur dengan komersialisasi.... 117 Gambar 26: Warga desa Tenganan, Karangasem Bali menggunakan daun pandan berduri bertarung saat perayaan acara perang pandan.... 120 Gambar 27: Pasangan muda mudi yang menikah (1973). Pakaian pengantin yang sangat sederhana beserta tata riasnya.... 125 Gambar 28: Seorang pengrajin lontar yang ada di awangan desa sedang menjual dagangnnya... 132 xxi

Gambar 29: Kios-kios artshop milik warga Tenganan Pegringsingan yang disewakan kepada orang luar Tenganan sedang dipenuhi oleh para wisatawan, terletak depan pintu masuk ke dalam Desa Adat Tenganan Pegringsingan... 137 Gambar 30: Tempat parkir di Desa Adat Tenganan Pegringsingan dimana banyak sekali artshop-artshop milik warga Tenganan Pegringsingan terutama orang Banjar Pande.... 138 Gambar 31: Bale Bengong berfungsi sebagai tempat bersosialisasi masyarakat Tenganan Pegringsingan. Akan tetapi sayang saat ini fungsinya kurang dioptimalkan sebagai tempat berinteraksi sosial dan hanya digunakan sebagai tempat istirahat... 139 Gambar 32: Seorang pemuda Tenganan minum tuak yang menggunakan tato serta tindik telinga. Hal itu tampak modernisasi bisa dilihat dari gaya hidup (lifestyle)... 144 Gambar 33: Efek dari modernisasi di dalam Desa Adat Tenganan Pegringsingan terlihat para pemuda yang sudah mulaihidup seperti masyarakat modern (busana dan sepeda motor yang mereka gunakan)....144 Gambar 34: Kain Geringsing yang merupakan icon atau ciri khas masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan yang pembuatannya memerlukan waktu cukup lama... 146 Gambar 35: Seorang anak kecil Tenganan dan anak kecil Bule sedang bertanding dalam ajang upacara perang pandan. Padahal sebenarnya upacara perang pandan hanya boleh diikuti oleh warga Desa Adat Tenganan Pegringsingan.... 149 Gambar 36: Jaringan listrik sudah masuk ke desa sejak tahun 1980-an. Menandakan masuknya modernisasi sudah berlangsung cukup lama.... 151 Gambar 37: Letak desa adat Tenganan Pegringsingan yang dikelilingi oleh hutan serta bukit. Hal itu sangat rentan terjadi longsor apabila wilayah hutan di perbukitan gundul, sehingga perlu adanya xxii

peraturan (awig-awig) yang ketat khususnya dalam menjaga ekosistem lingkungannya... 153 xxiii

1. Surat Penelitian. DAFTAR LAMPIRAN 2. Surat Keterangan dan Hasil Wawancara. xxiv

ABSTRACT Tenganan Pegringsingan traditional village society is one of the Bali Aga located in Karangasem regency. As one of the traditional villages as well as rural tourism, traditional village of Tenganan Pegringsingan has long been the target of a visit by some researchers both foreign and domestic. In the midst of the repeatedly modernization in the field of tourism in Bali in 1960, the village of Adat Tenganan Pegringsingan trying to survive from the attack. Noble values contained in awig awig villages have begin to fade along by the interaction with the higher world tourism. The change began when people started moving Tenganan Pegringsingan Indigenous livelihoods from agriculture to tourism services. In addition to the modernization of tourism has brought in part the traditional village of Tenganan Pgeringsingan properties towards commercialization that leads to changes in lifestyle and mindset of those who are more advanced. Keywords: Indigenous Peoples Pegringsingan Tenganan, Awig-Awig, Modernization xxv

ABSTRAK Masyarakat Desa Adat Tenganan pegringsingan merupakan salah satu masyarakat Bali Aga (pegunungan) yang berada di Kabupaten Karangasem. Sebagai salah satu desa adat sekaligus desa wisata, Desa Adat Tenganan Pegringsingan sudah lama menjadi target kunjungan oleh beberapa peneliti baik luar negeri maupun dari dalam negeri. Di tengah-tengah gencarnya arus modernisasi dalam bidang pariwisata di Bali pada tahun 1960, Desa Adat Tenganan Pegringsingan mencoba untuk tetap bertahan dari gempuran itu. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam awig-awig desa sedikit demi sedikit telah mulai pudar seiring dengan interakasi mereka dengan dunia pariwisata yang semakin tinggi. Perubahan itu mulai terjadi ketika masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan mulai berpindah mata pencaharian dari sektor pertanian ke sektor pelayanan jasa pariwisata. Selain itu modernisasi pariwisata telah membawa sebagaian masyarakat Desa Adat Tenganan Pgeringsingan ke arah sifat komersialisasi yang berujung pada perubahan gaya hidup dan pola pikir mereka yang semakin maju. Kata Kunci: Masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan, Awig-Awig, Modernisasi. xxvi

RINGKASAN Masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu kelompok kecil yang berada di Bali dan mereka tinggal di wilayah pegunungan. Mereka juga disebut Bali Mula yang merupakan penduduk pertama kali mendiami pulau tersebut. Sampai sekarang adat-istiadat yang mereka pegang masih kuat akibat dari ketatnya aturan awigawig yang mengatur segala bentuk kehidupan. Selain itu, Desa Adat Tenganan Pegringsingan juga merupakan tempat destinasi wisata budaya yang paling terkenal di wilayah Karangasem. Modernisasi mulai nampak ketika VE Korn meneliti desa tersebut pada awal tahun 1930-an. Mulai dari sinilah informasi mengenai Desa Tenganan Pegringsingan berkembang pesat sampai ke Eropa sehingga lambat laun masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan mulai bersinggungan dengan masyarakat luar. Pada tahun 1960-an masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan sampai sekarang mempunyai sumber ekonomi ganda, yaitu sebagai petani dan penyedia jasa pariwisata. Pada tahun itu juga oleh Presiden Soekarno desa tersebut pernah ditetapkan sebagai desa wisata karena keunikan budayanya. Pengaruh modernisasi yang melanda Desa Adat Tenganan Pegringsingan memang sudah lama terjadi seperti hadirnya sistem sekolah modern yakni sekolah dasar yang dibangun 1964, pelayanan kesehatan seperti Polindes pada tahun 1980-an, dan pelayanan informasi serta teknologi seperti hadirnya listrik, televisi, dan kendaraan bermotor. Namun demikian, perubahan juga terjadi dari dalam, misalnya saja terjadinya bencana alam seperti meletusnya Gunung Agung pada tahun 1963 yang membawa masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan lebih berfikir ulang tentang eksistensi mereka ke depannya. Modernisasi yang melanda Desa Adat Tenganan Pegringsingan juga menyebabkan dampak yang bervariasi seperti pengaruh gaya hidup serta bentuk dan fungsi pola pemukiman mengalami pergeseran. xxvii