BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. diturunkannya ayat pertama kepada Nabi Muhammad saw yang berisi perintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. juga telah membuat undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih,

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pendidikan bangsa pada saat ini adalah mengenai kompetensi mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Hampir semua orang yang dikenai untuk melaksanakan pendidikan. 1 Oleh karena itu pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Jadi, setiap manusia ingin kedewasaam dalam hidupnya. Pendidikan menjadi sarana terpenting untuk mencapai kedewasaan seseorang. Pendidikan ini pun harus dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan pandangan teoritikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan kebutuhan hidup manusia seperti yang tercantum dalam UU RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangankan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya, potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 1 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 1. 2 Sudirman N. dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), h. 4. 1

2 mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokrasi serta bertanggungjawab. 3 Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang berarti dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada dalam barisan yang paling depan dalam pelaksaan pendidikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka ia akan menjadi guru yang professional, baik secara akademis maupun non akademis. Ajaran Islam juga sangat memperhatikan perlunya kompetensi ini, sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Al-An am ayat 135 sebagai berikut. ق ل ي ا ق و م اع م ل وا ع ل ى م ك ان ت ك م إ ن ي ع ام ل ف س و ف ت ع ل م ون م ن ت ك ون ل ه ع اق ب ة الد ار إ ن ه لا ي ف ل ح الظ ال م ون (١٣٥( Maksud ayat tersebut adalah seseorang yang memikul tanggung jawab harus melaksanakan dengan sebaik mungkin sesuai kemampuan yang dimilikinya. Karena firman Allah Swt. apabila ia melaksanakan tanggung jawab itu dengan baik maka kita akan mendapatkan yang baik pula. Oleh karena itu, guru memiliki tanggung jawab yang harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan sepenuh kemampuan yang dimiliki. Kemampuan yang dimaksud adalah kompetensi guru. Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru agar tugasnya sebagai pendidik 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depang RI, 2006), h. 8-9.

3 dapat terlaksana dengan baik. 4 Kompetensi juga dapat diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dari seorang tenaga professional 5. Guru profesional menurut UU No 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen setidaknya memilki 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. 6 Adapun yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. 7 Jika guru tidak mempunyai kompetensi profesional maka kinerja yang ditampilkan tidak akan sesuai dengan tugas-tugas keguruan yang telah ditetapkan dalam standar pendidikan. Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam prilaku sehari-hari. Jika guru tidak mempunyai kompetensi kepribadian yang baik maka guru tersebut akan kehilangan kewibawaannya sebagai guru. Kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa. Jika guru tidak mempunyai kompetensi 4 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 32-33. 2010), h. 78. 5 Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Prenada Media, 2011), h. 111. 6 Daeng Arifin dan Pipin Arifin, Keprofesional Seorang Guru, (Bandung: Pustaka al-kasyaf, 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2005).

4 pedagogik maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efesien. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Jika guru tidak mempunyai kompetensi sosial maka guru tersebut dikatakan kurang efektif dalam bersosialisasi dengan orang lain. Setiap guru harus dapat memahami fungsi, peran dan tangggung jawab yang sangat besar pengaruhnya terhadap cara berkomunikasi baik di sekolah maupun di masyarakat. Dengan demikian guru harus memiliki kompetensi sosial disamping kompetensi lainnya. Guru sejak dahulu menjadi panutan untuk anak didik dan masyarakat. Masyarakat akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, guru harus berkomunikasi dengan baik kepada anak didik, teman sejawat, orang tua, dan masyarakat. Kemampuan guru berkomunikasi itu termasuk kompetensi sosial. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 10 yang berbunyi: Guru wajib memiliki kompetensi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. 8 Jadi, kompetensi sosial juga penting dimiliki dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Berdasarkan penjajakan awal penulis pada kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin terdapat MI yang letaknya tidak jauh dengan majelis taqlim, pasar 8 Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,(Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 9.

5 dan lain sebagainya. Yang mana dari sejak dulu hingga sekarang masih banyak diminati oleh masyarakat untuk sekolah anak mereka. Disamping itu sebagian guru yang mengajar di sana tinggal di sekitar lingkungan madrasah tersebut. Namun mengingat kondisi masyarakat zaman sekarang masih dilandasi krisis ekonomi serta makin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, baik secara langsung maupun tidak langsung menuntut setiap guru harus siap menghadapi segala tantangan yang akan datang. Oleh karena itu, seorang guru dituntut memiliki beberapa kompetensi, salah satunya adalah kompetensi sosial. Bertitik tolak dari pengamatan di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Kompetensi Sosial Guru MI yang Berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin. B. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian di atas maka penulis perlu memberikan definisi operasional. Definisi operasional itu sendiri merupakan pengertian yang didapatkan melalui hasil penyimpulan dari berbagai macam teori. Lalu melalui definisi operasional tersebut di dapat inndikator-indikator yang nantinya akan dijabarkan di dalam hasil penelitian. Kompetensi sosial guru MI yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan guru MI yang berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin dalam berkomunikasi dan berinteraksi baik terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua, dan masyarakat. Berikut ini adalah indikator dari kompetensi sosial tersebut.

6 1. K emampuan berinteraksi guru MI yang berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin, yaitu: a. Bersikap inklusif. b. Bertindak objektif. c. Tidak bersikap diskriminatif. Kompetensi sosial guru MI pada aspek kemampuan berinteraksi dinilai berdasarkan indikator-indikator berikut. 1) Guru menjaga hubungan baik dan peduli dengan teman sejawat (bersikap inklusif), serta berkontribusi positif terhadap semua diskusi formal dan informal terkait dengan pekerjaannya. 2) Guru memperlakukan semua peserta didik secara adil, memberikan perhatian, dan bantuan sesuai kebutuhan masing-masing tanpa mempedulikan faktor personal. 3) Guru sering berinteraksi dengan peserta didik dan tidak membatasi perhatiannya hanya pada kelompok tertentu (misalnya: peserta didik yang pandai, kaya, berasal dari daerah yang sama dengan guru). 2. Kemampuan berkomunikasi guru MI yang berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin, yaitu: a. Berkomunikasi secara alami. b. Berkomunikasi melalui media/teknologi. Kompetensi sosial guru MI pada aspek kemampuan berkomunikasi dinilai berdasarkan indikator-indikator berikut.

7 1) Guru menyampaikan informasi tentang kemajuan, kesulitan, dan potensi peserta didik kepada orang tuanya, baik secara alami maupun melalui media/teknologi. 2) Guru ikut berperan aktif dalam kegiatan di luar pembelajaran yang diselenggarakan oleh madrasah dan masyarakat sekitar. 3) Guru memerhatikan madrasah sebagai bagian dari masyarakat, berkomunikasi dengan masyarakat sekitar baik secara alami maupun melalui media/teknologi, serta berperan aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas maka ditetapkan fokus, bagaimana kompetensi sosial guru MI yang berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin. Berdasarkan fokus tersebut, maka dirumuskan pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana kemampuan berinteraksi guru MI yang berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin? 2. Bagaimana kemampuan berkomunikasi guru MI yang berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin? D. Alasan Memilih Judul Adapun alasan yang mendasari penulis memilih judul di atas, yaitu: 1. Mengingatkan seorang guru juga harus memiliki kompetensi sosial, karena komunikasi dan interaksi itu berpengaruh dalam dunia pendidikan.

8 2. Seorang guru sudah seharusnya bisa menjadi contoh untuk peserta didik dalam berkomunikasi dan berinteraksi yang efektif dan efesien. Baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. 3. Kompetensi sosial jarang diteliti dibandingkan dengan kompetensi lainnya. 4. Melihat lingkungan Kelayan yang mana terdapat majelis-majelis taklim, pasar dan lain sebagainya. Jadi, seorang guru MI harus mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik kepada semua pihak. 5. Sebagai penjajakan awal penulis melihat di madrasah tersebut kompetensi sosial guru MI cukup baik akan tetapi tidak sampai di sini saja, penulis ingin mengetahui secara mendalam lagi bagaimana penerapan kompetensi sosial guru MI yang berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin. 6. Jika komunikasi dan interaksi guru kepada peserta didik, teman sejawat, orang tua/wali peserta didik, kepala sekolah, dan masyarakat kurang baik maka akan terjadi komunikasi yang tidak efektif. Sehingga terjadi saling salah menyalahkan, terutama dalam masalah peserta didik. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan realitas kompetensi sosial guru MI yang berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin, meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Kemampuan berinterkasi guru MI yang berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin. 2. Kemampuan berkomunikasi guru MI yang berdomisili di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin.

9 F. Signifikasi Penelitian Setelah penelitian dilaksanakan diharapkan nantinya dapat berguna: 1. Bagi kepala sekolah agar memberikan penghargaan dan penilaian terhadap guru-guru yang berprestasi. 2. Bagi pendidik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi agar menjadi guru teladan dengan kompetensi sosial yang tinggi agar tidak ada lagi komunikasi yang kurang efektif dan agar terjalin kerja sama yang baik di lingkungan sekolah dan masyarakat. 3. Bagi peserta didik, menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan guru yang memiliki kompetensi sosial yang baik. 4. Bagi orangtua/wali peserta didik diharapkan agar lebih memperbanyak komunikasi dan interaksi kepada guru kelas atau wali kelas. G. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah dan definisi operasional, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan teoritis berisi tentang pengertian kompetensi guru, kompetensi guru MI, penilaian kompetensi sosial guru MI dan urgensi kompetensi sosial guru MI. Bab III Metodologi penelitian yang berisikan tentang jenis dan pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data serta prosedur penelitian.

10 Bab IV Laporan hasil penelitian, berisikan gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab V Penutup berisikan simpulan dan saran-saran.