: Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor : Kep. 24 /DJPPK/V/2006 Tanggal : 17 Mei 2006

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-02/MEN/1992 T E N T A N G TATA CARA PENUNJUKAN KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.04/MEN/1987

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI NO. 21 TH 2005

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER-16/MEN/V/2006 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. /MEN/ /2008 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tam

PANITIA SELEKSI SISTEM KARIR TERBUKA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No. 6 Binjai Sumut PENGUMUMAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 301/MPP/Kep/10/2001 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 226 /MEN/2003

PERATURAN MENTERI NO. 17 TH 2007 PERATURAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 178 TAHUN 2004

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER.04/MEN/1995 T E N T A N G PERUSAHAAN JASA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PENTINGNYA SERTIFIKASI PUSTAKAWAN BAGI PUSTAKAWAN DI PTN/PTS INDONESIA

Pasal 29. (1) Pemohon rating yang dinyatakan tidak lulus, dapat melaksanakan performance check perbaikan.

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

KEPMEN 226/MEN//VII/2003 Tentang TATA CARA PERIZINAN PENYELENGGARAAN PROGRAM

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/IX/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAGANGAN DI DALAM NEGERI

2018, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANITIA SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KABUPATEN KARANGANYAR

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 85 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

Seminar, Workshop & Munas FPPTI. Pendahuluan. Latar Belakang Pentingnya Sertifikasi Kesejahteraan Rakyat. Pertumbuhan ekonomi Daya Saing

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

PENGUMUMAN NOMOR: 952/KP.290/A/03/2017 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

PANITIA SELEKSI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SECARA TERBUKA (JABATAN STRUKTURAL ESELON II.B) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2017

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.340, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pesawat Angkat Dan Angkut. Operator.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018

i a. bahwa dalam rangka meningkatkan perlindungan di perusahaan perlu diterapkan Sistem Manajemen Keselarnatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan;

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 24 SERI D

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

No. 3/32/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Per

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT LAMARAN DITULIS TANGAN SENDIRI TINTA HITAM PADA KERTAS FOLIO BERGARIS

PERATURAN REKTOR NOMOR 3 TAHUN 2013 tentang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Kompetensi. Kelembagaan. Audit Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

KEPALA BADAN SAR NASIONAL

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/VII/2010 TENTANG OPERATOR DAN PETUGAS PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

Transkripsi:

Lampiran I : Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor : Kep. 24 /DJPPK/V/2006 Tanggal : 17 Mei 2006 PEDOMAN PELATIHAN DAN PENUNJUKAN AUDITOR SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas dengan menggunakan alat-alat produksi yang semakin komplek. Makin kompleknya peralatan yang digunakan, makin besar pula potensi bahaya yang mungkin terjadi dan makin besar pula kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari kegiatan dalam industri secara keseluruhan, maka pola-pola yang harus dikembangkan di dalam penanganan K3 dan pengendalian potensi bahaya harus mengikuti pendekatan sistem yaitu dengan menerapkan sistem manajemen K3. Guna mengetahui keefektifan penerapan SMK3 dan mengukur kinerja pelaksanaan SMK3, serta untuk membuat perbaikan-perbaikan maka diperlukan pelaksanaan audit SMK3. Selain itu melalui audit SMK3 akan diketahui program K3 apakah telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan K3 yang telah ditetapkan pada suatu perusahaan. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Indonesia berjalan mulai tahun 1996 sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 05/Men/1996 yang bersifat compulsary (wajib) bagi setiap perusahaan besar atau yang mempunyai tenaga kerja 100 orang dan atau mempunyai potensi bahaya besar. Peraturan tersebut lebih diperkuat dengan keluarnya Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dimana pada pasal 87 menyatakan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3. Sampai saat ini sudah dikeluarkan ILO Guidelines tentang Sistem Manajemen K3 dan sudah dilakukan sosialisasi terhadap guidelines tersebut dikaitkan dengan Permen No. 05/Men/1996. Untuk meningkatkan pelaksanaan penerapan SMK3 di perusahaan maka perlu disusun pedoman pelatihan dan penunjukan Auditor SMK3. 1

2. Tujuan a. Tujuan Pelatihan Mendapatkan tenaga teknis berkeahlian di bidang K3 yang dapat melakukan indentifikasi, evaluasi, pemeriksaan / pengujian yang berkaitan dengan bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan dapat melakukan audit SMK3 di perusahaan. b. Tujuan Penunjukan Mendapatkan legalitas personil yang kompeten dalam melakukan aditor SMK3 pada perusahaan dan atau pada Badan Audit. 3. Ruang Lingkup Pedoman ini mengatur tentang tata cara : a. Pelatihan. b. Persyaratan dan Tata Cara Penunjukan c. Perpanjangan Penunjukan. 4. Pengertian a. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut SMK3 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri No. 05/Men/1996 adalah bagian sistem manajemen secara menyeluruh termasuk struktur organisasi, aktivitas perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan pengembangan sumber daya untuk membangun, menerapkan, mencapai, mengkaji dan mengembangkan kebijakan K3 dalam upaya mengendalikan risiko K3 di tempat kerja. b. Tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri No. 05/Men/1996adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia; c. Audit SMK3 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri No. 05/Men/1996 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk menentukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang telah direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai kebijakan dan tujuan penerapan SMK3 di tempat kerja; d. Audit Internal Sistem Manajemen K3 adalah audit Sistem Manajemen K3 yang dilakukan oleh perusahaan sendiri dalam rangka pembuktian penerapan Sistem Manajemen K3 dan persiapan audit eksternal Sistem Manajemen K3 dan atau pemenuhan standar nasional atau internasional atau tujuan-tujuan lainnya ; 2

e. Audit Eksternal Sistem Manajemen K3 adalah audit Sistem Manajemen K3 yang diselenggarakan oleh Badan Audit dan dilaksanakan oleh Auditor Eksternal dalam rangka pembuktian penerapan Sistem Manajemen K3 di tempat kerja terhadap pemenuhan persyaratan peraturan perundangan ; f. Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1996 adalah : 1) Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja; 2) Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja; 3) Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan hukum termaksud pada huruf a dan b, jikalau yang diwakili berkedudukan di luar Indonesia g. Badan audit SMK3 adalah perusahaan yang ditunjuk oleh Menteri untuk menyelenggarakan Audit Eksternal SMK3 di tempat kerja; h. Auditor SMK3 adalah Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan audit SMK3; 5. Kualifikasi Auditor Auditor Sistem Manajemen K3 terdiri dari: a. Auditor Internal Sistem Manajemen K3; b. Auditor Eksternal Junior Sistem Manajemen K3; c. Auditor Eksternal Senior Sistem Manajemen K3. 6. Penjenjangan Karier Auditor a. Auditor Internal Sistem Manajemen K3; Di angkat dan ditunjuk setelah mengikuti pelatihan auditor SMK3. Dapat ditingkatkan kariernya menjadi Auditor Eksternal Junior dan direkruit oleh Badan Audit. b. Auditor Eksternal Junior Sistem Manajemen K3; Di angkat dan ditunjuk setelah menjadi auditor Internal SMK3 yang ada di perusahaan. Dapat ditingkatkan kariernya menjadi Auditor Eksternal Senior. c. Auditor Eksternal Senior Sistem Manajemen K3. Di angkat dan ditunjuk setelah menjadi Auditor Eksternal Junior dengan pengalaman sebanyak minimal 1 tahun sebagai Auditor Eksternal Junior. 3

B. PELATIHAN 1. Peserta a. Ahli K3 Umum, dengan keterangan sebagai berikut : 1) Mempunyai pendidikan minimal D3 umum (dilampiri ijazah) 2) Pernah mengikuti pelatihan Ahli K3 Umum dengan melampirkan sertifikat pelatihan dan/atau SKP Ahli K3 Umum 3) Bekerja penuh pada perusahaan yang disertai dengan surat keterangan. 2. Kurikulum Pelatihan kurikulum sebagai berikut No. Kurikulum JP 1 Review Materi K3 4 2 Kebijakan K3 2 3 SMK3 (Permenaker No. 05/Men/1996 Jo. Ps. 87 UU No. 13/2003) 2 4 Penerapan SMK3 2 5 Mekanisme dan Teknik Audit SMK3 4 6 Kriteria dan Tingkat Penerapan SMK3 dan Sertifikasi SMK3 2 7 Pelaksana Audit SMK3 (Auditor) 2 8 Simulasi audit SMK3 10 9 Ujian 2 Jumlah JP 30 Jumlah jam pelajaran untuk pola ini adalah 30 jp @ 45 menit. 3. Metode Pelatihan Penyelenggaraan pelatihan auditor SMK3 dapat dilaksanakan dengan cara : a. Internal training atau inhouse training b. External training atau diselenggarakan oleh lembaga pelatihan K3 yang telah mendapat penunjukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku Metode Pelatihan dilaksanakan dengan cara : a. Ceramah b. Diskusi c. Praktek atau kunjungan 4. Penilaian Kelulusan Peserta a. Unsur yang dinilai 4

1) Disiplin kehadiran mengikuti pelatihan 2) Penguasaan materi yang terdiri dari ujian tertulis dan simulasi / praktek b. Bobot Penilaian (untuk penentuan ranking di kelas) 1) Disiplin kehadiran Bagi peserta yang tingkat kehadirannya kurang dari 80% yang ditetapkan dinyatakan tidak lulus 2) Penguasaan materi pelajaran dinyatakan lulus apabila ujian tertulis hasilnya 60% dan simulasi / praktek hasilnya 40% c. Kriteria kelulusan Peserta dinyatakan lulus apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Disiplin kehadiran nilai serendah-rendahnya 60 yaitu apabila tingkat kehadiran peserta yang bersangkutan 80% dari waktu yang ditetapkan 2) Penguasaan materi pelajaran : Nilai ujian teori serendah-rendahnya 60 Nilai simulasi/praktek serendah-rendahnya 60 5. Sertifikasi Pelatihan Peserta yang dinyatakan lulus seleksi oleh Tim Evaluasi diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dengan format dan bentuk yang telah ditetapkan oleh Depnakertrans. C. PERSYARATAN DAN TATA CARA PENUNJUKAN 1. Persyaratan: Untuk persyaratan auditor ditentukan berdasarkan kualifikasinya sebagai berikut : a. Auditor Internal Untuk dapat ditunjuk menjadi Auditor Internal Sistem Manajemen K3 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Berpendidikan serendah-rendahnya D3 dibidang Teknik atau Kesehatan yang berpengalaman kerja minimum 2 (dua) tahun dibidang K3; 2) Lulus pelatihan Auditor Sistem Manajemen K3 yang diselenggarakan oleh Lembaga Diklat Personil (LDP) yang terakreditasi b. Auditor Eksternal Junior Untuk dapat ditunjuk menjadi Auditor Eksternal Junior Sistem Manajemen K3 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Berpendidikan serendah-rendahnya : a) D3 teknik atau kesehatan yang berpengalaman kerja minimum 4 (empat) tahun dibidang K3; 5

b) S1 teknik atau kesehatan yang berpengalaman kerja minimum 2 (dua) tahun dibidang K3; 2) Telah melaksanakan audit internal sekurang-kurangnya 5 (lima) kali audit penuh pada perusahaannya dan dibuktikan dengan adanya laporan audit yang ditandatangani oleh pegawai pengawas setempat; 3) Telah mengikuti pelaksanaan audit eksternal sebagai peninjau sekurang-kurangnya 5 (lima) kali audit penuh minimal 8 jam setiap kali audit; 4) Telah menjadi asisten auditor (trainee auditor) eksternal sekurang-kurangnya 5 (lima) kali audit penuh minimal 8 jam setiap kali audit dan dinyatakan mampu oleh Auditor Eksternal Senior. c. Auditor Eksternal Senior Untuk dapat ditunjuk menjadi Auditor Eksternal Senior Sistem Manajemen K3 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Pengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sebagai Auditor Eksternal Yunior Sistem Manajemen K3 dan telah melaksanakan Audit Eksternal Sistem Manajemen K3 sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) kali audit penuh minimal 8 jam setiap kali audit dalam 1(satu) tahun ; 2) Telah mengikuti pengembangan kemampuan dibidang K3 sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) jam dalam waktu 2 (dua) tahun dengan penetapan sebagaimana pada tabel berikut : PENETAPAN JUMLAH JAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN DI BIDANG K3 Kegiatan Mengikuti pendidikan dan pelatihan, kursus, workshop, seminar atau lokakarya di bidang K3 Kunjungan kelapangan yang terorganisasi dalam bidang K3 Kepesertaan dalam organisasi dan grup kerja yang berkaitan di bidang K3 Menulis makalah dibidang K3 yang diseminarkan Menulis artikel di bidang K3 yang dipublikasikan Mengajar kursus / pendidikan untuk setiap materi yang berbeda dan pertama kali di bidang K3 Menyusun materi yang dipergunakan dalam pendidikan dan pelatihan di bidang K3 Maksimum jam yang boleh ditentukan per kegiatan sesuai dengan jumlah jam kegiatan 2 10 10 5 20 20 2. Penunjukan 6

a. Persyaratan penunjukan : Penunjukan auditor berdasarkan kualifikasinya sebagai berikut : 1) Penunjukan Auditor Internal Sistem Manajemen K3 ditetapkan berdasarkan permohonan tertulis dari pengurus atau pengusaha kepada Menteri dengan melampirkan : a) Daftar riwayat hidup; b) Surat keterangan berbadan sehat dari dokter; c) Hasil Test Potensi dari lembaga psikologi yang menyatakan sesuai untuk melaksanakan tugas sebagai Auditor Sistem Manajemen K3; d) Salinan ijasah yang dipersyaratkan ; e) Salinan sertifikat pelatihan auditor Sistem Manajemen K3 umum yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Personil (LSP) yang terakreditasi; f) Pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar. 2) Penunjukan Auditor Eksternal Junior Sistem Manajemen K3 ditetapkan berdasarkan permohonan tertulis dari Pimpinan Badan Audit kepada Menteri dengan melampirkan : a) Daftar riwayat hidup ; b) Surat keterangan berbadan sehat dari dokter ; c) Hasil test potensi dari lembaga psikologi yang menyatakan sesuai untuk melaksanakan tugas sebagai Auditor Sistem Manajemen K3; d) Salinan ijasah yang dipersyaratkan; e) Salinan Keputusan Penunjukan Auditor Internal SMK3; f) Salinan Sertifikat Calon Auditor Junior yang dikeluarkan oleh Depnakertrans setelah perusahaan mengajukan penunjukan calon auditor junior dan dilampiri laporan pelaksanaan audit internal yang diketahui oleh pegawai pengawas; g) Surat keterangan telah melaksanakan audit eksternal Sistem Manajemen K3 sebagai peninjau sekurangkurangnya 5 (lima) kali audit yang ditandatangani oleh Auditor Ekesternal Senior; h) Surat keterangan telah melaksanakan audit eksternal Sistem Manajemen K3 sebagai asisten auditor (trainee auditor) sekurang-kurangnya 5 (lima) kali dan dinyatakan mampu dari auditor eksternal senior; i) Pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar. 3) Penunjukan Auditor Eksternal Senior Sistem Manajemen K3 ditetapkan berdasarkan permohonan tertulis dari Pimpinan Badan Audit kepada Menteri dengan melampirkan : a) Daftar riwayat hidup; b) Surat keterangan berbadan sehat dari dokter; 7

c) Hasil test potensi dari lembaga psikologi yang menyatakan sesuai untuk melaksanakan tugas sebagai Auditor Sistem Manajemen K3; d) Salinan ijasah yang dipersyaratkan; e) Surat keterangan pengalaman kerja sesuai persyaratan tingkatan auditor; f) Surat keterangan telah melaksanakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) kali audit eksternal Sistem Manajemen K3 secara penuh dalam waktu 1(satu) tahun; g) Salinan keputusan penunjukan sebagai Auditor Eksternal Junior Sistem Manajemen K3; h) Tanda bukti telah mengikuti pengembangan kemampuan dibidang K3 sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) jam dalam waktu 1 (satu) tahun; i) Pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar. b. Masa Berlaku Penunjukan 1) Keputusan penunjukan Auditor Sistem Manajemen K3 berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan setelah berakhir dapat diperpanjang. 2) Setelah keputusan penunjukan Auditor SMK3 dikeluarkan maka yang bersangkutan tidak berhak merangkap sebagai Ahli K3 Spesialis dan tidak berhak melaksanakan inspeksi sesuai dengan penunjukan spesialisnya. 3) Keputusan penunjukan Auditor Sistem Manajemen K3 tidak berlaku apabila yang bersangkutan : a) Mengundurkan diri ; b) Meninggal dunia. c. Persetujuan atau penolakan Berdasarkan hasil evaluasi dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak diterimanya permohonan, Menteri atau pejabat yang ditunjuk menetapkan persetujuan atau penolakan perpanjangan. d. Penurunan jenjang auditor 1) Berdasarkan hasil evaluasi dapat dilakukan penurunan tingkat dari Auditor Senior menjadi Auditor Junior. 2) Penurunan dilakukan apabila yang bersangkutan tidak melaksanakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) kali audit Sistem Manajemen K3 sesuai dengan tingkatannya atau tidak mengikuti pengembangan kemampuan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) jam dalam waktu 2 (dua) tahun. e. Pencabutan penunjukan : Keputusan penunjukan Auditor Sistem Manajemen K3 dicabut apabila yang bersangkutan terbukti : 1) Tidak memenuhi peraturan perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja; 2) Melakukan kesalahan dan kecerobohan sehingga menimbulkan keadaan berbahaya ; 8

3) Dengan sengaja atau karena kehilafannya menyebabkan terbukanya rahasia suatu perusahaan / instansi yang karena jabatannya wajib untuk dirahasiakan ; 4) Apabila yang bersangkutan tidak melaksanakan sekurangkurangnya 10 (sepuluh) kali audit Sistem Manajemen K3 sesuai dengan tingkatannya dan tidak mengikuti pengembangan kemampuan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) jam dalam waktu 2 (dua) tahun ; 5) Tidak memenuhi kewajiban-kewajiban yang di persyaratkan dalam peraturan ini. D. PERPANJANGAN PENUNJUKAN 1. Untuk mendapatkan keputusan penunjukan perpanjangan pengurus atau pengusaha tempat kerja atau Pimpinan Badan Audit harus mengajukan permohonan perpanjangan secara tertulis kepada Menteri dengan melampirkan : a. Salinan keputusan penunjukan auditor Sistem Manajemen K3 ; b. Laporan kegiatan selama 2 (dua) tahun terakhir. 2. Keputusan penunjukan perpanjangan auditor dikeluarkan setelah dilakukan evaluasi oleh Direktur. 3. Evaluasi dilakukan meliputi pelaksanaan audit, pengembangan kemampuan dan keterampilan teknis. 4. Berdasarkan hasil evaluasi Menteri dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak diterimanya permohonan perpanjangan, ditetapkan persetujuan atau penolakan perpanjangan. E. PENUTUP Pedoman ini dapat dipergunakan sebagai standar pelatihan dan penunjukan auditor Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan apabila ada hal-hal yang belum jelas atau belum cukup diatur akan ditetapkan lebih lanjut. DITETAPKAN DI : J A K A R T A. PADA TANGGAL : 17 Mei 2006 DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN Cap/TTD M.S.M Simanihuruk, SH, MM Nip. 130 353 033 9