DESIGN INTERFACE PADA AT89S52 8k Byte In-System Programmable 8bit Mikrokontroler

dokumen-dokumen yang mirip
PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

Gambar Komunikasi serial dengan komputer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

ALAT PENGUKUR PANJANG DAN TINGGI BARANG HASIL PRODUKSI SECARA KONTINYU

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

MIKROKONTROLER AT89S52

PENGATURAN SAKELAR PADA ACARA CEPAT TEPAT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C2051

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

Bab III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Keras (Hardware)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL. 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya bahasan maka perlu adanya batasan-batasan masalah yang meliputi :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Dan Tujuan

Transkripsi:

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 DESIGN INTERFACE PADA AT89S52 8k Byte In-System Programmable 8bit Mikrokontroler I. FITUR UTAMA Perancangan interface terkait dengan fasilitas port yand ada pada mikrokontroler. AT89S52 memiliki fasilitas : a. 4 paralel port dua arah (input/output) yaitu P0, P1, P2 dan P3 masing-masing 8 bit yang bisa diakses secara byte maupun bit. b. 1 serial port dengan standart USART (Universal Synchronous-Asynchronous Recever-Transmitter) yang beroperasi secara full-duplex. Serial port mempunyai saluran RXD dan TXD. c. 3 timer/counter T0, T1 dan T2 dengan berbagai mode operasi. d. 8 sumber interupsi: 2 sumber eksternal RST, INT0, INT1 dan 5 sumber interupsi internal: 2 karena receive dan transmit UART, 3 timer/counter overflow. e. Mendukung memori program eksternal hingga 64KB f. Mendukung memori data eksternal hingga 64KB. I. PORT PARALEL P0, P1, P2 dan P3 mempunyai rangkaian internal seperti gambar di bawah. Port 0 tidak dilengkapi dengan resistor pull-up internal sedang port-port lainnya telang dilengkapi dengan resistor pull-up internal. Adanya resistor pull-up ini, setiap bit di masing-masing port bisa mengeluarkan arus, walaupun sangat kecil kecil, ketika port diberikan logika tinggi. Semua bit di masing-masing port bisa menarik arus cukup besar ketika port diberi logika rendah. Khusus port 0, setiap bit harus ditambahkan resistor pull-up eksternal sebesar 4k7 10k ohm. Tabel di bawah menjelaskan kemampuan setiap port untuk menarik arus maupun ketika mengeluarkan arus.

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 2 Logika 0 Logika 1 Logika 0 Logika 1 Port 0 20mA -800µA Port 2 10mA -50µA Port 1 10mA -50µA Port 3 10mA -50µA Kondisi ini membawa konsekuensi sebagai berikut: 1. Port paralel P0, P1, P2 dan P3 sebaiknya dibuat aktif logika rendah karena bisa menangani arus yang jauh lebih besar dibanding jika aktif pada logika tinggi. 2. Pada saat aktif logika rendah, port-port bisa langsung menghidupkan LED yang diseri dengan R = 330Ω. 3. Sebagai port input, data baru bisa dibaca masuk ke LATCH jika sebelumnya port diberi logika tinggi lebih dulu. Catatan: saat reset semua port akan diberi logika tinggi semua. Setiap output port yang aktif logika rendah bisa langsung menghidupkan LED, opto-transistor, driver transistor PNP, atau opto-triac seperti rangkaian gambar di bawah. Port bisa langsung menghidupkan LED, display 7 segment, atau LED pada opto-coupler. Cara menghubungkan ke optocoupler transistor (4N35, TIL111) seperti rangkaian ke-2 sering dipakai jika ingin antara mikrokontroler dengan aktuator terisolasi secara listrik. Alasan lain menggunakan opto-transistor adalah karena bagian aktuator memakai tegangan kerja yang jauh lebih besar dari 5V. Diperlukan interface/driver transistor PNP (BD140) seperti rangkaian ke-3 jika beban yang digerakkan memerlukan arus dan tegangan kerja yang lebih besar. Beban yang bisa digerakkan oleh transistor misalnya: speaker, relay, lampu DC, motor-motor DC kecil, motor stepper kecil dll. Dibagian beban bisa diganti dengan rangkaian transistor lagi untuk menangani daya yang lebih besar.

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 3 Rangkaian ke-4 sering dipakai untuk interface dengan beban yang bekerja dengan listrik AC dengan opto-triac (MOC3021, MOC3041). Di bagian output bisa disambungkan ke TRIAC yang lebih besar untuk menangani daya yang lebih besar. Jika logika rendah dituliskan ke port maka LED dirangkaian 1, 2 dan 4 akan menyala karena port akan bertegangan 0V sehingga akan timbul arus dari +5V lewat LED lewat R 330 masuk ke port. Persamaannya menjadi: 5V V LED (=2V) I.R 0V = 0 atau I = 3V/330Ω = 9mA Perhatikan, 0V di persamaan ini karena tadi menganggap bahwa tegangan port adalah 0V. Dalam praktek tegangan port akan sedikit lebih tinggai, misal 0.1V, sehingga arus yang muncul sedkit lebih kecil. Dirangkaian ke-3, jika port diberi logika rendah transistor akan menghantarkan arus lewat beban (keadaan ON). Hal ini karena, misal beban berupa motor DC 5V dengan resistansi 60Ω dan transistor BD140 dengan hfe = 50, akan muncul arus basis dari 5V lewat motor kaki EB transistor lewat R 330 masuk ke port. Karena terjadi arus basis maka akan muncul arus kolektor yang besarnya, I C = hfe x I B dan arus I E = I B + I C = I B + hfe.i B = I B (hfe + 1). 5V I E.R MOTOR V EB I B.R 330 0V = 0 5V I B (50+1)(60Ω) 0.7V I B.330 = 0 I B = 1.27mA sehingga I C = 63.4mA Jika port diberi logika 1 maka tegangan port adalah 5V sehingga LED atau transistor di rangkaian atas akan mati. Hal ini karena tidak akan muncul arus yang lewat LED maupun arus I B. Port Aktif Logika Tinggi Adakalanya dalam pengendalian diinginkan agar port aktif pada logika tinggi. Untuk ini rangkaian interface yang sering digunakan adalah seperti gambar dibawah. Rangkaian ke-1 menggunakan transistor MOSFET tipe N misalnya IRF540. Transistor ini mampu mengalirkan arus hingga 15A dengan tegangan hingga 60V. Kelebihan lain dari mosfet adalah resistansi ON yang ekstra rendah (R ON < 0.05Ω). Kelebihan ini membuat Mosfet sangat cocok untuk berbagai kendali aktuator, kendali motor dengan PWM, motor steper, servo motor dll. Dengan mosfet tidak membutuhkan penyerap panas yang besar seperti halnya transistor bipolar. Kekurangan dari mosfet adalah pada harga yang mahal.

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 4 Rangkaian kedua menggunakan IC yang berisi transistor darlington seperti ULN2003 atau ULN2803. IC ULN2803 misalnya berisi 8 transistor darlington yang masing-masing bisa mengalirkan arus hingga 500mA pada tegangan hingga 50V. Masing-masing transistor darlington bisa diparalel agar bisa menangani arus yang lebih besar. Pada interface mode ini, jika diberikan logika 1 pada port, transistor akan ON dan arus bisa lewat ke beban yang menjadi hidup. Dan jika logika 0 diberikan ke port maka transistor akan OFF demikian juga beban akan mati. Pengguna harap hati-hati, karena semua port AT89S52 akan diisi logika 1 pada saat reset sehingga dengan software segera mematikan port dengan memberi logika 0 ke port. Jika tidak dilakukan, setelah reset semua peralatan yang aktif logika tinggi akan menyala dan bisa berbahaya. Model interface seperti ini cocok untuk mengendalikan beban dengan arus yang relatif besar (>100mA hingga 10A) pada tegangan yang relatif besar (<50V). Interface ini bisa untuk beban seperti motor DC, motor stepper, solenoid dll. Interface Tidak Benar Rangkaian ke-1 tidak benar karena menghubungkan LED langsung dari 5V ke port. Kesalahannya adalah ketika port diberi logika 0, maka seharusnya port akan bertegangan 0V. Tetapi karena tegangan drop LED ketika menyala hanya 2V, maka sekarang masih ada tegangan 3V yang harus dihilangkan. Rangkaian ini bisa merusak LED maupun merusak circuit internal di port. Rangkaian ke-2 tidak benar karena kita mencoba menyalakan LED dengan aktif logika tinggi. Saat port diberi logika tinggi, kita berharap LED akan menyala, tetapi tidak menyala. Ingat saat diberi logika tinggi, port AT89S52 hanya bisa mengalirkan arus keluar sebesar 50µA yang tidak cukup untuk menyalakan LED. Rangkaian ke-3 salah karena saat port diberi logika tinggi berharap transistor akan OFF, tetapi tidak. Saat port diberi logika tinggi, tegangan port adalah 5V, sedangkan tegangan rangkaian transistor adalah 15V, sehingga masih akan terjadi arus I B yang akan memunculkan arus I C, jadi transistor selalu ON.

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 5 Instruksi Assembler Port P0, P1, P2 dan P3 bisa diakses secara paralel maupun secara bit per bit. Secara paralel berarti ke delapan jalur port (bit7 hingga bit0) ditulisi atau dibaca secara bersamaan. Sedangkan secara bit berarti masing-masing bit dalam port bisa ditulisi atau dibaca sendiri-sendiri. Instruksi assembler untuk akses secara paralel misalnya: Mov P0,#11101110b ;mengaktifkan P0.4 dan P0.0 sedang lainnya mati Mov P0,27h ; Mov P0,R0 ; Mov P0,@R0 ; Mov A,P1 ;membaca dari port 1 dan hasilnya disimpan di A Mov R1,P2 Catatan: untuk bisa membaca port dengan benar, sebelum instruksi baca sebaiknya port diberi logika satu dulu. Instruksi assembler untuk akses secara bit per bit misalnya: Setb P0.4 ;membuat P0.4 = 1 dan yang lain tidak diubah Clr P1.2 ;membuat P1.2 = 0 dan yang lain tidak diubah Cpl P2.7 ;membuat complement P2.7 sebelumnya Instruksi berikut membaca status port tanpa menyimpan hasilnya (test) Jb P2.0,bacaswitch Jnb P3.3,switchoff Hubungan Paralel Port dengan Chip lain Port AT89S52 bisa langsung dihubungkan dengan IC-IC lain dengan standard TTL (Transistor- Transistor Logic) yaitu standar 0V dan 5V. Jenis IC TTL ada banyak sekali misalnya seri 74xxx, 74Sxxx, 74LSxxx, 74ASxxx, 74HCxxx, 74HCTxxx dan IC TTL lain. Bagian output AT89S52 port 1, port 2 dan port 3 masing-masing telah dilengkapi dengan internal resistor pull-up sehingga langsung bisa dihubungkan dengan IC-IC TTL lain. Sedang untuk output AT89S52 port 0 harus ditambahkan resistor pull-up eksternal seperti rangkaian di bawah ini: II. PORT SERIAL AT89S52 mempunyai port serial dengan standard USART (Universal Synchronous/ Asynchronous Receiver Transmitter). Port serial berguna untuk saling menukar data antara dua mikrokontroler atau antara mikrokontroler dengan komputer. Data dikirim dan bisa diterima hanya dengan 3 sambungan kabel yaitu kabel RxD, TxD dan GND (ground). Terdapat beberapa standar komunikasi serial seperti ini: 1. Standard level TTL 2. Standard RS232 3. Standard RS485 4. Standard RS422 III.