Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Pre-Eklampsia Berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Relationship between Gestational Age and Incident of Macrosomia

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

Syifa Aulia L. dkk., Hubungan usia ibu, graviditas, riwayat pre-eklampsia berat di RSUD

Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil terhadap Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman

Karakteristik pasien dengan preeklampsia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PRE EKLAMPSIA DI RSUD SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat,

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

Dini Dwi Jayani dan Bambang Kuntarto/ Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Preeklamsi/1-11

FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS IMMINENS

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI PERAWATAN ANTENATAL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT DI RSUP Dr. KARIADI TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRE-EKLAMSIA PADAHAMIL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT TINGKAT II ISKANDAR MUDA BANDA ACEH TAHUN 2014

HUBUNGAN KEHAMILAN GEMELI DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2014

Karakteristik Pasien Preeklampsia dan Eklampsia di RSUD dr. T.C. Hillers Maumere Periode Januari Juni 2016

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Hubungan Kadar Albumin Serum dengan Morbiditas dan Mortalitas Maternal Pasien Preeklampsia Berat dan Eklampsia di RSUP Dr. M.

Unnes Journal of Public Health

PENGARUH USIA KEHAMILAN TERHADAP RISIKO PRE EKLAMSI EKLAMSI PADA KEHAMILAN

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat,

KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI BLU RSUP PROF DR. R.D. KANDOU MANADO TAHUN 2012

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

Hubungan Perdarahan Postpartum dengan Paritas di RSUP Dr. M. Djamil Periode 1 Januari Desember 2012

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAPONGAN KABUPATEN SITUBONDO

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin di Ruangan Camar II RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2014

HUBUNGAN USIA. Oleh: J DOKTER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

DETERMINAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ARTIKEL APRILIA MEGAWATI NIM A010

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

HUBUNGAN TEKANAN DARAH DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN EKLAMPSIA DI RUANG BERSALIN RSUP NTB TAHUN Oleh :

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEYER I KABUPATEN GROBOGAN

I KOMANG AGUS SETIAWAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSI DAN EKLAMPSI DI RSUP HAJI ADAM MALIK TAHUN 2013 SAMPAI 2014

Faktor Resiko Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan. The Risk Factors Of Hypertension in Pregnancy PENDAHULUAN

KELUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA KASUS-KASUS PREEKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2012

Hubungan Status Gravida dan Usia Ibu terhadap Kejadian Preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun

Jurnal Kebidanan 09 (02) Jurnal Kebidanan http : /

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO PERDARAHAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN IBU AKIBAT PRE EKLAMSI/EKLAMSI DI RSUD INDRAMAYU TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN DENGAN TINDAKAN VAKUM EKSTRAKSI DI RSUD BANYUMAS

HUBUNGAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMADIYAH YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Usia dan Paritas dengan Kejadian Preeklampsia Berat di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

FAKTOR RISIKO PARITAS TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMPSIA- EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN Fitri Nur Hidayah *, Sujiyatini **, Nur Djanah ***

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013

SURVEY ANALISI KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NAMBANGAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

HUBUNGAN USIA, GRAVIDA, DAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN PREEKLAMSIA DI RSUD WONOSARI TAHUN 2015

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

ANALISIS FAKTOR RESIKO YANG TERJADINYA PRE EKLAMPSI BERAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran preterm, dan intrauterine growth restriction (IUGR) (Sibai, 2005;

BAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas

Hubungan Riwayat Hipertensi, Diabetes Melitus, dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Preeklampsi pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Umum Sumedang

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

setiap tahun satu tiap 4 menit. Pendahuluan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum merupakan kunci bagi kesehatan

Karakteristik Penderita Preeklamsi dan Eklamsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Toksoplasma pada Ibu Hamil di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun

Prevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang

PROFIL PERSALINAN KEHAMILAN KEMBAR DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2011

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT

Gambaran kematian maternal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 1 Januari Desember 2015

Transkripsi:

556 Artikel Penelitian Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Pre-Eklampsia Berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang Nurulia Muthi Karima 1, Rizanda Machmud 2, Yusrawati 3 Abstrak Pre-eklampsia Berat (PEB) masih merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu apabila tidak ditangani secara adekuat. Ada banyak hal yang mempengaruhi terjadinya PEB, beberapa diantaranya adalah usia ibu, paritas, usia kehamilan, jumlah janin, jumlah kunjungan ANC, dan riwayat hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan pre-eklampsia berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini menggunakan rancangan case-control study dengan metode analitik observasional. Pengumpulan data dilakukan pada Januari 2013 dengan menggunakan data sekunder, yakni data rekam medik ibu melahirkan dengan pre-eklampsia berat dan tanpa pre-eklampsia di bagian obstetrik dan ginekologi RSUP Dr. M. Djamil, periode 1 Januari 2010 31 Desember 2011. Dari 148 data sampel didapatkan angka distribusi pada variabel riwayat hipertensi yang hanya didapatkan pada ibu dengan PEB. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh hasil tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor risiko (usia ibu, paritas, usia kehamilan, jumlah janin, jumlah kunjungan ANC) dengan masing-masing nilai p > 0,05. Analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik didapatkan bahwa usia ibu > 35 tahun merupakan faktor risiko terhadap kejadian PEB dengan nilai p = 0,034. Jadi, usia ibu > 35 tahun dan riwayat hipertensi memiliki hubungan terhadap kejadian pre-eklampsia berat. Kata kunci: pre-eklampsia berat, faktor risiko, hipertensi Abstract Severe Pre-eclampsia is one of the contributors of maternal morbidity and mortality if not getting an adequate treatment. There are many things that affect it, such as maternal age, parity, gestational age, number of fetuses, the number of ANC visits, and history of hypertension. The objective of this study was to determine relationship between the risk factors and the incidence of severe pre-eclampsia The design of this research is case-control study with observational analytic methods. The data was collected in January 2013 by using secondary data, maternal medical record data with severe pre-eclampsia and without pre-eclampsia of the obstetrics and gynecology department Dr. M. Djamil, period 1 January 2010-31 December 2011. From 148 samples obtained figures the variable history of hypertension which is only found in women with severe pre-eclampsia. The results of the bivariate analysis using chi square test results obtained there was no significant relationship between risk factors (maternal age, parity, gestational age, number of fetuses, the number of ANC visits) with each p value > 0.05. While the results of the multivariate analysis using logistic regression found that maternal age> 35 years was a risk factor for the incidence of severe preeclampsia with p = 0.034. Maternal age > 35 years and history of hypertension had a relationship to the incidence of severe pre-eclampsia. Keywords: severe pre-eclampsia, risk factor, hypertension Affiliasi penulis: 1. Pendidikan Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian IKM FK UNAND 3. Bagian Kebidanan FK UNAND/RSUP Dr. M. Djamil Padang Korespondensi: Nurulia Muthi Karima, E-mail : nuruliamk@gmail.com, Telp: 085220816300 PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih perlu dibenahi dan mendapat perhatian khusus di Indonesia.

557 Penurunan angka kematian ibu telah cukup signifikan dari tahun1994 hingga tahun 2007, tetapi AKI di Indonesia tetap menjadi nomor satu di Asia. Salah satu penyebab kematian dari ibu melahirkan adalah pre-eklampsia berat (PEB) yang berlanjut menjadi eklampsia bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat. 1 Pre-eklampsia merupakan suatu sindrom spesifik pada kehamilan. Pre-eklampsia adalah keadaan dimana terjadinya hipoperfusi ke organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan edema. 2 Penyebab terjadinya pre-eklampsia hingga saat ini belum diketahui. Ada banyak spekulasi mengenai penyebab terjadi pre-eklampsia sehingga disebut penyakit teori. Banyak teori yang diungkapkan para ahli tetapi tiga hipotesis yang saat ini menempati penyelidikan utama, yaitu faktor imunologi, sindroma prostaglandin dan iskemia uteroplasenta. 3,4 Pre-eklampsia berat pada ibu hamil tidak terjadi dengan sendirinya. Ada banyak faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian pre-eklampsia berat seperti: usia ibu, paritas, usia kehamilan, jumlah janin, jumlah kunjungan ANC dan riwayat hipertensi. 5 Dasar patofisiologi pre-eklampsia-eklampsia adalah vasospasme. Vasospasme akan mengakibatkan resistensi aliran darah dan menyebabkan hipertensi arterial. Angiotensin II juga akan menyebabkan sel endotel berkontraksi. Semua perubahan ini akan menyebabkan sel endotel menjadi rusak dan terjadinya kebocoran celah di antara sel-sel endotel. Perubahan ini juga bersamaan dengan hipoksia vaskular jaringan di sekitarnya yang diduga dapat menyebabkan perdarahan, nekrosis dan kerusakan end-organ lainnya. 2,4 Pre-eklampsia merupakan gangguan kehamilan akut yang dapat terjadi saat ante, intra, bahkan postpartum. Gambaran klinik dari masingmasing individual berbeda. Manifestasi klinik yang paling penting sebagai tanda dari pre-eklampsia adalah proteinuria, hipertensi, dan edema. Secara teoritik, urutan gejala tersebut adalah edema, hipertensi dan proteinuria. 2,5 Diagnosis pre-eklampsia berat ditegakkan dengan kriteria minimum, yaitu tekanan darah 140/90 mmhg setelah gestasi lebih dari 20 minggu dan proteinuria 300 mg/24 jam atau +1 pada dipstick. 2,5,6 Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor risiko pre-eklampsia berat, Rozikhan pada tahun 2007 mendapatkan bahwa paritas dan riwayat hipertensi memiliki hubungan terhadap kejadian preeklampsia berat. 7 Penelitian Aghamohammadi dan Nooritajeer pada tahun 2011 didapatkan usia ibu > 35 tahun memiliki hubungan terhadap kejadian preeklampsia berat. 8 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan pre-eklampsia berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang. METODE Penelitian dilakukan di Sub.bagian Rekam Medik (Medical Record) RSUP Dr. M. Djamil Padang selama September 2012 Januari 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 74 kasus dan 74 kontrol. Subjek adalah ibu melahirkan dengan preeklampsia berat yang dirawat atau pernah dirawat dan tanpa pre-eklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi. Teknik pengambilan sampel dalam adalah dengan cara simple random sampling. Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi dan dianalisis secara deskriptif, bivariat dengan uji chisquare dengan tingkat pemaknaan p < 0,05, dan multivariat dengan uji regresi logistik dengan tingkat pemaknaan p < 0,05. HASIL a. Karakterisitik subjek penelitian Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa berdasarkan usia ibu, paritas, usia kehamilan, jumlah janin dan jumlah kunjungan ANC antara ibu dengan PEB dan ibu tanpa PEB didapatkan angka distribusi yang hampir sama, kecuali pada variabel riwayat hipertensi yang hanya didapatkan pada ibu dengan PEB.

558 Tabel 1. Distribusi frekuensi subjek penelitian menurut karakteristik Karakteristik PEB Tanpa PEB Total N % N % N % Usia Ibu <20 2 2,7 1 1,4 3 2,1 20-35 49 66,2 61 82,4 110 74,3 >35 23 31 12 16,2 35 23,6 Paritas Primigravida 22 29,8 29 39,2 51 34,5 Multigravida 52 70,2 45 60,8 97 65,5 Usia Kehamilan 20-36 26 35,2 8 10,8 33 23 37 48 64,8 66 89,2 115 77 Jumlah Janin Tunggal 70 94,6 72 97,2 142 95,9 Gamelli 4 5,4 2 2,8 6 4,1 Jumlah <4 22 29,8 12 16,2 34 23 Kunjungan ANC 4 52 70,2 62 83,8 114 77 Riwayat Ya 11 14,8 0 0 11 7,4 Hipertensi Tidak 63 85,2 74 100 137 92,6 b. Analisis multivariat Tabel 2. Hasil analisis multivariat uji regresi logistik pada variabel usia ibu, paritas, jumlah janin, dan jumlah kunjungan ANC PEB Variabel Ya Tidak p 95%CI N % N % Usia Ibu <20 tahun 2 2,7 1 1,4 0,378 2,996 (0,262-34,287) 20-35 tahun 49 66,2 61 82,4 1 >35 tahun 23 31 12 16,2 0,034 2,386 (1,069-5,326) Paritas Primigravida 22 29,8 29 39,2 0,721 0,872 (0,410-1,852) Multigravida 52 70,2 45 60,8 1 Jumlah Janin Gemeli 4 5,4 2 2,8 0,316 2,649 (0,422-14,431) Tunggal 70 94,6 72 97,2 1 Jumlah Kunjungan ANC <4 22 29,8 12 16,2 0,051 2,237 (0,996-5,022) 4 52 70,2 62 83,8 1 Berdasarkan Tabel 2, didapatkan variabel dengan nilai p > 0,05 adalah variabel usia ibu < 20 tahun, variabel paritas, variabel jumlah janin, dan variabel jumlah kunjungan ANC. PEMBAHASAN Pada Tabel 1 terlihat hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square dapat dilihat bahwa untuk usia ibu didapatkan nilai p = 0,186 (dimana nilai p yang dianggap bermakna adalah < 0,05), yang artinya tidak ada hubungan secara signifikan antara usia ibu dengan kejadian PEB. Maknanya, kejadian PEB dapat terjadi pada berbagai kategori usia ibu. Ibu dengan usia< 20 tahun atau > 35 tahun dianggap sebagai salah satu risiko untuk mengalami pre-eklampsia berat. Usia produktif seorang wanita adalah 20 35 tahun. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rozikhan pada tahun 2007, didapatkan hasil bahwa ibu dengan usia < 20 tahun memiliki hubungan terhadap kejadian PEB (nilai p = 0,047). 7 Penelitian Aghamohammadi dan Nooritajer pada tahun 2011, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan usia ibu > 35 tahun terhadap kejadian PEB. 8 Hasil penelitian Langelo et al pada tahun 2012 menunjukkan bahwa usia ibu dengan

559 risiko tinggi memilki pengaruh terhadap kejadian PEB. 9 Penelitian yani pada tahun 2011 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian PEB. 10 Hasil analisis untuk paritas didapatkan nilai peluang Odd Ratio (OR) dengan Confidence Interval 95% sebesar 1,318 yang artinya ibu primigravida memiliki peluang sebesar 1,318 kali lebih besar mengalami PEB dibanding dengan ibu multigravida. Hasil uji chi-square didapatkan nilai p = 0,1, yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian PEB. Maknanya, kejadian PEB dapat terjadi pada paritas primigravida maupun multigravida. Ibu dengan paritas nol atau disebut juga dengan primigravida dianggap sebagai salah satu risiko lebih besar untuk mengalami pre-eklampsia berat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rozikhan pada tahun 2007, didapatkan bahwa paritas memiliki hubungan terhadap kejadian PEB. 7 Penelitian yang dilakukan oleh Langelo et al pada tahun 2012 membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian PEB. 9 Penelitian yang dilakukan oleh Yani pada tahun 2011 didapatkan bahwa paritas memiliki hubungan terhadap kejadian PEB. 10 Hasil analisis untuk usia kehamilan dapat dilihat bahwa didapatkan nilai peluang Odd Ratio (OR) dengan Confidence Interval 95% sebesar 1,375 yang artinya ibu dengan usia kehamilan 37 minggu memiliki peluang sebesar 1,375 kali lebih besar mengalami PEB dibanding ibu dengan usia kehamilan 20-36 minggu. Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p = 0,298, yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan kejadian PEB. Maknanya, kejadian PEB dapat terjadi pada semua kategori usia kehamilan di atas 20 minggu. Pre-eklampsia berat terjadi pada usia kehamilan 20 minggu. Berdasarkan penelitian Dina tahun 2002, dari 100 sampel yang ada, didapatkan 69,2% PEB terjadi pada usia kehamilan 37 40 minggu. 11 Hasil penelitian ini didapatkan 48 dari 114 orang ibu dengan usia kehamilan 34 minggu mengalami PEB dan didapatkan nilai p = 0,289, yang artinya usia kehamilan tidak mempengaruhi kejadian PEB. Hasil analisis untuk jumlah kunjungan ANC dapat dilihat bahwa didapatkan nilai peluang Odd Ratio (OR) dengan Confidence Interval 95% sebesar 0,545 yang artinya ibu dengan jumlah kunjungan ANC <4 kali memiliki peluang sebesar 0,545 kali lebih besar mengalami PEB dibanding ibu dengan jumlah kunjungan ANC 4 kali. Hasil uji chi-square didapatkan nilai p = 0,161, yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah kunjungan ANC dengan kejadian PEB. Maknanya, kejadian PEB tidak dipengaruhi oleh jumlah kunjungan ANC. Kunjungan ANC (Ante Natal Care) merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan awal dari pre-eklampsia berat. Data atau informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan antara hipertensi kronis dengan pre-eklampsia. 12 Penelitian yang dilakukan Rozikhan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jumlah kunjungan ANC terhadap PEB. 7 Namun dari penelitian Langelo et al pada tahun 2011 membuktikan bahwa terdapat hubungan antara jumlah kunjungan ANC dengan kejadian PEB. 9 Hasil analisis untuk jumlah janin dapat dilihat bahwa didapatkan nilai peluang Odd Ratio (OR) dengan Confidence Interval 95% sebesar 0,500 yang artinya ibu dengan janin lebih dari 1 (gemeli) memiliki peluang sebesar 0,500 kali lebih besar mengalami PEB dibanding ibu dengan janin tunggal. Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p = 0,069 yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah janin dengan kejadian PEB. Maknanya, kejadian PEB tidak dipengaruhi oleh jumlah janin. Diperkirakan bahwa kehamilan gemeli memiliki kontribusi untuk terjadinya pre-eklampsia berat. Salah satu keadaan klinis yang mengarah ke kehamilan multipel yaitu pre-eklampsia-eklampsia. 13 Beberapa respon fisiologis ibu yang normal terhadap kehamilan diperburuk oleh adanya janin ganda. Dimana beratnya rahim dapat menyebabkan kompresi lebih jauh pada pembuluh yang besar, yang mengakibatkan pengurangan aliran darah rahim lebih banyak akibat kompresi aorta, hipotensi supinasi, ataupun keduanya. Pada keadaan seperti ini, edema dan proteinuria sering ditemukan. 14 Hasil penelitian Rozikhan pada

560 tahun 2007 didapatkan nilai p = 0,651 yang membuktikan tidak terdapat hubungan jumlah janin terhadap kejadian PEB. 7 Hasil analisis untuk riwayat hipertensi didapatkan jumlah keseluruhan ibu yang memiliki riwayat hipertensi menderita PEB. Data yang didapatkan bahwa tidak terdapat ibu dengan riwayat hipertensi mengalami PEB. Sehingga, tidak dapat dilakukan uji chi-square. Jadi, dapat dikatakan bahwa ibu yang tidak mengalami PEB memang tidak memiliki riwayat hipertensi. Kehamilan ibu dengan riwayat hipertensi sebelum hamil pada umumnya berlangsung normal. Pada penelitian Rozikhan tahun 2007 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat hipertensi terhadap kejadian PEB. 7 Penelitian Amirah pada tahun 2010 didapatkan 16,7% dari 35 sampel yang memiliki riwayat hipertensi. 15 Untuk pemilihan variabel kandidat multivariat dipilih dari variabel yang telah dianalisis bivariat dengan uji chi-square dan mendapatkan hasil nilai p < 0,25. Dari enam variabel tersebut didapatkan empat variabel yang memenuhi persyaratan tersebut yaitu usia ibu (p = 0,186), paritas (p = 0,1), jumlah janin (p = 0,69), jumlah kunjungan ANC (p = 0,161). Dari hasil di atas, didapatkan variabel dengan nilai p > 0,05 adalah variabel usia ibu < 20 tahun, variabel paritas, variabel jumlah janin, dan variabel jumlah kunjungan ANC. Artinya, variabel tersebut tidak memiliki makna karena tidak memenuhi nilai p < 0,05. Satu-satunya variabel yang memenuhi nilai p < 0,05 adalah variabel usia ibu dengan nilai p = 0,034 dan nilai confidence interval 95% sebesar 2,386 (1,069-5,326). Artinya, variabel usia ibu > 35 tahun merupakan faktor risiko terjadinya PEB dengan kemungkinan kejadian 2,386 lebih besar dari ibu dengan usia 20-35 tahun. KESIMPULAN Variabel usia ibu > 35 tahun dan riwayat hipertensi merupakan faktor risiko terhadap kejadian PEB. DAFTAR PUSTAKA 1. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Angka kematian ibu melahirkan. Jakarta; 2007. 2. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Obstetri Williams, Edisi ke-21, Vol.1, Jakarta: EGC; 2006. 3. Pernoll ML. Gangguan hipertensi selama kehamilan. Dalam: Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC; 2009. 4. Brinkman III CR. Kelainan kehamilan hipertensif. Dalam. Dalam: Christina Y, editor (penyunting). Essensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi ke-2. Jakarta: Hipokrates; 200. hlm.179-91. 5. Angsar MD. Hipertensi dalam kehamilan. Dalam: Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editor (penyunting). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008. hlm.530 61. 6. Baziad A. Hipertensi, pre-eklampsia, dan preeklampsia berat. Dalam: Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S, editor (penyunting). Standar Pelayanan Medis Obstetri dan Ginekologi Perkumpulan Obgin dan Ginekologi Indonesia, Jakarta; 2006. 7. Rozikhan. Faktor-faktor risiko terjadinya preeklampsia berat di rumah sakit Dr. H. Soewondo Kendal (tesis). Semarang: Universitas Diponegoro; 2007. 8. Aghamohammadi A, Nooritajer M. Maternal age as a risk factor for pregnancy outcomes: maternal, fetal and neonatal complication. African Journal of Pharmacy and Pharmacology. 2011;5(2): 264-9. 9. Langelo W, Arsin AA, Russeng S. Faktor risiko kejadian preeklampsia Di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011-2012. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2012. 10. Yani IA. Hubungan antara usia dan paritas terhadap kejadian preeklampsia berat di ruang rawat inap lantai 2 gedung A Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta periode Juli Desember 2010 (skripsi). Jakarta: UPN Veteran Jakarta; 2011. 11. Dina S. Luaran ibu dan bayi pada penderita preeklampsia berat dengan ekalmpsia dengan atau tanpa sindroma HELLP (tesis). Medan: Universitas Sumatera Utara; 2002. 12. Adriaansz G. Asuhan antenatal. Dalam: Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editor

561 (penyunting). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008. Hlm. 283. 13. Benson RC, Pernoll ML. Kehamilan multipel. Dalam: Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC; 2009. 14. Shields JR, Medearis AL. Kehamilan ganda. Dalam: Christina Y, editor (penyunting). Essensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi ke - 2. Jakarta : Hipokrates; 2001. hlm. 268. 15. Amirah N. Karakteristik ibu penderitapreeklampsia berat dan eklampsia serta hubungannya dengan faktor risiko di RSUP H. Adam Malik, Medan Dalam Tahun 2008-2010. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2010.