BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

2016 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

MAKALAH STRATEGI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA. Oleh: Sriyono

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan dikaruniai oleh berbagai potensi yang perlu dikembangkan agar dapat meningkatkan kualitas kehidupannya secara optimal. Berbagai upaya dapat dilakukan manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, salah satu upaya yang strategis dalam mengembangkan potensi manusia adalah melalui proses pendidikan, karena melalui proses pendidikan manusia diberikan ruang untuk memperoleh seperangkat keilmuan sebagai bekal petunjuk dalam menjalani kehidupannya. Salah satu makna pendidikan diungkapkan oleh Muhammad Nuh, yaitu sebagai berikut: Secara falsafati bahwa pendidikan merupakan proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik agar menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta isi dan peradabannya. (Nuh, 2013, p. 31). Dengan merujuk pada makna di atas, maka melalui pendidikan terjadi proses transformasi berupa nilai-nilai kehidupan (keilmuan) untuk mengoptimalkan potensi manusia, sehingga individu memiliki kemampuankemampuan tertentu yang bermanfaat baik bagi dirinya, maupun bagi lingkungannya. Sejalan dengan makna pendidikan yang diuraikan diatas, ada keselarasan dengan makna dan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 2 dikatakan bahwa: Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

2 Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Selanjutnya dalam pasal 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan memperhatikan salah satu amanat Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional di atas, bahwa pendidikan yang harus dikembangkan adalah menyiapkan warga negara yang tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tuntutan perubahan zaman dapat dimaknai sebagai suatu keadaan yang siap menghadapi tantangan pada masa kini yang ditandai dengan perubahan dan perkembangan yang pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Era ini yang kita kenal dengan era globalisasi. Tidak dapat dipungkiri salah satu dampak dari globalisasi adalah terciptanya iklim kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam iklim kompetitif, dibutuhkan suatu kemampuan atau kompetensi warga negara baik yang bersifat sikap, keterampilan, maupun pengetahuan. Kompetensi warga negara yang dikembangkan dalam sistem pendidikan nasional diuraikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi Lulusan yang dimaksud adalah sebagai komponen penting dalam Kurikulum 2013, yang telah ditetapkan sebagai kurikulum baru yang secara bertahap telah diimplementasikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mulai tahun pelajaran 2013, sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 81A Tahun 2013 tentang Implementasi kurikulum 2013. Dalam Standar Kompetensi Lulusan pada jenjang Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan dijelaskan bahwa Kompetensi lulusannya

3 meliputi tiga dimensi, pertama: dimensi sikap, kualifikasi kemampuan lulusannya yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Kedua : dimensi keterampilan, kualifikasi kemampuan lulusannya yaitu memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Ketiga: dimensi pengetahuan, kualifikasi kemampuan lulusannya yaitu memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu unit pendidikan dalam sistem pendidikan nasional, memiliki peran dan tanggung jawab dan besar dalam menyiapkan warga negara yang siap menghadapi tantangan global, serta lulusannya yang memiliki kompetensi yang telah dirumuskan. Sesuai dengan Visi, Misi, dan tujuan SMK. Visi SMK yang dirumuskan oleh Direktorat Pembinaan SMK (PSMKN: 2010) yaitu terwujudnya SMK bertaraf internasional, menghasilkan tamatan yang memiliki jatidiri bangsa, mampu mengembangkan keunggulan lokal dan bersaing di pasar global. Lulusan SMK merupakan aset bagi keluarga, masyarakat, dan negara, karena tamatan SMK dapat mengisi lowongan kerja di dunia usaha atau industri, dan tamatan SMK juga dapat beraktivitas produksi melalui wirausaha. Dalam Pengembangan Industri Kreatif Berbasis SMK, Direktorat PSMK sebagaimana dikutip oleh Sadbuhy Endang, menjelaskan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang fungsinya menyiapkan tenaga kerja terampil cerdas, kreatif. Para lulusannya SMK disiapkan untuk tenaga yang siap pakai dan menjadi motor penggerak perekonomian nasional karena lulusan SMK merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sektor ekonomi, artinya bahwa lulusan SMK dapat diharapkan menjadi aset bangsa, yang dapat mendukung pengembangan ekonomi nasional. (Sadbudhy, 2002)

4 Untuk mewujudkan harapan tersebut di atas, maka siswa-siswa SMK perlu benar-benar dibekali dengan berbagai kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya dan sesuai pula dengan kebutuhan industri atau dunai kerja serta didukung pula oleh pembinaan sikap mental agar lulusan SMK tidak hanya terampil kemampuan keahlian kerjanya, tetapi juga didukung oleh karakterkarakter baik sebagai warga negara sehingga benar-benar SMK menyiapkan sumber daya manusia yang handal. Hal ini sejalan dengan yang tercantum dalam ketentuan Manajemen Berbasis Sekolah untuk SMK (Depdiknas: 35), bahwa pelanggan, dalam hal ini siswa dan pihak industri atau dunia usaha sebagai pemakai tamatan sekolah, harus ditempatkan sebagai pihak yang utama dan terutama berkepentingan dalam program pendidikan di sekolah. Hal ini berarti bahwa semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah ditujukan untuk meningkatkan mutu peserta didik dan untuk kepuasan pengguna tamatan sekolah yaitu dunia usaha/industri. Salah satu kenyataan yang ada, antara lain bahwa lulusan siswa SMK yang seharusnya dapat terserap di dunia kerja, menurut data dari Biro Pusat Statistik masih menunjukkan bahwa lulusan SMK menduduki pisisi tertinggi tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan, yaitu pada tahun 2013 sebesar 11,19% angka ini meningkat dari tahun 2012 yaitu 9,87% jumlah total pengangguan di Indonesia. Melihat kondisi seperti ini, tentu saja ada persoalan penting yang menjadi tantangan para lulusan SMK. Lulusan sebuah lembaga pendidikan kejuruan bukan semata siswanya telah menyelesaikan proses belajar di sekolah (output), tapi lebih dari itu lulusannya dapat terserap dengan layak di dunia industri (outcome). Sulit dipungkiri apabila suatu proses pendidikan telah diupayakan secara maksimal dari setiap komponen-komponen inputnya, maka outcome yang diperoleh dapat mencapai hasil yang diharapkan. Artinya apabila selama masa pendidikan di bangku SMK, sistem perencanaan dan pelaksanaan pengajarannya dilakukan dengan sungguh-sungguh maka diharapkan akan

5 menghasilkan lulusan SMK yang kompeten, sehingga ketika terserap di dunia kerja akan mampu menunjukkan prestasi kerja yang membanggakan. Terkait dengan tantangan kompetitif dunia kerja pada era globalisasi sebagaimana diuraikan pada awal tulisan ini, maka tantangan yang dihadapi oleh siswa SMK tidak sederhana, tidak hanya persoalan kompetensi keahlian yang menjadi tuntutan, tetapi juga bagaimana siswa SMK memiliki karakter individu yang tangguh untuk bisa mengembangkan potensi diri untuk mencapai prestasi diri sehingga dapat menjadi pribadi yang sukses. Dalam Pendidikan Karakter yang dikembangkan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia yaitu karakter menghargai prestasi, artinya sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi. Pengembangan prestasi diri lebih diarahkan pada upaya seorang pelajar untuk selalu berusahan membangun semangat meningkatkan prestasi yang lebih tinggi atau lebih baik. Untuk itu siswa SMK disamping perlu ditingkatkannya kompetensi keahlian juga perlu dibina dan dikembangkan nilai untuk berprestasi. Hal ini dapat meningkatkan kualitas diri, sehingga dapat memasuki kehidupannya baik dalam kehidupan sosial maupun dalam memasuki dunia kerja yang kompetitif di era globalisasi. Pembinaan nilai prestasi diri dapat dilakukan oleh semua unsur pendidikan di lingkungan SMK, baik melalui kegiatan intrakulikuler maupun kegiatan ekstrakulikuler. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu unsur mata pelajaran di tingkat persekolahan secara substantif dan pedagogis didisain untuk mengembangkan warga negara yang cerdas dan baik (good and smart) untuk semua jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Salah satu karakteristik penting dari mata pelajaran PKn ditandai dengan penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain yang bersifat afektif. Dengan demikian seorang warga negara pertama-tama perlu memiliki pengetahuan kewarganegaraan yang baik, terutama pengetahuan di bidang politik, hukum dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selanjutnya seorang

6 warga negara diharapkan memiliki keterampilan secara intelektual maupun secara partisipatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada akhirnya, pengetahuan dan keterampilannya tersebut dapat membentuk suatu watak atau karakter yang mapan, sehingga menjadi sikap dan kehidupan sehari-sehari. Watak, karakter, sikap atau kebiasaan hidup sehari-hari mencerminkan warga Negara yang baik. Sebagaimana diuraikan diatas, bahwa siswa SMK perlu terus dibina nilai prestasi diri. Prestasi diri yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi prestasi akademik dan prestasi non akademik. Prestasi akademik merupakakn pencapaian hasil belajar diperoleh melalui hasil pembelajaran kurikuler yang dapat mencakup tiga ranah yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan, dalam hal ini melalui pembelajaran dalam mata pelajaran PKn. Sedangkan prestasi non akademik merupakan hasil pembelajaran dari kegiatan pengembangan diri yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Dengan memperhatikan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang hal ini, dengan judul penelitian sebagai berikut: Pembinaan Nilai Prestasi Diri Dalam Mengembangkan Civic Disposition Pada Siswa SMK Negei 3 Kota Tangerang B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Upaya pembinaan prestasi akademik melalui pengajaran PKn belum didukung oleh rumusan perencanaan pembelajaran yang memadai, karena masih adanya keterbatasan pemahaman terhadap pembelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang harus mengembangkan secara proporsional kompetensi ranah afektif, pengetahuan, dan psikomotor. 2. Proses pembelajaran untuk membina nilai prestasi diri belum mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa. 3. Upaya pembinaan prestasi belum dilakukan secara terpadu antara kegiatan pembelajaran (kurikuler) dan kegiatan pengembangan diri (ektrakurikuler).

7 4. Adanya hambatan hambatan yang dirasakan dalam pembinaan prestasi siswa baik yang bersifat akademik maupun non akademik. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana nilai prestasi diri dibina dalam membentuk civic disposition pada siswa SMK Negeri 3 Kota Tangerang? Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini lebih difokuskan untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran PKn dalam membina nilai prestasi diri untuk mengembangkan civic disposition? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PKn dalam membina nilai prestasi diri untuk mengembangkan civic disposition? 3. Bagaimana proses pembinaan nilai prestasi diri yang dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan civic disposition? 4. Hambatan-hambatan apa yang dihadapi dalam membina nilai prestasi diri dan bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? D. Tujuan Penelitian Sebagaimana kita ketahui bahwasanya dengan memahami tujuan penelitian, maka dapat dipahami kearah mana penelitian ini akan dilakukan. Adapun yang menjadi tujuan utama yang ingin dicapai setelah penelitian ini selesai dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Dapat memberikan gambaran mengenai program perencanaan pembelajaran PKn untuk mengembangkan civic disposition? 2. Dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran PKn dalam mengembangkan civic disposition? 3. Dapat memberikan gambaran tentang pentingnya kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa dalam mengembangkan civic disposition. 4. Dapat mengetahui hambatan-hambatan dalam membina nilai ptrestasi diri, dan upaya penanggulangannya dalam mengembangkan civic disposition.

8 E. Manfaat Penelitian Peneliti mengharapkan penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaatnya sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Mengetahui tentang kontribusi Pendidikan kewarganegaraan dalam pembentukan watak kewarganegaraan (civic disposition) melalui pembinaan nilai prestasi diri di kalangan siswa SMK Negeri 3 Kota Tangerang. 2. Manfaat Praktis Keberhasilan penelitian ini diharapkan disamping memberikan manfaat teoritis juga memberikan manfaat praktis, adapun manfaat praktis dari penelitian ini diantaranya adalah: a. Terhadap peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai wahana untuk memperkaya khasanah keilmuan peneliti, dan yang lebih utama bermanfaat bagi peneliti untuk mengembangkan pembelajaran PKn baik dalam tahap perencanaan pembelajaran, maupun dalam implementasi pembelajaran PKn di sekolah. b. Bagi Sekolah Pasca Sarjana Prodi PKn, penelitian ini diharapkan memberi referensi kajian PKn untuk pengembangan pendidikan di lingkungan Sekolah Kejuruan. c. Terhadap Sekolah Menengah Kejuruan khususnya SMK Negeri 3 Kota Tangerang, penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih pemikiran dan masukan dalam mendukung terbentuknya karakter / watak siswa SMK yang sesuai dengan harapan dunia kerja dan masyarakat pada umumnya. d. Bagi siswa siswi SMK Negeri 3 Tangerang, penelitian ini sebagai upaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi mahasiswa mahasiswi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

9 F. Struktur Organisasi Tesis Struktur organisasi penulisan yang dikembangan dalam tesis ini terdiri dari lima bagian, yang terdiri dari (1) bab pendahuluan, (2) bab tinjauan pustaka, (3) metode penelitian, (4) hasil penelitian dan pembahasan, dan (5) kesimpulan dan saran. Pada bab pendahuluan secara rinci akan dideskripsikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, dan struktur organisasi penulisan tesis. Pada bab tinjauan pustaka berisikan tentang kajian teori dari fokus penelitian yaitu tentang kajian tentang nilai prestasi, kajian tentang Pendidikan Kewarganegaraan, kajian tentang civic disposition. Bagian akhir dari bab ini mendeskripsikan tentang paradigma penelitian. Pada bab metodologi penelitian yang meliputi Lokasi dan Subjek Penelitian, Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, keabsahan temuan penelitian, serta tahap-tahap pelaksanaan penelitian di lapangan. Pada bab tentang hasil dan pembahasan yang mencakup tentang gambaran umum obyek penelitian, deskripsi hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian. Pada bab terakhir merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan tesis ini dan n sekaligus memberikan rekomendasirekomendasi kepada pihak-pihak terkait.

10