PERILAKU KEHANCURAN GESER BALOK BETON BERTULANG AKIBAT PEMASANGAN CARBON FIBRE SHEET (CFS) DENGAN POLA PASANG MIRING DI SISI LUAR

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU GESER BALOK BETON BERTULANG (RC) DENGAN SERAT KARBON PADA BAGIAN LUAR SEBAGAI MATERIAL PERBAIKAN

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

METODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

PENGARUH PENGGUNAAN CARBON FIBER REINFORCED PLATE TERHADAP PERILAKU LENTUR STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG 1

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

Kapasitas Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polymer (Cfrp) Berlapis Banyak Terhadap Perkuatan Lentur Struktur Balok Beton Bertulang

PENGGUNAAN CARBON FIBER REINFORCED PLATE SEBAGAI BAHAN KOMPOSIT EKSTERNAL PADA STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

STUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER)


Letak Utilitas. Bukaan Pada Balok. Mengurangi tinggi bersih Lantai 11/7/2013. Metode Perencanaan Strut and Tie Model

PERILAKU RUNTUH BALOK BETON BERTULANG YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS GLASS FIBRE REINFORCED POLYMER (GFRP)

MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE

BAB I PENDAHULUAN. luar. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : kesalahan pada mix design,

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)

PENGGUNAAN CARBON FIBRE PADA STRUKTUR BETON BERDASARKAN PERANCANGAN DENGAN STRUT-AND-TIE MODEL

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

PEMANFAATAN BETON SERAT ANYAMAN KAWAT SEBAGAI PERKUATAN METODE PREPACKED CONCRETE PADA BALOK BETON BERTULANG (161S)

ANALISIS KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN CARBON FIBER WRAP

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

BAB III LANDASAN TEORI

KAPASITAS LENTUR DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG YANG DIPASANG CARBON WRAPPING

PENGARUH VARIASI LEBAR CFRP PADA BAGIAN TARIK TERHADAP DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG PASKA PERBAIKAN

Indonesia, Indonesia

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PERILAKU LENDUTAN DAN RETAK PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN TAMBAHAN SERAT BAJA

PENGARUH PEMASANGAN ANGKER UJUNG TERHADAP PERILAKU RUNTUH BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN LAPIS GFRP (Glass Fibre Reinforced Polymer)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PS BALL SEBAGAI PENGGANTI PASIR TERHADAP KUAT LENTUR BETON

INFLUENCE OF FLEXURAL STRENGTHENING WITH STEEL PLATE TO THE BEHAVIOR OF T-BEAM BRIDGE

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

ANALISA LENTUR DAN EKSPERIMENTAL PENAMBAHAN SERAT IJUK AREN

PERBAIKAN DAN PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER TIPE WOVEN ROVING

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

ANALISIS PERILAKU GESER BALOK KASTELLA MODIFIKASI KOMPOSIT Andina Prima Putri 1), Iman Satyarno 2) dan Suprapto Siswosukarto 3) 1)

STUDI EKSPERIMENTAL BALOK BETON BERTULANG BERSENGKANG TERTUTUP TEGAK DENGAN PENYAMBUNG KAIT DAN LAS

ANALISIS LENTUR DAN GESER BALOK PRACETAK DENGAN TULANGAN SENGKANG KHUSUS ABSTRAK

PENGARUH PANJANG DAERAH PEMASANGAN SHEAR CONNECTOR PADA BALOK KOMPOSIT TERHADAP KUAT LENTUR

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

PENGARUH RENDAMAN AIR LAUT TERHADAP KAPASITAS BALOK LENTUR BETON BERTULANG YANG DIPERKUAT GFRP-S

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Panjang Serat Kulit Bambu Terhadap Sifat Mekanik Beton

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U

Perkuatan Lentur Pelat Lantai Tampang Persegi dengan Penambahan Tulangan Tarik dan Komposit Mortar

Kinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis


DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

PENGARUH JUMLAH TULANGAN BAGI DAN ARAH SENGKANG PADA KEMAMPUAN GESER BALOK TINGGI

Analisis Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Tampang T Menggunakan. Response-2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BALOK BETON BERTULANGAN EKSTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA

KEKUATAN LENTUR BALOK DENGAN PERKUATAN GFRP AKIBAT RENDAMAN AIR LAUT SELAMA 2 TAHUN

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. LUSAS) menghasilkan simpulan sebagai berikut:

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA dan LENDUTAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK. William Trisina NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir.,M.Sc.

PERILAKU BALOK BETON SANDWICH DALAM MENERIMA BEBAN LENTUR TESIS MAGISTER OLEH FIRDAUS

BAB II STUDI PUSTAKA

PERILAKU GESER PADA DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK

SEMINAR NASIONAL TEKNIK FST-UNDANA TAHUN 2017 Hotel On The Rock, Kupang, November 2017

Received Date: 26 Mei 2017 Approved Date: 20 Juli 2017

DAKTILITAS KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN CFRP. Vera Agustriana Noorhidana. Eddy Purwanto

Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KINERJA HUBUNGAN BALOK KOLOM (HBK) DENGAN PEMBEBANAN STATIK (umur : 90 hari)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT ALAM TERHADAP KEKUATAN GESER BALOK BETON MUTU TINGGI

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

PERILAKU LENTUR BALOK BETON DENGAN PERKUATAN BAMBU PETUNG DAN PEREKAT BERBAHAN DASAR SEMEN (160S)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

PENINGKATAN DISIPASI ENERGI DAN DAKTILITAS PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG DIRETROFIT DENGAN CARBON FIBER JACKET

INFO TEKNIK Volume 14 No. 1 Juli 2013 (65-73)

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK

BAB III LANDASAN TEORI

Efektifitas Wire Rope Sebagai Perkuatan pada Daerah Momen Negatif Balok Beton Bertulang Tampang T

PERKUATAN STRUKTUR DENGAN CARBON FIBER REINFORCED POLYMER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

JURNAL TUGAS AKHIR PENGARUH RENDAMAN AIR LAUT TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK YANG DIPERKUAT DENGAN GFRP IVAN RANGAN D

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAJA 4D DRAMIX TERHADAP KUAT TEKAN, TARIK BELAH, DAN LENTUR PADA BETON

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

ANALISIS TEORITIS LAYER METHOD DAN EKSPERIMENTAL PERKUATAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TULANGAN LONGITUDINAL DENGAN SELIMUT MORTAR

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Terhadap Sifat Mekanis Beton Normal

PENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA)

Ika Bali 1,2* dan Sadikin 1. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen. S. Parman No.1, Jakarta 11440

SIMULASI LABORATORIUM PENGARUH RENDAMAN AIR LAUT TERHADAP KAPASITAS REKATAN GFRP-S PADA BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH SUDUT SENGKANG MIRING PADA BALOK PENDEK TERHADAP POLA RUNTUH

Suprapto, S.Pd.,M.T.

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT (SERAT KAWAT) PADA DAERAH TARIK BALOK BETON BERTULANG

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN VARIASI SENGKANG MIRING TERHADAP KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

Transkripsi:

Jurnal Teknologi, ol. 12, No. 2, Oktober 2012 : 62-68 ERILAKU KEHANCURAN GESER BALOK BETON BERTULANG AKIBAT EMASANGAN CARBON FIBRE SHEET () DENGAN OLA ASANG MIRING DI SISI LUAR Anwar*dan Yasril Jurusan Teknik Sipil oliteknik Negeri Lhokseumawe Jl. B. Aceh Medan Km 280 Buketrata, O Box 90, Lhokseumawe 24301 *E-mail: t.anwarabdurrahman@yahoo.com Abstract This study aimed to determine the effect of the use of carbon fiber sheet () with mounting patterns skewed pattern of shear behavior in reinforced concrete beams. Specimens were the object of this study is cross-sectional reinforced concrete beams measuring 20 cm x 30 cm x 200 cm with the addition of carbon fiber sheet slanting pattern on the outside. Beam specimen is 3 pieces divided into 3 types: type I specimens without reinforcement, type II specimen with reinforcement 2 strips with a strip width of 5 cm with mounting angle 90 o, and type III with reinforcement strip with a width of 2 strip with of 5 cm and the mounting angle 45 o. Shear testing is done by putting the beam on the second pedestal to pedestal 200 cm spacing were 2 pieces symmetrical concentrated loads to the distance between the weight 40 cm. The results showed the addition of can increase shear capacity. Increasing the capacity of shear reinforcement beam with 2 strips 2 strips angles 90 o and 45 o to the beam without carbon fiber reinforcement sheet is respectively 36.5% and 60.6%. In this study, the addition of to minimize deflection and increases the stiffness of the beam. Key words : Carbon fibre sheet, increased, shear strength, load, deflection. ENDAHULUAN Kerusakan akibat geser pada stuktur dapat ditimbulkan akibat beberapa hal, yaitu pemakaian material tidak memenuhi syarat seperti yang telah ditetapkan, terjadinya kesalahan pelaksanaan di lapangan, terlampauinya beban diluar dugaan perencanaan. [1,2]. Untuk mengatasi masalah tersebut Carbon Fiber Sheet () merupakan solusi paling efektif dalam meningkatkan atau mengembalikan kekuatan struktur, maka oleh sebab itu material ini menjadi objek yang menarik untuk diteliti mengingat tingginya biaya yang diperlukan untuk membangun sebuah bangunan baru. Carbon Fiber Sheet ini merupakan unsur polymer nonlogam yang memiliki sifat mekanik yang tahan lama dan bersifat ringan, sehingga ini juga sering dianggap sebagai material tulangan eksternal untuk beton bertulang [3,4]. Dalam penelitian ini direncanakan perkuatan balok beton bertulang dengan menggunakan Carbon Fiber Sheet () sebagai material tambahan guna memperkuat kapasitas geser pada balok. Material ini dipilih dengan beberapa alasan tertentu yaitu material ini lebih ringan dan mempunyai kuat tarik yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan baja dimana kuat tarik rata-rata ini mencapai 5 x kuat luluh baja. Metode perkuatan dengan menggunakan ini mudah dipasang bila dibandingkan dengan metode perkuatan lain seperti metode jacketing. METODE ada penelitian ini dilakukan berbagai tahapan penelitian, mulai dari persiapan benda uji, pengujian benda uji serta pengolahan data hasil pengujian. ersiapan benda uji meliputi data perencanaan balok, pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat, pemeriksaan kandungan bahan organik dalam agregat, pemeriksaan air untuk campuran beton, perencanaan campuran beton dan pengujian kuat tekan beton serta pengujian kuat tarik baja [5]. Data perencanaan balok dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: 62

erilaku Kehancuran Geser Balok Beton Bertulang (T. Anwar dan Yasril) Tabel 1: erencanaan Balok Uji MutuBeton (f'c) s Rencana c Rencana cfs encana lenturrencana TipeBalok Ma Ton Ton Ton Ton T-S 33.17 4.823 4.565 36.48 T-S1 32.83 4.823 4.565 15.16 36.48 T-S2 30.36 4.823 4.565 21.41 36.48 arameter yang diukur pada penelitian ini adalah lendutan (deflection), untuk menngukur lendutan/defleksi ini digunakan dial gauge, sedangkan untuk mengukur. a regangan digunakan strain gauge [6]. Alat yang digunakan untuk mengukur difleksi atau displacement adalah LDT (Linear ariable Displacement..Transuders. 8 mm 16 mm 300 mm 12.5 cm 15 cm 8 cm 200 mm 10 Strain Gauges Gambar 3.1 (a) pemasangan tulangan pada benda uji (S-1) 10 5 a 40 cm 80 cm 300 mm 90 5 cm 35 cm 15 cm 200 mm 200 cm Gambar 3.1 (b) pemasangan pada benda uji TS-1 a 40 cm 80 cm 10 cm 300 mm 50 cm 5 cm 200 cm Gambar 3.1 (c) pemasangan pada benda uji TS-2 200 mm Gambar 1 : Metode engujian Balok Benda uji yang dibuat berjumlah 3 buah balok beton bertulang dengan ukuran 20 cm x 30 cm x 200 cm, serta 15 buah selinder standar dengan tinggi 30 cm dan diameter 15 cm sebagai benda uji kontrol, penempatan benda uji seperti diperlihatkan pada Gambar 1. ariabel benda uji adalah penggunaan carbon fiber sheet. erencanaan benda uji selengkapnya diperlihatkan pada Tabel 2. 63

Jurnal Teknologi, ol. 12, No. 2, Oktober 2012 : 62-68 Tabel 2. erencanaan emasangan dan Sudut emasangannya Jumlah strip JarakSengkang Lebar per No Benda Uji RasioLuasTulanganLentur dansudut (cm) strip (cm) 1 S-1 0,030144 d/2 = 12,5 0 0 2 TS-1 0,030144 d/2 = 12,5 2 strip 90 0 5 3 TS-2 0,030144 d/2 = 12,5 2 strip 45 0 5 HASIL DAN EMBAHASAN Benda uji S-1, merupakan balok pembanding tanpa perkuatan. ada balok ini tidak diberi perkuatan sebagai bahan penguat, tetapi hanya untuk melakukan kontrol terhadap geser dan lentur yang akan terjadi. Hasilnya dapat dibandingkan dengan benda uji yang diperkuat. Balok ini diuji dengan beban bertahap dengan peningkatan beban tiap-tiap 1 ton. Setelah dilakukan pengujian didapatkan kondisi balok mengalami kegagalan geser pada beban 20 ton dan ditutup dengan kegagalan tekan geser (Shear Compresion Failure). Gambar 2. Foto Hasil engujian Balok S-1 memperlihatkan pola rekatnya ola retak yang terjadi adalah dimulai dengan adanya retak kecil pada daerah lentur dan retak ini terjadi pada pada beban 8 ton, karena daerah lentur diperkuat, retak beralih kedaerah geser pada beban 10 ton, kemudian retak geser terus menyebar sampai pada beban 18 ton. ada saat bersamaan retak juga terjadi pada daerah lentur dan beban geser terus naik hingga 23 ton sehingga daerah geser mengalami kegagalan yang disebabkan pecahnya blok tekan beton sehingga benda uji mengalami kegagalan tekan geser. Hasil pengujian balok S-1 diperlihatkan pada Gambar 2. Benda uji TS-1 merupakan balok yang diperkuat dengan menggunakan Carbon FiberSheet sebagai bahan penguat daerah geser, balok ini juga mengikuti penulangan balok S-1 tanpa perkuatan. Setelah, balok mengalami kehancuran geser dengan keruntuhan tekan geser (shear compression failure). ola retak yang terjadi dimulai dengan adanya retak kecil pada daerah lentur dan pada bentang geser pada beban 10 ton, kemudian beralih kedaerah lentur di tengah bentang pada beban mencapai 12 ton. Retak pada daerah lentur terus menyebar sesuai dengan penambahan beban hingga mencapai 30 ton. ada beban 12 ton selain retak lentur juga terjadi retak geser hingga balok ini mengalami kegagalan geser pada beban 30 ton. ada beban 28 hingga 30 ton retak mengarah ke daerah blok tekan beton hingga mencapai kegagalan tekan geser pada beban maksimum 30 ton, sementara masih belum mencapai kegagalan.dengan demikian balok mengalami kegagalan geser dengan tipe kegagalan Shear CompresionFailure dengan kondisi yang masih utuh (tidak terkelupas). Foto hasil pengujian balok TS-1 dapat dilihat pada Gambar 3. 64

erilaku Kehancuran Geser Balok Beton Bertulang (T. Anwar dan Yasril) Gambar 3. Foto Hasil engujian Balok T-S1 dn ola Kehancurannya Benda uji TS-2 merupakan balok diperkuat yang diuji berdasarkan acuan balok tanpa perkuatan. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa pola retak yang terjadi adalah mngikuti interval-interval pembebanan. Retak awal yang terjadi adalah retak halus pada interval beban 7 ton-10 ton dan hanya terjadi pada daerah lentur saja. Kemudian pada pembebanan selanjutnya retak halus terus menyebar pada daerah lentur murni dan menjalar pada daerah geser yang tidak dipasang.sedangkan pada daerah geser yang dipasang retak sama sekali belum muncul, kondisi ini terjadi pada interval beban 11-20 ton. ada tingkatan beban selanjutnya retak mulai muncul pada daerah yang dipasang. Retak yang terjadi terus terkonsentrasi pada daerah ini hingga mencapai beban maksimum 32 ton, pada daerah ini mengalami tarik yang cukup kuat sehingga menyebabkan satu strip mencapai kegagalan pada beban 30 ton. Dapat disimpulkan bahwa balok TS-2 mengalami kegagalan geser pada beban 32 ton. Kegagalan ini terjadi akibat hancurnya blok tekan beton pada beban 32 ton, sedangkan lentur masih cukup kuat. Berdasarkan perencanaan, kuat lentur balok adalah 36 ton dan pada balok ini bekerja maksimum hingga mencapai kondisi maksimum dalam membantu tulangan geser. Foto hasil pengujian balok TS-2 dapat diperlihatkan pada Gambar 4. Gambar 4. Foto Hasil engujian Balok T-S2 Setelah dilakukan pengujian didapatkan variasi peningkatan kapasitas geser pada setiap benda uji, balok yang mengalami peningkatan kapasitas geser hanya balok yang diperkuat dengan yaitu balok TS-1, dan TS-2. Sedangkan balok normal S-1 hanya digunakan sebagai pembanding. eningkatan tersebut dapat diperlihatkan pada Tabel 3. Dari hasil perhitungan Tabel 3 dapat diperhatikan bahwa balok dengan perkuatan Carbon Fiber Sheet 2 strip dengan sudut 45 o (TS-2) pertambahan kekuatan geser mencapai 60,62%. Nilai peningkatan kapasitas ini lebih besar bila dibandingkan dengan balok dengan perkuatan 2 strip dengan sudut 90 o (TS- 1) yang peningkatannya hanya mencapai 36,54%. Hal ini disebabkan pada balok TS-2 Carbon Fiber Sheet bekerja maksimal melawan gaya geser dimana Carbon Fiber Sheet nya bekerja sejajar serat dengan arah gaya geser, sedangkan pada pemasangan dengan sudut 90 o Carbon Fiber Sheet tidak bekerja efektif karena gaya geser hanya memotong bagian Carbon Fiber Sheet tertentu saja. 65

Jurnal Teknologi, ol. 12, No. 2, Oktober 2012 : 62-68 Tabel 3. ersentase ertambahan Kekuatan pada emasangan erkuatan 2 Strip. Benda Uji No u exp (ton) δ max (mm) Hasil enelitian max (ton) cf exp (ton) esentase ertambahan Kekuatan (%) S-1 10.671 8.450 21.3428 0.000 0.000 Mode Hancur Fiber TS-1 14.571 8.570 29.141 3.899 36,54 Utuh TS-2 17.141 8.135 34.2810 6.469 60,62 utus Untuk lebih jelasnya perbandingan persentase pertambahan kekuatan geser balok yang mengalami perkuatan yaitu TS-1 (2 strip 90 0 ) dan TS-2 (2 strip 45 0 ) dengan balok tanpa perkuatan S-1 dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini. Gambar 5. erbandingan ersentase ertambahan Beban Geser u ada Balok yang diperkuat dan Balok Tanpa erkuatan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beban geser experimen (uexp) dan nantinya dapat dihubungkan dengan nilai kekuatan geser (u) secara teoritis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada balok TS- 1 kapasitas geser yang mampu disumbangkan oleh Carbon Fiber Sheet adalah 3.899 ton hingga mencapai beban ultimit, seperti pada Gambar 6. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beban geser experimen (uexp) dan nantinya dapat dihubungkan dengan nilai kekuatan geser (u) secara teoritis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada balok TS-2 kapasitas geser yang mampu disumbangkan oleh Carbon Fiber Sheet adalah 5,271 ton hingga mencapai beban ultimit. Kontribusi kekuatan tiga elemen terhadap geser yang masing-masing disumbangkan oleh beton, baja dan pada balok balok TS-2 dapat dilihat pada Gambar 7, dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4. Gambar 6. Kontribusi Beban oleh Beton, Baja, dan Balok TS-1 66

Beban (Ton) Beban (Ton) erilaku Kehancuran Geser Balok Beton Bertulang (T. Anwar dan Yasril) perkuatan carbon fiber sheet 2 strip sudut 90 0, dan carbon fiber sheet 2 strip dengan sudut 45 0 carbon dapat dilihat pada Gambar 8. S-1 TS-1 TS-2 Gambar 7. Kontribusi Beban Oleh Beton, Baja, dan Balok TS-2 Hubungan antara beban dan lendutan untuk masing-masing balok beton bertulang tanpa perkuatan carbon fiber sheet, dengan Lendutan (Cm) Gambar 8. Hubungan Beban dan Lendutan Gabungan Balok S-1, TS-1, dan TS-2 Benda Uji No Tabel 4. Kontribusi cfs berdasarkan hasil teoritis dan Eksperimen U exp (ton) Hasil erhitungan S Cal (ton) C Cal cfs S-1 10.671 4.800 4.500 0.000 TS-1 14.571 4.800 4.500 5.271 TS-2 17.141 4.800 4.500 7.841 Berdasarkan grafik pada Gambar 8 dapat diperhatikan bahwa lendutan yang terjadi pada balok tanpa perkuatan dengan balok yang di perkuat relatif sama, tetapi beban yang mampu ditahan oleh balok dengan perkuatan jauh lebih meningkat bila dibandingkan balok tanpa perkuatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan mampu menurunkan lendutan yang terjadi pada balok, dan pemasangan pada balok dengan sudut 45 0 akan menimbulkan lendutan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan balok yang nya dipasang dengan sudut 90 0. Gambar 9 menunjukkan bahwa penambahan Carbon Fiber Sheet dengan sudut 45 0 mampu meningkatkan kekakuan lebih besar bila dibandingkan penambahan Carbon Fiber Sheet dengan sudut 90 0. S-1 TS-1 TS-2 Angka Kekakuan (EI) Gambar 9. Hubungan Beban dan Kekakuan (EI) pada Tiap-tiap Balok. 67

Jurnal Teknologi, ol. 12, No. 2, Oktober 2012 : 62-68 KESIMULAN Berdasarkan hasil penelitian pengaruh panambahan carbon fiber sheet terhadap perilaku lentur balok beton bertulang dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa penggunaan Carbon Fiber Sheet mampu meningkatkan kapasitas geser pada balok beton bertulang. ada saat balok mencapai beban maksimum kapasitas geser balok TS-1, dan TS-2 terjadi peningkatan geser masing-masing sebesar 3,899 ton (36,54%), dan 6,469 ton (60,62%) bila dibandingkan dengan balok tanpa perkuatan. enambahan carbon fiber sheet mampu menurunkan lendutan yang terjadi pada balok, dengan cara pemasangan 45 0 akan mampu menimbulkan lendutan yang lebih kecil dibandingkan pemasangan dengan sudut 90 0. enambahan carbon fiber sheet mampu meningkatkan kekakuan balok. dengan cara pemasangan 45 0 akan mampu meningkatkan kekakuan yang lebih besar dibandingkan pemasangan dengan sudut 90 0. DAFTAR USTAKA [1] Abdullah, 2004. Retrofitting Existing R/C Structures and Repair Materials, Seminar Sehari. Department of Civil Engineering Syiah Kuala University, Darussalam Banda Aceh. [2] Anwar, A.R, T., 2007. Analisa erilaku Geser ada Beton yang Menggunakan Carbon Fiber Sheet Untuk erbaikan Beton Struktur, Universitas Syiah Kuala, rogram Magister Teknik Sipil, Darussalam Banda Aceh. [3] ACI Committee 440, 1997. Guide for the Design and Construction of Externally Bonded FR Systems for Strengthening Concrete Structures, ACI 440.2R-02, Michigan. [4] Miyauchi, K., dkk, 1997. Shear Behavior of Reinforced Concrete Beam Strengthening with CFR Sheet, Transactions of The Japan Concrete Institute, ol. 19, Japan. [5] Hong Jin H.E., dkk, 1997. Strengthening of Reinforced Concrete Beams With CFR lates, roceedings of the Third Internasional Symposium (FRRCS-3), Japan Concrete Institute, olume 1, Sapporo Japan. [6] Li, Y. F., dkk, 1998. A erification Test for RC Beams Repaired by CFR Composite Materials, The Sixth East Asia- acific Conference on Structural Engineering and Construction, January 14-16, 1998, Taipei, Taiwan. 68