BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB I PENDAHULUAN. dari segala proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

PERILAKU IBU POST SECTIO CAESAREA TERHADAP PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA DI RSU MITRA SEJATI MEDAN

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG MAWAR I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya metode sectio caesarea, bukan hanya ibu yang akan menjadi aman

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sangat susah ditanggulangi, sebagian besar berakhir dengan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Selama beberapa tahun. terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami peningkatan angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PELAKSANAAN PROTAB PERAWATAN LUKA DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG MAWAR I RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

Yoana Widyasari STIKES NU Tuban Prodi DIII Kebidanan ABSTRAK. χ tabel (3,95 > 3,481) yang berarti H0 ditolak.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST-OP SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk mengeluarkan bayi melalui insisi pada dinding perut dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

Oleh : Fery Lusviana Widiany

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST OP SECTIO CAESAREA DI RSUD DR. SOEWONDO KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini

No responden : Diisi oleh peneliti. checklist (v) untuk jawaban motivasi yang dianggap benar. 1. Umur : tahun. 2. Pedidikan terakhir: ( ) SD ( ) SLTP

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

BAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB I PENDAHULUAN. bangsa salah satunya diukur dari besarnya angka kematian (morbiditas). Makin

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu. kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit.

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia 2010 adalah meningkatkan kesadaran,

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perawatan episiotomi kurang maksimal. Selama beberapa hari

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diindonesia merupakan angka tertinggi di bandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pantang Makanan Selama Masa Nifas di Bpm Sri Lumintu

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi pada makrosomia (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. awal dari usaha menjaga kesehatan wanita. Organ seksual/ reproduksi wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat badan bayi diatas 500 gram, melalui sayatan dinding uterus yang masih utuh (Saifuddin, 2001). Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan (Saifuddin, 2001). Dalam tindakan operasi sectio caesarea perlu diingatkan bahwa seorang ibu yang mengalami pembedahan itu merupakan seorang yang mempunyai jaringan parut dalam uterus, dan tiap kehamilan serta persalinan tersebut memerlukan pengawasan yang cermat berhubungan dengan adanya bahaya ruptura uteri, walaupun bahaya ini dengan teknik yang sempurna tidak besar (Wiknjosastro, 2005). Pada operasi sectio caesarea akan menimbulkan luka pada dinding perut. Jadi sangat perlu dipantau untuk proses penyembuhan luka salah satu yang perlu dipantau adalah tentang diet tinggi kalori dan tinggi proteinnya. Masih banyak keluarga yang kurang pengetahuannya tentang makanan tinggi kalori tinggi protein. Pengetahuan keluarga kurang dikarenakan ibu yang baru melahirkan dilarang makan makanan yang mengandung minyak, telur, daging, ikan, dan sapi. Pembatasan makanan secara tradisional (yang melarang ibu post partum makan makanan yang bergizi) dapat membuat ibu 1

2 menjadi lemah, menderita kekurangan darah, produksi ASI sedikit. Maka perlu pengetahuan keluarga dan informasi tentang pemenuhan makanan tinggi kalori tinggi protein untuk mempercepat pemulihan jaringan luka bekas operasi sectio caesarea serta mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi caesarea pada ibu post sectio caesarea. Pemberian informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan, diharapkan pasien dapat kooperatif dengan intervensi yang diberikan tentang diet tinggi kalori tinggi protein. Melihat manfaat dari diet tinggi kalori tinggi protein pasca seksio sesarea, sebaiknya ibu post partum seksio sesarea melakukan diet tinggi kalori tinggi protein yang disarankan peneliti dan petugas untuk mempercepat pemulihan jaringan luka bekas operasi seksio (Faridatul, 2012). Untuk menunjang proses penyembuhan perlu diperhatikan tentang diet tinggi kalori tinggi proteinnya seperti asupan protein dan vitamin A dan C, tembaga, zinkum, dan zat besi yang adekuat. Protein mensuplai asam amino yang dibutuhkan untuk perbaikan jaringan dan regenerasi. Vitamin A dan zinkum dibutuhkan untuk epitelialisasi, dan vitamin C serta zinkum diperlukan untuk sistesis kolagen dan integrasi kapiler. Zat besi digunakan untuk sintesis hemoglobin yang bersama oksigen diperlukan untuk menghantarkan oksigen keseluruh tubuh. Zat zat yang mengandung berbagai gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses penyembuhan luka ini biasanya terkandung pada ikan, telur, daging dsb. Jumlah operasi sectio caesarea di dunia telah meningkat tajam dalam 20 tahun terakhir. WHO memperkirakan angka persalinan dengan operasi

3 adalah sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan dinegaranegara berkembang dibandingkan dengan Amerika Serikat sekitar 23% dan Kanada 21% pada tahun 2003. Sedangkan di Inggris angka kejadiannya relatif stabil yaitu antara 11-12%, di Italia pada tahun 1980 sebesar 3,2%- 14,5%, pada tahun 1987 meningkat menjadi 17,5%, angka kematian pada operasi caesarea adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup (Evariny, 2009). Angka kejadian section sesarea di Indonesia menurut Survei Nasional tahun 2010 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau 22,8% dari seluruh persalinan. Sedangkan angka kejadian section sesarea di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009 berjumlah 3.401 operasi dari 170.000 persalinan atau sekitar 20% dari seluruh persalinan (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2009). Berdasarkan rekap data RSUD Dr. Harjono Ponorogo jumlah kasus section sesarea bulan Oktober-Desember 2013 sebanyak 473 kasus. Jumlah rata-rata kasus section sesarea 158 per bulan (Rekam Medis RSUD Dr. Harjono Ponorogo, 2014). Keluarga masih mempercayai adat turun menurun yang sudah melekat dan berbahaya, yaitu seorang ibu yang baru melahirkan tidak boleh makanmakanan tertentu (pantangan/tarak). Misalnya didaerah pedesaan pulau jawa, seorang ibu yang baru melahirkan dilarang makan- makanan yang mengandung minyak, telur, daging, ikan, dan sapi. Pembatasan makanan secara tradisional (yang melarang ibu post partum makan-makanan yang bergizi) dapat membuat ibu menjadi lemah, menderita kekurangan darah, produksi ASI sedikit, terjadi perdarahan dan infeksi karena

4 menurunnya daya tahan tubuh sehingga menyebabkan kematian (Setyo, 2011). Kekhawatiran dalam memberikan makan-makanan yang mengandung proteins eperti telur, ikan, daging pasca operasi karena akan mempengaruhi luka operasi dan akan menyebabkan luka jahitan menjadi gatal dan bisa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah: pengetahuan keluarga, umur, pendidikan, pengalaman, dan petugas kesehatan. Sehingga akan berpengaruh dalam pelaksanaan makanan tinggi kalori tinggi protein (Andry, 2009). Pengenalan proses penyembuhan luka sangat penting dan pengetahuan berbagai faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka merupakan landasan asuhan yang diberikan pada ibu yang menderita luka. Penatalaksanaan luka pasca operasi sectio caesarea bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan mencegah infeksi (Rasjidi,2009). Operasi sectio caesarea merupakan operasi besar, dan membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkannya. Penyebab persalinan bedah Seksio sesarea ini bisa karena adanya masalah pada sang ibu ataupun bayinya. Mengenai kontra indikasi, perlu diingat bahwa seksio sesarea dilakukan baik untuk kepentingan ibu maupun untuk kepentingan anak; oleh sebab itu seksio sesarea tidak dilakukan kecuali dalam keadaan terpaksa (Wiknjosastro, 2005). Untuk mempercepat proses penyembuhan, dianjurkan untuk segera bangkit pasca operasi dan memperhatikan juga tentang makanan tinggi kalori

5 dan tinggi protein yang harus di konsumsi untuk mempercepat proses penyembuhan luka operasi section caesarea. Pada ibu post sectio caesarea diperlukan asupan kalori dan protein yang adekuat. Protein mensuplai asam amino yang dibutuhkan untuk perbaikan jaringan dan regenerasi. Makanan tinggi kalori dan tinggi protein penting bagi pasien pasca trauma, termasuk ibu post section caesarea. Tetapi tidak semua pasien mengkonsumsi makanan yang telah diberikan dari rumah sakit. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah kesenangan dan ketidaksenangan (foodlike anddislike), kebiasaan (foodhabit), daya beli serta ketersediaan (purchasing power and foodavailability), kepercayaan serta ketakhayulan (food believe and food fadisme), aktualisasi diri(self actualization), faktor agama serta psikologis (Andry, 2009). Pemenuhan kebutuhan akan makanan tinggi kalori tinggi protein pada pasien post sectio caesarea adalah suatu perihal khusus nan unik. Hal ini tercermin dalam pemenuhan kebutuhan yang khusus pada pesien tersebut, dimulai dari pemenuhan farmakologisnya hingga dietnya (FAIK, 2008). Pemberian informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan dan pengetahuan keluarga diharapkan pasien dapat kooperatif dengan intervensi yang diberikan tentang diet tinggi kalori tinggi protein. Melihat manfaat dari diet tinggi kalori tinggi protein post sectio caesarea, sebaiknya ibu post sectio caesarea melakukan diet tinggi kalori tinggi protein yang disarankan keluarga dan petugas untuk mempercepat pemulihan jaringan luka bekas operasi sectio caesarea.

6 Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan keluarga Keluarga Yang Memiliki Pasien Post Sectio Caesarea di Ruang Melati RSUD dr. Harjono Ponorogo. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka merumuskan masalah adalah sebagai berikut: Bagaimana pengetahuan keluarga tentang makanan tinggi kalori tinggi protein (TKTP) pada pasien post sectio caesarea di ruang Melati RSUD dr. Hardjono Ponorogo? 1.3. Tujuan Penelitian Mengetahui pengetahuan keluarga tentang makanan tinggi kalori tinggi protein (TKTP) pada pasien postsectio caesarea di ruang Melati RSUD dr. Hardjono Ponorogo. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis 1.4.1.1. Bagi Iptek Dapat dijadikan bahan penelitian bagi ilmu kesehatan lebih lanjut sebagai dasar untuk lebih memantapkan dan memberi informasi tentang pengetahuan keluarga tentang makanan tinggi kalori tinggi protein (TKTP) pada pasien post sectio caesarea.

7 1.4.1.2. Bagi Institusi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Bagi dunia pendidikan keperawatan khususnya institusi Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ponorogo untuk pengembangan ilmu dan teori keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada klien post pembedahan. 1.4.2. Manfaat Praktis 1.4.2.1. Bagi keluarga Pasien (Responden) Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui tentang pengetahuan keluarga tentang makanan tinggi kalori tinggi protein (TKTP) pada pasien post sectio caesarea. 1.4.2.2. Bagi Profesi Sebagai bahan sumber data untuk penelitian berikutnya khususnya yang berkaitan dengan profesi keperawatan yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 1.4.2.3. Bagi Rumah Sakit Dari hasil penelitian dapat digunakan untuk acuan sebagai dasar untuk pemenuhan makanan tinggi kalori tinggi protein dilingkungan rumah sakit RSUD dr. Hardjono Ponorogo. 1.5. Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian yang telah dilakukan terkait dengan operasi post sectio caesarea dan makanan tinggi kalori tinggi protein adalah sebagai berikut:

8 1. Susetyowati, Maya Ija, Akhmad Makhmudi (2010) yang berjudul Status gizi pasien bedah mayor pre operasi berpengaruh terhadap penyembuhan luka dan lama rawat inap pasca operasi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta" menemukan bahwa ada hubungan antara status gizi significant dan penyembuhan luka. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variable bebasnya dan tinggi kalori tinggi protein yang akan dibahas. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang status gizi pada pasien yang melakukan operasi terkait dengan penyembuhan luka. 2. Penelitian yang dilakuka Agus Zaenuri tahun 2010 dengan judul Perilaku Ibu PostPartum/Nifas Tentang Makanan Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) di Wilayah Kerja Puskesmas Ngrandu Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif, dengan populasi seluruh ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Ngrandu Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo sejumlah 398 orang dengan jumlah responden sebanyak 34 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Consecutive Sampling, instrumentyang digunakan adalah alat bantu berupa kuisioner, Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar (55,88%) dengan jumlah 19 mempunyai perilaku buruk dan hampir setengahnya (44,11%) dengan jumlah 15 responden mempunyai perilaku baik mengenai makanan tinggi kalori tinggi

9 protein. Perbedaan dengan penelitian adalah terletak pada Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, tempat, waktu penelitiaan, teknik pengumpulan data, dan jumlah sempel yang akan dibahas, jumlah populasi dan sampel. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang makanan tinggi kalori tinggi protein pada ibu post sectio caesarea.