BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyampaikan pesan dari guru kesiswa agar siswa dapat dengan mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mata pelajaran yang mengulas mengenai pengetahuan-pengetahuan umum

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

Farida Nurhasanah. Pertemuan 2

TINJAUAN PUSTAKA. dan Ely (dalam Arsyad, 2000: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami

MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung

SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri selalu digunakan aplikasi matematika. Saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB II LANDASAN TEORI

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan di sekolah adalah bentuk

Hakikat Media Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS. mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Upaya ini juga mengandung tujuan agar

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVa SDN 015 SUNGAI SALAK KECAMATAN TEMPULING TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Latihan 1. Metode Metode pembelajaran merupakan cara bagi seorang guru untuk membantu dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa. Wahab (2007: 83) mengemukakan bahwa metode dapat diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif. Sedangkan menurut Sumaatmadja (dalam Supriatna dkk., 2007: 126) metode adalah suatu cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Hal serupa juga diungkapkan Hermawan dkk. (2007: 90) bahwa metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Berdasarkan beberapa definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dengan tujuan membantu siswa ataupun guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam penerapan pembelajarannya pun dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap, yaitu mulai dari perencanaan pembelajaran, penyajian, sampai dengan penilaian dan hasil pembelajaran.

9 2. Macam-macam Metode Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 82-97) ada beberapa macam metode pengajaran, yaitu metode proyek, metode eksperimen, metode tugas dan resitasi, metode diskusi, metode sosiodrama, metode demonstrasi, metode problem solving, metode karyawisata, metode tanya jawab, metode latihan, metode ceramah. Supriatna, dkk. (2007: 126-141) menyebutkan ada beberapa macam metode dalam pembelajaran IPS, antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi atau musyawarah, metode penugasan, metode kerja kelompok, metode demonstrasi, karyawisata, metode simulasi, metode inquiri dan discovery, bermain peran, dan sosial drama. Berdasarkan dari kedua pendapat di atas terdapat beberapa kesamaan, dimana keduanya menyebutkan beberapa jenis metode pembelajaran seperti; metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode penugasan, metode demonstrasi, metode karyawisata, dan metode sosiodrama. Namun dari beberapa metode yang ada, peneliti lebih memilih metode latihan untuk digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Metode Latihan Guru dalam proses pembelajaran perlu memantapkan dan memperkuat penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran. Guru dapat memberikan suatu latihan kepada siswa dan menggunakan suatu

10 metode pembelajaran yaitu metode latihan. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 95) Metode latihan disebut juga metode training, adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Sama seperti yang diungkapkan oleh Syaiful Sagala (dalam adhegora, 2012) bahwa Metode drill adalah metode latihan, atau metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan Sedangkan Roestiyah (2001: 125) mengungkapkan metode latihan adalah cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Jadi, menurut beberapa pengertian metode latihan di atas, penulis menyimpulkan bahwa metode latihan adalah suatu cara mengajar yang dilakukan guru untuk menanamkan suatu kebiasan-kebiasaan tertentu atau mengajarkan siswa melakukan suatu latihan-latihan. Hal ini dilakukan supaya siswa dapat memperoleh suatu ketangkasan maupun keterampilan yang lebih baik lagi. 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan Suatu metode pembelajaran tentunya terdapat suatu kelebihan maupun kelemahan dari suatu metode itu sendiri. Begitu pula dengan metode latihan, kelebihan dan kelemahan metode latihan sendiri yaitu; Kelebihan metode latihan menurut Djamarah dan Zain (2006: 6):

11 a. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, dan terampil menggunakan setiap peralatan. b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti, perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan, tanda-tanda (simbol - simbol), dan sebagainya. c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,dan sebagainya. d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan. e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan adanya konsentrasi dalam pelaksanaanya. f. Pembentukan kebiasan-kebiasan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis. Kelemahan Metode Latihan menurut Djamarah dan Zain (2006: 6): a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian. b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulangulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan. d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis. e. Dapat menimbulkan verbalisme. Walaupun dalam metode latihan terdapat kelemahan-kelemahan, berikut diberikan bagaimana cara mengatasi kelemahan metode latihan menurut Ramayulis (2005: 282): a. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai. b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama, pelajar tidak berhasil maka guru harus mengadakan perbaikan lalu penyempurnaan. c. Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari hal-hal bersifat keterpaksaan. d. Sifat latihan yang pertama, bersifat ketepatan, kemudian kecepatan, yang keduanya harus dimiliki oleh peserta didik. Untuk memudahkan penggunan metode latihan dalam pembelajaran matematika, perlu diperhatikan pula langkah-langkah dalam

12 penggunaannya. Berikut ini langkah-langkah dalam menggunakan metode latihan menurut modifikasi dari Heryawan (2010): a. Sebelum latihan dilaksanakan, siswa harus diberi penjelasan mengenai arti atau manfaat dan tujuan dari latihan tersebut. b. Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari yang sederhana kemudian ke taraf yang lebih kompleks atau sulit. c. Selama latihan berlangsung, perhatikanlah bagian-bagian mana yang sebagian besar anak-anak dirasakan sulit. d. Latihlah bagian-bagian yang dipandang sulit itu lebih intensif. e. Perbedaan individual anak perlu diperhatikan. Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam metode latihan terdapat kelebihan yang dapat lebih mengoptimalkan penyampaian materi dalam proses pembelajaran. Tetapi metode ini ternyata juga terdapat kelemahan yang dapat menghambat proses pembelajaran. Namun kita dapat mengatasi kelemahan ini dengan caracara yang telah disebutkan di atas dan langkah-langkah dalam penggunaannya, sehingga proses pembelajaran tetap dapat berjalan dengan baik. B. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Umumnya dalam proses belajar mengajar guru sering menggunakan media pembelajaran dengan tujuan supaya informasi atau materi yang disampaikan akan lebih mudah diterima atau dipahami oleh siswa. Heinich, dkk dalam Hermawan (2007: 3) media merupakan alat saluran komunikasi. Sedangkan menurut Asyhar (2012: 8) Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat

13 menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar mengajar secara efisien dan efektif. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu media perantara dalam menyampaikan suatu pesan atau informasi. Bila digunakan dalam proses belajar mengajar maka media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan dan menciptakan kondisi kelas yang lebih baik atau kondusif. 2. Jenis-jenis Media Pembelajaran Media pembelajaran dalam penggunaannya dibagi menjadi beberapa jenis. Asyhar (2012: 44) membagi media pembelajaran menjadi 4 jenis, yaitu: a. Media Visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan idera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Misalnya : media visual non proyeksi (benda realita, model, protetif, dan grafis) dan media proyeksi (power point, paint, dan auto card). b. Media Audio, yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera penglihatan siswa. Misalnya : radio, pita kaset suara, dan piringan hitam. c. Media Audio-Visual, yaitu jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Misalnya: video kaset dan film bingkai. d. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Misalnya: tv dan power point. Sedangkan menurut Sanaky (2011: 50) beberapa jenis media yang sering digunakan yaitu:

14 a. Media Cetak Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam proses belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, studi guide, jurnal dan majalah ilmiah. b. Media Pameran Jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi yang dapat dipamerkan dalam media ini, berupa benda-benda sesungguhnya (realia) atau benda reproduksi atau tiruan dari benda-benda asli. Media yang dapat diklasifikasikan kedalam jenis media pameran yaitu poster, grafis, realia dan model. 1) Realia yaitu benda nyata yang dapat dihadirkan di ruang kuliah untuk keperluan proses pembelajaran. Pengajar dapat menggunakan realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu system misalnya peralatan laboratorium. 2) Model yaitu benda tiruan yang digunakan untuk mempresentasikan realitas. Model mesin atau benda tertentu dapat digunakan untuk menggantikan mesin riel. c. Media Diproyeksikan Media yang diproyeksikan juga memiliki bentuk fisik yang bervariasi, yaitu overbead transparasi, slide suara dan film strip. d. Rekam Audio Rekaman Audio adalah jenis medium yang sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa asing, al-quran, dan latihan-latihan yang bersifat verbal. e. Video dan VCD Video dan VCD dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari obyek dan mekanisme kerja dalam mata kuliah tertentu. Gambar bergerak yang disertai dengan unsure suara dapat ditayangkan melalui media verbal atau VCD. f. Komputer Sebagai media pembelajaran, computer memiliki kemampuan yang sangat luar biasa dan computer mampu membuat proses belajar mengajar menjadi interaktif. Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki bermacam-macam jenis yang dapat diterapkan atau digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Supaya pembelajaran menjadi lebih efektif dan dapat lebih memudahkan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran yang diberikan.

15 3. Manfaat Media Pembelajaran Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa lebih tertarik, merasa senang, dan termotivasi untuk belajar, serta menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang akan dipelajari. Karena itu, media pembelajaran dapat sangat bermanfaat saat digunakan dalam proses pembelajaran. Hermawan, dkk (2007: 1 2) menyebutkan manfaat dari media pembelajaran adalah: a. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya. b. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing siswa. c. Membangkitkan motivasi siswa. d. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. e. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa. f. Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang. g. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa. C. Media Realia 1. Pengertian Media Realia Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Asra, dkk. (2007: 5.9) menyatakan bahwa media realia adalah semua media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang, inspektrum, herbarium, air, sawah, dan sebagainya. Menurut Sanaky (2011 : 50) media realia yaitu benda nyata yang dapat dihadirkan di ruang kuliah atau keperluan proses pembelajaran.

16 Pengajar dapat menggunakan realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu sistem misalnya peralatan laboratorium. Lebih lanjut, Sanaky (2011: 113) juga menjelaskan beberapa benda yang digolongkan ke dalam media tiga dimensi antara lain: a. Kelompok pertama yaitu kelompok benda asli, model atau tiruan sederhana, mock-up, dan barang contoh atau specimen. 1) Benda Asli Benda asli merupakan alat yang paling efektif untuk mengikutsertakan berbagai indra dalam belajar. Hal ini disebabkan benda asli memiliki sifat keasliannya, mempunyai ukuran besar dan kecil, berat, warna dan adakalanya disertai dengan gerak dan bunyi, sehingga memiliki daya tarik sendiri bagi pebelajar. Jadi benda asli adalah benda dalam keadaan sebenarnya dan seutuhnya. 2) Benda Model Benda model dapat diartikan sebagai suatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin diperoleh dari benda sebenarnya. Benda asli kemudian dibuat modelnya dalam bentuk besar seperti aslinya, atau sangat kecil. Model atau benda tiruan tersebut bentuknya harus sama sesuai dengan aslinya, besarnya dapat sama atau lebih kecil atau lebih besar lagi dari aslinya, tetapi jangan lupa bentuknya harus selalu sama dengan bentuk aslinya. 3) Alat Tiruan Sederhana (mock-up) Alat tiruan sederhana ( mock-up) banyak digunakan dalam pendidikan teknik dan industri untuk menjelaskan kerjanya bagian-bagian dari sebuah alat atau mesin. Alat tiruan sederhana ( mock-up) yang dimaksud adalah tiruan dari benda sebenarnya di mana sengaja dipilih bagian-bagian yang memang penting dan yang diperlukan daja untuk dibuat sesederhana mungkin supaya mudah dipelajari. b. Kelompok kedua yaitu kelompok diodrama dan pameran. Diodrama yaitu sebuah pemandangan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya. Menurut Solihatin dan Raharjo (2007: 27) menyatakan bahwa pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. Media realia dapat digunakan pada kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih

17 dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa media realia adalah suatu benda yang digunakan sebagai bahan untuk belajar. Media realia dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan digunakan untuk menjelaskan suatu bentuk benda sesuai materi yang disampaikan. 2. Kelebihan dan Kelemahan Media Realia Penggunaan media realia dalam pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu diperhatikan ketika seorang guru memutuskan untuk menggunakan media realia dalam proses pembelajaran. Ibrahim dan Syaodih (2003: 119) mengidentifikasi bahwa ada beberapa kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan obyek nyata ini : a. Kelebihan 1) Dapat memeberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka menggunakan sebanyak mungkin alat indra. b. Kelemahan 1) Membawa murid-murid ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya. 2) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai obyek nyata kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam emnggunakannya. Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari obyek yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus didukung pula dengan media lain.

18 Untuk mengoptimalkan penggunaan media realia perlu diperhatikan langkah-langkah dalam penggunaannya. Hal ini juga dapat bertujuan untuk mengatasi kelemahan dari media realia itu sendiri. Berikut ini langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam emnggunakan media realia dalam pembelajaran menurut Lestari (2013): a. Berikan kesempatan yang besar agar siswa dapat berinteraksi langsung dengan benda yang sedang dipelajari. b. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mempelajari objek sebagai sumber informasi dan pengetahuan. c. Berikan siswa kesempatan untuk mencari informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari. d. Hindari hal-hal yang tidak diinginkan atau risiko yang akan dihadapi siswa pada saat mempelajari realia. Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa media realia dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi dalam suatu pembelajaran. Namun media realia memiliki kelemahan tersendiri yang dapat menjadi penghambat dalam penggunaannya. Dalam penggunaannya pun media realia harus memperhatikan langkah-langkah dalam penggunaan sehingga lebih optimal. D. Pengertian Belajar Belajar sekarang ini merupakan salah satu hal yang penting, karena dalam hidup kita membutuhkan suatu perubahan untuk menjadi lebih baik. Ibrahim dan Syaodih ( 2003: 35) mengungkapkan bahwa belajar merupakan kegiatan untuk memahami sesuatu, sehingga ada perubahan yang terjadi. Begitu juga menurut Sudjana (2010 : 28) Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti penambahan

19 pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu-individu yang belajar. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau kegiatan untuk memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan berkat pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak hanya pada perubahan perilaku tetapi juga perubahan dalam bentuk pengetahuan atau keterampilan-keterampilan. E. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan segala bentuk perilaku yang dilakukan para siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dimyati dan Mudjiono (2006: 236-238) menyatakan bahwa aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, yaitu proses belajar sesuatu yang merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman lain. Kunandar (2010: 277) mengungkapkan bahwa aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas, dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Berdasarkan pengertian aktivitas belajar di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam suatu pembelajaran. Misalnya berani mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan yang diberikan guru, melaksanakan instruksi/perintah, dan

20 terampil dalam menggunakan media. Hal ini guna menunjang keberhasilan suatu proses pembelajaran dan mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. F. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan output yang dihasilkan setelah siswa melakukan suatu kegiatan pembelajaran. Nasution (dalam Kunandar, 2010: 276) mengungkapkan Hasil belajar adalah perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Begitu juga menurut Hamalik (2008: 30) Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah melakukan suatu interaksi atau kegiatan pembelajaran sehingga diperoleh suatu perubahan. Perubahan yang terjadi tidak hanya terjadinya peningkatan atau kemajauan dalam hal pengetahuan/ilmu seseorang namun juga perubahan dalam tingkah laku, sehingga membentuk suatu kecakapan tertentu. G. Pembelajaran Matematika SD 1. Pengertian Matematika Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Soejadi ( dalam Kurniawan: 2012) mengatakan bahwa matematika

21 adalah suatu ilmu yang memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan berpola pikir deduktif. Sedangkan Johnson (dalam Abdurahman, 2003:252) mengungkapkan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubunganhubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teorotisnya untuk memudahkan berfikir. Eves (dalam Kurniawan: 2012) menyatakan matematika adalah suatu ilmu yang menggambarkan bagaimana penarikan suatu kesimpulan. Dari beberapa pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang menggunakan bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Matematika juga memiliki objek tujuan abstrak untuk menggambarkan bagaimana penarikan suatu kesimpulan. 2. Pengertian Pembelajaran Matematika Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Heruman (2008:4-5) mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran diharapkan adanya penemuan kembali (reinventation) secara informal dalam pembelajaran di kelas dan harus menampakkan adanya keterkaitan antar konsep. Hal ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Aisyah, dkk (2007: 1.4) menyatakan pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika. Pembelajaran

22 matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas atau sekolah) yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika di sekolah. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu proses kegiatan belajar yang sengaja dirancang untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan siswa untuk belajar. Dan dalam pembelajarannya siswa diberikan suatu peluang untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika guna memberikan suatu pembelajaran yang bermakna bagi siswa. 3. Tujuan Pembelajaran Matematika SD Permendiknas No.22 Tahun 2006 disebutkan bahwa memiliki beberapa tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut; a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

23 H. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat dirumuskan hipotesis yaitu Apabila dalam pembelajaran matematika menggunakan metode latihan dan media realia dengan memperhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara tepat, akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Karunia Imanuel, Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.