BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi telah memacu perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan kejahatan pada saat ini cenderung

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh DAVID FRESKY IMANDA C

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

I. PENDAHULUAN. usaha lembaga pembiayaan nonbank ini amat beragam dan sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti saling membutuhkan satu sama lainnya. Oleh sebab itu diwajibkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

TINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PADA PERJANJIAN LEASING

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. adalah termasuk perbankan/building society (sejenis koperasi di Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Jadi dalam pembangunan, masing-masing masyarakat diharap dapat. Indonesia yaitu pembangunan di bidang ekonomi

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tiga macam, yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan

DENY TATAK SETIAJI C

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu persetujuan yang menimbulkan perikatan di antara pihak-pihak yang

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

RAKA PRAMUDYA BEKTI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

TINJAUAN TENTANG ASPEK JAMINAN DALAM PEMBIAYAAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PT. ADIRA FINANCE DENGAN DAELER TIMBUL JAYA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik. dalam segala aspek, terlebih dari aspek ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia seluruhnya, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

PERJANJIAN SEWA BELI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN (Studi Komparatif Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor di Beberapa Perusahaan Finance Surakarta)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan pula pendapatan perkapita masyarakat, walaupun. pemerintah untuk bersungguh sungguh mengatasinya agar tidak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Kebutuhan itu

BAB I PENDAHULUAN. digencar-gencarkan adalah ekonomi kreatif dalam kata lain adalah Usaha

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. juta Unit 2 Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Jumat 05 Desember 2014, Penjulan Mobil Cetak.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Lembaga Pembiayaan. Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan, Lembaga Pembiayaan adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masyarakat dapat dilihat pada perkembangan lembaga yang ada pada masyarakat tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran serta pihak swasta dalam pelaksanaan pembangunan akan semakin ditingkatkan. Keadaan tersebut baik langsung atau tidak langsung akan menuntut lebih efektifnya kegiatan dibidang pembiayaan. Berbagai upaya dalam menghimpun dana masyarakat telah dilakukan melalui penetapan kebijaksanaan pemerintah, karena pada hakekatnya perluasan usaha memang membutuhkan pembiayaan dana dan peralatan. Berbicara mengenai perusahaan pembiayaan (multifinance) yang saat ini banyak terdapat di masyarakat tidak dapat terlepas dari dua peraturan perundang - undangan, yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 84 Tahun 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Dalam PMK tersebut, dijelaskan dalam Pasal 1 huruf b, yang disebut Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan. Beda halnya dengan Perpres No. 9 Tahun 2009, dalam ketentuan tersebut yang disebut dengan Perusahaan Pembiayaan (multifinance) adalah badan usaha yang 1

2 khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit. Sebelum dikeluarkan Perpres No. 9 Tahun 2009, sebelumnya telah ada Undang-Undang yang mengatur tentang Lembaga Pembiayaan, yaitu Kepres No. 61 Tahun 1988. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, peraturan lembaga pembiayaan perlu diperbaharui, maka terbitlah Perpres No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. 1 Lembaga pembiayaan sebagai suatu badan usaha memiliki produk produk usaha yang ditujukan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya selain dengan cara tunai. Produk-produk usaha tersebut antara lain adalah sewa guna usaha (leasing), modal ventura (venture capital), anjak piutang (factoring), pembiayaan konsumen (consumer finance), kartu kredit (credit card) dan perdagangan surat berharga (securities company). Produk produk usaha ini akan memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan akan kendaraan pribadi seperti mobil. Salah satu produk yang paling sering digunakan adalah pembiayaan konsumen. PT. Astra Credit Companies adalah salah satu bentuk dari lembaga pembiayaan yang ada di Indonesia yang memfokuskan bidangnya dalam pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor, khususnya mobil. Sebagai suatu lembaga pembiayaan, PT. Astra Credit Companies memiliki produk-produk usaha yang salah satunya adalah pembiayaan konsumen. Lembaga pembiayaan konsumen di Indonesia yang statusnya sebagai lembaga keuangan non bank, mempunyai harapan untuk berkembang. Adapun 1 Hersy Apriani, 2011, Sewa Guna Usaha, dalam http://leasing-sewa-guna-usaha-pengertianhtm, diunduh hari Senin, 12 Maret 2012 pukul 13:41 WIB.

3 faktor-faktor yang menyebabkan lembaga pembiayaan ini nampak semakin populer yaitu dengan terus berkembangnya industri dan perdagangan di Indonesia. Mengingat kegiatan pembiayaan konsumen ini merupakan suatu sistem yang sesuai dengan arah perekonomian masa kini yang sangat menguntungkan menurut segi perekonomian nasional. Kegiatan pembiayaan konsumen ini sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, karena makin sempitnya pasaran industri yang menyebabkan keresahan bagi para pengusaha akhir-akhir ini. Hal ini disebabkan adanya persaingan diantara barang sejenis yang semakin meluas. Jika hanya mengharapkan penjualan secara tunai maka akan mustahil apabila akan memperoleh hasil yang maksimal. Karena melihat kenyataan dalam masyarakat dengan kondisi perkonomian saat ini, sangat tidak memungkinkan apabila menggunakan cara penjualan secara tunai. Maka gagasan yang tepat untuk memecahkan masalah seperti ini yaitu dengan jalan penawaran penjualan secara kredit. Dengan munculnya suatu perusahaan masyarakat yang tingkat perekonomiannya masih lemah. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen, kehadiran perusahaan ini sebagai suatu solusi yang tepat mengingat permasalahan utama dalam usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin hari semakin meningkat karena tidak disertai dengan meningkatnya kondisi perekonomian, hal ini yang menyebabkan daya beli masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan tersebut menjadi melemah. Hal ini juga dirasakan oleh para pengusaha penyedia kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut, dimana angka penjualan yang terus menurun apabila penjualan tersebut dilakukan dengan cara tunai / kontan. Dalam perjanjian pembiayaan konsumen kendaraan bermotor pada

4 prinsipnya mewajibkan Calon Debitur untuk memberikan hak kepemilikannya secara fidusia sebagai jaminan dalam perjanjian, yaitu Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) kepada perusahaan, kemudian baru akan menjadi milik debitur apabila angsuran atas pembiayaan telah dilunasi oleh debitur. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan Perundang-Undangan yang mengatur tentang jaminan fidusia yang terdapat dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia Pasal 1 angka (1) yang berbunyi: Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. 2 Kitab Undang-Undang hukum perdata, yang terdapat di dalam pasal 1131 KUH Perdata berbunyi Segala kebendaan si berhutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan. Jadi dalam hal ini apabila si debitur tidak melaksanakan kewajibannya, maka semua kebendaan yang dimilikinya menjadi jaminan atas hutangnya. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam dan menuangkannya ke dalam sebuah tulisan yang berbentuk skipsi dengan judul: PERJANJIAN PEMBIAYAAN PADA PT ASTRA CREDIT COMPANIES SURAKARTA DITINJAU DALAM PERSPEKTIF PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN. 2 Undang-Undang No.42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia Pasal 1 angka (1)

5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mempermudah penulisan hukum (skripsi) ini, penulis berusaha merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian pembiayaan pada PT Astra Credit Companies Surakarta ditinjau dalam Peraturan Presiden No.9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. 2. Apa saja hambatan hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian pembiayaan pada PT Astra Credit Companies Surakarta serta bagaimana cara penyelesaiannya. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis antara lain: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian pembiayaan pada PT Astra Credit Companies Surakarta ditinjau dalam Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. b. Untuk mengetahui hambatan hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian pembiayaan serta cara penyelesaiannya pada PT Astra Credit Companies Surakarta. 2. Tujuan Subyektif a. Memperoleh data maupun informasi yang jelas dan lengkap sebagai bahan penyusunan penulisan hukum (skripsi) sebagai prasyarat guna menyelesaikan studi dalam meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

6 b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya di bidang Hukum Perdata terkait dengan perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia pada suatu perusahaan perjanjian pembiayaan. c. Dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis ataupun bagi masyarakat. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan penulis dalam penulisan hukum (skripsi) ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penulis berharap dapat menambah bahan kepustakaan hukum tentang pelaksanaan perjanjian pembiayaan pada PT Astra Credit Companies Surakarta dalam Perspektif Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan dan juga dapat menambah pengetahuan. 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi mereka yang ingin mendalami masalah perjanjian pembiayaan, baik terhadap para praktisi hukum maupun bagi para kreditur. E. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara kerja yang digunakan untuk dapat membuktikan kebenaran ilmiah dari penelitian yang dilaksanakan atau cara kerja

7 yang digunakan untuk mengumpulkan data dari objek yang menjadi sasaran penelitian untuk memecahkan masalah. 3 Adapun metode penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam karya ilmiah ini menggunakan penelitian deskriptif, yaitu merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek dan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak. 4 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam karya ilmiahnya ini, yakni penulis ingin memberikan gambaran selengkap-lengkapnya mengenai perjanjian pembiayaan pada PT Astra Credit Companies Surakarta ditinjau dalam perspektif peraturan presiden nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan. Metode Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitianya ini adalah menggunakan metode pendekatan yuridis empiris, yakni suatu penelitian hukum yang diambil dari fakta - fakta yang ada di dalam suatu masyarakat, badan hukum, atau badan pemerintah. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Astra Credit Companies Surakarta. Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut karena belakangan ini lembaga pembiayaan konsumen semakin berkembang, khususnya pembiayaan mobil. Dalam hal ini PT 3 Himan Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kerja Atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandar Lampung: Mandar Maju, hal.58. 4 Soejono dan Abdulrahman, 2003, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 23.

8 Astra Credit Companies merupakan salah satu perusahaan pembiayaan mobil di Surakarta. 3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan sumber data sebagai berikut: a. Data Primer Yaitu merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian di PT Astra Credit Companies terutama hasil wawancara atau interview dengan pihak yang terkait dalam PT Astra Credit Companies. b. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka yang terdiri dari: 1) Bahan Hukum Primer, meliputi: a) Kitab Undang-undang Hukum Perdata b) Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. 2) Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan hukum yang terdiri dari bahan pustaka yang mempunyai hubungan dengan objek penelitian yang diperoleh dari buku-buku bacaan, dokumen tertulis yang bersumber pada peraturan perundang-undangan, dokumen tertulis yang dikeluarkan oleh perusahaan yang terkait dengan penelitian ini.

9 c. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data guna penyusunan karya ilmiah ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa Studi Lapangan, yaitu tahap turun ke lapangan atau objek penelitian guna mendapatkan data yang dibutuhkan yakni dengan cara melakukan interview atau wawancara, wawancara adalah proses tanya jawab secara lisan di mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. 5 4. Metode Analisis Data Teknik analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 6 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis kualitatif yang dilakukan dengan wawancara. Setelah data hasil wawancara yang telah dilakukan penulis terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah dan disajikan dalam hasil penelitian kemudian penulis memberikan kesimpulan akhir dari penelitianya. F. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terbagi dalam empat bab yang setiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksud untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 5 Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, 2008, Metodologi Penelitian Hukum (Buku Pegangan Kuliah), Surakarta: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal. 48. 6 Lexy J. Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 103.

10 Bab I pendahuluan ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab II berisi tentang tinjauan pustaka, dalam hal ini menguraikan dua sub pokok. Sub pokok bahasan pertama menguraikan tentang Tinjauan Umum tentang Perjanjian, yang terdiri dari pengertian perjanjian, syarat syahnya perjanjian, asas asas dalam perjanjian, berakhirnya perjanjian, prestasi dan wanprestasi. Sub pokok bahasan kedua menguraikan tentang Tinjauan Umum tentang Pembiayaan Konsumen, yang terdiri dari pengertian pembiayaan konsumen, bentuk perjanjian pembiayaan konsumen, pihak pihak dalam perjanjian konsumen, hak dan kewajiban kedudukan para pihak dalam kontrak pembiayaan konsumen, berakhirnya perjanjian pembiayaan konsumen, jaminan fidusia menurut Undang Undang no 42 tahun 1999. Bab III berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang antara lain : pertama, pelaksanaan perjanjian pembiayaan pada pt astra credit companies surakarta ditinjau dalam peraturan presiden nomor 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Kedua, hambatan hambatan yang terjadi pada pelaksanaan perjanjian pembiayaan pada pt astra credit companies surakarta serta cara penyelesaiannya. Bab IV sebagai penutup yang akan berisi kesimpulan dan saran sekaligus sebagai akhir dari penulisan skripsi ini.