PIDANA KERJA SOSIAL DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PEMIDANAAN DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
RELEVANSI PIDANA KERJA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA

ANALISIS MENGENAI SINGKRONISASI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SEBAGAI PENGGANTI PIDANA PENJARA

PIDANA PENGAWASAN DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA. Oleh : I Made Ardian Prima Putra Marwanto

PERKEMBANGAN PIDANA DENDA DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA INDONESIA

ANALISA YURIDIS PEMIDANAAN PADA TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR (STUDI KASUS PUTUSAN NO.85/PID.SUS/2014/PN.DPS.

SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMBANTU KEJAHATAN TERHADAP NYAWA

BAB I PENDAHULUAN. Hukum diciptakan oleh manusia mempunyai tujuan untuk menciptakan

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA MUTILASI

SANTUNAN OLEH PELAKU TINDAK PIDANA TERHADAP KORBAN KEJAHATAN DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

PENERAPAN SANKSI YANG BERKEADILAN TERHADAP ANAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

KEBIJAKAN DALAM PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PELACURAN SESUAI DENGAN PERDA KOTA DENPASAR NO. 2 TAHUN

ANALISIS HUKUM PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANANYA

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU PERBUATAN SUMBANG (INCEST) DALAM KONSEP KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) BARU

perundang-undangan tentang pemberantasan tindak pidana korupsi serta tugas dan wewenang Kejaksaan, maka dapat disimpulkan bahwa:

PENGATURAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN DALAM UNDANG-UNDANG KEPABEANAN

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

ANALISIS HUKUMAN KEBIRI UNTUK PELAKU KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DITINJAU DARI PEMIDANAAN DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PIDANA, PIDANA PENGAWASAN, PIDANA PENJARA DAN PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. dihukum 5 (lima) tahun penjara. Pembandingnya adalah para koruptor di republik

BAB I PENDAHULUAN. mengenai adanya suatu samenloop van strafbare feiten, apabila di dalam. salah satu dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan.

TINJAUAN TERHADAP DISKRESI PENYIDIK KEPOLISIAN TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM (STUDI KASUS DI KEPOLISIAN RESOR BADUNG)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara hukum, Pasal 28 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

PIDANA DENDA DALAM PEMIDANAAN SERTA PROSPEK PERUMUSANNYA DALAM RANCANGAN KUHP 1 Oleh : Selfina Susim 2

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

PENANGGULANGAN ABORTUS PROVOCATUS CRIMINALIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pertanggungjawaban pidana dalam hukum pidana positif saat ini

I. PENDAHULUAN. harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Setiap anak mempunyai harkat

RELEVANSI KEBIJAKAN PENETAPAN PIDANA KERJA SOSIAL DALAM SISTEM PEMIDANAAN DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016. PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PERBUATAN PERCOBAAN MELAKUKAN TINDAK PIDANA 1 Oleh: Magelhaen Madile 2

I. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pidana yang bersifat khusus ini akan menunjukan ciri-ciri dan sifatnya yang khas

PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI DALAM KUHP SEBAGAI UPAYA KESELARASAN SISTEM PEMIDANAAN ATURAN HUKUM DENGAN UNDANG UNDANG KHUSUS DI LUAR KUHP

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB V PENUTUP. unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.

PENGECUALIAN LARANGAN ABORSI BAGI KORBAN PERKOSAAN SEBAGAI JAMINAN HAK-HAK REPRODUKSI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP KELALAIAN PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENYEBABKAN KEMATIAN DALAM KECELAKAAN DI JALAN RAYA

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA MELARIKAN WANITA YANG BELUM CUKUP UMUR

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA EKSIBISIONISME DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

HAK UNTUK MELAKUKAN UPAYA HUKUM OLEH KORBAN KEJAHATAN DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pidana yang berupa pembayaran sejumlah uang dinamakan pidana denda. Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BALITA SEBAGAI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI TINJAU DARI ASPEK VIKTIMOLOGI

PENCURIAN PRATIMA DI BALI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ADAT

Oleh. I Gusti Ngurah Bayu Pradiva I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PEMBELI BARANG HASIL KEJAHATAN DITINJAU DARI PASAL 480 KUHP TENTANG PENADAHAN

Pasal 48 yang berbunyi :

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh yang cukup besar dalam membentuk perilaku seorang anak. 1

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

PENEGAKAN HUKUM DALAM TINDAK PIDANA PEMALSUAN MATA UANG DOLLAR. Suwarjo, SH., M.Hum.

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN TINDAKAN MALPRAKTEK DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. kaya, tua, muda, dan bahkan anak-anak. Saat ini penyalahgunaan narkotika tidak

KEBIJAKAN FORMULASI FUNGSI KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA MENURUT UNDANG UNDANG NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

PELAKSANAAN PENGATURAN KARYA CIPTA POTRET DALAM PRAKTIK DI KOTA DENPASAR

Penerapan Pidana Bersyarat Sebagai Alternatif Pidana Perampasan Kemerdekaan

PELAKSANAAN PEMBERIAN CUTI BERSYARAT BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KEROBOKAN DENPASAR

BAB III PIDANA BERSYARAT

BAB I. disertai ancaman pidana bagi yang melakukannya. 5 Menelusuri sejarah hukum

DAFTAR PUSTAKA. Batas Berlakunya Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

JURNAL PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PENJUAL MINUMAN KERAS OPLOSAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI KOTA YOGYAKARTA)

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

: UPAYA PERLINDUNGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas kekuasaan. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (3)

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA YANG DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan melalui

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENERAPAN PIDANA DENDA DALAM PELANGGARAN SAFETY RIDING

BAB I PENDAHULUAN. bernegara, sebagaimana yang telah diamanahkan oleh Undang-undang Dasar

SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (HUMAN TRAFFICKING) DI INDONESIA

BAB II PANDANGAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENERAPAN PIDANA DENDA PADA PELANGGARAN LALU LINTAS

BAB III TINDAK PIDANA PENCURIAN IKAN (ILLEGAL FISHING) SEBAGAI TINDAK PIDANA INTERNASIONAL DI PERAIRAN ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU ILLEGAL LOGGING

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep Negara

UNSUR MELAWAN HUKUM DALAM PASAL 362 KUHP TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN

Oleh Anandita Sasni I Gst. Ayu Puspawati Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

ABOLISIONISME TINDAK PIDANA DENGAN ANCAMAN PIDANA SINGKAT

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR

PENANGGULANGAN PERDAGANGAN ORANG DALAM (INSIDER TRADING) DI BIDANG PASAR MODAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INFORMASI PRIBADI TERKAIT PRIVACY RIGHT

KEABSAHAN PERNYATAAN MAJELIS HAKIM SIDANG TERBUKA DAN TERBATAS UNTUK UMUM (STUDI KASUS PENISTAAN AGAMA Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA)

KONTROVERSI LANDASAN PENGHAPUSAN PIDANA MATI DALAM RUU KUHP NASIONAL. oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

KEBIJAKAN LEGISLATIF DALAM HAL PENGATURAN ALTERNATIF PIDANA PENGGANTI DENDA YANG TIDAK DIBAYAR

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

JURNAL PENGANCAMAN SANKSI PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012

TINDAK PIDANA ASUSILA TERHADAP HEWAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

OLEH : Ni Ketut Arie Setiawati. A.A Gde Oka Parwata. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA PELAKU PEMBAKARAN LAHAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG REMISI

Transkripsi:

PIDANA KERJA SOSIAL DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PEMIDANAAN DI INDONESIA Oleh : Putu Astrid Yolanda Sari Pembimbing : I Made Tjatrayasa Sagung Putri M.E. Purwani Program Kekhususan: Hukum Pidana Abstract: This paper entitled COMMUNITY SERVICE ORDERS TO REACH THE SENTENCING PURPOSE. This paper uses analytical methods and approaches normative comparisons. Community service orders is a new kind of criminal punishment in Indonesia which has purpose to foster and provide a deterrent effect for the offender by doing special patterns and concepts that are more humanis and give alot of beneficial not only for the offender but also for the community in order to achieve the purpose of sentencing in Indonesia Key words: community service orders, sentencing purpose,concepts, patterns. Abstrak: Makalah ini berjudul "PIDANA KERJA SOSIAL DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PEMIDANAAN ". Makalah ini menggunakan metode analisis normatif dan pendekatan perbandingan. Pidana kerja sosial merupakan jenis pidana baru di Indonesia dan bertujuan untuk membina dan memberi efek jera bagi pelaku dengan pola- pola dan konsep yang manusiawi dan bermanfaat bagi pelaku serta masyarakat dalam rangka mencapai tujuan pemidanaan di Indonesia Kata kunci : pidana kerja sosial, tujuan pemidanaan, konsep, pola. I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Tujuan Hukum pidana sebagai salah satu jenis hukum yang ada pada ilmu hukum di Indonesia diatur dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) yang di dalamnya terdapat pengaturan mengenai sanksi pidana pokok dan pidana tambahan yakni Pasal 10 KUHP. Permasalahan muncul ketika segala pengaturan pada KUHP ini sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan kondisi masyarakat Indonesia yang notabena sudah sangat berkembang, bahkan untuk sanksi pidana yang ada pun hingga saat ini belum bisa mencapai tujuan pemidanaan yang diharapkan. Salah satu yang perlu untuk direvisi adalah dari segi sanksi pidana. Menjadi suatu hal penting dikarenakan sanksi pidana merupakan bentuk hukuman yang wajib diterima oleh setiap terpidana untuk mempertanggungjawabkan perbuatan melanggar hukumnya. Selain itu tujuan 1

adanya sanksi diharapkan pelaku kejahatan tidak akan melakukan kejahatan itu lagi dan masyarakat pun menjadi tahu akibatnya apabila melanggar suatu peraturan perundangundangan. Sanksi pidana yang ada di RUU KUHP tahun 2010 mengalami beberapa perubahan, yakni adanya sanksi pidana kerja sosial. Sanksi pidana kerja sosial ini merupakan sanksi pidana yang tergolong baru (apabila nantinya diterapkan) di Indonesia, namun tidak bagi Negara- Negara Eropa dan Amerika. Indonesia dalam RUU KUHP tahun 2010 menjadikan pidana kerja sosial sebagai salah satu pidana pokoknya. Menjadi menarik karena pidana kerja sosial adalah pidana yang berbeda dari segi waktu, penerapan hingga hukumannya. Dengan adanya pidana kerja sosial pada RUU KUHP tahun 2010 ini maka diharapkan tujuan pemidanaan yang dicita- citakan dapat terwujud. Dari latar belakang tersebut dapat dikemukakan permasalahan yaitu mengenai keberadaan pidana kerja sosial dan bagaimanakah konsep penjatuhan pidana kerja sosial dalam mencapai tujuan pemidanaan di Indonesia kedepannya. Tujuan penulisan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi pidana kerja dalam pemidanaan di Indonesia dan untuk mengetahui pidana kerja sosial dalam mencapai tujuan pemidanaan di Indonesia kedepannya. II. ISI MAKALAH 2.1. METODE PENELITIAN Penulisan ini mempergunakan jenis penelitian normatif dan mempergunakan pendekatan terhadap yang mengkaji terhadap peraturan perundang- undangan dan pendekatan perbandingan atau comparative approach, yakni dengan melakukan studi perbandingan hukum. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1. Pidana Kerja Sosial Pidana kerja sosial adalah suatu hal yang cukup menarik, karena ini merupakan jenis pidana yang baru apabila nantinya diterapkan pada KUHP Indonesia. Pidana kerja sosial merupakan salah satu jenis pidana pokok yang diatur pada Pasal 65 dan Pasal 86 RUU KUHP tahun 2010. Pada penjelasan kedua pasal tersebut dijelaskan bahwa munculnya jenis pidana kerja sosial adalah sebagai alternative pidana perampasan kemerdekaan 2

jangka pendek dan denda yang dijatuhkan hakim kepada terdakwa dan perampasan kemerdekaan jangka pendek dalam hal ini adalah pidana penjara dan kurungan. Menurut Sudarto : Pidana adalah nestapa yang diberikan oleh Negara kepada seseorang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Undang- Undang (hukum pidana), sengaja agar dirasakan sebagai nestapa 1. Dapat disimpulkan pidana adalah suatu penderitaan atau nestapa yang diberikan oleh Negara kepada orang yang telah melanggar undang- undang dan merugikan masyarakat. Sedangkan, pidana kerja sosial atau dalam istilah asing sering disebut sebagai community service orders (CSO) adalah bentuk pidana dimana pidana tersebut dijalani oleh terpidana dengan melakukan kerja sosial yang ditentukan 2. Sehingga pidana kerja sosial ini adalah pidana alternative dari perampasan kemerdekaan jangka pendek yang dilakukan dengan berdasarkan hitungan jam tertentu dan dilakukan tanpa bayaran. Pidana kerja sosial memang baru sebatas rencana dan belum sah ditetapkan sebagai salah satu sanksi pidana di Indonesia, dasar hukumnya pun hanya diatur pada RUU KUHP tahun 2010. Pidana kerja sosial penting dijadikan salah satu jenis sanksi pidana di Indonesia dengan beberapa alasan yakni lebih bisa memperbaiki terpidana, lebih berguna bagi terpidana dan masyarakat serta lebih memperhatikan hak asasi manusia (penjelasan RUU KUHP 2010). Sehingga dari alasan- alasan tersebut di atas sekiranya bisa menjadi pertimbangan bahwa sanksi pidana kerja sosial dapat diterapkan di Indonesia. Berbicara mengenai suatu sanksi, erat kaitannya dengan tujuan pemidanaan yang ingin dicapai dari sanksi tersebut. Sebelumnya yang dimaksud pemidanaan adalah menurut Andi Hamzah bahwa: Pemidanaan disebut juga sebagai penjatuhan pidana atau pemberian pidana atau penghukuman yang bahasa Belanda disebut Straftoemeting dan dalam bahasa Inggris disebut Sentencing 3. Sehingga pemidanaan adalah suatu penjatuhan pidana atau hukuman bagi yang melanggar undang- undang. 1 Niniek Suparni, 2007, Eksistensi Pidana Denda Dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan, Cet. II, Sinar Grafika, Jakarta., h.11. 2 Tongat, 2001, Pidana Kerja Sosial Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia, Djambatan, Jakarta, h.7. 3 Tolib Setiady, 2010, Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia, Alfabeta, Bandung, h.21. 3

Terdapat 3 pokok pemikiran mengenai tujuan yang ingin dicapai dari suatu pemidanaan, yaitu: untuk memperbaiki pribadi dari penjahat itu sendiri, untuk membuat orang menjadi jera dalam melakukan kejahatan- kejahatan, untuk membuat penjahat tertentu menjadi tidak mampu melakukan kejahatan yang lain, yakni penjahat dengan cara- cara yang lain sudah tidak dapat diperbaiki lagi 4. 2.2. Pola Pidana Kerja Sosial untuk Mencapai Tujuan Pemidanaan Pidana kerja sosial termasuk jenis pidana baru yang apabila nanti diterapkan oleh pemerintah sebagai salah satu jenis pidana di Indonesia. Pola penjatuhan pidana kerja sosial ini diatur pada Pasal 86 RUU KUHP 2010 yang pada intinya adalah bahwa Pidana kerja sosial digunakan sebagai pidana pengganti penjara yang dibawah 6 bulan dan pidana denda dibawah kategori I yaitu Rp. 1.500.000.- Pidana kerja sosial ini harus mendapat persetujuan dari terpidana agar terhindar dari tuduhan kerja paksa dan maksimal dilakukan selama 12 bulan dengan pembatasan 240 jam untuk umur di atas 18 tahun dan 120 jam untuk umur dibawah 18 tahun. Jenis pekerjaan sosial yang dilakukan adalah berbagai kegiatan sosial di rumah sakit, rumah panti asuhan, sekolah, atau lembaga-lembaga sosial lainnya, dengan sebanyak mungkin disesuaikan dengan profesi terpidana. Namun, yang menjadi kekurangan dari pola tersebut adalah tidak diaturnya minimal berapa jam dalam sehari seorang terpidana harus melakukan pidana ini, tidak adanya suatu pengawas seperti supervisor untuk mengawasi jalannya pidana ini. Bila dilihat di Inggris ada suatu supervisor yang mengawasi jalannya pidana ini 5. 4 P.A.F.Lamintang dan Theo Lamintang, 2012, Hukum Penitensier, Cet.II, Sinar Grafika, Jakarta, h. 11 5 Legislation.gov.uk., The Community Service Orders Rules 1989, (diakses pada tanggal 8 Januari 2013), URL: http://www.legislation.gov.uk/uksi/1989/191/article/1/made 4

III. Kesimpulan 3.1. Simpulan 1. Munculnya jenis pidana kerja sosial adalah sebagai alternative pidana perampasan kemerdekaan jangka pendek dan denda yang dijatuhkan hakim kepada terdakwa untuk mencapai tujuan pemidanaan. 2. Pola dari konsep penjatuhan pidana kerja sosial ini berdasarkan Pasal 86 RUU KUHP 2010, yang dalam hal ini suatu pidana kerja sosial harus mendapat persetujuan dari terpidana itu sendiri dan memperhatikan kondisi fisik dan mental dari terpidana, 3.2. Saran 1. Perlu adanya suatu pembahasan lebih lanjut mengenai pidana kerja sosial ini dan perlu aturan yang lebih mengkhusus lagi untuk mengatur mengenai pidana kerja sosial. 2. Perlu suatu pola yang lebih rinci lagi terutama dalam hal pemberian batas waktu minimum dan maksimal jam per hari bagi terpidana yang melakukan pidana kerja sosial. Selain itu, perlu pengawas khusus di lapangan untuk mengawasi jalannya pidana ini agar pelaku benar- benar serius menjalankan hukumannya dan tidak kabur selama masa hukumannya dilakukan serta jenis pekerjaan yang lebih rinci dan jelas. IV. Daftar Pustaka Lamintang, P.A.F., Theo Lamintang, 2012, Hukum Penitensier, Cet.II, Sinar Grafika, Jakarta. Setiady, Tolib., 2010, Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia, Alfabeta, Bandung. Suparni, Niniek., 2007, Eksistensi Pidana Denda Dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan, Cet. II, Sinar Grafika, Jakarta. Tongat, 2001, Pidana Kerja Sosial Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia, Djambatan, Jakarta. Rancangan Undang- Undang Republik Indonesia Tentang KUHP Tahun 2010 Legislation.gov.uk., The Community Service Orders Rules 1989, (diakses pada tanggal 8 Januari 2013), URL: http://www.legislation.gov.uk/uksi/1989/191/article/1/made 5