BAB 1 PENDAHULUAN. Delia Nurjanah, 2014 PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPENMELALUI PENDEKATAN SAINTIFIKDENGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. hanyalah sebagai penunjang dalam mengapresiasikan karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam berbagai kesempatan. Dari observasi yang dilakukan penulis. bagian yang paling tinggi tingkat kesulitannya.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kekayaan yang tidak mungkin dicapai jika tidak ada kebiasaan dan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan proses kegiatan belajar siswa di dalam sebuah pembelajaran untuk menuangkan ide, gagasan ataupun lainnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan (Tarigan, 1986: 15), bahwa menulis diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menulis juga salah satu dari empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis, empat keterampilan berbahasa ini sangatlah penting karena termasuk kedalam standar kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia. Maka dari itu, diharapkan sekolah yang mempunyai fungsi tempat mengeyam ilmu harus mampu memberikan pengajaran dan ilmunya yang baik dan tentu dengan metode yang baik pula. Siswapun diharapkan mampu menguasai keempat keterampilan berbahasa tersebut terutama menulis, meskipun sampai saat ini belum ada hasil yang memuaskan yang dapat diambil dari pembelajaran menulis siswa. Hal tersebut sesuaipernyataan Sutama dkk (Nurhayati 2000: 13) bahwa siswa belum dapat dikatakan mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar, baik lisan maupun tulisan, mulai sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum. Pernyataan tersebut harus dijadikan sebuah upaya untuk mencari titik terang di dalam penuntasan masalah tersebut. Pembelajaran sastra merupakan salah-satu pembelajaran penting di dalam keterampilan menulis, karena pengajaran sastra dapat menumbuhkan sikap memotivasi kemampuan menulis siswa dengan cara mengaplikasikan pemikiran bebas tanpa batas dengan membuat sebuah tulisan indah,seperti pernyataan (Sumardjo dan Saini, 1994 :3) bahwa sastra sebagai suatu cabang seni yang berkaitan 1

2 dengan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat dan keyakinan yang kongkret membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Salah satu keterampilan menulis sastra adalah menulis cerpen. Siswa harus mampu membuat sebuah cerpen dengan imajinasi masing-masing, bisa diambil dari hasil pengalaman pribadi, rekaan ataupun dari hasil lainnya yang dapat menunjang penulisan sebuah cerpen. Pembelajaran menulis cerpen sering dianggap tidak menarik atau sulit oleh sebagian siswa karena harus merangkai sebuah cerita yang panjang namun tidak bisa menemukan hasil ujung cerita.siswa juga sering kali tidak dapat menemukan tema dan mengembangkan sebuah cerita dan terkadang kreativitas dan imajinasi siswa tidak dapat berkembang karena biasanya metode yang digunakan adalah metode ceramah. Tarigan (2008: 186) menegaskan bahwa pembelajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah, karena hanya terletak pada cara guru mengajar. Umumnya kurang variasi, kurang merangsang, dan kurang pula dalam frekuensi. Pada pembelajaran kurikulum 2013, pembelajaran menulis cerpen tertulis secara langsung dari kompetensi dasar.pembelajaran menulis cerpen ada di SMPkelas VII semester Genapkurikulum 2013. Pembelajarankurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifk, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan/menjejaring dari pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan berupa wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru di SMP Negeri 29 Bandung pada tanggal 10 Februari 2014, diperoleh kenyataan bahwa siswa SMP Negeri 29 Bandung masih menggunakan pedoman KTSP yang artinya pembelajaran menulis cerpen pada kelas VII tidak

3 dipelajari melainkan hanya mempelajari mengenai mengomentari terhadap pembacaan cerpen, mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen. Namun menurut Yulienah Rambing, S.Pd guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 29 Bandung, kemampuan dalam penulisan karya sastra masih kurang efektif dan diminati oleh sebagian siswa dalam hal ini adalah penulisan menulis puisi.hal ini disebabkan oleh teknik pendekatan dan media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran kurang bervariasi sehingga membuat siswa merasa tidak tertarik serta menjadikan siswa jenuh dalam mengembangkan ide, gagasan dalam penulisan pembelajaran apresiasi sastra. Dilihat dari hal ini penulis diberikan izin oleh guru bahasa Indonesia SMP Negeri 29 Bandung untuk melakukan sebuah tindakan kepada siswa mengenai pembelajaran apresiasi sastra yaitu menulis cerpen, karena masih berhubungan dengan pembelajaran sastra terutama dalam keterampilan menulis. Dari rujukan studi pendahuluan tersebut guru Bahasa dan Sastra Indonesia melakukan langkah memberikan pembelajaran dengan materi menulis cerpen secara tidak mendalam dengan teknik ceramah dan tanpa menggunakan media apapun kepada siswa lalu melakukan tes awal untuk mengetahui hasil menulis cerpen pada siswa, berdasarkan hasil studi pendahuluan ini maka diperoleh kenyataan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa masih kurang efektif, hasilnya ternyata hampir seluruh nilai siswa kelas VII A dibawah KKM, siswa mendapat nilai rata-rata 50-70. Hal ini disebabkan teknik, metode yang kurang bervariasi menjadikan pada diri siswa kurang motivasi, siswa tidak mampu mengembangkan ide, kurang mendapat inspirasi dalam menulis cerpen. Dari permasalahan yang timbul maka diperlukan suatu pendekatan dan media pembelajaran menulis yang menarik, efektif, dan efisien bagi siswa.berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti berusaha untuk memberikan sebuah alternatif

4 pendekatan dan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan untuk membantu siswa dalam pembelajaran menulis cerpen adalah pendekatan saintifik dengan media transformasi gambar.pendekatan saintifik dengan media transformasi gambar bisa menjadi salah satu alternatif selanjutnya yang dikembangkan untuk pendekatan menulis cerpen.saintifik yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan/menjejaring dari pembelajaran yang dilakukan.menurut Kemendikbud (2013) pendekatan saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, mengisnpirasi, menguatkan dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan dalam teori tertentu.metode ini merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada perserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan saintifik termasuk materi menulis cerpen. Penggunaan media dalam pembelajaran menulis cerpen juga diperlukan untuk menunjang sebuah pendekatan supaya dapat lebih mempermudah siswa didalam pembelajaran khususnya menulis cerpen.dengan media gambar ini diharapkan siswa dapat membuat sebuah karya sastra penulisan cerpen dengan mudah karena gambar dapat membuat siswa terdorong dan terhantar di dalam penulisan cerpen dan mendorong siswa berpikir lebih kreatif, imajinatif.menurut Sadiman (2002: 29-31), gambar memiliki beberapa kelebihan antara lain (1) sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata, (2) gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, (3) dapat mengatasi pengamatan kita, (4) dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk usia berapa saja,

5 sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman, (5) harganya murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas X SMA Al Islam 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 yang disusun oleh Rahmawati UMS (2010) dengan hasil penelitian menunjukkan mengalami peningkatan dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen. Pembelajaran Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas III SDIT Nur Hidayah Surakarta yang disusun oleh Endang Rahmawati UMS (2009) dengan hasil kemampuan siswa kelas III SDIT Nur Hidayah cukup meningkat. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Pemanfaatan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 2 Sawit tahun Ajaran 2009/2010, penelitian yang dilakukan oleh Yuka Mandiri UMS (2010) dengan hasil meningkat, Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun 2011-2012 yang dilakukan oleh Panji Pradana Universitas Muhammadiyah Purworejo, dengan hasil meningkat. Dari keempat tinjauan pustaka di atas dapat diketahui bahwa penelitian ini benar-benar belum dilakukan dan dapat diuji kebenarannya walaupun sama-sama meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan media gambar, model pembelajaran yang akan dilakukan peneliti ini berbeda dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Perbedaan yang menonjol yakni dalam proses pendekatan yang menggunakan pendekatan saintifik (pendekatan kurikulum 2013), dan pada proses pembelajaran akan mendiskripsikan tingkat efektifitas memahami menulis cerpen dengan media. Peneliti ini pun menggunakan media gambar dengan model acak, tujuan ini agar kreatifitas siswa dapat terasah dan bisa terasa bebas di dalam membuat

6 karya sastra. Hal ini akan menunjukkan kefektifitasan siswa dalam menulis cerpen dengan media gambar. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian berupa pemanfaatan teknik transformasi gambar dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan pendekatan dan media ini diharapkan pembelajaran menulis cerpen tidak bersifat menjenuhkan dan dapat menyenangkan bagi siswa. 1.2 Indetifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut. 1) Tingkat kemampuan siswa dan motivasi di dalam menulis khususnya menulis sebuah cerita pendek (cerpen) sangat rendah karena kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis. 2) Kurangnya kemampuan guru dalam memilih atau menciptakan pendekatan, media yang tepat untuk pengembangan pengajaran menulis. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dari identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka pemasalahanyang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung dengan menggunakan pendekatan saintifik dan media transformasi gambar?

7 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung dengan menggunakan pendekatan saintifik (kurikulum 2013) dan media transformasi gambar? 3. Bagaimana hasil pendekatan saintifik (kurikulum 2013) dan media transformasi gambar dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka tujuan penelitian ini mendeskripsikan: 1. rencana pembelajaran siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung dalam menulis cerpen menggunakan pendekatan saintifik (kurikulum 2013) dan media transformasi gambar; 2. pelaksanaan penerapan pendekatan saintifik (kurikulum 2013) dan media transformasi gambar dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung; 3. hasil pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan saintifik (kurikulum 2013) dan media transformasi gambar kelas VII SMP Negeri 29 Bandung berhasil; 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi setiap institusi yang bersangkutan: 1. Bagi guru Dengan dilaksanakannya penelitian ini guru dapat mengetahui pendekatan pembelajaran yang bervariasi untuk proses belajar mengajar siswa di kelas

8 agar lebih menarik dan lebih memotivasi belajar siswa agar menghasilkan karya sastra yang lebih kreatif dan imajinatif. 2. Bagi siswa Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yang bermasalah dengan menulis, terutama bagi siswa yang bermasalah dalam menulis cerita pendek yang imajinatif, karena penelitian ini memberikan strategi untuk menuntun imajinasi siswa di dalam membuat cerpenmelalui teknik gambar. 3. Bagi peneliti Berdasarkan penelitian ini diharapakan penulis menjadi termotivasi untuk dapat lebih berkreasi di dalam membuat strategi pembelajaran terutama keterampilan menulis cerpen. 4. Bagi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, karena dengan penelitian ini strategi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia lebih beranekaragam dengan berbagai teknik atau strategi. 1.6 Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dalam pemahaman maksud judul, maka penulis perlu memberikan definisi operasional dalam lingkup pembahasan tersebut: 1. Pembelajaran menulis cerpen adalah cara atau proses menuju suatu peningkatan kemampuan dari tidak bisa menjadi bisa. Dalam hal ini peningkatan menulis cerpen ditenggarai oleh aspek-aspek kesesuaian isi cerpen dengan media yang ditampilkan 2. Pendekatan saintifik adalah pendekatan kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran saintifik dilakukan melalui proses Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Data/eksperimen/eksplorasi, Mengasosiasi

9 3. Teknik transformasi gambar adalah proses pengalihbentukan gambar ke dalam cerpen. Proses tersebut merupakan transformasi dari tradisi lihat kebudaya tulis. 1.7 Indikator Keberhassilan Indikator pencapaian keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yaitu apabila hasil belajar siswa yang memperoleh kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 mencapai 100% dari jumlah siswa aktif telah mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.