banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

dokumen-dokumen yang mirip
turunan oksikam adalah piroksikam (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan antiradang kuat.

Menurut Hansch, penambahan gugus 4-tersier-butilbenzoil dapat mempengaruhi sifat lipofilisitas, elektronik dan sterik suatu senyawa.

pada penderita tukak lambung dan penderita yang sedang minum antikoagulan (Martindale, 1982). Pada penelitian ini digunakan piroksikam sebagai

N N. Gambar 1.1. Struktur molekul piroksikam dan O-(3,4- diklorobenzoil)piroksikam.

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

inflamasi non steroid turunan asam enolat derivat oksikam yaitu piroksikam (Mutschler, 1991; Gringauz, 1997). Piroksikam digunakan untuk pengobatan

Piroksikam merupakan salah satu derivat oksikam, dan merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi,

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Hal ini disebabkan karena penambahan gugus-gugus pada struktur parasetamol tersebut menyebabkan perubahan sifat kimia fisika senyawa, yaitu sifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

memodifikasi struktur senyawa obat dengan penambahan gugus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan gugus tersebut dalam meningkatkan

parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1. Struktur molekul asam salisilat dan turunannya (Gringauz, 1997 ). O C OH CH 3

),parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

banyak senyawa-senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai macam penyakit. Sintesis yang dilakukan mulai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Keterangan : R = H atau CH 3, Ar = fenil/3-piridil/4-piridil

(b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil

Para-aminofenol Asetanilida Parasetamol Gambar 1.1 Para-aminofenol, Asetanilida dan Parasetamol (ChemDraw Ultra, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

SINTESIS O-(4-BROMOBENZOIL) PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB I PENDAHULUAN. usaha penelitian untuk mencari senyawa baru semakin berkembang dengan pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 1.1. Struktur turunan N-arilhidrazon (senyawa A) CH 3

penghambat prostaglandin, turunan antranilat dan turunan pirazolinon. Mekanisme kerja NSAID adalah dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase

SINTESIS O-(4-NITROBENZOIL)PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Gambar 1.2. Struktur senyawa N -(4-metilbenziliden)-2- metoksibenzohidrazida

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia

Gambar 1.1. Struktur asam asetilsalisilat (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa tersebut menembus membran sel dan fase farmakodinamik obat, sifat elektronik mempengaruhi proses

O O. Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat (b) Struktur turunan N-arilhidrazid dari asam mefenamat

telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

SINTESIS O-(3-KLOROBENZOIL) PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

SINTESIS ASAM 2-OKTANOILOKSIBENZOAT DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SINTESIS O-(4-KLOROBENZOIL)PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB 1 PENDAHULUAN gambar 1.1

hipnotik yang sering digunakan adalah golongan ureida asiklik, misalnya bromisovalum tetapi pada penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena

OBAT ANALGETIK, ANTIPIRETIK dan ANTIINFLAMASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

I. PENDAHULUAN. menggunakan tumbuhan obat (Sari, 2006). Dalam industri farmasi, misalnya obatobatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ANALGETIKA. Non-Steroidal Antiinflamatory Drugs (OAINS/Obat Antiinflamasi Non-Steroid) Analgetika opioid. Analgetika opioid

Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat dan (b) Struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat.

ANALGETIKA. dr. Agung Biworo, M.Kes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. analgesik dari senyawa AEW1 terhadap mencit. Metode yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

kamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode

SINTESIS O-(4-TERSIER-BUTILBENZOIL)PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

KATA PENGANTAR. Dewan editor

Dalam penelitian ini, akan diuji aktivitas antiinflamasi senyawa turunan benzoiltiourea sebagai berikut:

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN O C OH. R : H atau CH3 Ar : fenil/3-piridil/4-piridil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA ANTI-INFLAMASI

BAB 1 PENDAHULUAN gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

PENGARUH PENAMBAHAN SUBSTITUEN KLORO DAN METIL PADA POSISI PARA SENYAWA N-BENZOIL-N - FENILTIOUREA TERHADAP AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini, perkembangan modifikasi molekul obat di dunia kefarmasian telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh obat atau senyawa baru yang lebih baik dibandingkan dengan senyawa induknya, yang diharapkan senyawa baru tersebut memiliki efek pengobatan yang lebih maksimal dan dapat memperkecil efek samping yang tidak menguntungkan. Salah satunya adalah obat penghilang rasa nyeri atau yang biasa disebut dengan obat analgesik (Siswandono & Soekardjo, 2000). Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang sering terjadi. Walaupun nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan, tetapi pasien merasakannya sebagai hal yang tak mengenakkan, menyiksa dan karena itu berusaha untuk bebas darinya. Nyeri dapat disebabkan oleh kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi dan fisik (kalor atau listrik). Rangsangan tersebut memicu pelepasan mediator nyeri seperti histamin, leukotrien dan prostaglandin (Mutschler,1991). Berdasarkan mekanisme kerja pada tingkat molekul, analgesik dibagi menjadi dua golongan yaitu analgesik narkotik dan analgesik non narkotik. Analgesik narkotik digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang sedang sampai berat dan analgesik non narkotik digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang ringan sampai sedang (Siswandono & Soekardjo, 2000). Analgesik non narkotik lebih banyak digunakan daripada analgesik narkotik karena mudah didapat tanpa resep dari dokter dan pada umumnya masyarakat menderita rasa nyeri yang ringan. Obat analgesik antipiretik serta obat antiinflamasi non steroid (NSAIDs) merupakan kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga 1

2 banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping (Wilmana, 2007). Salah satu obat yang termasuk golongan NSAIDs adalah piroksikam (turunan oksikam) (Siswandono & Soekardjo, 2000). Penggolongan obat-obat NSAIDs secara kimiawi dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu NSAIDs turunan asam karboksilat antara lain, derivat asam asetat (diklofenak, indometasin), derivat asam salisilat (aspirin, benorilat), derivat asam propionat (ibuprofen, ketoprofen) dan derivat asam fenamat (asam mefenamat). Sedangkan NSAIDs yang lainnya merupakan turunan asam enolat antara lain, derivat pirazolon (fenilbutazon) dan derivat oksikam (piroksikam) (Wilmana, 2007). Telah dilakukan banyak modifikasi struktur molekul terhadap derivat salisilat dan acetaminophen, sehingga kali ini akan dilakukan penelitian terhadap golongan analgesik yang lain yaitu derivat oksikam (piroksikam). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan anti radang kuat. Piroksikam dengan dosis yang cukup kecil mempunyai masa yang kerja panjang dengan waktu paruh rata-rata 50-60 jam sehingga memungkinkan pemberian dosis satu kali per hari (Katzung, 2002). Di samping keuntungan tersebut, piroksikam juga menyebabkan iritasi saluran cerna yang cukup besar. Efek samping tersebut merupakan akibat yang ditimbulkan oleh piroksikam sebagai NSAIDs non selektif COX, maka merupakan suatu tantangan bagi seorang farmasis untuk mengembangkan piroksikam menjadi senyawa obat yang memiliki aktivitas analgesik yang optimal dan mengurangi efek samping yang ditimbulkan. Obat dengan efek terapi yang efektif serta aman sangat dibutuhkan oleh konsumen mengingat pentingnya efek terapeutik pada sasaran yang

3 tepat dan minimnya efek samping yang ditimbulkan. Keadaan ini didapat antara lain dengan modifikasi struktur senyawa obat dengan penambahan gugus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan gugus tersebut dalam meningkatkan aktivitas dari struktur yang diduduki (Siswandono & Soekardjo, 2000). Untuk pengembangan senyawa obat baru diperlukan HKSA (Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas) yaitu suatu hubungan kuantitatif yang menjelaskan suatu struktur kimia dapat memberikan sumbangan aktivitas terhadap struktur induknya sehingga dengan penambahan tersebut, akan didapat suatu senyawa yang mempunyai aktivitas yang tinggi dan memberikan efek terapi yang maksimal (Siswandono & Soekardjo, 2000). Aktivitas biologis suatu senyawa dipengaruhi oleh sifat kimia fisikanya, yaitu sifat lipofilik, elektronik dan sterik. Sifat lipofilik berpengaruh terhadap kemampuan senyawa dalam menembus membran biologis. Sifat elektronik berhubungan dengan proses interaksi obat-reseptor dan juga kemampuan menembus membran, sedangkan sifat sterik menentukan keserasian dan kekuatan interaksi obat-reseptor. Perubahan sifat kimia tersebut akan berpengaruh pada aktivitas biologisnya. (Siswandono & Soekardjo, 2000). Untuk mendapatkan turunan piroksikam dengan aktivitas analgesik yang optimal, dilakukan modifikasi struktur piroksikam menjadi senyawa O-(4-bromobenzoil)piroksikam melalui reaksi asilasi dengan metode Schotten-Baumann yaitu dengan mereaksikan piroksikam dengan 4- bromobenzoil klorida dalam suasana basa. Pada penelitian ini sebagai katalis digunakan piridin. Sebab selain dapat mempercepat reaksi, piridin juga dapat mengikat HCL yang terbentuk selama reaksi. Penambahan gugus benzen dan bromo pada senyawa induk diharapkan dapat meningkatkan sifat lipofilik, elektronik dan efek sterik

4 senyawa. Aktivitas biologis senyawa dipengaruhi oleh perubahan sifat fisika kimia dan diharapkan dapat menghasilkan efek analgesik yang lebih tinggi dibanding piroksikam. Sifat lipofilik tersebut berpengaruh pada kemampuan senyawa dalam menembus membran biologis (distribusi senyawa), sifat elektronik akan mempengaruhi kekuatan ikatan obatreseptor, sedangkan sifat sterik akan mempengaruhi keserasian dan kekuatan interaksi obat-reseptor (Siswandono & Soekardjo, 2000; Thomas, 2003). Piroksikam secara teoritis dihitung menggunakan program komputer Chem Office mempunyai nilai Log P = 0,29 dan MW =331,35, sedangkan O-(4-bromobenzoil)piroksikam mempunyai nilai Log P = 3,25; dan MW = 514,35. σ Br = 0.23 O N N H N OH O O O C Br H 3 C O S O N N H N H 3 C S O O Gambar 1.1. Struktur molekul piroksikam dan O-(4- bromobenzoil)piroksikam (FI IV, 1995). Hasil sintesis senyawa O-(4-bromobenzoil)piroksikam dilakukan uji organoleptis yang meliputi bentuk, bau dan warna. Selain itu juga dilakukan uji kemurnian senyawa ini dengan penentuan titik leleh menggunakan melting point Apparatus dan KLT (Kromatografi Lapis Tipis), dilanjutkan uji identifikasi struktur molekul hasil sintesis dengan spektrometer infra merah (IR), spektrofotometer ultraviolet (UV) dan spektrometer resonansi magnet inti ( 1 H-NMR). Hasil sintesis senyawa tersebut juga perlu dilakukan pengujian

5 terhadap aktivitas analgesiknya. Adapun berbagai macam uji aktivitas analgesik antara lain metode kimia, panas, fisik dan elektrik. Dalam pengujian aktivitas analgesik senyawa O-(4-bromobenzoil)piroksikam menggunakan metode stimulasi kimiawi (Writhing test), yaitu menggeliatnya mencit akibat konstriksi abdominal setelah pemberian bahan kimia penginduksi nyeri (Diyah et al., 2002). Metode writhing test ini sensitif, sederhana dan reprodusibel untuk analgesik ringan (Glassman, 1971). Metode writhing test merupakan metode uji aktivitas yang memberikan hubungan bertingkat antara intensitas rangsangan nyeri dan dosis analgesik yang dibutuhkan untuk menahan rangsangan nyeri (Turner, 1965). Larutan penginduksi nyeri yang digunakan pada penelitian ini adalah asam asetat 0,60%. Asam asetat dipilih sebagai penginduksi nyeri karena harganya murah namun dapat memberikan hasil yang akurat. Sebagai hewan coba digunakan mencit (Mus Musculus) jantan dengan umur 2 3 bulan dan berat 20-35 gram. Mencit jantan digunakan karena tidak dipengaruhi oleh siklus estrus sehingga lebih mudah untuk dihomogenkan (Turner, 1965). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah senyawa O-(4-bromobenzoil)piroksikam dapat disintesis dari piroksikam dengan 4-bromobenzoil klorida melalui reaksi asilasi? 2. Apakah senyawa O-(4-bromobenzoil)piroksikam mempunyai aktivitas analgesik yang lebih tinggi dibanding piroksikam? Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendapatkan senyawa baru O-(4-bromobenzoil)piroksikam melalui reaksi asilasi antara piroksikam dengan 4-bromobenzoil klorida. 2. Menentukan aktivitas analgesik O-(4-bromobenzoil)piroksikam dan membandingkannya dengan aktivitas piroksikam.

6 Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis penelitian ini adalah: 1. Senyawa O-(4-bromobenzoil)piroksikam dapat disintesis dari piroksikam dan 4-bromobenzoil klorida melalui reaksi asilasi. 2. Senyawa O-(4-bromobenzoil)piroksikam mempunyai aktivitas analgesik yang lebih besar dibanding piroksikam. Manfaat dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi tentang senyawa O-(4-bromobenzoil)piroksikam dan aktivitas analgesiknya, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai calon obat analgesik baru dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat setelah dilakukan uji-uji lebih lanjut, seperti uji pre klinik (uji toksisitas akut, uji toksisitas sub akut, uji teratogenisitas dan uji mutagenisitas), uji klinik dan uji stabilitas.