METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi literatur, Studi Pendahuluan dan Pengambilan Sampel. Persiapan Sampel untuk Pengujian Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

4. ANALISA UJI LABORATORIUM

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB 3 METODE PENELITIAN

UJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KUAT GESER SAMPEL DRYSIDE OF OPTIMUM (KERING OPTIMUM) DAN WETSIDE OF OPTIMUM (BASAH OPTIMUM) PADA TANAH LEMPUNG

BATAS SUSUT. Kadar air, w= 100% 89.63

LAMPIRAN A PROSEDUR PENGUJIAN AWAL

BATAS CAIR TANAH (ASTM D )

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL (RING AND BALL TEST) (PA ) (AASHTO-T53-74) (ASTM-D36-69)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat di daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5 Sumber:Google earth Gambar 5. Lokasi Rawa Sragi, Desa Belimbing Sari, Lampung Timur

29 B. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung sampel sebanyak dua buah untuk mendapatkan data-data primer dari 2 jenis tanah. Tabung sampel ditekan perlahan-lahan kedalaman tanah, kemudian diangkat ke permukaan sehingga terisi penuh oleh tanah dan di ujung tabung dilapisi dengan lilin parafin kemudian ditutup dengan plastik untuk menjaga agar kelembaban sampel tidak berubah. Sampel yang sudah diambil ini selanjutnya digunakan untuk pengujian di laboratorium, dimana sampel ini disebut tanah tidak terganggu (undisturbed). C. Pelaksanaan Pengujian Tanah Asli Pada penelitian ini pengujian pertama yang harus dilakukan adalah pengujian sifat fisik tanah asli. Pengujian tanah asli ini dilakukan untuk melihat karakteristik dari tanah yang akan digunakan, apakah sesuai atau tidak dengan karakteristik dari tanah lempung. Pelaksanaan pengujian tanah asli dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung. Adapun jenis uji karakteristik tanah adalah sebagai berikut: Pengujian Sampel Tanah Asli (Uji Karakteristik) 1. Pengujian Kadar Air 2. Pengujian Berat Jenis 3. Pengujian Berat Volume 4. Pengujian Batas Atterberg 5. Pengujian Analisa saringan

30 1. Pengujian Kadar Air (Water Content) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir tanah kering, yang dinyatakan dalam persen. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-2216. 1. Bahan-bahan : a. Sampel tanah sebanyak 50 gram. b. Air secukupnya. 2. Peralatan : a. Cawan kedap udara dan tidak berkarat sebanyak 6 buah. b. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai 110 C. c. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. d. Alat pendingin (desicator). 3. Langkah kerja: a. Menyiapkan cawan kosong lalu menimbang berat cawan yang digunakan dan mencatat beratnya. b. Memasukan sampel uji ke dalam cawan, kemudian menimbang dan mencatat beratnya. c. Mengeringkan sampel uji dalam oven dengan suhu 110 C dalam keadaan terbuka selama 24 jam atau sampai berat contoh tanah konstan.

31 d. Mengeluarkan sampel uji dari oven dan menutup cawan kemudian mendinginkannya dalam desicator. e. Menimbang berat sampel uji dan mencatatnya. 4. Perhitungan : 1) Berat air (Ww) = Wcs Wds 2) Berat tanah kering (Ws) = Wds Wc Ww 3) Kadar air (ω) = x100% Ws Dimana: Wc Wcs Wds = Berat cawan yang akan digunakan = Berat benda uji + cawan = Berat cawan yang berisi tanah yang sudah di oven 2. Pengujian Berat Jenis (Spesific Gravity) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis tanah (specific gravity). Metode pengujian berat jenis tanah sesuai dengan ASTM D- 854. a. Bahan-bahan a. Sampel tanah yang lolos saringan no.40 dan telah dikeringkan melalui oven selama 24 jam sebanyak 300 gram. b. Air bersih secukupnya. b. Peralatan a. Picnometer (labu ukur) sebanyak 3 buah.

32 b. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. c. Boiler (tungku pemanas) dengan bahan bakar spritus. d. Thermometer Celcius. c. Langkah kerja a. Menimbang picnometer kosong dalam keadaan bersih dan kering (W1). b. Memasukkan sampel tanah kering ke dalam picnometer. c. Menimbang picnometer beserta tanah kering (W2). d. Picnometer yang telah berisi tanah diberi air sebanyak 2/3 volume picnometer kemudian memanaskan picnometer di atas tungku pemanas, ini dimaksudkan untuk menghilangkan udara di dalam butir-butir tanah. Untuk jenis tanah lempung organik kandungan organik pada tanah yang ikut terangkat pada saat air mendidih diperhatikan agar tidak ikut keluar, karena ini akan mempengaruhi berat jenis tanah. e. Setelah mendidih (butir-butir udara hilang), mendinginkan picnometer hingga temperatur picnometer sama dengan temperatur ruangan. f. Menambahkan air ke dalam picnometer hingga mencapai garis batas. g. Menimbang picnometer yang berisi air + tanah (W3). h. Membersihkan picnometer dari sampel tanah.

i. Mengisi picnometer yang telah kosong dengan air hingga batas picnometer dan menimbangnya (W4). 33 d. Perhitungan : W2 W1 Gs (W W ) (W W ) 4 1 Dimana : Gs = Berat jenis W 1 = Berat picnometer (gram) W 2 = Berat picnometer dan tanah kering (gram) W 3 = Berat picnometer, tanah, dan air (gram) W 4 = Berat picnometer dan air bersih (gram) 3 2 3. Pengujian Berat Volume (Unit Weigth) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume basah dalam keadaan asli (undisturbed sample), yaitu perbandingan berat tanah dengan volume tanah. a. Bahan-bahan Sampel tanah yang lolos saringan no.4 dan telah dikeringkan melalui oven selama 24 jam sebanyak 300 gram. b. Peralatan a. Ring contoh. b. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. c. Alat pendorong sampel.

34 d. Pisau. e. Oli. c. Langkah kerja a. Membersihkan dan menimbang ring contoh, serta diberikan oli agar tanah tidak melekat pada ring. b. Mencatat tinggi dan mengukur diameter ring. c. Mengambil sampel tanah dari tabung contoh dengan cara menekan ring ke sampel tanah sehingga ring masuk ke dalam sampel tanah, minimal sebanyak tiga buah sampel. d. Meratakan permukaan sampel tanah dengan pisau. e. Menimbang ring dan sampel tanah. d. Perhitungan 1) Berat ring (Wc) 2) Volume ring bagian dalam (V) 3) Berat ring dan tanah (Wcs) 4) Berat tanah (W) = Wcs Wc 5) Berat Volume (g = gamma) = W V (gr/cm3 atau t/m 3 )

35 4. Pengujian Batas - Batas Atterberg a. Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-4318. 1) Bahan-bahan 1) Sampel tanah yang telah dikeringkan sebanyak 300 gram. 2) Air bersih sebanyak 300 cc. 2) Peralatan 1) Alat batas cair (mangkuk Cassagrande). 2) Alat pembuat alur (grooving tool). 3) Spatula. 4) Gelas ukur 100 cc. 5) Container 4 buah. 6) Plat kaca. 7) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 8) Alat pendingin (desicator). 9) Oven. 10) Saringan no. 40, dan alat lainnya. 3) Langkah kerja 1) Mengayak sampel tanah dengan menggunakan saringan no. 40

36 2) Mengatur tinggi jatuh mangkuk Cassagrande sebesar 10 mm. 3) Mengambil sampel tanah yang lolos saringan no. 40 sebanyak 150 gram, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan diaduk hingga rata, selanjutnya dimasukan ke dalam mangkuk Cassagrande. 4) Meratakan permukaan adonan sehingga sejajar dengan alas mangkuk. 5) Membuat alur tepat ditengah-tengah adonan dengan membagi benda uji dalam mangkuk Cassagrande tersebut dengan mengunakan grooving tool. 6) Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi bertemu (merapat) sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan yang berkisaran antara l0-40 ketukan. 7) Mengambil sebagian sampel dalam mangkuk untuk pemeriksaan kadar air. 8) Melakukan langkah kerja yang sama (langkah e - g) untuk sampel dengan keadaan adonan yang berbeda sehingga diperoleh 4 macam sampel dengan jumlah ketukan yang berbeda-beda, yaitu dua buah dibawah 25 ketukan, dan dua buah di atas 25 ketukan.

37 b. Pengujian Batas Plastis (Plastis Limit) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-4318. 1) Bahan-bahan 1) Sampel tanah sebanyak 100 gram. 2) Air bersih sebanyak 50 cc. 2) Peralatan 1) Pelat kaca. 2) Spatula. 3) Gelas ukur 100 cc. 4) Container 3 buah. 5) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 6) Oven. 7) Saringan no. 40 dan alat lainnya. 3) Langkah kerja 1) Mengayak sampel tanah yang sudah dihancurkan dengan saringan no. 40. 2) Mengambil sampel tanah sebesar ibu jari dan dibulatkan, kemudian digulung-gulung di atas plat kaca hingga mencapai diameter 3 mm hingga retak-retak atau putusputus.

38 3) Memasukkan sampel tanah ke dalam container kemudian menimbangnya. 4) Mengeringkan sampel tanah dalam oven kemudian menimbang beratnya. 5) Menentukan kadar air sampel tanah. 6) Melakukan langkah kerja yang sama (langkah b - e sebanyak 3 kali). 4) Langkah Perhitungan 1) Nilai batas plastis (PL) adalah harga kadar air rata-rata. 2) Menghitung Plastis Indeks (PI) dengan rumus : PI = LL PL 5. Pengujian Analisis Saringan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui persentase ukuran butir sampel tanah yang akan dipakai dan menghitung modulus kehalusannya. Metode pengujian ini menggunakan standar ASTM D-422. a. Bahan-bahan a. Sampel tanah yang sudah dikeringkan sebanyak 1.000 gram. b. Air bersih secukupnya. b. Peralatan a. Saringan (sieve) 1 set. b. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. c. Mesin penggetar (sieve shaker).

39 d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur temperatur. e. Alat pendingin (desicator). f. Pan. g. Talam, kuas, sikat kuningan dan alat lainnya. c. Langkah kerja a. Menimbang sampel yang akan diuji sebanyak 1.000 gram kemudian mencucinya di atas saringan no. 200 sampai bersih, sehingga yang tertinggal di atas saringan hanya butiran tanah kasar. b. Mengeringkan sisa tanah yang tertahan di atas saringan no. 200 dalam oven pada suhu 110 C selama 24 jam. c. Mengeluarkan sampel tanah kemudian mendinginkannya dengan menggunakan desicator. d. Meletakkan susunan saringan di atas mesin penggetar, kemudian memasukkan sampel tanah ke dalam susunan saringan paling atas dan menutupnya dengan rapat. e. Menghidupkan mesin penggetar selama ± 5 menit, setelah itu dimatikan dan didiamkan selama 5 menit agar debu-debu mengendap. f. Menimbang masing-masing sampel yang tertahan pada saringan kemudian menghitung persentasenya terhadap berat total sampel uji.

40 d. Perhitungan 1) Berat masing-masing saringan (Wci) 2) Berat masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atas saringan (Wbi) 3) Berat tanah yang tertahan (Wai) = Wbi Wci 4) Jumlah seluruh berat tanah yang tertahan di atas saringan ( Wai Wtot) 5) Persentase berat tanah yang tertahan di atas masing-masing saringan (Pi) Pi Wbi Wci W total x100% 6) Persentase berat tanah yang lolos masing-masing saringan (q) : qi 100% pi% q 1 1 qi p i 1 Dimana : i = l (saringan yang dipakai dari saringan dengan diameter maksimum sampai saringan No. 200). D. Pengujian Vane Shear Lapangan Pengujian ini bertujuan untuk mengukur kekuatan geser langsung di lapangan. 1. Peralatan a. Alat vane shear test terdiri dari :

41 1) Mata vane + koupling 2) Stang vane secukupnya + kepala 3) Torsimeter b. Stang puntir 2. Langkah Kerja a. Menyetel alat vane yang terdiri dari mata vane (bagian bawah), batang stang vane (connection) dan torsimeter (bagian atas). b. Menekan mata dan stang vane sampai benar benar masuk ke dalam tanah yang akan diuji, dengan posisi torsimeter tetap berada di atas permukaan tanah. c. Kemudian memberikan gaya putaran torsi pada torsimeter tersebut dengan memutar torsimeter secara konstan (kecepatan putaran tetap). d. Mengamati simpangan jarum yang ditunjukkan oleh dial torsimeter. e. Menentukan dan mencatat nilai maksimum, yaitu pada saat simpangan jarum berbalik f. Melakukan langkah kerja yang sama (a sampai e) sebanyak 50 titik pada kedalaman yang berbeda dengan menambahkan stang vane untuk masing-masing tanah lempung lunak dan tanah lempung organik. 3. Perhitungan Su = π D2 H 2 T + D3 6

42 Dimana : Su : Kuat geser undrained (kg/m 2 ) T D H : Bacaan torsi maksimum (kgm) : Diameter vane (m) : Tinggi vane (m) E. Uji Geser Langsung (Direct Shear Test) Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan sudut geser dalam (Ø) dan nilai kohesi (c) dari suatu jenis tanah. 1. Bahan-bahan : a. Sampel tanah asli b. Air bersih secukupnya 2. Peralatan : a. Frame alat geser langsung beserta proving ring b. Shear box (sel geser langsung) c. Extruder (alat untuk mengeluarkan sampel) d. Cincin (cetakan) benda uji e. Pisau potong f. Dial pergeseran g. Stopwatch h. Beban 3220 gram, 6640 gram, dan 9960 gram.

43 3. Langkah Kerja a. Mengeluarkan sampel dari tabung sampel, kemudian memasukkan sampel ke dalam cetakan benda uji dengan menekan ke sampel tanah sehingga cetakan penuh dengan sampel. b. Memotong dan meratakan kedua permuakaan cetakan dengan pisau potong. c. Mengeluarkan benda uji dari cetakkan dengan extruder. d. Menimbang benda uji. e. Memasukkan benda uji ke dalam cinicn geser yang masih terkunci dan menutup kedua cincin geser sehingga menjadi satu bagian, posisi benda uji berada di antara dua batu pori dan kertas saring. f. Meletakkan cincin geser beserta sampel tanah pada shear box. g. Mengatur stang penekan dalam psoisi vertikal dan tepat menyentuh stang penggeser benda uji (Dial Proving tepat mulai bergerak). h. Membuka kunci cincin geser. i. Memberikan beban pertama seberat 3320 gram dan mengisi shear box dengan air sampai penuh sehingga benda uji terendam. j. Memutar enggkol pendorong dengan konstan dan stabil perlahanlahan selama 15 detik sambil membaca dial pergeseran. k. Melakukan terus menerus pembacaan Dial Proving Ring, dalam selisih waktu 15 menit (waktu dari stopwatch). l. Setelah pembacaan Proving Ring maksimum dan mulai turun dua kali atau tiga kali pembacaan, percobaan dihentikan.

44 m. Membersihkan cincin geser dan shear box dari kotoran sampel tanah didalamnya. n. Mengulang langkah kerja a sampai langkah m untuk sampel tanah yang kedua dengan berat dua kali beban pertama (6640 gram). o. Untuk sampel ketiga, berat beban adalah tiga kali beban pertama (9960 gram). 4. Perhitungan : a. Perhitungan luas permukaan sampel : A = 1. π. d 2 atau π. r 2 4 b. Perhitungan tegangan normal : σ = P A (kg/cm 2 ) c. Pembacaan dial maksimum : τ max = dial max x kalibrasi alat Luas (A) (kg/cm 2 ) d. Menentukan nilai kohesi (c) dan sudut geser (ϕ) dari grafik. Dimana : D = Diameter sampel (cm) P = Beban yang diberikan (gram) A = Luas permukaan sampel (cm 2 )

45 F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan dan di laboratorium diolah menurut klasifikasi data dengan menggunakan persamaan-persamaan dan rumus-rumus yang berlaku. Hasil dari pengolahan data tersebut diuraikan dalam bentuk tabel dan grafik. 2. Analisis Data Dari rangkaian pengujian-pengujian yang dilaksanakan di lapangan dan di laboratorium, maka : a. Dari pengujian vane shear di lapangan diperoleh nilai kuat geser undraned (Su) lapangan. b. Dari pengujian geser langsung di laboratorium diperoleh nilai kuat geser, sudut geser dalam (Ø) dan nilai kohesi (c) tanah. c. Dari pengujian kadar air sampel tanah, diperoleh nilai kadar air tanah dalam persentase. d. Dari pengujian berat jenis sampel tanah, diperoleh berat jenis tanah. e. Dari pengujian batas-batas Attenberg, diperoleh nilai batas cair (liquid limit), batas plastis (plastis limit), dan indeks plastisitas (plastis indeks) yang digunakan untuk mengklasifikasikan tanah dengan Sistem Klasifikasi Unified dan AASHTO.

46 f. Dari pengujian analisis saringan (sieve analysis), diperoleh persentase pembagian ukuran butiran tanah, yang akan digunakan untuk mengklasifikasikan tanah dengan Sistem Klasifikasi Unified dan AASHTO. Dari parameter-parameter yang diperoleh dari pengujian vane shear lapangan, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisa data untuk membandingkan hasil perhitungan antara uji vane shear standar dan yang telah dimodifikasi tinggi kipasnya. Sehingga didapatkan perbandingan persentase kuat gesernya, kemudian dari hasil pengujian vane shear lapangan dibandingkan dengan hasil pengujian geser langsung di laboratorium.

47 Mulai Pengambilan sampel tanah asli Uji vane shear lapangan dengan alat vane shear standar dan yang dimodifikasi tinggi kipasnya 1. Uji kadar air 2. Uji berat jenis 3. Uji berat volume 4. Uji batas-batas Atterberg 5. Uji Analisa Saringan Klasifikasi tanah Analisa hasil Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian