BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya membutuhkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

0BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal, ada kegiatan terpenting yang perlu dilakukan, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan atau memperluas jaringan bisnisnya. terlebih lagi jika jumlah uang yang akan diinvestasikan sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

EKA YULIANA B

tingkat laba bersih sebelum bunga atau pajak.

BAB I PENDAHULUAN. mencari tambahan dana (berupa fresh money) untuk disuntikan ke dalam perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik dan didukung oleh sistem yang baik akan dapat. dimainkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diterbitkan pada setiap periode tertentu. earnings per share. Perubahan nilai earnings per share pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya membutuhkan tambahan modal yang tidak sedikit. Kebutuhan tambahan modal dapat diperoleh dengan cara hutang atau dengan menambah jumlah kepemilikan saham dan dengan penerbitan saham baru. Pasar modal merupakan tempat bagi para perusahaan untuk menghimpun dana yang berfungsi untuk membiayai secara langsung kegiatan perusahaan dengan cara melakukan penawaran saham kepada masyarakat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sering di sebut go public. Perusahaan yang sudah go public, sahamnya akan beredar dan diperdagangkan di pasar modal. Setiap hari harga-harga maupun jumlah saham tersebut akan berubah, berfluktuasi naik ataupun turun searah dengan aktivitas perdagangan saham. Pada satu sesi ada saham yang harganya naik dan ada pula saham yang harganya turun. Para pelaku usaha akan selalu memperhatikan hal tersebut. Karena jika harganya cenderung turun maka mereka akan melepaskan sahamnya. Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat menuntut adanya informasi yang dapat di andalkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pasar modal. Salah satunya adalah investor. Dalam pertimbangan penyaluran dan sebagai investasi di pasar modal, perasaan aman merupakan syarat penting diantaranya syarat-syarat lain yang harus dipenuhi bagi investasinya tersebut. Untuk memenuhi hal tersebut, informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sangat dibutuhkan keberadaannya. 1

2 Salah satu cara untuk menilai prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan. Adapun laporan keuangan yang pokok di dalam suatu perusahaan adalah neraca dan laporan labarugi. Tujuan dari menganalisis laporan keuangan perusahaan, yaitu untuk menilai atau mengevaluasi suatu kinerja khususnya manajemen perusahaan dalam suatu periode akuntansi, serta menentukan strategi apa yang harus diterapkan pada periode berikutnya.analisis terhadap harga saham dapat dilakukan dengan dua macam pendekatan, yaitu dengan pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Pendekatan fundamental dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktorfaktor mendasar yang dapat mempengaruhi harga saham. sedangkan pendekatan teknikal lebih mendekatkan pada aspek teknis (matematis) dan psikologis yang dapat mempengaruhi harga saham, yaitu dengan menggunakan data seperti harga pasar yang dipublikasikan, seperti: harga saham, volume perdagangan saham, indeks harga saham. Demikian juga dengan para calon investor jika rasio keuangan perusahaan buruk, mereka cenderung untuk tidak menginvestasikan modalnya, begitu pun sebaliknya jika rasio keuangan perusahaan baik, para calon investor akan menginvestasikan modalnya. Melihat kecenderungan tersebut, maka perubahan harga saham di pasar modal sangatlah berpengaruh. Agar tujuan perusahaan untuk melipat gandakan kekayaan pemegang saham tercapai, maka ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan

3 perusahaan, seharusnya mempunyai hubungan langsung dengan return yang diterima pemegang saham. Oleh karena itu, investor saham mempunyai kepentingan untuk mendapatkan informasi keuangan. Dalam melakukan penentuan harga saham,sehingga dalam kedepannya investor dapat menentukan berapa return yang akan diterima di masa yang akan datang. Untuk memperoleh return yang tinggi, seorang investor harus dapat menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan baik sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan. Dari laporan keuangan tersebut diperoleh informasi tentang kinerja keuangan (financial performance) suatu perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penilaian untuk memilih saham-saham perusahan yang mampu memberi tingkat pengembalian tinggi (return yang tinggi). Untuk dapat menginterpretasi informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan kepentingan pemakai dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasi. Salah satu teknik yang populer diaplikasi dalam praktik bisnis adalah analisis rasio keuangan. hasil rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar perbandingan yang menunjukkan kondisi atas kecenderungan yang tidak dapat dideteksi jika hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri. Rasio keuangan dapat membantu dalam mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Dengan melakukan analisis rasio keuangan, maka akan diperoleh informasi mengenai penilaian keadaan perusahaan baik yang telah mampu saat sekarang atau masa yang akan datang.

4 Dalam pengukuran menggunakan kinerja keuangan, ada beberapa pendekatan accounting measures yang digunakan dalam accounting measures yaitu Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA dan ROE merupakan rasio profitabilitas dan alat ukur kinerja keuangan untuk mengukur profit atau laba perusahaan. ROA digunakan untuk melihat efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Adanya peningkatan laba perusahaan maka harga saham juga akan ikut meningkat sehingga return yang di dapatkan pemegang saham juga semakin besar. ROE digunakan untuk mengukur keefektifitasan ekuitas yang diberikan para pemegang saham yang di kelola oleh manajer. Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba. Dengan adanya peningkatan laba perusahaan maka harga saham juga akan ikut meningkat sehingga return yang di dapatkan pemegang saham juga semakin besar. Selain ROA dan ROE, informasi mengenai arus kas merupakan alternatif yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Para kreditor tidak akan ragu untuk menanamkan modalnya pada perusahaan apabila sebuah perusahaan menghasilkan kas yang mencukupi segala aktivitas yang dilakukan perusahaan. Mulai dari pembayaran yang tepat pada waktunya dari kewajiban yang jatuh tempo, bunga dan deviden. Jumlah kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dengan melakukan investasi

5 baru dan pembiayaan operasional tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas operasi yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan mampu membiayai kegiatan operasionalnya dan menghasilkan dana lebih yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas investasi maupun pendanaan. Dengan demikian, investor dapat mengetahui bahwa perusahaan telah dijalankan dengan baik dan memungkinkannya menerima deviden kas di masa mendatang. Para investor menggunakan informasi arus kas sebagai pengukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomis serta mampu menyediakan dasar proyeksi arus kas di masa yang akan datang yang cenderung diukur melalui harga atau return saham. Selain dengan menggunakan tiga variabel diatas dalam penelitian ini juga menggunakan variabel independen lain yang mempengaruhi return saham yaitu: debt equity ratio (DER) dan earnings per share (EPS). DER merupakan rasio leverage atau solvabilitas yang sering dihubungkan dengan return saham. DER menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang ditunjukkan pada berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Tingkat DER yang kurang dari 50% adalah tingkat yang aman. Semakin rendah nilai dari DER maka lebih baik atau semakin aman kewajiban yang harus dipenuhi oleh modal sendiri. Investor akan lebih tertarik apabila suatu perusahaan memiliki nilai DER yang kecil, sehingga berdampak pada harga saham yang akan meningkat. EPS adalah pembagian dari jumlah laba setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. EPS merupakan rasio keuangan yang dipakai para investor yang

6 berfungsi menganalisis kemampuan dari perusahaan untuk mendapatkan laba dari saham yang dipilih. Meningkatnya angka EPS berarti perusahaan berada dalam fase berkembang sehingga dapat diartikan bahwa perusahaan dapat menghasilkan keuntungan bersih per lembar sahamnya. Hal tersebut akan berdampak pada kenaikan harga saham diikuti dengan tingkat pengembalian return yang tinggi. Penelitian ini menekankan pada aspek fundamental perusahaan yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham, khususnya kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan sebagai unsur dari faktor fundamental perusahaan merupakan implementasi dari kebijakan perusahaan. Konsep ini telah banyak mengalami perkembangan. Yang digunakan dalam penelittian ini adalah konsep kinerja keuangan konvensional atau tradisional yaitu: ROA, ROE, arus kas operasi, DER dan EPS. Pendekatan yang digunakan diatas secara teoritis berkorelasi positif dengan harga pasar saham perusahaan. Meskipun studi tentang return saham telah banyak dilakukan namun penilitian ini masih merupakan masalah yang menarik untuk diteliti Karena hasilnya yang selalu tidak konsisten. Hal ini yang mendorong untuk diadakannya kembali penelitian terhadap retun saham. Penelitian ini menggunakan kinerja keuangan konvensional yang terdiri dari return on asset (ROA), return on equity (ROE), arus kas operasi, debt equity ratio (DER) dan earnings per share (EPS) sebagai variabel independen dan retun saham sebagai variabel dependen. Variabel-variabel independen tersebut diambil karena dari berbagai penelitian terdahulu terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian kembali terhadap variabel-variabel tersebut.

7 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunadi dan Kesuma (2015) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap return saham. Namun, penelitian yang dilakukan Anggun (2012) menyatakan bahwa ROA berpengaruh tidak signifikan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian Gunadi dan Kesuma (2015) dan Anggun (2012) menunujukkan hasil yang bertentangan, karena adanya perbedaan sampel yang digunakan oleh keduanya. Maka variabel ROA layak untuk diteliti kembali. Chilyatus (2009) dan Istanti (2014) menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif terahadap return saham. ROE menunjukkan kemapuan perusahaan untuk menghasilkan dan memberikan laba pada investornya. Semakin tinggi nilai ROE maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang akan di dapatkan oleh investor. Agustia (2009) dan Pradhono (2004) menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap Return saham. Berbanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Alexander yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Gunadi dan Kesuma (2015) dan Anggun (2012) menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin rendahnya nilai yang dihasilkan dari perhitungan DER maka return yang akan didaptkan pemegang saham akan semakin meningkat. Anggun (2012) menyatakan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dan EPS bukan sebagai alat prediktor untuk menentukan besarnya return sahan yang di terima oleh investor. Penelitian ini berbanding

8 terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunadi dan kesuma (2015) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel dari perusahaan real estate (property) karena industri ini cukup memberikan kontribusi terhadap investasi di indonesia. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan harga properti yang terjadi pada tahun 2012 dan 2013 dan yang dipastikan akan terus berlanjut, bahkan secara triwulan ataupun kuartal I-2014 meningkat lebih tinggi menjadi 2,56% dibandingakn dengan kuartal IV-2013 (www.kompas.com). Bisnis properti dan Real Estate menjadi indikator penting kesehatan ekonomi suatu negara, karena dapat memberikan informasi mengenai jatuh bangunnya ekonomi dari suatu negara. Seorang investor yang membeli saham suatu perusahaan berarti investor tersebut membeli ekspektasi (harapan keuntungan) dari suatu perusahaan. Apabila hasil yang didapatkan perusahaan meningkat maka keuntungan yang di dapatkan investor meningkat, sebaliknya apabila hasil yang di dapatkan perusahaan menurun maka hasil yang akan di dapatkan oleh investor juga akan menurun. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, yang menyatakan menganalisis keterkaiatan dan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Return On Asset berpengaruh terhadap Return Saham? 2. Apakah Return On Equity berpengaruh terhadap Return Saham?

9 3. Apakah Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Return Saham? 4. Apakah Debt Equity Ratio berpengaruh terhadap Return Saham? 5. Apakah Earnings Per Share berpengaruh terhadap Return Saham? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis Return On Asset berpengaruh terhadap Return Saham. 2. Untuk menganalisis Return On Equity berpengaruh terhadap Return Saham. 3. Untuk menganalisis Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Return Saham. 4. Untuk menganalisis Debt Equity Ratio berpengaruh terhadap Return Saham. 5. Untuk menganalisis Earnings Per Share berpengaruh terhadap Return Saham. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian menjelaskan kontribusi atau manfaat yang diharapkan dari penelitian, terdiri dari dua bagian yaitu di jelaskan sebagai berikut:

10 1. Kontribusi Praktis Hasil dari penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi para pembaca dan perusahaan. Khususnya untuk perusahaan Real Estate mengenai pengaruh kinerja Keuangan Konvensional terhadap Return Saham. 2. Kontribusi Teoretis Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai peningkatan pemahaman dan pengembangan ilmu kepada penulis mengenai Kinerja Keuangan Konvensional dan terhadap Return Saham. Serta dapat digunakan sebagai referensi untuk penulis selanjutnya.. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Mengingat keterbatasan penulis, serta menghindari keluasaan pembahasan dan tidak terarah pada tujuan penelitian, maka penulis membatasi ruang lingkup dalam penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan tiga variablel independen yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Arus Kas Operasi, Debt Equity Ratio (DER) dan Earnings Per Share (EPS) yang termasuk di dalam Kinerja Keuangan serta menggunakan satu variabel dependen yaitu Return Saham. 2. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan yang diperoleh melalui pusat data yang tersedia di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan data dari perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014.

11 3. Sampel dan populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu sebanyak 45 perusahaan. Yang akan dikelompokkan berdasarkan kriteria.