Selanjutnya, ia berpikir untuk kembali dan bertaubat kepadanya agar Dia membebaskannya dari neraka.

dokumen-dokumen yang mirip
There are no translations available.

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Motivasi Untuk Bertaubat

Khutbah Jum'at. Taubat. Bersama Dakwah 1

Kimia itu Mudah Kisah AshHabul Kahfi Kisah AshHabul Kahfi

Melanggengkan Ketaatan Pasca Ramadhan

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Persiapan Menuju Hari Akhir

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa

Hadits-Hadits Yang Menjelaskan Tentang Kenikmatan Iman

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

*** Mengingat Kematian

P e n t i n g n y a T a b a y y u n

3 Wasiat Agung Rasulullah

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Pembunuh Sembilan Puluh Sembilan Nyawa

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

Pendukung dan Penghalang dari Taubat

Sifat Surga dan Penghuninya

Tipu Daya Setan Terhadap Manusia

Jihad Palsu, Amalan Yang Menipu

RAHMAT ALLAH MELIPUTI SEGALA SESUATU Ust. Sirajuddin,SPd

E٤٢ J٣٣ W F : :

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

MENGHIDUPKAN MAJELIS ILMU

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Takwa dan Keutamaannya

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

*** Syarat Amal Diterima

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Hari Kiamat, Hari Pembalasan

Bukti Cinta Kepada Nabi

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

Begitu Singkatnya Umur Manusia

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? *** Fitnah Akhir Zaman

Janganlah Berlaku Zalim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

: :

Iman Itu Naik dan Turun

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

Tiga Ibadah Penting Dalam Bulan Ramadhan

Mengimani Kehendak Allah

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Sucikan Diri Benahi Hati

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Keutamaan Bulan Ramadhan

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

41 KELEBIHAN WANITA 1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada

Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

Al-Ilmu, Sebelum Berkata & Beramal

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Perhitungan Amal di Hari Pembalasan

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Kewajiban Menunaikan Amanah

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

KEUTAMAAN SHOLAT SHUBUH DAN QABLIYAH SHUBUH

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan

Merasakan Manisnya Keimanan

Bismillahirrahmanirrahim

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

Renungan bagi Musafir

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Pilar-pilar Muhasabah

Dosa-dosa Besar Yang Dianggap Biasa

5. Karena Allah swt memerintahkan kita bertaubat, sebagaimana dalam firman-nya,

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Hidayah Adalah Karunia Ilahi

Shalat Adalah Kewajiban Yang Sudah Ditentukan Waktunya

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Meraih Kebahagiaan Hakiki dengan Syukur, Sabar, dan Istighfar

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

Pendidikan Tauhid Sejak Dini

Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Surat Untuk Kaum Muslimin

Motivasi Agar Istiqomah

"SABAR ANUGERAH TERINDAH"

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

BIMBINGAN TAUHID UNTUK PEMULA DAN ANAK-ANAK

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

E١١٧ J١٠٩ W F : :

Ahli Ibadah dengan Pelacur yang Cantik Jelita Sebuku Roti Penebus Dosa

Transkripsi:

Dalam sebuah Hadits yang diketengahkan oleh Bukhari dan Muslim secara sepakat disebutkan bahwa: dahulu di kalangan orang-orang yang sebelum kalian -yakni kaum Bani Israil- ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang. Lelaki ini telah berlumuran darah. Jari-jemarinya, pakaiannya, tangan, dan pedangnya, semuanya basah oleh darah, karena telah membunuh 99 orang dari kalangan orang-orang yang jiwanya terpelihara. Padahal seandainya semua penduduk bumi dan penduduk langit bersatu-padu untuk membunuh seorang lelaki muslim, tentulah Allah akan mencampakkan mereka semuanya dengan muka di bawah ke dalam neraka. Maka terlebih lagi dengan seseorang yang datang dengan pedang yang terhunus, sikap yang kejam, jahat, lagi emosi, akhirnya dia membunuh 99 orang. Lelaki pelaku kejahatan ini telah melumuri dirinya dengan darah banyak orang dan membinasakan banyak jiwa yang diharamkan oleh Allah membunuhnya serta mencabut nyawa mereka. Sesudah dirinya berlumuran dengan kejahatan dan dosa besar ini, ia menyadari kesalahannya terhadap Allah. Ia pun ber pikir tentang hari pertemuannya dengan Allah nanti, teringat saat hari kedatangannya kepada Allah untuk mempertanggungjawab kan semua dosanya. Dia meyakini bahwa tiada yang mengampuni dosa, yang menghukumnya, yang menghisabnya, dan yang membenci seorang hamba karena dosa, kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta ala. Selanjutnya, ia berpikir untuk kembali dan bertaubat kepadanya agar Dia membebaskannya dari neraka. Maka keluarlah ia dengan pakaian yang berlumuran darah, sedang pedangnya masih meneteskan darah segar dan jari- jemarinya berbelepotan darah. Ia datang bagaikan seorang yang mabuk, terkejut, lagi ketakutan seraya bertanya-tanya kepada semua orang: Apakah aku masih bisa diampuni? Orang-orang berkata kepadanya: Kami akan menunjukkanmu kepada seorang rahib yang tinggal di kuilnya, maka sebaiknya kamu pergi ke sana dan tanyakanlah kepadanya apakah dirimu masih bisa diampuni. Dia menyadari bahwa tiada yang dapat memberi fatwa dalam masalah ini, kecuali hanya orang-orang yang ahli dalam hukum Allah. Ia pun pergi ke sana, ke tempat rahib itu, seorang ahli ibadah dari kalangan kaum Bani Israil yang belum pernah merasakan manisnya ilmu dan tidak pernah membekali dirinya dengan pengetahuan, penelitian, dan penguasaan terhadap masalah- masalah agama. Dia hanya melakukan ibadahnya menurut tata cara yang dibuat-buatnya sendiri tanpa ada dalil, baik dari syari at maupun agama. Perhatikan QS. AL-HADJlD (57): 27, yang artinya: Dan mereka mengada-adakan kerahiban, padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka, tetapi (mereka sendirilah yang mengada- adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak meme liharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Sesungguhnya agama itu bila tidak dibarengi dengan cahaya hidayah dan ilmu, sama dengan 1 / 5

kesesatan dan bid ah yang bertumpang-tindih antara yang satu dan yang lainnya. a pun pergi dengan langkah yang cepat dengan penuh penyesalan karena dosa-dosa yang telah dilakukannya, lalu ia mengetuk pintu kuil si rahib tersebut. Rahib tersebut mengharamkan kepada dirinya sendiri: daging, makanan yang baik, pakaian yang baik, dan kawin, padahal Allah tidak mengharamkan semuanya itu atas dirinya. Dia lakukan hal tersebut karena kejahilannya tentang maksud Allah Subhanahu wa Ta ala. Ia pun keluar menyambutnya. Lelaki pembunuh ini masuk dan ternyata pakaiannya masih berlumuran darah segar, membuat si rahib kaget dan terkejut bukan kepalang. Si rahib berkata: Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu. Sambutan ini jelas bukan tata cara yang biasa digunakan oleh para ulama dan para da i yang menghendaki hidayah bagi manusia, karena pintu Allah selalu terbuka; pemberiannya senantiasa datang dan pergi; pahala-nya dianugerahkan; tangan kekuasaan Nya senantiasa terbuka pada malam hari untuk menerima taubat orang-orang yang berdosa pada siang harinya, dan senantiasa terbuka pada siang hari untuk menerima taubat orang-orang yang berdo a pada malam harinya, hingga matahari terbit dari arah tenggelamnya (hari Kiamat). Si pembunuh bertanya: Wahai rahib ahli ibadah, aku telah mem bunuh 99 orang, maka masih adakah jalan bagiku untuk bertaubat? Rahib yang jahil itu spontan menjawab: Tiada taubat bagimu! Mahasuci Allah, apakah engkau menutup pintu yang selalu dibuka oleh Allah? Apakah engkau memutuskan tali yang telah dijulurkan oleh Allah? Apakah engkau mencegah hujan yang telah diturunkan oleh Allah? Apakah engkau menutup jalan masuk yang telah dibuat oleh Allah? Padahal Allahlah yang menciptakan; Allahlah yang telah menetapkan; Allahlah yang memberikan ampunan; Allahlah yang menghisab; dan Allahlah yang berbisik kepada seorang hamba pada hari yang tiada bermanfaat lagi harta benda dan anak-anak, kecuali orang yang menghadap kepada Allah dengan hati yang bersih, lalu Allah menyuruhnya mengakui dosa-dosanya, kemu dian Allah mengampuninya jika Dia menghendaki. Maka apakah urusanmu, hai rahib, sehingga engkau ikut campur dalam urusan antara para hamba dan Tuhannya? Apakah engkau memang seorang yang ahli untuk memberi fatwa dalam masalah ini? Bukan, engkau bukanlah seorang yang ahli dalam bidang ini. Hal ini hanya bisa ditangani oleh para ulama yang mengamalkan ilmunya lagi mengetahui tujuan syari at-nya. Akhirnya, si penjahat ini putus asa memandang kehidupan ini. Di matanya dunia ini terasa gelap; kehendak dan tekadnya melemah; dan keindahan yang terlihat di wajahnya menjadi buruk. Ia pun mengangkat pedangnya dan membunuh rahib ini sebagai balasan yang setimpal untuknya guna menggenapkan 100 orang manusia yang telah dibunuhnya. Selanjutnya, ia keluar menemui orang-orang guna menanya kan kembali kepada mereka, 2 / 5

bukan karena alasan apa pun, melainkan karena jiwanya sangat menginginkan untuk taubat dan kembali ke jalan Tuhannya serta menghadap kepada-nya. Ia bertanya kepada mereka: Masih adakah jalan untuk ber taubat bagiku? Mereka menjawab: Kami akan menunjukkanmu kepada Fulan bin Fulan, seorang ulama, bukan seorang rahib, yang ahli tentang hukum Tuhan. Sehubungan dengan pengertian ini, Allah Subhanahu wa Ta ala telah menegaskan nya melalui ayat-ayat berikut, yaitu firman-nya: Dalam QS. AZ-ZUMAR (39): 9, yang artinya: Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Dalam QS. AL- MUJAADALAH (58): 11, yang artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dalam QS. AL-ANKABUUT (29): 49 Sebenarnya Al-Qur an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dalam QS. ALI IMRAN (3): 18, yang artinya: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Si pembunuh itu pergi menemui orang alim itu yang saat itu berada di majelisnya sedang mengajari generasi dan mendidik umat. Orang alim itu pun tersenyum menyambut kedatangannya. Begitu melihatnya, ia langsung menyambutnya dengan hangat dan mendudukkannya di sebelahnya setelah memeluk dan menghormatinya. Ia bertanya: Apakah keperluanmu datang kemari? Ia menjawab: Aku telah membunuh 100 orang yang terpelihara darahnya, maka masih adakah 3 / 5

jalan taubat bagiku? Orang alim itu balik bertanya: Lalu siapakah yang menghalang-halangi antara kamu dengan taubat dan siapakah yang mencegahmu dari melakukan taubat? Pintu Allah terbuka lebar bagimu, maka bergembiralah dengan ampunan; bergembiralah dengan perkenan dari-nya; dan bergembiralah dengan taubat yang mulus. Ia berkata: Aku mau bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Orang alim berkata: Aku memohon kepada Allah semoga Dia menerima taubatmu. Selanjutnya, orang alim itu berkata kepadanya: Sesungguhnya engkau tinggal di kampung yang jahat, karena sebagian kampung dan sebagian kota itu adakalanya memberikan pengaruh untuk berbuat kedurhakaan dan kejahatan bagi para penghuninya. Barang siapa yang lemah imannya di tempat seperti ini, maka ia akan mudah berbuat durhaka dan akan terasa ringanlah baginya semua dosa, serta menggampangkannya untuk melakukan tindakan menen tang Tuhannya, sehingga akhirnya ia terjerumus ke dalam kegelapan lembah dan jurang kesesatan. Akan tetapi, apabila suatu masya rakat yang di dalamnya ditegakkan amar ma ruf dan nahi mungkar, maka akan tertutuplah semua pintu kejahatan bagi para hamba. Oleh karena itu, keluarlah kamu dari kampung yang jahat itu menuju ke kampung yang baik. Gantikanlah tempat tinggalmu yang lalu dengan kampung yang baik dan bergaullah kamu dengan para pemuda yang shalih yang akan menolong dan membantumu untuk bertaubat. Si pembunuh itu pun pergi dengan langkah yang cepat dan hati yang gembira dengan berita dan pengharapan ini. Ketika ia telah berada di tengah jalan, ia jatuh sakit dan sekaratul maut datang menjemputnya. Dalam QS. QAAF (50): 19, yang artinya: Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya. Selanjutnya, dia mengucapkan kalimat laa ilaaha illallooh, lalu meninggal dunia. Dia belum pernah shalat, belum pernah puasa, belum pernah bershadaqah, belum pernah zakat, dan belum pernah mengerjakan kebaikan sama sekali, tetapi dia kembali kepada Allah dengan bertaubat, menyesal, berharap, dan takut kepada-nya. Maka datanglah malaikat rahmat dan malaikat adzab untuk mengambil dan menerima nyawanya dari malaikat maut yang mencabutnya. Mereka terlibat perselisihan yang sengit dalam memperebutkannya. Malaikat rahmat berkata: Sesungguhnya dia datang untuk bertaubat dan menghadap kepada Allah menuju kepada kehidupan yang taat, kembali kepada Allah, dan dilahirkan kembali melalui taubatnya itu. Oleh karena itu, dia adalah bagian kami. Malaikat adzab berkata: Sesungguhnya dia belum pernah melakukan suatu kebaikan pun. Dia tidak pernah sujud, Tidak pernah shalat, tidak pernah zakat, dan tidak pernah 4 / 5

bershadaqah, maka dengan alasan apakah dia berhak mendapatkan rahmat? Bahkan dia termasuk bagian kami. Allah pun mengirimkan malaikat lain dari langit untuk melerai persengketaan mereka. Selanjutnya, malaikat yang baru diutus itu pun datang kepada mereka yang telah menjadi dua golongan yang bertengkar. Malaikat yang baru berkata kepada mereka: Tahanlah oleh kalian. Sesungguhnya solusinya menurutku ialah hendaklah kalian sama-sama mengukur jarak antara lelaki ini dan tanah yang ia tinggalkan, yaitu kampung yang jahat, dan jarak antara dia dan kampung yang ditujunya, yaitu kampung yang baik. Ketika mereka sedang sama-sama mengukur, Allah memerin tahkan kepada kampung yang jahat untuk menjauh dan kepada kampung yang baik untuk mendekat. Menurut riwayat lain disebutkan bahwa sesungguhnya lelaki pembunuh 100 orang ini menonjolkan dadanya ke arah kampung yang baik. Akhirnya, mereka menjumpai mayat lelaki jahat ini lebih dekat kepada penduduk kampung yang baik dan mereka memutuskan bahwa lelaki ini adalah bagian untuk malaikat rahmat. Malaikat rahmat pun mengambilnya untuk dimasukkan ke dalam surga. 5 / 5