BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan partisipasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

2013, No.41 2 Mengingat haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perw

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi Setiap orang. kehilangan hak Menyebabkan orang lain

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.304, 2010 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Kampanye. Pilkada. Pedoman Teknis.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, angka 3 dan angka 4 berlaku 1 (satu) bulan setelah Peraturan ini diundangkan. c.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KULIAH 12 PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan agar pemanfaatan ruang sesuai rencana dapat terwujud. Kegiatan

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum, selanjutnya disebut pemilu adalah sarana pelaksanaan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANJARBARU NOMOR 39/Kpts/KPU-Kota /Tahun 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

KAJIAN LAPORAN *Nomor : 019/LP/PILEG/III/2014

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya keputusan ini adalah sebagai berikut :

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Ketentuan ayat (1) Pasal 14 diubah dan Pasal 14 ayat (2) huruf e dan huruf f dihapus sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai berikut:

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO NOMOR : 01/Kpts/Pilgub/KPU-Prov-027/2011

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

: PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DI LUAR NEGERI

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK. NOMOR : 04/Kpts/KPU-Kab /2012 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR : 51 /Kpts/KPU-Kab /2015.

Komisi Pemilihan Umum Jl. Iman Bonjol No. 29 Jakarta Pusat Telepon : ( ) Fax:

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan Keputusan Komisi

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum merupakan lambang sekaligus tolak ukur dari demokrasi. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan partisipasi serta aspirasi masyarakat. Meskipun demikian, disadari bahwa pemilihan umum bukan merupakan satu-satunya tolak ukur dan perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain yang lebih bersifat berkesinambungan, seperti partisipasi dalam kegiatan partai. 1 Pemilihan umum (Pemilu) dikenal dengan sebutan pesta demokrasi karena pemilu itu pada hakikatnya merupakan suatu bukti dan suatu perwujudan bahwa negara yang mengadakan atau menyelenggarakan itu adalah suatu negara demokrasi, atau suatu negara yang menganut sistem demokrasi dalam sistem pemerintahannya. 2 Disamping itu pemilu merupakan suatu sarana bagi seluruh rakyat untuk menyalurkan penggunaan haknya untuk memilih orang-orang yang mereka sukai untuk menjadi wakil-wakil mereka, yang akan bertindak atas nama mereka dalam mendelegasikan kekuasaan mereka kepada pemerintah negaranya. Untuk menyelenggarakan pemilu dibentuklah Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pelaksana Pemilu di Provinsi, dan Kab/Kota yang 1 Miriam budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, ( Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 461 2 Ridwan halim, Hukum Tata Negara dalam Tanya Jawab, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998 ), h. 142 1

2 merupakan bagian dari KPU. 3 Pengawasan penyelenggaraan Pemilu dilakukan oleh Badan pengawas pemilu (Bawaslu), Bawaslu Provinsi, Panitia Pengawasan Pemilu (Panwaslu) Kab/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri. 4 KPU Provinsi Riau pada hari senin 1 Agustus 2013 melakukan pencabutan nomor urut kelima pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau. Keluarnya Nomor urut calon Gubernur dan wakil Gubernur menandakan akan dimulainya pertarungan pada pemilu untuk menduduki Riau lima tahun mendatang. Sebelum pemilu 4 September 2013 semua calon melakukam kampanye untuk memperkenalkan diri dan menarik simpati bahwa mereka layak menjadi pemimpin Riau, Adapun kampanye pemilu dilakukan melalui : 1. Pertemuan terbatas 2. Tatap muka 3. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik 4. Penyiaran melalui radio dan/ atau televisi 5. Penyebaran bahan kampanye kepada umum 6. Pemasangan alat peraga ditempat umum 7. Rapat umum 8. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan. 5 3 Dedi ismatullah dan beni ahmad saebani, Hukum Tata Negara, ( Bandung : Pustaka setia, 2009), h. 309 4 Undang-undang No 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Pasal 69 5 Undang-undang nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD, Pasal 86

3 Kampanye dilakukan dimulai pada tanggal 31 Agustus 2013 lima pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur secara terbuka melakukan kampanye sesuai Undang-undang, akan tetapi banyak kecurangan serta pelanggaran pemilu yang dilakukan pasangan calon dari pandangan Panwaslu kota Pekanbaru yakni salah satu pasangan calon memakai jasa Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk mengkampanyekan pasangan calon secara diam -diam. Penulis melihat langsung PNS tersebut sedang melakukan proses memperkenalkan calon dalam hal ini pasangan calon Annas maamun dengan cara penyebaran kartu nama pasangan tersebut. Lain hal dengan seorang PNS yang penulis temui saat sholat di salah satu masjid dikecamatan sail PNS tersebut mengenakan pakaian partai yang jelas mendukung salah satu pasangan calon yang pada saat itu PNS tersebut tidak menyebutkan pasangan calon yang ia dukung namun memakai pakaian partai oleh PNS tidak boleh karena memperlihatkan dukungan walaupun tidak dalam waktu kerja PNS.Seharusnya PNS harus netral tidak boleh berpihak kepada salah satu pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur karena PNS dilarang terlibat mengkampanyekan calon pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur, seperti yang dijelaskan dalam undang-undang nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok Pokok kepegawaian yang mana Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pegawai Negeri harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan dalam undang-undang juga mengatakan bahwa pasal 86 huruf e pelaksana kampanye dalam kegiatan kampanye pemilu dilarang mengikut sertakan Pegawai Negeri Sipil.

4 Sangat jelas sekali larangan PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon dalam Pemilu, tentu tugas berat ini diemban oleh Panwaslu Kota Pekanbaru karena PNS yang sangat banyak dan anggota Panwaslu Kota Pekanbaru yang sedikit sehingga membuat Panwaslu Kota Pekanbaru Kecolongan. Panwaslu hanya mendapat pelanggaran pemilu pada senin 29 Juli 2013 tentang pemasangan baliho, spanduk, banner dan poster-poster yang dipasang diluar kampanye dan dipasang dilokasi yang dilarang untuk memasang alat peraga dan atribut kampanye sekitar 2.896 pelanggaran, semua pasangan calon Gubernur Riau melanggarnya, 6 yang menjadi pertanyaan tidak satupun PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon padahal mungkin saja PNS banyak yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Walaupun yang dilakukan oleh PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon tidak kasat mata oleh Panwaslu Kota Pekanbaru, serta tidak ada laporan dari masyarakat perlu kiranya Panwaslu Kota Pekanbaru menindak lanjuti pengawasan terhadap PNS. KPU Provinsi Riau menetapkan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur putaran kedua 27 November 2013. Jadwal itu sempat tertunda karena ada gugatan dari salah satu pasangan calon. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur akan diikuti oleh dua pasangan calon. Setelah pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur putaran kedua berlangsung, pada tanggal 2 Desember 2013 belum ditemukan satupun pelanggaran pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Hal itu dikatakan Ketua Panwaslu Kota Pekanbaru, Budi 6 http://www.riaupos.co/32331-berita-2.896-pelanggaran-pemilu.html#.ujxl4dmxfsm diakeses jumat 20 september 2013 jam 20.29 wib

5 Candra kepada RRI usai mengikuti rapat pleno di KPU Kota Pekanbaru. 7 Nihilnya ditemukan pelanggaran pada pemilu putaran kedua ini menimbulkan dua opsi, pertama Panwaslu kota Pekanbaru berhasil mengorganisir semua bidang sehingga tidak ada pelanggaran terjadi atau pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang sadar hukum, dan yang kedua adalah adanya hubungan kekuasaan, kekuatan, dan kewibawaan. Seperti yang tertulis dalam sebuah buku bahwa pengaruh adalah merupakan kekuatan psikologis yang menunjukkan adanya kesan dari pribadi seseorang atas orang lain. Kekuatan adalah gejala sosial sebagai kekuasaan fisik sebagai kekuasaan yang disertai dengan kekerasan atau daya paksa fisik atau ancaman-ancaman fisik lainnya. Sedangkan kewibawaan adalah gejala sosial yang diakibatkan oleh hidup bermasyarakat. Ketiga aspek diatas merupakan aspek penting yang bisa membuat orang lain bisa melakukan apa saja dibawah kontrol orang yang berkuasa. 8 Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PELAKSANAAN KEWENANGAN PANITIA PENGAWAS PEMILU KOTA PEKANBARU TERHADAP PNS YANG TERLIBAT MENGKAMPANYEKAN PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI RIAU PERIODE 2014-2019 BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM. 7 http://rri.co.id/index.php/berita/80509/laporan-pelanggaran-ke-panwaslu-kota- Pekanbaru-Nihil#.UrJJntnHdqw diakses pada hari kamis 19 Desember 2013 jam 21.39 8 Beddy iriawan maksudi, Sistem Politik Indonesia, (Jakarta : PT Raja Grapindo Persada,2012), h. 87-89

6 B. Batasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari topik yang dipermasalahkan maka penulis membatasi permasalahan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan yaitu mengenai kewenangan Panwaslu Kota Pekanbaru dalam mengawasi PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan kewenangan Penitia Pengawas Pemilu kota Pekanbaru terhadap PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau periode 2014-2019? 2. Apa kendala Panitia Pengawas Pemilu Kota Pekanbaru dalam melaksanakan kewenangannya terhadap PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau periode 2014-2019? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan penilitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan kewenangan panitia pengawas pemilu kota Pekanbaru terhadap PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau periode 2014-2019.

7 2. Untuk mengetahui kendala panitia pengawas pemilu kota pekanbaru dalam melaksanakan kewenangannya terhadap PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau periode 2014-2019. b. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran terkait PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau periode 2014-2019. Dengan demikian pembaca atau peneliti lain akan semakin mengetahui proses pelaksanaan kewenangan panitia pengawas pemilu kota Pekanbaru berdasarkan undang-undang nomor 15 tahun 2011 tentang penyelenggara pemilihan umum. b. Dapat dijadikan pedoman bagi para pihak atau peneliti lain yang ingin mengkaji secara mendalam tentang kewenangan panitia pengawas pemilu kota Pekanbaru terhadap PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau periode 2014-2019 berdasarkan undang-undang nomor 15 tahun 2011 tentang penyelenggara pemilihan umum. 2. Manfaat praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian dalam rangka meningkatkan kualitas penegakan hukum

8 khususnya panitia pengawas pemilu kota Pekanbaru dalam menangani kasus serupa nantinya. E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian dan sifat penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis artinya penelitian yang langsung mengumpulkan data dilapangan, dengan mengunakan alat pengumpul data berupa wawancara dan angket. Data yang dikumpulkan mengenai wewenang Panwaslu Kota Pekanbaru terhadap PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau periode 2014-2019. Sedangkan sifat penelitian adalah deksriptif yaitu dengan cara menguraikan hasil penelitian dalam bentuk kalimat yang jelas serta menggambarkan hasil penelitian dalam bentuk kalimat yang jelas serta mengambarkan hasil penelitian secara jelas sesuai dengan rumusan permasalahan yang dibahas. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan data yang akurat mengenai permasalahan yang diteliti. 2. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian ini merupakan penelitian di Kota Pekanbaru karena pada tanggal 4 september 2013 lalu telah melangsungkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. 3. Populasi dan sampel Populasi dan sampel Populasi yang dimaksud adalah Panwaslu Kota Pekanbaru sebagai pihak yang mengawasi PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon dalam pemilihan Gubernur dan Wakil

9 Gubernur,dan masyarakat kota pekanbaru dalam hal ini adalah PNS di kota pekanbaru. Adapun sampel pada penelitian ini adalah ketua panwaslu kota pekanbaru, divisi khusus pengesahan dan penindakan pelanggaran dan karena banyaknya PNS di Kota Pekanbaru penulis memakai cara pengambalian sampel purposive sampling yaitu teknik mengambil sampel secara sengaja maksudnya peneliti menentukan sampel yang diambil karena adanya pertimbangan tertentu atau sampel ditentukan oleh peneliti. Dalam hal pengambilan sampel berdasarkan kecamatan adapun jumlah PNS per kecamatan adalah No Nama Kecamatan 1 Bukit Raya 2 Lima Puluh 3 Sail 4 Pekanbaru Kota 5 Sukajadi 6 Senapelan 7 Rumbai 8 Rumbai Pesisir 9 Tenayan Raya 10 Marpoyan Damai 11 Payung Sekaki 12 Tampan Jumlah Jumlah 43 orang 40 orang 25 orang 47 Orang 56 Orang 42 Orang 32 Orang 43 Orang 51 Orang 53 Orang 36 Orang 53 Orang 489 Orang

10 Adapun jumlah keseluruhan PNS dikota pekanbaru adalah 8.939 orang namun berdasarkan tempat tinggal dan domisili dikota pekanbaru penulis mengambil berdasarkan data yang penulis dapat dari badan kepegawaian kota Pekanbaru maka penulis akan mengambil 5 orang per kecamatan dan jumlah seluruh sampel adalah 60 orang. 9 orang jumlah PNS di kota pekanbaru sebagai sampel dalam Pemillihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau periode 2014-2019. 4. Sumber data a. Data primer Yakni data yang diperoleh langsung dari panitia pengawas pemilu kota pekanbaru dan masyarakat kota pekanbaru yang menjadi sampel pada penelitian ini melalui wawancara dan angket. b. Data sekunder 1. Bahan hukum primer, yakni peraturan perundang-undangan, keputusan menteri, peraturan daerah, bahan hukum yang tidak dikodifikasi seperti hukum adat. 2. Bahan hukum sekunder, yakni bahan huum yang memberi penjelesan mengenai bahan hukum primer. Seperti hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum. 3. Bahan hukum tersier, yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelesan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kliping, surat kabar maupun eksilopedi. 9 Dokumen badan kepegawaian daerah kota pekanbaru Mei 2014

11 5. Teknik pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, penulis mengunakan instrument : a. Wawancara yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada panwaslu kota pekanbaru. b. Angket yaitu penulisan membuat daftar pertanyaan secara tertulis dengan memberikan jawaban alternatif untuk setiap pertanyaan kemudian disebarkan kepada responden yaitu 60 orang PNS di 12 kecamatan kota pekanbaru yang menjadi sampel. 6. Analisa data Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif- deksriptif, yakni dengan cara menguraikan hasil penelitian dalam bentuk kalimat yang jelas serta mengambarkan hasil penelitian dalam bentuk kalimat yang jelas serta mengambarkan hasi penelitian secara jelas sesuai dengan rumusan permasalahan yang dibahas. Penjelasan data diperoleh melalui wawancara dan angket dihubungkan dengan teori dan pendapat para ahli, sehingga mendapakan jawaban dari permasalahan yang diteliti secara jelas, yang kemudian dapat diambil kesimpulan dengan cara deduktif yakni dari hal-hal bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus. F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

12 Dalam bab ini penulis akan menguraikan antara lain mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang panwaslu kota pekanbaru,sejarah pengawas pemilu, dan struktur Organisasi Pengawas pemilu Kota Pekanbaru. BAB III : KERANGKA TEORITIS Tinjauan umum penelitian ini tentang pengertian pengawasan, kewenangan, tugas dan kewajiban. PNS, pemilu dinegara demokrasi Indonesia, undang-undang No 15 tahun 2011 tentang penyelenggara pemilu. BAB IV : PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menguraikan hasil penelitian yang terdiri dari pelaksanaan kewenangan Panwaslu Kota Pekanbaru terhadap PNS yang terlibat mengkampanyekan pasangan calon dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau periode 2014-2019 serta kendala yang ditemukan panwaslu kota Pekanbaru dalam melaksanakan kewenangan tersebut. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran yang diambil berdasarkan uraian pada bab sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN