PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 20 /PBI/2011 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 20 /PBI/2011 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/11/PBI/2012

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/25/PBI/2012 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/10/PBI/2014 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 22 /PBI/2011 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Box 2 : Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah melalui Arus masuk Devisa (Peraturan Bank Indonesia No 13/20/PBI/2011 ttg Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan

No. 16/10/DSta Jakarta, 26 Mei 2014 SURAT EDARAN. Kepada: SEMUA DEBITUR DEVISA UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

No.18/ 5 /DSta Jakarta, 6 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA DEBITUR UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 13/ 1 /DInt Jakarta, 20 Januari 2011 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 40 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.13/33/DSM Jakarta, 30 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 21 /PBI/2012 TENTANG PELAPORAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No.15/3/DPM Jakarta, 28 Februari Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/4/PBI/2013 TENTANG LAPORAN STABILITAS MONETER DAN SISTEM KEUANGAN BULANAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No.16/9/DSta Jakarta, 26 Mei 2014

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13 / 21 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI (Peraturan Bank Indonesia Nomor 16110lP3ll2014 tangg al14 Mei 2014)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No.16/5/DPM Jakarta, 8 April Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA

No. 16/ 2 /DPM Jakarta, 28 Januari 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia.

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/10/PBI/2016 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN NASABAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No II. PASAL PER PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Penunjukan Bank ACCD dilakukan berdasarkan kerja sama antara Bank Indonesia dengan bank sen

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

No.16/20/DSta Jakarta, 28 November Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 15 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA LEMBAGA BUKAN BANK

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

No. 2/ 20 /DLN Jakarta, 9 Oktober 2000 SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA. Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

2 statistik, terutama statistik Neraca Pembayaran, Posisi Investasi Internasional, statistik Utang Luar Negeri Indonesia, dan Indikator Keuangan Perus

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

No dan moneter guna mendukung pengambilan kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan pengawasan perbankan. Guna keperluan tersebut dibutuhkan d

Penyempurnaan atas PBI No.16/20/PBI/2014

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

2012, No Mengingat Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 tentang Operasi Moneter; : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Neg

No. 17/ 3 /DSta Jakarta, 6 Maret 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

Diubah dengan PBI No. 3/4/PBI/2001 tanggal 12 Maret 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/13/PBI/2000 TENTANG

No.18/ 23/DSta Jakarta, 26 Oktober 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN NASABAH

SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA. Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara emerging economy. berkembang pembangunan ekonomi dan penerapan demokrasi.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR. 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.16/ 14 /DPM Jakarta, 17 September Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Diubah dengan PBI No. 3/14/PBI/2001 tanggal 20 September 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/12/PBI/2000

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/ 10 /PBI/2005 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan ketiga atas Pera

-2- M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/2/PBI/2002 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21/PBI/2014 UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DAN SURAT EDARAN NO.16/24/DKEM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/2/PBI/2007 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 17 /PBI/2001 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.4/5/DSM Jakarta, 28 Maret 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

- 1 - PENJELASAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 28 /PBI/2008 TENTANG PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 5 /PBI/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

No. 15/27/DPNP Jakarta, 19 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No.17/18/DKEM Jakarta, 30 Juni 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Transkripsi:

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 20 /PBI/2011 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI I. UMUM Pasokan valuta asing di pasar domestik saat ini sebagian besar berasal dari dana asing dalam bentuk investasi portofolio yang rentan terhadap risiko pembalikan (sudden capital reversal). Sementara itu pembangunan ekonomi nasional membutuhkan sumber dana yang memadai dan berkesinambungan. Salah satu sumber pasokan devisa yang stabil (sustainable) berasal dari DHE dan DULN yang juga penting untuk mendukung stabilitas nilai rupiah dan makroekonomi secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya tidak seluruh DHE dan DULN ditempatkan pada perbankan Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan yang dapat memastikan penerimaan DHE dan penarikan DULN dilakukan melalui perbankan Indonesia. Pengaturan ini tetap berlandaskan pada sistem devisa bebas yang berlaku selama ini, dimana setiap penduduk dapat dengan bebas memiliki dan menggunakan devisa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar. Dalam rangka mendukung kebijakan penerimaan devisa hasil ekspor, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Badan Pusat Statistik telah membuat Nota Kesepahaman

Kesepahaman Nomor Ekspor dan Impor. -2- PER-2277/MK/2011 13/1/BI/DSM/NK 13/KS/10-VIII/2011 tentang Pertukaran Data terkait Kegiatan II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Dokumen pendukung meliputi antara lain fotokopi dokumen PEB, usance L/C, surat keterangan tentang penangguhan pembayaran dari importir. Pasal 6

-3- Pasal 6 Penjelasan atas perbedaan antara DHE dan Nilai PEB dan jenis dokumen pendukung mengacu kepada ketentuan yang mengatur mengenai pelaporan lalu lintas devisa. Yang dimaksud dengan maklon adalah pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), dan pengguna jasa menetapkan spesifikasi, serta menyediakan bahan baku dan/atau barang setengah jadi dan/atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya, dengan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa. Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Pasal 7 Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah keadaan yang menyebabkan Eksportir menerima DHE kurang dari nilai PEB atau tidak menerima DHE yang disebabkan karena kebakaran, kerusuhan

-4- kerusuhan massa, terorisme, bom, perang, sabotase, pemogokan buruh, kegagalan sistem yang digunakan dalam bertransaksi serta bencana alam seperti gempa bumi, banjir, yang dibenarkan oleh penguasa atau pejabat dari instansi terkait di daerah setempat. Yang dimaksud dengan dokumen pendukung adalah dokumen yang bisa membuktikan kondisi importir wanprestasi, pailit, atau keadaan memaksa (force majeure). Ayat (4) Pasal 8 Huruf a Yang dimaksud dengan Perjanjian kredit (loan agreement) dalam bentuk non revolving adalah perjanjian pinjaman yang tidak memperbolehkan akumulasi realisasi penarikan ULN melebihi komitmen. Huruf b Contoh 1: PT. A memperoleh ULN sebesar USD20,000,000.00 (dua puluh juta US Dollar) dari kreditur XYZ di Singapura untuk refinancing ULN sebelumnya

-5- sebelumnya dengan jumlah outstanding yang sama yaitu sebesar USD20,000,000.00 (dua puluh juta US Dollar) yang diterima dari kreditur Bank ABC di Singapura. Pertimbangan PT. A melakukan refinancing tersebut karena adanya tawaran suku bunga yang lebih rendah dan term & condition yang lebih longgar. Berhubung refinancing tersebut tidak ada kelebihan aliran dana valuta asing maka tidak dikenakan kewajiban menarik DULN melalui Bank Devisa. Contoh 2: PT. B memperoleh ULN sebesar USD30,000,000.00 (tiga puluh juta US Dollar) dari kreditur Bank DEF di Singapura. ULN tersebut dipergunakan untuk refinancing outstanding ULN sebelumnya yang tercatat sebesar USD20,000,000.00 (dua puluh juta US Dollar) yang diterima dari kreditur Bank GHI di Singapura dan selisihnya USD10,000,000.00 (sepuluh juta US Dollar) dipergunakan untuk tambahan modal kerja. Penarikan DULN sebesar USD10,000,000.00 (sepuluh juta US Dollar) wajib dilakukan melalui Bank Devisa. Huruf c Surat utang (debt securities) adalah surat pengakuan utang yang dapat diperdagangkan di pasar uang atau pasar modal di dalam maupun di luar negeri. Pasal 9

-6- Nilai akumulasi penarikan DULN dihitung sampai dengan penarikan terakhir DULN. Contoh: PT. C memperoleh ULN dalam bentuk loan agreement dari kreditur KLM di Singapura sebesar USD100,000,000.00 (seratus juta US Dollar). Diperjanjikan bahwa penarikan dilakukan sebanyak 10 (sepuluh) kali selama masa berlakunya loan agreement. Sampai dengan penarikan yang terakhir atau ke 10 ternyata jumlah yang ditarik tercatat sebesar USD80,000,000.00 (delapan puluh juta US Dollar). Dengan demikian terdapat selisih sebesar USD20,000,000.00 (dua puluh juta US Dollar) antara nilai total akumulasi penarikan dengan nilai komitmen yang diberikan oleh kreditur. Atas perbedaan antara nilai total akumulasi penarikan dengan nilai komitmen tersebut maka debitur harus menyampaikan penjelasan secara tertulis kepada Bank Indonesia. Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Yang dimaksud dengan nilai nominal DHE yang belum diterima adalah Nilai PEB dikurangi dengan nilai DHE yang telah diterima melalui Bank Devisa. Contoh

-7- Contoh: Nilai Ekspor yang tercantum pada dokumen PEB sebesar USD500,000.00 (lima ratus ribu US Dollar). DHE yang diterima melalui Bank Devisa sebesar USD100,000.00 (seratus ribu US Dollar). Sisanya sebesar USD400,000.00 (empat ratus ribu US Dollar) diterima melalui Bank di luar negeri dan tidak ditarik di Bank Devisa sampai dengan batas waktu yang ditentukan, yaitu 90 (sembilan puluh) Hari setelah Tanggal PEB. Berdasarkan kondisi di atas, Eksportir dikenai denda sebesar 0,5% X USD400,000.00. Yang dimaksud dengan kurs tengah Bank Indonesia adalah kurs transaksi Bank Indonesia yang dihitung dengan cara kurs jual transaksi ditambah kurs beli transaksi, dibagi 2 (dua). Yang dimaksud dengan tanggal pengenaan sanksi adalah tanggal diterbitkannya surat pemberitahuan secara tertulis dari Bank Indonesia. Pengenaan sanksi penangguhan atas pelayanan Ekspor dilakukan oleh otoritas yang berwenang di bidang kepabeanan atas dasar permintaan Bank Indonesia. Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15

-8- Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Pembebasan sanksi penangguhan atas pelayanan Ekspor dilakukan oleh otoritas yang berwenang di bidang kepabeanan atas dasar permintaan Bank Indonesia. Bukti pembayaran sanksi administratif/penerimaan DHE antara lain berupa fotokopi bukti transfer/pembayaran sanksi ke rekening Kas Negara, fotokopi SWIFT message yang disahkan oleh Bank Devisa penerima. Penyampaian bukti pembayaran sanksi administratif/penerimaan DHE ditujukan kepada: Bank Indonesia Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Menara Sjafruddin Prawiranegara Lt. 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat Pasal 17 Pasal 18

-9- Pasal 18 Contoh penerimaan DHE yang diperjanjikan tidak melalui Bank Devisa dan/atau dikaitkan dengan pembayaran kewajiban Eksportir: Eksportir PT. D memperoleh pinjaman jangka panjang dari sindikasi sejumlah Bank di luar negeri senilai USD500,000,000.00 (lima ratus juta US Dollar) pada bulan Februari 2010 dengan klausul sebagai berikut: a) Pembayaran pokok dan bunga sebesar USD26,250,000.00 juta (dua puluh enam juta dua ratus lima puluh ribu US Dollar) dilakukan setiap 6 (enam) bulan sejak penarikan utang; b) Hasil Ekspor setiap bulan wajib ditempatkan pada suatu rekening di Bank KLM di Hongkong; c) Bank KLM wajib menahan sebesar USD4,375,000.00 (empat juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu US Dollar) dari penerimaan Ekspor setiap bulan; d) Bank KLM mendebet rekening tersebut setiap 6 bulan untuk untung rekening kreditur. Mekanisme penerimaan DHE dikaitkan dengan pembayaran kewajiban Eksportir sebagaimana contoh perjanjian di atas hanya diperbolehkan sampai dengan akhir bulan Desember 2012. Sejak bulan Januari 2013, Eksportir wajib menerima seluruh DHE melalui Bank Devisa. Angsuran pokok dan bunga pinjaman yang semula ditahan di Bank KLM sebesar USD4,375,000.00 (empat juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu US Dollar) dari penerimaan Ekspor setiap bulan, dibayar setelah seluruh DHE diterima melalui Bank Devisa.

-10- Dokumen pendukung meliputi antara lain fotokopi kontrak perjanjian terkait dengan penerimaan DHE tidak melalui Bank Devisa atau yang terkait dengan pembayaran kewajiban Eksportir. Penyampaian penjelasan tertulis dan dokumen pendukung ditujukan kepada: Bank Indonesia Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Menara Sjafruddin Prawiranegara Lt. 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat Contoh 1: Untuk Ekspor dengan tanggal PEB 2 Januari 2012, penerimaan DHE melalui Bank Devisa paling lama tanggal 2 Juli 2012. Contoh 2: Untuk Ekspor dengan tanggal PEB 31 Desember 2012, penerimaan DHE melalui Bank Devisa paling lama tanggal 1 Juli 2013. Ayat (4) Contoh penerimaan DHE yang berasal dari hasil netting tagihan dengan kewajiban Eksportir: Pada bulan Maret 2012, PT. E mengakui utang atas transaksi impor sebesar USD1,000,000.00 (satu juta US Dollar) dan piutang atas transaksi Ekspor sebesar USD1,250,000.00 (satu juta dua ratus lima puluh ribu US Dollar) kepada perusahaan M di Malaysia. Utang piutang tersebut jatuh tempo bulan Mei 2012 dan kedua pihak menyepakati pembayaran dengan mekanisme

-11- mekanisme netting dimana hanya selisih dari utang piutang tersebut yang akan dibayarkan. Dalam contoh kasus di atas, PT. E akan menerima USD250,000.00 (dua ratus lima puluh ribu US Dollar) dari perusahaan M. Selama tahun 2012, transaksi netting masih diperbolehkan dan nilai DHE yang wajib diterima melalui Bank Devisa adalah sebesar USD250,000.00 (dua ratus lima puluh ribu US Dollar). Sejak tanggal 1 Januari 2013, netting tidak diperkenankan. Dokumen pendukung antara lain berupa fotokopi purchase order, sales contract, dan/atau dokumen terkait utang piutang yang diselesaikan secara netting antara Eksportir dengan pihak lain. Ayat (5) PT. F memperoleh ULN dalam bentuk loan agreement dari kreditur PQR sebesar USD100,000,000.00 (seratus juta US Dollar) yang ditandatangani pada tanggal 26 Agustus 2010 dengan jatuh tempo 26 Agustus 2015. Pada tanggal 25 September 2012, perjanjian tersebut diubah dengan menaikkan plafon ULN tersebut menjadi sebesar USD150,000,000.00 (seratus lima puluh juta US Dollar). Dalam contoh kasus di atas, penarikan DULN atas penambahan plafon ULN tersebut sebesar USD50,000,000.00 (lima puluh juta US Dollar) wajib dilakukan melalui Bank Devisa. Pasal 19

-12- Pasal 19 Pasal 20 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR