BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Jepang sangat

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

BAB I PENDAHULUAN. sering dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Abdul Wahid (2006: 75)

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang baik maka seseorang akan lebih mudah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (1) Januari Juni 2014: 23-33

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Persaingan olahraga saat ini

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bukti-bukti yang didapat dari pengalaman dan dari berbagai hasil penelitian

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. ada dua yaitu, Kumite dan Kata. Kumite adalah nomor yang mempertandingkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Hal ini diungkapkan Sajoto (1988 : 3), bahwa salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan tehnik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Wushu adalah Salah satu Olahraga beladiri, Olahraga ini berasal dari. orang tua jaman dahulu oleh komite yang ditunjuk pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB I PENDAHULUAN. kembali setelah terjadi pelanggaran seperti tendangan bebas, corner kick,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan kepelatiahan olahraga, pembinaan pendidikan kepelatihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi maksimal seorang atlet harus memeliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari hasil-hasil pertandingan dan perlombaan olahraga pada tingkat

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN HASIL PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA ATLET KARATEKA PUTERA SABUK BIRU DOJO WADOKAI UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setelah dilihat dari hasil-hasil pertandingan dan perlombaan olahraga pada

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dilakukan dengan dua jenis bentuk gerak, yaitu : gerak tarung (Fight)

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB I PENDAHULUAN. tehnik dasar dalam bola voli yaitu ; servis, passing atas, passing bawah, smash,

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. Pada Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate adalah salah satu olahraga khususnya cabang olahraga beladiri yang cukup berkembang lama di Indonesia. Karate juga merupakan suatu cabang olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di nasional maupun internasional. Dalam cabang olahraga beladiri karate ada dua jenis komponen gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama (1981:04) bahwa Kata adalah jurus yang merupakan perpaduan dari semua teknik dasar yaitu tangkisan, tinjuan, sentakan atau hentakan dan tendangan yang dirangkai sedemikian rupa dalam satu kesatuan dalam bentuk yang pasti. Kumite adalah pertarungan dua orang yang saling berhadapan dan menampilkan teknik-teknik. Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari negara Jepang sangat cepat berkembang di Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya perkumpulan olahraga beladiri karate yang telah berdiri. Salah satunya adalah pengurus Shindoka (Shytoryu). Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan didirikan pada tahun 1985 dengan tujuan sebagai wadah untuk membina dan melatih atlet yang berbakat dalam beladiri karate. Perguruan Shindoka Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan merupakan perguruan karate yang resmi dan terdaftar oleh FORKI SUMUT. Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan dilatih oleh pelatih yang memiliki sertifikat resmi dan berpengalaman. Pelatih Dojo yakni

2 Senpai Dedy Sucipto yang menyandang sabuk hitam DAN III Nasional/sertifikat melatih dan asistennya adalah Senpai Dermawan yang menyandang DAN I. Jumlah atlet binaan Shindoka Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan berjumlah 60 orang. Dari jumlah tersebut terdiri atas : Sabuk Kuning 8 orang, Sabuk Hijau 27 orang, Sabuk Biru 3 orang, Sabuk Coklat 18 orang, Sabuk Hitam 4 orang. Populasi atlet karateka Shindoka Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Populasi Data Atlet Shindoka Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan No. Nama Atlet Sabuk 1. Krisna Sitorus Kuning 2. Andre Agung Kuning 3. Karin Kuning 4. Bagas Kuning 5. Alam Syah Kuning 6. Rusli Kuning 7. M. Syarizal Kuning 8. Dedi Krisman Kuning 9. Marsha Wulandari Hijau 10. Adinda Yulvira Hijau 11. Dea Ananda Marzan Hijau 12. M. Rasafayani Hijau 13. M. Refi Wahyu Nasution Hijau 14. M. Agung Nugroho Hijau 15. Krisna Arif Wardana Hijau 16. Andika Rahmadhani Hijau 17. Dio Raka Auza Hijau 18. Ilham Pratama Hijau 19. Billy Clinton Marbun Hijau 20. Gemilang Teguh Hijau 21. Elang Teguh Hijau 22. Fitu Alfahrenheiz Hijau 23. Dwinita Aura Hijau 24. Tria Ulina B. Sianturi Hijau 25. Rizki Trifita Sari Hijau

3 26. Trisna Amelia Hijau 27. M. Noval Ardani Hijau 28. M. Noval Zuhri Harahap Hijau 29. Armada Hijau 30. M. Fadel Azhari Hijau 31. Banza Luka Fadira Hijau 32. Mulfin Shata Hijau 33. Rivaldo Putra Sianturi Hijau 34. Dimas Prasetyo Hijau 35. Alvin Hafiz Hijau 36. Desvin Manurung Biru 37. Haposan Sibarani Biru 38. Bayu Sagara Biru 39. Agung Prayoga Coklat 40. Boyke Alexsander Nainggolan Coklat 41. Chesy Brigida Coklat 42. Regi Wijaya Coklat 43. Nur Intan P Coklat 44. Dewi Andela Wati Coklat 45. Teguh Ihsan Coklat 46. Aldi Pratama Coklat 47. Ori Rizki Coklat 48. Edward Pakpahan Coklat 49. Edwin Pakpahan Coklat 50. Suci Lestari Coklat 51. Royhan Ali Hayim Coklat 52. Rosiham Azhari Coklat 53. Zainal Sudigra Coklat 54. Aji Syaputra Coklat 55. Brian Antonius Coklat 56. Ariq Zafier Coklat 57. Facri Hitam 58. Hirwansyah Hasibuan Hitam 59. Darmawan Hitam 60. M. Alfin Masyuri Hitam Adapun beberapa prestasi yang pernah diraih oleh Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

4 Tabel 2. Prestasi Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan No. Nama Kejuaraan Tahun Juara 1. Kejurda Shindoka 2009 1 2. Piala Pendidikan Dinas Kota Medan 2009 1 3. ISORI 2010 2 4. Kejurda 2010 3 5. PORKOT 2011 2 Latihan di Dojo ini sebanyak 4 (empat) kali seminggu yakni pada hari Senin, Rabu, Jumat dilaksanakan pada malam hari sedangkan pada hari Minggu dilakukan pada pagi hari. Tempat latihan yaitu Balai Desa Pulo Brayan I Krakatau Medan. Dari data di atas, terlihat prestasi yang diraih oleh Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan belum sesuai dengan yang diharapkan oleh pelatih. Hal ini diungkapkan langsung oleh Senpai Dedy Sucipto ketika peneliti melakukan obervasi wawancara pada tanggal 24-28 Juli 2012. atlet yang dibina ini belum memperoleh hasil yang memuaskan, seharusnya bisa dilihat dari lamanya latihan dan program latihan yang diberikan atlet Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan sudah dapat meraih prestasi yang membanggakan, tutur pelatih kepada peneliti. Sehingga timbul pertanyaan dari peneliti : mengapa prestasi yang diraih oleh Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan belum memperoleh hasil yang membanggakan seperti yang diharapkan pelatih, jika dibandingkan dengan lama latihannya. Dugaan sementara peneliti mengarah kepada teknik yang masih lemah terutama pada tendangan maegeri chudan yang masih lambat dan mudah ditangkis. Serta terlihat dengan jelas bahwa atlet Dojo

5 Karang Taruna PBD I Krakatau Medan ketika berlatih masih lambat ketika melakukan tendangan maegeri chudan pada saat melakukan kumite, tendangan yang dilancarkan selalu dapat ditangkis sehingga tidak pernah memperoleh nilai (point). Untuk memperjelas dugaan tersebut maka peneliti melakukan tes pendahuluan kecepatan tendangan maegeri chudan terhadap atlet karate Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan. Berikut hasil tes dapat di lihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3. Hasil Tes Pendahuluan Kecepatan Tendangan Maegeri Chudan Atlet Karate 11-15 Tahun Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan No. Nama Atlet Hasil Tendangan/Detik I II III Waktu Terbaik 1. Nur Intan 0.79 0.78 0.77 0.77 2. Dewi Andela 0.75 0.74 0.75 0.74 3. Teguh 0.70 0.72 0.71 0.70 4. Regi 0.73 0.75 0.74 0.73 Tabel 4. Hasil Tes Kecepatan Tendangan Maegeri Chudan Atlet Karate Wadokai Yang Pernah Mengikuti Kejuaraan Nasional No. Nama Hasil Tendangan/Detik I II III Waktu Terbaik 1. Arifin D. Naibaho 0.40 0.41 0.42 0.40

6 Tabel 5. Kriteria Penilaian No. Kriteria Pengskoran Catatan Waktu Klasifikasi Nilai 1. 100 95 % 0.40 Baik Sekali 2. 90 85 % 0.45 0.50 Baik 3. 80 75 % 0.55 0.60 Cukup 4. 70 65 % 0.65 0.70 Kurang 5. 60 55 % 0.75 0.80 Kurang Sekali Dengan melihat hasil tes awal kecepatan tendangan maegeri chudan pada atlet karateka Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan dan Dibandingkan dengan kecepatan tendangan maegeri chudan yang pernah mengikuti kejuaraan nasional yang mencapai waktu 0.40 detik maka dapat di simpulkan masih lambat dan lemah kemampuannya dibawah kemampuan atlet nasional. Artinya kecepatan tendangan maegeri chudan masih perlu ditingkatkan dengan bentuk latihan yang mendukung kepada kecepatan tendangan maegeri chudan agar dapat memperoleh hasil tendangan dalam suatu pertandingan karate. Untuk memperoleh tendangan maegeri chudan yang cepat dan akurat ke arah sasaran maka para atlet bukan saja ditekankan pada penguasaaan teknik dan taktik saja, tetapi kondisi fisik yang baik juga merupakan syarat yang penting. Seperti yang dikatakan Sajoto (1988:57) bahwa kondisi fisik merupakan salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai landasan tititk tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut Harsono (1993:1) bahwa

7 kondisi fisik yang dimaksud adalah kekuatan, daya tahan, kelentukan, kelincahan, kecepatan, dan power. Kebutuhan kondisi tersebut tidak dapat disamakan untuk masing-masing cabang olahraga, karena setiap cabang olahraga memiliki karakteristik gerak tersendiri. Hal ini akan berkaitan dengan bentuk-bentuk latihan yang akan dilaksanakan sehingga bentuk latihan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang bersangkutan. Dalam hal ini peneliti menggunakan latihan naik turun tangga, salah satu metode latihan plyometrics. Menurut Bompa (1994:1) mengemukakan bahwa latihan plyometrics dapat meningkatkan kemampuan power otot tungkai. Harsono (1997:55) mengemukakan bahwa untuk melatiha power otot tungkai adalah dengan melompat tanpa asa berhenti, setelah mendarat kemudian secepatnya kemudian melompat lagi sekuat tenaga. Dari uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian faktor power otot tungkai yang dapat mempengaruhi kecepatan tendangan maegeri chudan yang merupakan salah satu teknik serangan dengan tendangan yang dipergunakan untuk memperoleh nilai atau angka dalam pertandingan. Sehubungan dengan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan membuktikan Upaya Meningkatkan Kecepatan Tendangan Maegeri Chudan Dengan Menggunakan Latihan Naik Turun Tangga Pada Atlet Karate Usia 11-15 Tahun di Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan Tahun 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengindentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

8 Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan kecepatan tendangan maegeri chudan dalam karate?, Fakto-faktor apa saja yang mempengaruhi atlet kesulitan pada saat melakukan tendangan maegeri chudan dalam karate?, Apakah ada faktor metode latihan teknik yang dapat memberikan peningkatan terhadap kecepatan tendangan?, Apakah faktor metode latihan naik turun tangga mempengaruhi peningkatan hasil kecepatan tendangan?, Seberapa besar manfaat latihan naik turun tangga dalam upaya meningkatkan kecepatan tendangan maegeri chudan tersebut dengan efektif?. C. Pembatasan Masalah Melihat dari banyaknya identifikasi masalah di atas maka perlu kiranya menentukan pembatasan masalah. Untuk mempertegas sasaran yang akan dicapai maka peneliti ini dibatasi pada peningkatan kecepatan tendangan maegeri chudan dengan menggunakan latihan naik turun tangga pada atlet karate usia 11-15 tahun di Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan Tahun 2012/2013. D. Rumusan Masalah Berdasar uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu: Apakah Latihan Naik Turun Tangga Dapat Meningkatkan Kecepatan Tendangan Maegeri Chudan Pada Atlet Umur 11-15 Tahun di Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan Tahun 2012/2013.

9 E. Tujuan Penelitian Penellitian ini bertujuan untuk menentukan penjelasan dari permasalahan dikemukakan di atas, yaitu: 1). Untuk mengetahui peningkatan kecepatan tendangan maegeri chudan dengan menggunakan latihan naik turun tangga pada atlit karate umur 11-15 tahun di Dojo Karang Taruna PBD I Kratau Medan Tahun 2012/2013. 2). Untuk mengetahui pengaruh latihan naik turun tangga terhadap peningkatan kemampuan power otot tungkai atlet Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan Tahun 2012/2013. 3). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan naik turun tangga terhadap peningkatan kecepatan tendangan pada atlet karate umur 11-15 tahun di Dojo Karang Taruna PBD I Krakatau Medan Tahun 2012/2013. F. Manfaat Penelititan Penelitian ini bermanfaat untuk memecahkan permasalahan yang dihadapai dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan suatu pembinaan dalam meningkatkan prestasi pada cabang olahraga karate. Adapun manfaat penelitina ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan pertimbangan atau bahan pemikiran bagi pelatih dan Pembina olahraga dalam melatih 2. Sebagai bahan masukan bagi para pelatih karate untuk meningkatkan kecepatan tendangan maegeri chudan dengan menggunakan bentuk latihan plyometrics yaitu naik turun tangga. 3. Untuk menambah pengetahuan didalam melakukan penelitian ini agar dapat menambah masukan atau sumbangan kepada semua pihak dalam

10 mengembangkan dan meningkatkan prestasi olahraga karate serta pembuatan karya ilmiah di bidang olahraga. 4. Memberikan informasi secara ilmiah kepada setiap lembaga karate tentang peranan kelentukan dan kecepatan dalam pembentukan tendangan maegeri chudan yang cepat dan tepat.