PENINGKATAN KETERAMPILAN PIDATO DENGAN MODEL SIMULASI MAHASISWA SEMESTER GASAL PBSI UNSOED TAHUN PELAJARAN 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA DENGAN MODEL SIMULASI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII A SEMESTER GENAP SMP NEGERI 8 KOTA PEKALONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

Keywords: speaking skill, continous story telling technique, elementary school

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI DENGAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS VIII F SMPN 1 PADANG PANJANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Dwi Rahmawati, Haryadi, dan Deby Luriawati N. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas Negeri Semarang

METODE BERPIDATO DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERETORIKA OLEH SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH 4 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember

Oleh: Nimastiti Subagyo Putri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SIAWA KELAS X5 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SRT (SEARCH REWRITE AND TEST

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG

Rustam Effendi dan Hendra

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS V SD N KARANGMOJO BANTUL

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL MODELLING THE WAY

Joyful Learning Journal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

oleh: Edy Budi Santosa 2 Abstract

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 X KOTO DIATAS KABUPATEN SOLOK DENGAN MEDIA GAMBAR E JURNAL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE ROLE REVERSAL QUESTION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 14 MUARA PANAS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

Yuliningsih Dr. Sunarti, M. Pd Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII C SMP PIRI NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN WONOSARI 4

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

LINGUA. Universitas Negeri Semarang. Dwi Rahmawati dan Haryadi. Info Artikel

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA LUGU

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

Rahmat Kartolo 1 Sutikno 2 Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

ABSTRAK. Keyword: Learning outcomes; physics; learning model; contextual; quantum teaching

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta yenisusanti Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MENGGUNAKAN ROLE REVERSAL QUESTION SISWA KELAS V SDN MINOMARTANI 6 ARTIKEL JURNAL

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

Joyful Learning Journal

PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR PADA SISWA SMK NEGERI 1 MERDEKA BERASTAGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Keyword: CIRC, Learning, Phoem

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah 1. 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

SILVIA HANDAYANI. MEGA PUTRI, M.Pd. REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Keyword : activity, result of learning, activity reading directed ( DRA)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI POGUNG KIDUL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN STRATEGI BUKU BERGAMBAR MINIM KATA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 IMOGIRI, BANTUL

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

Surya Hatma Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 30 Pekanbaru

KEMAMPUAN BERPIDATO SECARA EKSTEMPORAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 22 BENGKULU UTARA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2016/2017

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V DI SDN 10 TANJUNG PAOH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

Ratna Situmeang SDN 004 Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur

Key Words: interest, participation, learning outcomes, articulation, Learning IPA

Economic Education Analysis Journal

METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Bercerita Melalui Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas II SDN Dukuhmencek 01 Sukorambi Jember

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS IVB PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh FITRIANI NPM

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh SRI DEWI RAMAWATI NIM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN METODE SNOWBALL THROWING

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN PIDATO DENGAN MODEL SIMULASI MAHASISWA SEMESTER GASAL PBSI UNSOED TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nia Ulfa Martha PBSI Universitas Jenderal Soedirman Kampus Karangwangkal Jl. Suparna No. 1 Purwokerto Banyumas e-mail: nia.ulfamartha@yahoo.com Abstract This research aim to improve speech skill of PBSI Unsoed student in odd semester after applied simulation model. Research method is descriptive quantitative and descriptive qualitative. Desain research used class action. Process research of class action are cycle I and cycle II. Research result show an increase in speech skills of student. The average value an thoroughness learning has increased significantly. Cycle I 44,75 (20%) and cycle II 82,5 ( 92,5%). Observation result to student attitude is also show the existence of improvement become betterly. Students more enthusiastic about their lessons and learning becomes fun. Keyword: Skill, Speech, Simulation Model. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pidato mahasiswa semester gasal PBSI Unsoed setelah diterapkan model simulasi. Metode penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Proses penelitian tindakan kelas meliputi siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan pidato. Rata-rata nilai dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan yang signifikan. Siklus I 44,75 (20%) dan siklus II 82,5 (92,5%). Hasil observasi terhadap sikap mahasiswa juga menunjukkan adanya peningkatan menjadi lebih baik. Mahasiswa lebih antusias menerima pelajaran dan pembelajaran menjadi menyenangkan. Kata kunci: Keterampilan, Pidato, Model Simulasi. 31

PENDAHULUAN Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unsoed 2013 memuat mata kuliah yang akan ditempuh oleh mahasiswa pada tingkat sarjana. Mata kuliah tersebut, secara keseluruhan berjumlah seratus empat puluh enam satuan kredit semester (SKS). Terdiri atas, mata kuliah wajib sebanyak seratus empat puluh SKS dan mata kuliah pilihan sebanyak empat belas SKS. Pada mata kuliah pilihan, mahasiswa diwajibkan mengambil enam SKS. Jumlah keseluruhan SKS adalah seratus empat puluh enam. Mata kuliah tersebut, dikelompokkan menjadi (1) mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) terdiri dari delapan belas SKS, (2) mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) terdiri dari tujuh puluh empat SKS, (3) mata kuliah keahlian berkarya (MKB) terdiri dari dua puluh dua SKS, (4) mata kuliah perilaku berkarya (MPB) terdiri dari dua puluh dua SKS, dan (5) mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) terdiri dari empat SKS. Salah satu mata kuliah wajib yang termasuk kelompok MKK adalah berbicara. Mata kuliah ini terdapat pada semester satu. berbicara adalah ilmu yang mempelajari kegiatan bertutur baik secara lisan maupun tulisan (Jalaluddin, 2011:2). Untuk itu, salah satu materi yang harus dikuasai mahasiswa pada mata kuliah berbicara adalah pidato. Hal tersebut, karena peranan pidato kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal penting. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai massa. Keberhasilan tersebut, tampak pada saat memaparkan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Seorang tokoh dalam masyarakat, pemimpin, sarjana, dan seorang ahli harus memiliki keterampilan berbicara yang baik. Pembicara yang baik memiliki keberanian, ketenangan sikap di depan massa, sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat, mampu menampilkan gagasan-gagasannya secara lancar dan teratur, serta memperlihatkan sikap dan gerakgerik yang tidak canggung (Keraf, 1988:315). Keunggulan keterampilan 32

berpidato mahasiswa dapat terdeteksi dari materi apa yang disampaikan, kesiapan mental, kesesuaian gerak kinesik, serta menjadi pribadi yang komunikatif ketika menghadapi khalayak. Oleh karena itu, dosen sebagai fasilitator memiliki peran aktif untuk memberi stimulus pada mahasiswa agar apresiatif dengan pembelajaran pidato. Pidato yang dilakukan mahasiswa PBSI seringkali tidak berjalan lancar. Begitu pula pembelajaran pidato di PBSI Unsoed. Berdasarkan observasi awal 1 September 2014 pada mata kuliah berbicara di PBSI Unsoed, diketahui keterampilan pidato mahasiswa rendah. Mahasiswa kurang minat dengan materi pidato. Mahasiswa sering mengeluh, jika diberi tugas berpidato di depan kelas. Mereka tidak siap, bingung, takut salah, dan grogi dengan materi yang disampaikan. Sebagian besar mahasiswa masih kesulitan dalam mencari, mengemukakan, dan mengembangkan gagasan. Seringkali pidato dilaksanakan dengan teknik membaca teks. Selain itu, dosen tidak menggunakan model yang tepat untuk membelajarkan keterampilan pidato. Hal ini, menyebabkan mahasiswa kurang tertarik dengan materi pidato. Dengan demikian, menunjukkan pembelajaran mata kuliah berbicara dengan materi pidato tidak berhasil. Berdasarkan observasi awal, bahwa keterampilan pidato mahasiswa masih rendah, maka perlu diadakan penelitian terhadap keterampilan mahasiswa PBSI Unsoed dalam berpidato. Melalui penelitian tindakan kelas akan diperoleh gambaran tentang keterampilan mahasiswa dalam berpidato. Salah satu upaya meningkatkan keterampilan pidato adalah menerapkan model pembelajaran simulasi. Diharapkan setelah penelitian dengan menerapkan model pembelajaran simulasi, keterampilan mahasiswa dalam berpidato meningkat lebih baik. Setelah memiliki keterampilan berpidato, mahasiswa dapat menggunakan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 33

LANDASAN TEORETIS Pembelajaran Keterampilan Pidato Pembelajaran keterampilan pidato sebagai pembelajaran yang berkenaan dengan ilmu, seni, dan keterampilan. Aspek ilmu mencakup penguasaan materi yang akan dipidatokan. Aspek seni menyangkut keindahan menampilkan pidatonya. Aspek keterampilan menyangkut caranya berpidato. Supaya pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan perlu pelibatan mental, intelektual, dan keterampilan dalam memilih model pembelajaran (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008:9). Orientasi dari pembelajaran tersebut adalah keterampilan pidato. Dalam pembelajaran ini, mahasiswa PBSI Unsoed tidak sekadar menghafal pengertian pidato dan jenis-jenis pidato. Hal penting yang ditekankan adalah terampil pidato. Hal ini, berarti pidato dengan memperhatikan lafal, daya pengaruh, kosa kata dan struktur kalimat, kelancaran, penguasaan materi, tekanan, sikap, serta gerak-gerik dan mimik. Materi yang digunakan dalam praktik pidato sesuai dengan kehidupan mahasiswa sehari-hari. Pidato Pidato adalah komunikasi tatap muka yang bersifat dua arah. Pembicara harus memperhatikan lawan bicaranya. Hal ini, karena pembicara lebih banyak mendominasi pembicaraan. Namun, ia harus tetap mendengarkan pesanpesan yang disampaikan pendengarnya. Baik berupa kata-kata maupun bukan kata-kata (Jalaluddin, 2011:78). Jenis-Jenis Pidato Jenis-jenis pidato menurut Tarigan (2008:30-38) dibagi atas kepentingan, maksud dan tujuannya. Jenis pidato dikategorikan menjadi empat macam. Berbicara untuk melaporkan, berbicara secara kekeluargaan, berbicara untuk meyakinkan, dan berbicara untuk merundingkan. Keterampilan Pidato Keterampilan pidato menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2008:9). merupakan kegiatan berbicara di depan umum dengan memperhatikan aspek ilmu, seni, dan keterampilan. Aspek ilmu mencakup penguasaan materi yang akan 34

dipidatokan. Aspek seni menyangkut keindahan menampilkan pidatonya. Sementara itu, aspek keterampilan menyangkut caranya berpidato. Model Simulasi Model simulasi adalah proses pembelajaran yang dirancang dalam bentuk permainan. Model ini, memudahkan mahasiswa untuk mempelajari materi. Namun, karena keterlibatan yang penuh membuat mahasiswa tidak menyadari apa yang mereka alami dan pelajari. Di dalam hal ini, dosen memiliki peran penting membangkitkan kesadaran mahasiswa tentang konsep dan prinsip. Hal itu, karena konsep dan prinsip merupakan pondasi simulasi dan reaksi mereka sendiri. Empat peran dosen dalam model simulasi adalah menjelaskan, mewasiti, melatih, dan mendiskusikan (Joyce, dkk, 2011:440). Selanjutnya, Joyce, dkk, (2011:440), menjelaskan, model simulasi memiliki empat tahap. Tahapan tersebut yaitu orientasi, latihan partisipan, simulasi, dan wawancara. Gambaran sederhana penerapan keempat tahapan model simulasi tersebut dalam pembelajaran sebagai berikut. Tahap Pertama: Orientasi (1) Menyajikan topik luas mengenai simulasi dan konsep yang akan dipakai dalam aktivitas simulasi. (2) Menjelaskan simulasi dan permainan. (3) Menyajikan ikhtisar simulasi. Tahap Kedua: Latihan Partisipasi (1) Membuat skenario (aturan, peran, prosedur, skor, tipe keputusan yang akan dipilih, dan tujuan). (2) Menugaskan peran. (3) Melaksanakan praktik dalam jangka waktu yang singkat. Tahap Ketiga: Pelaksanaan Simulasi (1) Memimpin aktivitas permainan dan administrasi permainan. (2) Mendapatkan umpan balik dan evaluasi (mengenai penampilan dan pengaruh keputusan). (3) Menjelaskan kesalahan konsepsi. (4) Melanjutkan simulasi. Tahap Keempat: Wawancara Partisipan (Satu atau Semua Aktivitas Berikutnya) 35

(1) Menyimpulkan kejadian dan persepsi. (2) Menyimpulkan kesulitan dan pandangan-pandangan. (3) Menganalisis proses. (4) Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata. (5) Menghubungkan aktivitas simulasi dengan materi kuliah. (6) Menilai dan kembali merancang simulasi. Selain empat tahapan model simulasi tersebut, sistem sosial, peran atau tugas guru, dan sistem pendukung juga turut menentukan keberhasilan penerapan model simulasi. Berdasarkan hal di atas, peneliti menerapkan pembelajaran pidato dengan model simulasi. Aktivitas nyata dan diskusi di awal permainan menuntun pada kemampuan akademik seperti konsep dan skill, kerjasama dan persaingan, pemikiran kritis dan pembuatan keputusan, pengetahuan sistem politik sosial dan ekonomi, efektivitas, kesadaran terhadap masing-masing peran, dan menerima konsekuensi dari tindakan yang dilakukan. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah mahasiswa semester gasal PBSI Unsoed yang berjumlah 40 mahasiswa. Mahasiswa tersebut, terdiri atas 20 mahasiswa perempuan dan 20 mahasiswa laki-laki pada tahun pelajaran 2014/2015. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif. Hal ini, dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan untuk memperbaiki kondisi pada waktu praktik-praktik pembelajaran. PTK ini, dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus tersebut adalah siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri atas (1) rencana tindakan I, (2) pelaksanaan tindakan I, (3) obsevasi I, dan (4) refleksi atau evaluasi I. Dalam proses siklus I, apabila pemecahan masalah belum terselesaikan dilanjutkan pada siklus II yang terdiri atas (1) rencana tindakan II, (2) pelaksanaan tindakan 36

II, (3) observasi II, dan (4) refleksi atau evaluasi II. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data tes. Metode ini, bertujuan mendeskripsikan keterampilan pidato sebelum dan sesudah implementasi tindakan. Sementara itu, metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data nontes. Metode ini, bertujuan mendeskripsikan data kualitatif yang berupa hasil observasi lapangan, catatan lapangan, dan wawancara. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan pengamatan, tes kinerja, dan angket. Pengamatan ini dipusatkan pada aktivitas pembelajaran dan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Tes yang dilakukan adalah tes simulasi berpidato. Dalam hal ini, semua mahasiswa mempersiapkan materi pidato yang berupa teks. Semua mahasiswa tampil dihadapan mahasiswa lain di kelasnya. Mahasiswa diberi kesempatan mengamati dan diamati mahasiswa lain dalam berpidato. Hal yang diamati berupa aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Data yang akan diambil adalah penampilan berupa aspek lafal, daya pengaruh, kosa kata dan struktur kalimat, kelancaran, penguasaan materi, tekanan, sikap, serta gerak-gerik dan mimik. Teknik Analisis Data Keterampilan pidato mahasiswa dinilai dengan pedoman penilaian yang sudah ditentukan. Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan penelitian ditandai dengan adanya perubahan menuju arah perbaikan. Indikator keberhasilan tindakan terdiri atas keberhasilan proses dan hasil. Indikator keberhasilan proses dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu kinerja penelitian ini setidaktidaknya 80% dari jumlah mahasiswa dapat membuat teks pidato tertulis. Sekurang-kurangnya 80% jumlah mahasiswa dapat melaksanakan pidato di depan teman-temannya. Sekurang-kurangnya 80% jumlah mahasiswa dapat mengamati 37

penampilan mahasiswa lain. Artinya, mahasiswa melihat kelebihan dan kekurangan teknik berpidato mahasiswa lain. Sementara itu, indikator keberhasilan hasil dapat dilihat sekurang-kurangnya 70% jumlah mahasiswa memahami konsep teknik dan terampil pidato. Grafik 1. Rata-rata Nilai Tes Penampilan Pidato HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah mengikuti langkahlangkah dalam penelitian tindakan kelas, maka diperoleh hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut berupa tes penampilan mahasiswa pidato dan hasil observasi sikap mahasiswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari sumber data yang berupa penampilan mahasiswa pidato akan diperoleh informasi tentang keterampilan mahasiswa dalam pidato. Data tersebut, diperoleh dari tes siklus I dan II serta hasil observasi sikap mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian berupa tes penampilan mahasiswa pidato pada siklus I dan II dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas dan ketidaktuntasan mahasiswa dalam penampilan pidato pada siklus I dan II dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 2. Ketuntasan dan Ketidaktuntasan dalam Penampilan Pidato Mahasiswa Hasil pengamatan perilaku atau sikap mahasiswa siklus I dan II dapat dilihat pada grafik berikut. 38

Grafik 3. Hasil Pengamatan Sikap dan Perilaku Mahasiswa SK : Sangat Kurang K : Kurang S : Sedang B : Baik AB : Amat Baik Hasil tes siklus I terhadap 40 mahasiswa semester gasal PBSI Unsoed menunjukkan bahwa keterampilan mahasiswa semester gasal PBSI Unsoed dalam pidato rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal itu, terlihat dari rata-rata nilai pidato mencapai 44,75 (di bawah KKM). Dari jumlah keseluruhan 40 mahasiswa, 2 mahasiswa memperoleh nilai 90, 1 mahasiswa memperoleh nilai 80, 5 mahasiswa memperoleh nilai 70, 5 mahasiswa memperoleh nilai 50, 12 mahasiswa memperoleh nilai 40, 15 mahasiswa memperoleh nilai 30. Dengan perolehan nilai tersebut, maka mahasiswa yang dinyatakan memenuhi standar kompetensi 60 berdasarkan KKM yang ditetapkan untuk mata kuliah berbicara hanya 8 mahasiswa atau 20% yang tuntas. Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam hasil tes pidato pada siklus I adalah (1) mahasiswa kurang persiapan, (2) mahasiswa kurang menguasai materi dengan baik, (3) mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan gagasan, (4) mahasiswa masih berpikir lama, berhenti tertawa, dan gagasan yang disampaikan kurang fokus, pengembangannya terlalu lebar, bahkan ada yang menyempit, dan (5) semua aspek belum sesuai indikator dan masih perlu ditingkatkan. Dua aspek yang perlu lebih ditingkatkan yaitu aspek pemilihan kosakata dan struktur kalimat. Hasil pengamatan siklus I menunjukkan bahwa sikap mahasiswa dalam pembelajaran pidato dengan model konvensional atau pemberian tugas semata (1) mahasiswa kurang percaya diri, (2) mahasiswa kurang responsif pada pembelajaran, dan (3) mahasiswa 39

cenderung apatis, pendiam, dan pengeluh terhadap keterampilan pidato. Hasil tes pada siklus II terhadap 40 mahasiswa semester gasal PBSI Unsoed menunjukkan bahwa keterampilan pidato dengan model simulasi diperoleh rata-rata 82,5 (di atas KKM) dengan tingkat ketuntasan 92,5%. Dari keseluruhan 40 mahasiswa, 7 mahasiswa memperoleh nilai 100, 12 mahasiswa memperoleh nilai 90, 11 mahasiswa memperoleh nilai 80, 7 mahasiswa memperoleh nilai 70, dan 3 mahasiswa memperoleh nilai 50. Dengan perolehan nilai tersebut, maka mahasiswa dinyatakan memenuhi standar kompetensi 60, berdasarkan KKM yang ditetapkan untuk mata kuliah berbicara adalah 37 mahasiswa atau 92,5% yang tuntas. Adanya tindakan yang berupa penerapan model simulasi dalam pembelajaran pidato, menunjukkan peningkatan perolehan nilai rata-rata 37,75. Peningkatan tersebut yaitu 44,75 (rata-rata siklus I) menjadi 82,5 ( rata-rata siklus II). Dibanding dengan siklus II ada peningkatan 72,5%. Hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pidato, yaitu: (1) mahasiswa siap, (2) mahasiswa menguasai materi dengan baik, (3) mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam mengungkapkan gagasan, (4) mahasiswa berpikir cepat, mampu menguasai emosi, gagasan yang disampaikan fokus, pengembangannya tidak melebar maupun menyempit, dan (5) semua aspek sudah sesuai indikator. Sementara itu, dua aspek yang perlu lebih ditingkatkan pada siklus I yaitu aspek pemilihan kosakata dan struktur kalimat sudah di perbaiki pada siklus II. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sikap mahasiswa dalam pembelajaran pidato dengan model simulasi pada tahap siklus II lebih baik. (1) mahasiswa percaya diri, (2) mahasiswa responsif pada pembelajaran, dan (3) mahasiswa peduli, aktif, dan antusias terhadap keterampilan pidato. Penerapan model simulasi bertujuan agar mahasiswa mudah dalam mempelajari pidato. Hal itu, karena dalam proses pembelajaran 40

dirancang dalam bentuk permainan. Mahasiswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran ini. Hal yang sering terjadi adalah mahasiswa tidak menyadari apa yang mereka alami dan pelajari. Untuk itu, dosen memiliki peran penting membangkitkan kesadaran mahasiswa tentang konsep dan prinsip. Hal itu, karena konsep dan prinsip merupakan pondasi simulasi dan reaksi mereka sendiri. Empat peran dosen dalam model simulasi adalah menjelaskan, mewasiti, melatih, dan mendiskusikan (Joyce, dkk, 2011:440). PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan (1) terdapat peningkatan keterampilan pidato pada mahasiswa semester gasal PBSI Unsoed setelah diadakan penelitian keterampilan pidato dengan model simulasi, (2) berdasarkan hasil tes pidato dan hasil pengamatan terhadap sikap mahasiswa selama proses pembelajaran menunjukkan bahwa penerapan model simulasi dalam pembelajaran pidato mahasiswa semester gasal PBSI Unsoed terbukti efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Saran Dengan penerapan model simulasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa pidato. Setelah dilaksanakan siklus tindakan sebanyak dua kali dari 40 mahasiswa terdapat peningkatan keterampilan yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengajukan saran sebagai berikut (1) bagi dosen, dianjurkan menggunakan model simulasi untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan mahasiswa di perguruan tinggi masing-masing, (2) bagi peneliti, disarankan agar menggunakan model simulasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilanketerampilan yang lain, (3) bagi mahasiswa, dengan keterampilan pidato yang telah dimiliki hendaknya mampu memanfaatkannya baik di masa sekarang maupun di masa mendatang dalam kehidupan. 41

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hendrikus, Dori Wuwur. 2000. Retorika. Yogyakarta: Kanisius. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Jalaluddin, Rakhmat. 2011. Retorika Modern (Pendekatan Praktis). Bandung: Remaja Rosdakarya. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Susilana, Rudi. 2007. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara (sebagai suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa. Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Joyce, Bruce; Marsha Weil dan Emily Calhoun. 2011. Models of Teaching (Model-model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Keraf, Gorys. 1988. Komposisi. Flores: Nusa Indah. Madya, Suwarsih. 2009. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Alfabeta. Prijosaksono, Ariwibowo dan Roy Sembel. 2002. Berbicara di Depan Publik. http://sinarharapan.co.id. (29 Februari 2012). Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. 42