BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Laporan keuangan dapat dijadikan tolak ukur bagi pengguna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan apabila informasi. atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu.

BAB I PENDAHULUAN. sumber informasi secara relevan, tepat, akurat dan lengkap telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan berdasarkan laporan-laporan perusahaan khususnya

KASUS MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN PT. KAI. kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di dalam dunia perekonomian pada masa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. menuntut para manajemen perusahaan agar dapat mengelola perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB I PENDAHULUAN. BUMN mempunyai tanggung jawab yang semakin besar. (Trimanto dan Lena,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkemabangan suatu perusahaan atau badan usaha sangat bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

Kasus Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

KASUS ETIKA PROFESI AKUNTANSI PADA KASUS MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN PT KAI. (Disusun untuk memenuhi tugas Pemeriksaan Akuntansi II)

BAB I PENDAHULUAN. Profesi auditor mendapat kepercayaan dari klien untuk membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

BAB I PENDAHULUAN. membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan ekonomi. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. barang untuk menyalurkan atau mendistribusikan barang yang dihasilkan agar

BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.

BAB I PENDAHULUAN. terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak pihak yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal

BAB I PENDAHULUAN. publik di segala bidang atau pun mampu melaksanakan kebijakan tersebut secara

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada manajemen pucak perusahaan, namun sebenarnya penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja auditor harus berpedoman pada Standar Profesional

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang datang dari dalam negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat, terutama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. objektif. Benar-benar dilakukan tanpa bias (Sawyer, 2005:8).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memicu para pengelola bisnis untuk mempermudah mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah dan tugas tugas yang menuntut perhatian di mana hal ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk disajikan dengan integritas yang tinggi (Jamaan, 2008:1). perusahaan menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif ditambah dengan adanya ekonomi ASEAN. Ekonomi ASEAN tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berat. Lingkungan sekitar perusahaan semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian di Indonesia. BUMN

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan sehat. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ekonomi di

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Terdapat 2 sistem pencatatan laporan keuangan yaitu cash basis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian di negara Indonesia saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. Menyambut implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak terjadi kasus-kasus hukum yang

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB I PENDAHULUAN. internal (Belkaoi, 2006 dalam Prastiti, 2013). 1, informasi laba merupakan sasaran utama dalam menilai kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. membuat persaingan dunia bisnis semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahaan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan dapat dijadikan tolak ukur bagi pengguna untuk menilai suatu perusahaan karena laporan keuangan menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertangung jawaban manajmen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Informasi laporan keuangan merupakan unsur penting bagi investor, kreditor dan pelaku bisnis lainnya. Informasi yang dihasilkan laporan keuangan akan sangat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan apabila informasi tersebut relevan dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu. Kualitas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukan informasi yang benar dan jujur. Kualitas laporan keuangan berguna sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi bagi pihak yang berkepentingan. Kualitas laporan keuangan sebuah perusahaan tergantung dari seberapa besar informasi yang disajikan perusahaan bisa berguna bagi pengguna dan bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangan yang ada berdasarkan 1

2 kerangka konseptual dan prinsip-prinsip dasar dan tujuan akuntansi. Kualitas laporan keuangan dengan berbagai pengukurannya, umumnya digunakan dalam keputusan investasi, perjanjian kompensasi dan persyaratan hutang. Keputusan kontrak yang berdasar kualitas laporan keuangan yang rendah akan mempengaruhi transfer kesejahteraan yang tidak diinginkan. Dari perspektif investasi kualitas laporan keuangan yang rendah akan menyebabkan tidak efektifnya alokasi sumber daya. Kualitas laporan keuangan yang rendah menyebabkan ineffisiensi karena mengurangi pertumbuhan ekonomi yang disebabkan alokasi modal yang tidak tepat. Kualitas laporan keuangan dapat dikatakan baik adalah apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, dan memenuhi kebutuhan pemakainya dalam pengambilan keputusan, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material serta dapat diandalkan, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya (Emilda, 2014). Kriteria tersebut di atas merujuk pada informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ronan Murphy (dalam Payanta, 2006:83) bahwa kualitas laporan keuangan akan meningkatkan kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan yakin dalam mengambil keputusan karena didasarkan pada informasi yang telah dipersiapkan dengan baik, disetujui dan diaudit secara transparan, dapat dipertanggungjawabkan dan berkualitas. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kualitas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan menyajikan

3 informasi yang benar dan jujur. Hal ini berarti bahwa kualitas laporan keuangan menunjukkan konsep kualitas informasi dari laporan tersebut. Fenomena yang terkait dengan laporan keuangan yaitu terjadi pada tahun 2015, di mana Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melaporkan adanya temuantemuan bermasalah dari empat belas perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari tiga puluh lima perusahaan yang diusulkan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN). Hal ini sangat disayangkan kualitas laporan keuangan pada BUMN masih banyak yang bermasalah, atau disebut memiliki rapor merah dan belum menyelesaikan temuan dan laporan yang signifikan. Wakil Ketua BPK Achsanul Qosasi memaparkan 14 perusahaan tersebut adalah PT Aneka Tambang (PT Antam), PT Angkasa Pura II, Perusahaan umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), PT Garam, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Pelayaran Nasional Indonesia (PT Pelni), PT Perindustrian Angkatan Darat (PT Pindad), PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), PT Sang Hyang Seri, Perusahaan umum Perumahan Nasional (Perum Perumnas), Perum Perikanan, PT Industri Kapal, dan PT Pelabuhan Indonesia IV (PT Pelindo IV), PT Perikanan Nusantara. Dalam dokumen tersebut, PT Antam belum menyelesaikan 12 rekomendasi dengan nilai temuan sebesar Rp 65,10 miliar, PT Angkasa Pura II belum menyelesaikan dua rekomendasi dengan nilai temuan Rp 50,97 miliar, PT Pelni belum menindaklanjuti 9 rekomendasi dengan nilai temuan sebesar Rp 501 miliar, PT Garam belum menyelesaikan 4 rekomendasi dengan nilai temuan Rp 11,73 miliar, PT Pindad belum menyelesaikan 3 rekomendasi dengan nilai temuan

4 Rp 11,15 miliar. Perusahaan lainnya adalah PT Pelindo IV yang belum menyelesaikan 2 rekomendasi dengan nilai temuan yang belum disebutkan, PT KAI belum selesaikan 12 rekomendasi dengan nilai temuan Rp 18,7 miliar, Perum Perumnas belum selesaikan 5 rekomendasi dengan nilai temuan Rp 732,69 miliar, PT Perikanan Nusantara belum selesaikan 2 rekomendasi dengan nilai temuan Rp 106,89 juta. PT Sang Hyang Seri belum selesaikan 1 rekomendasi dengan nilai temuan Rp 662 juta, Perum Perikanan Indonesia belum selesaikan 14 rekomendasi dengan nilai temuan Rp 5,58 miliar. PTPN IX belum selesaikan 3 rekomendasi dengan nilai temuan Rp 52,37 miliar, PTPN X belum selesaikan 4 rekomendasi dengan nilai temuan Rp 22,68 miliar, Perum Bulog belum selesaikan 3 rekomendasi dengan nilai temuan Rp 1,68 triliun. (Sumbarsatu.com) (Temuan BPK: 14 BUMN yang Menerima Penyertaan Modal Negara Berkinerja Jelek Sumbarsatu.com, Rabu, 04 Februari 2015 14:24 wib) Adapun fenomena lain yang terjadi di PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI). PT. Kereta Api Indonesia merupakan salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang jasa transportasu angkutan darat yang produk jasanya yaitu sarana transportasi kereta api yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dalam menjalankan kegiatannya, PT. Kereta Api Indonesia terdeteksi adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang dapat menyesatkan investor dan stakeholder lainnya. Kasus ini juga berkaitan dengan masalah pelanggaran kode etik profesi akuntansi. Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat meraih keuntungan sebesar Rp. 6,9 Milyar. Padahal apabila diteliti dan

5 dikaji lebih rinci, perusahaan seharusnya menderita kerugian sebesar Rp. 63 Milyar. Hasil audit tersebut kemudian diserahkan direksi PT KAI untuk disetujui sebelum disampaikan dalam rapat umum pemegang saham, dan komisaris PT KAI yaitu Hekinus Manao menolak menyetujui laporan keuangan PT KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh akuntan publik. Karena laporan keuangan PT KAI tahun 2005 disinyalir telah dimanipulasi oleh pihak-pihak tetentu. Banyak terdapat kejanggalan dalam laporan keuangannya. Beberapa data diasajikan tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Hal ini mungkin sudah biasa terjadi dan masih bisa diperbaiki. Namun, yang menjadi permasalahaan adalah pihak auditornya menyatakan Laporan Keuangan itu wajar, tidak ada penyimpangan dari standar akuntansi keuangan. Hal ini lah yang patut dipertanyakan (Harian KOMPAS, Tanggal 29 Mei 2014) Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I tahun 2013 ditemukan 21 objek pemeriksaan terkait BUMN. Hasil telaah BAKN terhadap hasil pemeriksaan BPK terkait BUMN itu ditemukan 510 kasus penyimpangan keuangan negara. Sebanyak 234 kasus diantaranya terkait kelemahan SPI dan sebanyak 276 kasus terkait ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundangundangan. Dari total 510 kasus, sebanyak 93 kasus merupakan kasus kasus yang mengakibatkan kerugian, ungkap Ketua BAKN DPR Sumarjati Arjoso. Jumlah potensi kerugian negara dan kekurangan penerimaan di BUMN itu mencapai Rp 2,60 triliun. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan sering menemukan kecurangan yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal perhitungan akuntansi. Perusahaan milik pemerintah diduga membuat

6 laporan seolah-olah laba yang diterima lebih besar dari laba yang sebenarnya. Menurut Wakil Ketua BPK Hasan Basri, mereka masih banyak menemukan BUMN melakukan rekayasa akuntansi, agar labanya terlihat lebih besar sehingga mendapatkan reward atau bonus. Soal mereka bayar pajaknya akan lebih besar itu tidak masalah. Fenomena-fenomena di atas menunjukkan bahwa masih banyak laporan keuangan yang tidak berkualitas, dan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan yaitu efektivitas pengendalian intern. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bodnar dan William S., (1995:215) yang menyatakan bahwa meskipun auditor internal dan pihak lainnya memperhatikan struktur pengendalian intern organisasi, tanggungjawab utama terhadap struktur pengendalian intern tetaplah pada manajemen. Tanggung jawab tersebut di atas dapat diwujudkan dengan meningkatkan kemampuan manajemen dalam menjalan fungsi-fungsi manajemen. Semakin mampu manajemen mengoperasionalkan fungsi-fungsinya, maka semakin efektif pengendalian intern dan semakin berkualitas informasi akuntansi dalam laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan/organisasi. Akibat yang ditimbulkan oleh tidak efektifnya pengendalian intern, membutuhkan peran pimpinan instansi pemerintah dan auditor internal untuk menjaga efektifitas pengendalian intern sebagai ikhtiar dalam meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan dan mencegah tindak KKN. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 4 PP No. 60 Tahun 2008 diamanahkan agar pimpinan instansi pemerintah menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang

7 menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya. Efektifvitas pengendalian intern dalam organisasi akan menghasilkan atau menjamin pelaksanaan pembukuan secara obyektif, benar dan dapat dipercaya sehingga dapat menghasilkan informasi laporan keuangan yang berkualitas, sesuai dengan tujuan pengendalian intern yang dikemukakan oleh COSO dalam May. Robert L (1993:60) yaitu meliputi tiga (3) bidang objektif : objektifitas operasi, objektifitas laporan keuangan dan objektivitas hukum dan regulasi. Berdasarkan beberapa konseptual dan kajian empiris di atas, maka untuk merespon tuntutan masyarakat terhadap pemerintah akan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan yang tercermin pada kualitas informasi laporan keuangan diperlukan penguatan dari berbagai pihak dan aspek, seperti pihak manajemen, auditor internal dan pengendalian intern. Untuk itu, dapat dirumuskan tema sentral yaitu pengaruh kemampuan manajemen dan kualitas jasa auditor internal terhadap efektivitas pengendalian intern dan implikasinya terhadap kualitas informasi laporan keuangan belum jelas, namun terdapat kecenderungan awal (berdasarkan konseptual dan kajian empiris di atas) bahwa dengan dukungan kemampuan manajemen yang andal dan jasa auditor internal yang berkualitas pada BUMN dan badan lainnya akan mempunyai pengaruh pada efektivitas pengendalian intern dan implikasinya terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintahan daerah. Pernyataan di atas didukung penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Ari Udiyanti, dkk (2014) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

8 signifikan antara Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Penelitian lain yang menguji hubungan pengendalian intern dan kualitas informasi laporan keuangan dilakukan oleh Gafarov (2009), Ferdy van Beest, et, al., (2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Oleh karena itu, manajemen dan auditor internal perlu mengawasi, mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas pengendalian intern secara terus menerus agar pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah bisa terhindar dari penyelewengan, resiko salah prosedur dan inefisiensi sehingga mampu menghasilkan kualitas informasi laporan keuangan yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dikemukakan di atas serta dari penelitian sebelumnya, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut dan menuangkannya ke dalam skripsi dengan judul PENGARUH PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini agar dapat mencapai sasaran dalam penyusunan penulis membatasi masalahmasalah yang akan dikemukakan sebagai berikut:

9 1. Bagaimana pengendalian internal pada PT Kereta Api Indonesia. 2. Bagaimana kualitas laporan keuangan pada PT Kereta Api Indonesia. 3. Seberapa besar pengaruh pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pada PT Kereta Api Indonesia. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengendalian internal pada PT Kereta Api Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana kualitas laporan keuangan pada PT Kereta Api Indonesia. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh penerapan pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pada PT Kereta Api Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang akan didapat dari penelitian ini tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagi lingkungan sekitar, seperti dilihat dari sudut pandangnya berguna untuk yang bersifat praktis dan teoritis serta selebihnya akan di uraikan kegunaan untuk siapa sajakah penelitian ini dapat bermanfaat, yaitu:

10 1.4.1 Kegunaan Teoritis/ Akademis Kegunaan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Menambah ilmu dan wawasan tentang pengaruh pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pada PT Kereta Api Indonesia. 2. Bagi Instansi Pendidikan Mendapatkan umpan balik terhadap proses belajar mengajar yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas mahasiswa dalam memahami kualitas laporan keuangan 3. Bagi Masyarakat a. Memberikan kontribusi terutama pada literatur-literatur sistem informasi akuntansi tentang pengaruh pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan dan PT Kereta Api Indonesia. b. Sebagai bahan bacaan yang kiranya dapat bermanfaat dalam menambah wawasan berfikir dan sebagai pengetahuan dasar untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut di bidang sistem informasi akuntansi. 1.4.2 Kegunaan Praktis/ Empiris Kegunaan dari dilakukannya penelitian di Perusahaan, sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Memberikan pengalaman tentang pengaruh pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pada PT Kereta Api Indonesia.

11 2. Bagi Instansi a. Memberikan kontribusi terhadap praktisi dan masukan bagi PT Kereta Api Indonesia dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kerjanya. b. Dapat menjadi bahan masukan yang berguna untuk merumuskan kebijakan yang perlu diambil tentang pengaruh pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pada PT Kereta Api Indonesia. 3. Bagi Masyarakat atau Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kajian di bidang sistem informasi akuntansi. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yaitu PT Kereta Api Indonesia yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan No 1 Bandung Telp. (022) 4230031, Website: www.keretaapi.co.id. Penulis melaksanakan penelitian pada waktu yang telah ditentukan.