TANGGUNG JAWAB SUAMI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DI KELUARGA. Suami yang ideal bagi keluarga muslim adalah suami yang bertaqwa

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

PENINGKATAN PARTISIPASI PRIA DALAM BER-KB PEGANGAN BAGI KADER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

METODE KONTRASEPSI. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif,

PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI DAN PSIKIS TERHADAP KEIKUTSERTAAN SUAMI DALAM VASEKTOMI DI DESA SEKIP KECAMATAN LUBUK PAKAM

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

I. PENDAHULUAN. oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa latin, persipere: menerima, perception:

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar dapat menerima pembentukan Norma Keluarga Kecil Bahagia. dan Sejahtera (NKKBS) (Manuaba, 2004).

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

MENJAGA KEHAMILAN DAN KELAHIRAN MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI. KB (Keluarga Berencana) adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah

KESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERKUALITAS MENURUT AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia dan. sejahtera, yaitu melalui penurunan tingkat kelahiran.

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian pertumbuhan dan jumlah penduduk, memiliki peran terhadap

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BIODATA MAHASISWA. : Jln Karya Setuju Gg Bilal no16 Medan TELEPON : : KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

ABSTRAK. Kata kunci: pengalaman, seksual, vasektomi. Referensi (108: )

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam waktu 10 tahun. Jumlah penduduk dunia tumbuh begitu cepat, dahulu untuk

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP SUAMI DALAM BER-KB DI DESA WONOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG I SRAGEN SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA

2 Pemahaman kesehatan reproduksi tersebut termasuk pula adanya hak-hak setiap orang untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, efektif

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas maka pemerintah memiliki visi dan misi baru. Visi baru pemerintah

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT

Oleh : Kadir Tiya 2. Kata Kunci : Model penurunan Unmet Need, KB Pria dan program DHS-1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

MATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB 2. Manfaat KB

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

RENCANA PELAKSANAAN PENDIDIKAN TENTANG CARA PERAWATAN PAYUDARA. PADA Ny. S POST PARTUM SPONTAN DISERTAI PRE EKLAMSIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

PELAYANAN KONTRASEPSI dan RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sangat diinginkan, mengatur interval antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara

KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL (MENGAPA TIDAK) Oleh : Drs. Andang Muryanta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. perinatal (Marmi, 2011 : 21). Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)

BAB I PENDAHULUAN. cakupan pelayanan KB yang telah mencapai 60,3% pada tahun (Depkes RI,

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

Sgmendung2gmail.com

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

PENINGKATAN PARTISIPASI PRIA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

SURAT PERNYATAAN PENELITI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB SUAMI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DI KELUARGA 1. Pendahuluan Kaum laki-laki (suami) adalah pelindung bagi wanita (isteri) oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (suami) atas sebahagian yang lain (isteri) dan karena mereka (suami) telah diwajibkan menafkahkan sebagian dari harta mereka. (Oleh sebab itu) maka wanita (isteri) yang sholeh ialah isteri yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah memelihara mereka.. (Al-Qur an ayat 34 surat An-Nisaa ) Suami yang ideal bagi keluarga muslim adalah suami yang bertaqwa dalam arti bahwa dalam kedudukannya sebagai pelindung dan kepala rumah tangga memiliki pengetahuan tentang rumah tangga dengan segala kewajibannya dan haknya. Suami yang dianugerahi Allah kelebihan kekuatan fisik dan psikis ditetapkan sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas keselamatan seluruh keluarga. Untuk keberhasilan sebagai pemimpin harus dapat menempatkan diri sebagai pemimpin, teman, guru, dan menjadi suri teladan (uswatun hasanah) bagi semua keluarga. Dalam rangka membentuk keluarga sakinah, BKKBN dalam mewujudkan keluarga berkualitas akan menyampaikan pengetahuan dalam membantu calon pengantin dalam mengarungi rumah tangga yang sakinah. 1. Kewajiban suami dalam keluarga Bertanggung jawab secara sosial, moral dan ekonomi dalam membangun keluarga menyangkut : Pencari nafkah utama Pelindung Keteladanan Pengasuhan Menjalin Hubungan dengan lingkungan Dalam Kesehatan Reproduksi dan KB, merupakan pasangan dalam proses reproduksi maka : Mempunyai hak reproduksi yang sama dengan perempuan/isteri Peran dan tanggung jawab secara langsung maupun tidak langsung dalam KB dan KR 1

2. Apa yang dilakukan sebelum memimpin : Mengenal diri sendiri : Kemampuan dan kelebihan yang dimiliki Kelemahan atau kekuarangan yang dirasa mengganggu Bagimana dapat meningkatkan kelebihan dan mengurangi atau menutupi kelemahan. 3. Tujuh Langkah Suami dalam Memimpin Mempunyai kekuatan untuk tidak bergantung, memiliki kekuatan emosional untuk memberikan kasih sayang, dan memiliki kekuatan jasmani untuk memenuhi peran sebagai suami dan orang tua Kepekaan dalam menangkap kebutuhan keluarganya yang tidak perlu dipelajari dalam teori dibuku, menggunakan nalurinya untuk menangkap kebutuhan diri sendiri dan keluarganya Mempunyai rasa sosial yang tinggi, dimana suami ramah, mudah didekati, suami akan merasa senang bila didalam keluarganya ada keterbukaan, santun, hubungan dengan lingkungtan sosial sangat baik Suami mempunyai keterampilan secara sosial seperti berbicara sangat baik dan santun, tegas tetapi dapat mengendalikan perasaan dan adanya kesenagan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan keluarganya dan terbuka terhadap hal-hal yang baru Suami mempunyai dorongan untuk mendukung penuh mengarahkan keluarganya ke berbagai kegiatan di rumah tangga dan lingkungannya. Suami harus mempunyai keseimbangan hidup dengan cara mengatur dan merencanakan kebutuhan pokok kehidupan keluarganya, baik kehidupan dalam agama, jasmani, sosial dan psikologis. Kesuksesan keluarga ada ditangan suami bila mempunyai tujuan jelas, tegas, tidak mengalami kebingungan dengan godaan dan tantangan hidupnya. 4 Kewajiban dan Hak sebagai calon Keluarga Baru Berhak mendapatkan informasi mengenai keluarga, kesehatan reproduksi dan KB. Merencanakan kapan, berapa jumlah dan jarak untuk mempunyai anak, Memberikan kesempatan dan menghargai keputusan isteri dalam rumah tangga termasuk dalam kesehatan reproduksi dan KB. Dalam kesehatan reproduksi dan KB bersama isterinya dalam memilih cara kontrasepsi yang mantap Bertanggung jawab dalam keluarga dalam kesehatan reproduksi dan KB menghindari perilaku terutama seksual yang menyimpang untuk menghindari Penyakit Menular Seksual dan HIV/Aids Berhak untuk mengetahui 12 hak-hak reproduksi : 2

5. Apa kewajiban suami terhadap isteri yang sedang hamil : Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada isteri Mengetahui mengenai kesehatan maternal, kehamilan dan nifas Mengetahui tanda kehamilan dan kehamilan yang beresiko Mengetahui usia terbaik bagi wanita untuk hamil Mendorong dan mengantar isteri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan terdekat minimal 4 kali selama kehamilan Menentukan tempat persalinan sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah masing-masing. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan selama hamil ( perdarahan, eklamsia dll) Menyiapkan biaya melahirkan Mengetahui tentang 3 T, 4 T dan 5 T Memperhatikan gizi bagi ibu hamil 6. Kewajiban suami merencanakan persalinan Mengerti arti persalinan, nifas Mengerti arti persalinan genap bulan, kurang bulan, lebih bulan. Tanda akan melahirkan dan persiapan menjelang kelahiran. Persiapan isteri Tempat akan melahirkan - Siapa penolongnya Kelainan yang mungkin terjadi dan terjadi dan tindakan yang harus dilakukan Mengetahui manfaat ASI Peran suami diwujudkan dalam SUAMI SIAGA SIAP Suami waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan ANTAR Suami hendaknya merencanakan system angkutan dan menyediakan donor darah jika diperlukan JAGA Suami hendaknya mendampingi isteri pada saat selesai persalinan 7. Kewajiban suami dalam pola asuh Mengetahui tumbuh kembang balita, anak, remaja Memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku seksual beresiko dan akibatnya Sumber informasi mengenai Penyakit Menular Seksual dan HIV/Aids 3

8. Kewajiban Suami dalam Kesehatan Reproduksi dan KB Membicarakan dengan isteri mengenai : - Jumlah anak - Jarak Anak - Alat kontrasepsi yang digunakan - Mengingatkan isteri minum Pil KB - Menjadi Peserta KB Pria Alat/Cara KB apa yang digunakan oleh Pria. a. Cara Moderen Medis Operasi Pria ( MOP ) Kondom Suntikan Pria ( Masih Dalam Uji Coba ) b. Cara Tradisional Pantang Berkala Senggama Terputus Apa Media Operasi Pria ( MOP ) Medis Operasi Pria (MOP) atau dikenal dengan vasektomi adalah tindakan penutupan (pemotongan, pengikatan, penyumbatan) kedua saluran mani kanan kiri suami atau Vas Defferens, pada waktu sanggama sel mani tidak dapat keluar membuahi sel telur sehingga tidak terjadi kehamilan. Vasektomi tidak sama dengan kebiri, karena pada vasektomi saluran sperma yang diikat, sehingga produksi hormon kejantanan tidak terganggu; sedangkan pada kebiri buah pelirnya yang dibuang sehingga hormon kejantanan tidak terbentuk. (Lebih lengkap pada seri booklet 2 mengenai vasektomi ). Apa Kondom Kondom sebagai alat kontrasepsi yang dibuat dari karet/latek dianjurkan bagi pasangan suami isteri yang tidak alergi terhadap bahan kondom tersebut. Bentuk dari kondom seperti tabung tidak tembus cairan, dimana salah satu ujung tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. Fungsi dari Kondom adalah : a. Sebagai alat kontrasepsi KB b. Mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/Aids c. Membantu pria/suami yang mengalami ejakulasi dini 4

Kelebihan Kondom : a. Efektif, murah dan mudah didapat tanpa resep dokter b. Praktis dapat dipakai sendiri dan tidak ada efek hormonal c. Muda dibawa d. Dapat mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/Aids Keterbatasan Kondom : a. Ada pasangan suami isteri yang alergi terhadap bahan karet/latek b. Dipakai hanya satu kali c. Secara psikologis kemungkinan mengganggu kenyaman. d. Yang kadaluwarsa mudah sobek dan bocor. Sanggama Terputus Metode pencegahan terjadinya kehamilan yang dilakukan dengan cara menarik alat kelamin laki-laki dari liang sanggama sebelum keluar sperma (ejakulasi), sehingga sperma dikeluarkan diluar liang sanggama. Metode ini efektif bila dilaksanakan dengan baik dan benar dan perlu kesiapan mental dari pasangan suami isteri. Kelebihan : a. Tanpa biaya, tidak perlu menggunakan alat/obat kontrasepsi b. Tidak berbahaya bagi fisik c. Tidak memerlukan pemeriksaan medis terlebih dahulu d. Mudah diterima dan dilakukan setiap waktu tanpa memperhatikan masa subur maupun tidak subur, jika dilakukan dengan baik dan benar. Keterbatasan : a. Memerlukan penguasaan diri yang kuat b. Kemungkinan ada cairan mengandung sperma tertumpah dan masuk kedalam vagina dan dapat terjadi kehamilan. c. Secara psikologis mengurangi kenikmatan dan menimbulkan gangguan hubungan seksual. d. Jika salah satu pasangan tidak menyetujui dapat menimbulkan ketegangan sehingga dapat merusak hubungan seksual e. Cara kontrasepsi ini tidak selalu berhasil. f. Tidak melindungi pasangan dari penyakit menular seksual termasuk HIV/Aids. Pantang Berkala Salah satu cara kontrasepsi alamiah yang dikerjakan oleh pasangan suami isteri tanpa pemeriksaan media terelebih dahulu, dengan memperhatikan masa subur isteri melalui perhitungan masa haid. Cara menghitung masa subur : a. Mencatat jumlah hari dalam setiap satu siklus haid selama 6 bulan ( 6 siklus haid ) b. Hari pertama siklus haid selalu dihitung sebagai hari ke-satu. 5

c. Jumlah hari terpendek selama 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur d. Jumlah hari terpanjang selama 6 kali siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur. Contoh : Seorang isteri mendapat haid dengan keadaan : Siklus terpendek 26 hari ( mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya ) Siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya ) Perhitungan : 26 18 = 8 32 11 = 21 Masa subur mulai hari ke 8 sampai 21 dari hari pertama haid, pada masa ini pasangan suami isteri tidak boleh bersanggama atau harus memakai kondom atau cara lain. Kelebihan : a. Tanpa biaya tidak perlu pemeriksaan medis b. Dapat diterima pasangan suami isteri yang menolak atau tidak sesuai dengan metode lain c. Tidak mempengaruhi ASI dan tidak ada efek samping hormonal d. Melibatkan partisipasi pria dalam ber-kb Keterbatasan : a. Masa berpantang untuk bersanggama sangat lama sehingga dapat menimbulkan rasa kecewa dan dapat tidak mentaati aturan perhitungan masa subur dan tidak subur. b. Tidak tepat bagi ibu/isteri yang siklus haid tidak teratur. c. Memerlukan waktu 6 sampai 12 kali siklus haid untuk menentukan masa subur sebenarnya d. Tidak melindungi pasangan suami isteri dari penyakit menular seksual termasuk HIV/Aids. Sumber : Cetakan BKKBN Pusat ( Bahan Buku Saku Sosialisasi KB Pria) 6