2/1 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI I E pprl PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PBNBRAPAN TEKNOLOGI NoMoR /&T TAHUN 2oT3 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN GRATIFIKASI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA Menimbang: a. BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAP'AN TEKNOLOGI, bahwa dalam rangka pelaksanaan pasal L6 undang- Undang Nomor 30 Tahun 2oo2 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, perlu menetapkan peraturan Kepala Badan Pengkajian dan penerapan Teknologi tentang Pedoman Pelaporan Gratifikasi di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; Mengingat : 1. undang-undang Nomor 31 Tahun rggg tentang Pemberantaasan Tindak pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun rg99 Nomor r4o, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3gr4) sudah diubah terakhir dengan undang-undang Nom or 20 rahun 2oor tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 2oo1 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a 150); 2. Undang...
-2-2. 3. 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2OO2 tentang Komisi Pemberantaasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO2 Nomor I37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a25o); Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2OO1 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2Ol3; Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2OOL tentang Unit Organisasi dan Tugas Bselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2QI3; 5. Keputusan Presiden Nomor I44 lm, Tahun 2008; 6. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor L7O lkp IKAIBPPT/VI I 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG PEDOMAN PELAPORAN GRATIFIKASI DI LIT.ICXUNGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI. Pasal 1...
-J- Pasal 1 Pedoman Pelaporan Gratifikasi di Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sebagaimana dimaksud dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 2 Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi baik yang menjabat sebagai Struktural maupun Fungsional dalam hal terjadi gratifikasi. Pasal 3 Bagi setiap Pegawai Negeri Sipit di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi baik yang menjabat Struktural maupun Fungsional wajib tunduk dan patuh kepada peraturan ini. Pasal 4 Bagi Setiap Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi baik yang menjabat Struktural maupun Fungsional yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan ini akan dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 5 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal O Juli 2AI3." KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PBNBRAPAN TEKNOLOGI, MARZAN AZIZ ISKANDAR
LAMPIRAN PERATURAN KBPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TQKNOLOGT NOMOR orfahun 2013 TBNTANG PEDOMAN PBLAPORAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PBNBRAPAN TEKNOLOGI \ PEDOMAN PELAPORAN GRATIFIKASI BADAN PEKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI BAB I UMUM 1. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Pegawai Negeri Sipil BPPT tidak terlepas dari hubungan dan interaksi antara para pihak baik internal maupun eksternal dengan berpegang pada etika dan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Gouernment Gouernance); 2. Terkait dengan pelayanan masyarakat dan hubungan kerja, maka hal Yang mungkin dapat terjadi adanya penerimaan yang dapat dikategorikan sebagai penerimaan gratifikasi, dari pihak lain dalam pelaksanaaan kegiatan kerja sehari-hari; 3. Tujuan dari penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan acuan bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil BPPT dalam menyampaikan pelaporan gratifikasi; j 4. Ruang lingkup pedoman ini adalah mengatur mekanisme pelaporan gratifikasi di lingkqngan BPPT; BAB II...
-2- BAB II LANDASAN PENYUSUNAN BPPT dalaqn menyusun Pedoman Pelaporan Gratifikasi ini dilandasi oleh sikap berikut: 1. Selalu mengutamakan kepatuhan pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mengindahkan norma-norma yang berlaku pada masyarakat dimana lembaga beroperasi. 2. Senantiasa berupaya menghindari Gratifikasi; Korupsi, Kolusi maupun Nepotisme (KKN) serta selalu mengutamakan kepentingan lembaga di atas kepentingan pribadi, keluargd, kelompok ataupun golongan (BPW first). 3. Selalu berusaha menerapkan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta keadilan dalam mengelola lembaga. 4. Selalu berusaha untuk menjalankan program/kegiatan berdasarkan Tata Kelola dan Tata Laksan a (business process) dan Pedoman Perilaku (kode etik) yang berlaku di BPPT. BAB III PENGERTIAN 1. Pegawai Negeri Sipil BPPT yang selanjutnya disebut PNS BPPT adalah 'setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bekerja pada BPPT; 2. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian.uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cumacuma, dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik (sesuai penjelasan pasal 12 d ayat 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001). Adapun...
- j - Adapun Gratifikasi yang tidak perlu dilaporkan adalah gratifikasi dalam hal: a. dipero[eh dari hadiah langsunglundian, diskonf rabat, uoucher, point rewards, atau souvenir yang berlaku secara umum dengan kedinasan; dan tidak terkait b. diperoleh karena prestasi akademis atau non akademis (kejuaraan/perlombaan/kompetisi) dengan biaya sendiri dan tidak terkait dengan kedinasan; c. diperoleh dari keuntungan/ bunga dari penempatan dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan; d. diperoleh dari kompensasi atas profesi diluar kedinasan yang tidak terkait dengan tupoksi dari pegawai negeri atau penyelenggara negara, tidak melanggar konflik kepentingan dan kode etik pegawai, dan dengan ijin tertulis dari atasan langsung; e. diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi; f. diperoleh dari hubungan keluarga semenda dalam garis keturunan ' lurus satu derajat atau dalam garis keturunan ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai gratifikasi; konflik kepentingan dengan penerima g. diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan keluarga sebagaimana pada huruf f dan g terkait dengan hadiah perkawinan, khitanan anak, ulang tahun, kegiatan keagamaanladat/tradisi.dan bukan dari pihakpihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi; h. diperoleh dari pihak lain terkait dengan musibah atau bencana, dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi; i diperoleh...
-4- i. diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang berlaku secara umum berupa seminar klfs, sertifikat dan plakat/ cinderamata; dan j. diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam bentuk hidanganlsajian umum. ljarrrwan berupa makanan dan minuman yang berlaku BAB IV PBLAPOR YANG WAJIB MELAPORKAN GRATIFIKASI Pelapor adalah Pegawai Negeri BPPT baik sebagai pejabat struktural (eselon tr, eselon II, eselon III, dan eselon IV), pejabat fungsional tertentu, pejabat fungsional umum, yang bekerja di Iingkungan BPPT yang menerima gratifikasi. BAB V SISTEM PELAPORAN GRATIFIKASI 1. Setiap PNS BPFrI yang menerima gratifikasi, wajib melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dengan mengisi formulir pelaporan gratifikasi dari Komisi Pernberantasan Korupsi yang disediakan oleh Tim Koordinasi Pelaporan Gratifikasi (sesuai Pasal L6 Undang-undang Nomor 30 ' Tahun 2OO2) yang dibentuk pada masing-masing unit kerja eselon I di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dengan Keputusan Kepala BPPT; 2. Formulir pelaporan gratifikasi yang telah diisi sebagaimana dimaksud pada bab V butir I disampaikan melalui Tim Koordinasi Pelaporan Gratifikasi paling lambat 5 (lima) hari kerja telhitung sejak gratifikasi diterima; 3. Tim Koordinasi Pelaporan Gratifikasi menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada bab V butir 2 kepada Direktorat Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya pelaporan dari pelapor dan ditembuskan ke Inspektorat sebagai Unit Pengendali Gratifikasi; 4. Laporan...
-5-4. Laporan yang disampaikan lebih dari 5 ( lima) hari terhitung sejak gratifikasi diterima harus disampaikan langsung oleh yang bersangkuan ke Komisi Pemberantasan Korupsi; BAB VI SANKSI Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang tidak melaporkan penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dapat diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling larna 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sesuai pasal 12 B ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2OO I Undang-undang Nomor 31 Tahun Pidana Korupsi. BAB VII PENUTUP tentang Perubahan atas 1999 tentang Pemberantasan Tindak 1. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Tim Koordinasi Pelaporan Gratifikasi dapat membentuk dan mengangkat Tim Kesekretariatan. 2'. Pedoman ini agar disosialisasikan dengan sebaik-baiknya oleh Inspektorat kepada seluruh Pejabat Strujtural maupun Fungsional di Lingkungan BPFrf. 3. Pedoman ini agar dipahami dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh Pejabat Struktural maupun Fungsional di lingkungan BPPT. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal O Juli 2Ol3 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGIT ISKANDAR