BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

BAB IV OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

KESEHATAN OLAHRAGA IKF 213

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KONSEP OLAHRAGA DALAM KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

DERAJAT SEHAT= SEHAT SEMPURNA-TINGKAT/DERAJAT SAKIT

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

LATIHAN PENDAHULUAN DAN LATIHAN PENUTUP PADA OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MODUL II FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

MANFAAT SENAM BAGI KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

OLAHRAGA KESEHATAN BAHAN AJAR

PRINSIP PROGRAM OLAHRAGA UNTUK KESEHATAN

DASAR BIOLOGIK PENJAS Manusia bergerak didukung oleh sistem yang ada dalam tubuh manusia. Ada sepuluh sistem yaitu: sistem kerangka, otot, peredaran d

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

K. J. Gambar 1. Hubungan Antar Komponen Kemampuan Biomotorik (Bompa, 1999:317) E.S. I E.S. II. Komponen Dasar. Fisiologis (Kualitas Fungsi Dasar)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

SENAM MASAL DALAM RANGKA MEMPERINGATI DIES NATALIS FIK ke-1

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

DASAR DASAR OLAHRAGA

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, tentunya tidak terlepas dari berbagai macam aktivitas

PERAN GURU PENJAS TERHADAP KEBUGARAN (KESEGARAN) JASMANI SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI ANAK SD MELALUI LATIHAN KEBUGARAN AEROBIK. Oleh: Banu Setyo Adi Dosen Jurusan PPSD FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan masyarakat termasuk usia lanjut. Berdasarkan Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat rohani.

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG OLAHRAGA KESEHATAN DENGAN PARTISIPASI OLAHRAGA PADA IBU RUMAH TANGGA USIA PRODUKTIF

Transkripsi:

BAHAN PENATARAN DI BPMD OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd ANATOMI DAN FISIOLOGI OLAHRAGA A. PENDAHULUAN Mempelajari tubuh manusia melibatkan beberapa ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu menyumbangkan pengetahuan untuk melengkapi pemahaman tentang bagaimana tubuh manusia dapat bekerja dan apa yang terjadi seandainya bagian tubuh kita terluka, sakit. Dua cabang ilmu yang dapat memahami bagian tubuh kita beserta fungsinya adalah Anatomi dan Fisiologi. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh dan hubungan antar struktur, sedangkan fisiologi (ilmu faal) adalah ilmu yang mempelajari fungsi/cara kerja alat-alat tubuh, perubahan fungsinya yang diakibatkan oleh pengaruh-pengaruh dari dalam tubuh maupun dari dari luar tubuh secara tersendiri maupun bersama-sama. Dengan demikian fisiologi tak dapat dipisahkan dari anatomi. Yang dipelajari dalam anatomi adalah:

Sistem integumentari tubuh terdiri dari kulit dan derivatnya, seperti rambut, kuku, kelenjar, dan beberapa reseptor khusus. Sistem skeleton terdiri dari tulang dan sendi-sendinya. Sistem otot. Sistem syaraf. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar. Sistem sirkulasi merupakan sistem yang berfungsi mengangkut berbagai substansi menuju dan dari sel-sel tubuh, melindungi tubuh terhadap serangan mikroorganisme, dan membantu mengatur panas tubuh. Sistem respirasi (pernapasan). Sistem pencernaan makanan. Sistem reproduksi. Sedangkan yang dipelajari dalam fisiologi adalah fungsi atau cara kerja organ-organ tubuh serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun luar tubuh. Misalnya bagaimana jantung dan paru melaksanakan fungsinya masing-masing di waktu istirahat dan di waktu berolahraga. B. FISIOLOGI OLAHRAGA Yang dimaksud fisiologi olahraga adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi dalam fungsi/cara kerja alat-alat tubuh, yang bersifat sementara, maupun yang bersifat menetap, saat tubuh itu

dalam keadaan aktif atau dalam keadaan istirahat (pasif), yang diakibatkan oleh pengaruh dari melakukan olahraga itu. Karena dalam fisiologi olahraga mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi dalam fungsi/cara kerja alat-alat tubuh, maka masalahnya sangat erat hubungannya dengan masalah kesehatan. Untuk itu kita tinjau secara sepintas mengenai kesehatan atau sehat itu sendiri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dep Kes RI mendefinisikan bahwa sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Dengan demikian bila ditinjau dari sudut ilmu faal, maka sehat adalah normalnya seluruh fungsi pada setiap aspek kehidupan. Dalam hubungan dengan olahraga, dimana permasalahannya terutama pada aspek raga, maka pengertian sehat menjadi: sejahtera jasmani, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan jasmani. Selanjutnya sejahtera jasmani dicerminkan oleh oleh normalnya fungsi alat-alat tubuh, sehingga ditinjau dari sudut ilmu faal, maka sehat adalah normalnya fungsi alat-alat tubuh secara keseluruhan. Sehat terdiri dari dua tingkatan, yaitu: 1. Sehat statis yaitu jika fungsi alat-alat tubuh normal pada keadaan istirahat. 2. Sehat dinamis yaitu jika fungsi alat-alat tubuh normal pada keadaan gerak, kerja atau olahraga. Sehat dinamis merupakan sasaran yang harus dicapai melalui kegiatan olahraga, karena dengan berolahraga

berarti melatih alat-alat tubuh agar dapat berfungsi normal pada waktu bekerja, yang pasti juga normal pada keadaan istirahat. Gerak merupakan ciri kehidupan yang terpenting, Tiada Hidup Tanpa Gerak semakin banyak pergerakannya semakin nyata kehidupan itu. Apalah arti hidup ini jika kita tak mampu bergerak. Kemampuan gerak yang lebih baik menunjukan kualitas hidup yang yang lebih baik. Orang yang sehat dinamis pasti sehat statis, tetapi sebaliknya orang yang sehat statis belum sehat dinamis. Olahraga kesehatan hakekatnya meningkatkan derajat sehat dinamis yang merupakan wujud dari kebugaran jasmani. Masyarakat telah mengenal bahwa olahraga dapat menyehatkan dan meningkatkan kebugaran jasmani, tetapi bagaimana hubungannya antara olahraga, kesehatan dan kebugaran jasmani? Berikut ini akan dipaparkan satu persatu. C. KEBUGARAN JASMANI Ada beberapa istilah lain untuk kebugaran jasmani, yaitu kesegaran jasmani, kesanggupan jasmani, kesamaptaan jasmani yang semuanya itu merupakan terjemahan dari physical fitness. Jika diartikan maka kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani untuk dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan/atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna

sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya. Dengan demikian kebugaran jasmani sesungguhnya adalah derajat sehat dinamis yang mampu mendukung tuntutan tugas-tugas fisik sehari-hari dan juga masih mempunyai cadangan untuk melakukan kegiatan-kegiatan fisik lain yang diperlukan secara mendadak misalnya dalam menghadapi tugas ekstra, keadaan bahaya atau keadaan darurat lainnya. D. KESEHATAN Kesehatan adalah segala permasalahan mengenai faktor manusia secara langsung maupun tidak langsung yang akan mempengaruhi kualitas manusia itu. Kesehatan perlu dibina agar manusia mempunyai kualitas hidup yang baik. Usaha pembinaan kesehatan pada dasarnya terdiri dari dua bidang garapan yaitu: 1. Pembinaan kesehatan yang ditujukan pada faktor manusia yang meliputi usaha-usaha seperti: - Penyembuhan (kuratif) termasuk didalamnya usaha pemulihan (rehabilitatif) - Pencegahan (preventif) termasuk didalamnya usaha peningkatan (promotif). Usaha pencegahan yang berupa memperbaiki faktor manusia meliputi: Pendidikan kesehatan Imunisasi

Gizi Perilaku hidup sehat Pembinaan kebugaran jasmani Peningkatan keterampilan kerja/olahraga Penyelenggaraan kesehatan/kerja. 2. Pembinaan kesehatan yang ditujukan pada faktor lingkungan hidup manusia yang umumnya dimasukkan sebagai bagian dari usaha pencegahan (preventif), yang meliputi: Kebersihan lingkungan Pembasmian sumber penularan/penyakit Penyediaan/penggunaan air bersih Pencegahan pencemaran lingkungan Penyehatan rumah/ruang kerja Perlindungan kerja. E. OLAHRAGA Jika ditinjau dari fisiologi olahraga, olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya, sesuai dengan tujuannya melakukan olahraga. Berdasarkan sifat dan tujuannya olahraga dibagi berdasarkan sifat dan tujuannya yaitu: OR prestasi

OR rekreasi OR kesehatan OR pendidikan F. OLAHRAGA KESEHATAN Olahraga kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan olahraga untuk tujuan kesehatan. Sifat atau ciri umum olahraga kesehatan ialah: Massal: olahraga kesehatan harus mampu menampung sejumlah besar peserta secara bersama-sama. Mudah: gerakannya mudah sehingga dapat diikuti oleh kebanyakan orang, sehingga dapat memperkaya kemampuan dan keterampilan gerak dasar, yaitu gerak yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan hidup sehari-hari. Murah: peralatannya minim atau bahkan tidak menggunakan alat. Meriah: mampu membangkitkan kegembiraan dan tidak membosankan. Manfaat dan aman: manfaatnya jelas dapat dirasakan dan aman untuk dilaksanakan oleh setiap peserta dengan tingkat umur dan derajat sehat dinamis yang berbeda-beda. Syarat manfaat dan aman dari olahraga kesehatan menuntut adanya ciri khusus yang bersifat teknis-fisiologis yaitu: - Homogen dan submaksimal dalam intensitas atau beban olahraganya, yaitu: (1) olahraganya dilakukan dengan intensitas yang + rata/homogen, (2) tidak ada gerakan-

gerakan dengan beban/intensitas yang maksimal, (3) tidak ada pengerahan kemampuan maksimal. Intensitas yang homogen diperlukan untuk memudahkan mengatur dosis olahraga secara tepat, sedang intensitas yang submaksimal diperlukan sebagai faktor keamanannya. Pada olahraga kesehatan, orang memang tidak dituntut penampilan yang maksimal. - Ada dosis - Adekuat (cukup): (3-5 kali perminggu, minimal 2 kali perminggu), intensitasnya 60-80% dari DNM sesuai umur (Denyut Nadi Maksimal sesuai umur, yaitu 220 umur) - Bebas stres psikis, maksudnya dilakukan dengan santai tanpa beban emosional, dan tidak saling berlomba juga tidak untuk dipertadingkan. Sasaran olahraga kesehatan: 1. S1 Sasaran 1 Sasaran MINIMAL, tujuan utamanya adalah memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masi ada dengan memelihara dan meningkatkan luas pergerakan persendian, melalui latihan peregangan untuk meningkatkan fleksibilitas. 2. S2 Sasaran 2 Sasaran ANTARA, tujuan utamanya adalah memelihara dan meningkatkan kemampuan otot untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan geraknya

lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan cara dinamis dan statis, maksudnya latihan dengan cara dinamis ialah dengan melakukan gerakan-gerakan yang cepat, berulang-ulang dan bersifat antagonis disertai dengan sentakan untuk mengisi gerakan itu (prinsip pliometrik). Sedangkan latihan dengan cara statis ialah dengan melakukan kontraksi isometrik dengan pernapasan biasa (tidak boleh menekan napas/mengejan) karena dengan mengejan dapat meningkatkan tekanan darah sehingga dapat membahayakan bagi peserta olahraga kesehatan yang mempunyai tekanan darah tinggi atau mempunyai penyallit jantung. Latihan olahraga kesehatan yang telah mencapai tahapan S2 ini akan dengan sendirinya meliputi tahapan S1, oleh karena itu untuk melatih kekuatan dan daya tahan otot selalu harus melalui terjadinya pergerakan-pergerakan persendian. Oleh karena itu cara dinamis adalah cara yang palin fisiologis. 3. S3 Sasaran 3 Sasaran UTAMA tujuan utamanya adalah memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau meningkatkan kapasitas aerobik. Olahraga yang memenuhi kriteria aerobik dapat berbentuk lari/jogging, lari di tempat, renang, senam. Hasil olahraga kesehatan aerobik:

Perubahan yang terjadi setelah mengikuti olahraga kesehatan tidak dapat diperoleh dalam satu atau dua minggu, tetapi perubahannya akan dirasakan setelah dua sampai tiga bulan itupun dengan catatan bahwa latihan dilakukan secara kontinyu dan teratur sehingga akan menghasilkan perubahan-perubahan pada aspek jasmani, rohani maupun sosial. Perubahan pada aspek jasmani dari olahraga kesehatan akan menghasilkan perubahan-perubahan pada unsur pelaksana gerak (ES-I) dan unsur pendukung gerak (ES-II). ES-I terdiri dari: - Kerangka beserta persendiannya: luas pergerakan persendian dapat dijaga/dipelihara dan bahkan ditingkatkan sehingga mencegah kekauan sendi-sendi dan bahkan meningkatkan kelentukan yang bearti memperbesar kemungkinan geraknya. - Otot-otot beserta tendonya: kekuatan dan daya tahan otot akan meningkat. Jika olahraga kesehatan telah sampai pada tingkat aerobik (S3) maka peningkatan fungsi otot lebih lanjut akan terutama mengenai daya tahannya. - Susunan syaraf: peningkatan fungsi syaraf akan diwujudkan dalam bentuk waktu reaksi yang lebih cepat dan kemampuan mengkoordinasikan fungsi otot yang lebih baik.

Hasilnya ialah gerakan yang lebih akurat (tepat) dan lebih cepat. ES-II terdiri dari: - Darah beserta cairan tubuh - Pernapasan - Jantung dan peredaran darah. Selain itu perubahan pada aspek jasmani: - Lebih mampu dan lebih tahan bergerak/bekerja - Tidak mudah lelah - Cepat pulih dari kelelahan - Berkurangnya resiko dari penyakit-penyakit non infeksi Perubahan pada aspek rohani: menjadi percaya diri Perubahan pada aspek sosial: olahraga kesehatan yang cenderung bersifat massal memungkinkan terjadinya hubungan sosial yang lebih baik bagi para pesertanya. Orientasi diri yang lebih baik terhadap lingkungan sosialnya dapat membantu menciptakan stabilitas mental-emosional yang lebih baik. G. KESIMPULAN Fisiologi olahraga mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi dalam fungsi/cara kerja alat-alat tubuh, maka masalahnya sangat erat hubungannya dengan masalah kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dep Kes RI mendefinisikan bahwa sehat adalah sejahtera

jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Dengan demikian bila ditinjau dari sudut ilmu faal, maka sehat adalah normalnya seluruh fungsi pada setiap aspek kehidupan. Dalam hubungan dengan olahraga, dimana permasalahannya terutama pada aspek raga, maka pengertian sehat menjadi: sejahtera jasmani, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan jasmani. Olahraga memang dapat diibaratkan pedang bermata dua. Disatu pihak sangat bermanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis, khususnya dalam bentuk olahraga kesehatan dengan penatalaksanaan yang tepat, tetapi sebaliknya dapat pula mengundang bahaya bahkan kematian mendadak bila tidak tepat penata-laksanaannya. Oleh karena itu diharapkan masyarakat pencinta olahraga pada umumnya dan para pelatih pada khususnya untuk memahami akan pentingnya mempelajari anatomi dan fisiologi, karena kedua ilmu tersebut mempelajari tentang tubuh kita beserta fungsinya baik dalam keadaan diam maupun saat melakukan kerja/olahraga.

Referensi: Soedjono, Basuki. (1988). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Dirjen Dikti. Jakarta. Djoko, Martono. (1993). Pembinaan Kebugaran Dalam Peningkatan Mutu SDM. Bandung. Santosa, Giriwijoyo. (1992). Fisiologi Olahraga. FPOK UPI. Bandung Santosa, Giriwijoyo dan Muchtamadji. (2005). Ilmu Faal Olahraga. Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. FPOK UPI. Bandung.