KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 14 SERI D

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27 / HUK / 2007 TENTANG

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Ind

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 28 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN OPERASIONALISASI WILAYAH BEBAS KORUPSI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

2016, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pen

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/265/2015 TENTANG

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

2 Instansi Pemerintah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional t

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : PER

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Kor

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Pe

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN DI LINGKUNGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2018, No Korupsi (KPK) dalam hal kepatuhan pelaporan laporan harta kekayaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 34/Menhut-II/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG

ANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lem

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

2017, No tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republi

Transkripsi:

Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KOORDINASI, MONITORING, DAN EVALUASI (KORMONEV) SEBAGAI TINDAK LANJUT INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI LINGKUNGAN NGAN RAHMAT THAN Y[ANG MAHA ESA KEPALA, Menimbang : a. bahwa untuk menindaklanjuti program pemerintah mengenai percepatan pemberantasan korupsi pada setiap lembaga pemerintah, dipandang perlu menyusun pedoman pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia tentang Pedoman Pelaksanaan Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (KORMONEV) sebagai Tindak Lanjut Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

- 2-2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874 ); 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 4. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 5. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3995); 6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3985); 7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah enam kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 8. Keputusan Presiden Nomor 27/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia; 9. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 10.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/94/M.PAN/8/2005 tentang Pedoman Umum Koordinasi, Monitoring, Dan Evaluasi Pelaksanaan

- 3 - Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 11.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/120/M/PAN/2006 tentang Pedoman Umum Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 12.Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2003 tentang Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010; 13.Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia; Memperhatikan : Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor B/345/M.PAN/2/2005 tanggal 22 Februari 2005 tentang Pelaporan Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KOORDINASI, MONITORING DAN EVALUASI (KORMONEV) SEBAGAI TINDAK LANJUT INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI LINGKUNGAN.

- 4 - BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan Pedoman Pelaksanaan Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi (KORMONEV) sebagai Tindak Lanjut Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Pedoman Pelaksanaan KORMONEV ANRI adalah pedoman koordinasi, monitoring, dan evaluasi atas pelaksanaan rencana strategi dalam rangka percepatan pemberantasan korupsi yang mencakup pencegahan dan penindakan melalui perbaikan, penyempurnaan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan, penetapan kebijakan di bidang kearsipan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam Sistem Kearsipan Nasional, serta penyelenggaraan dan pelayanan administrasi umum di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia. BAB II SASARAN Pasal 2 Pedoman Pelaksanaan KORMONEV ANRI dipergunakan sebagai pedoman bagi setiap sumber daya manusia Aparatur Pemerintah di lingkungan ANRI dalam melaksanakan, mengkoordinasikan, memonitor, dan mengevaluasi strategi implementasi percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia.

- 5 - BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup Pelaksanaan KORMONEV ANRI meliputi: a. optimalisasi pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK); b. penetapan kinerja bagi pejabat struktural dan evaluasi pencapaian target kinerja setiap unit kerja; c. penetapan kebijakan peningkatan kualitas pelayanan publik (substantif dan fasilitatif, lingkungan lembaga dan publik); d. penetapan wilayah/unit bebas korupsi; e. pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; f. kebijakan peningkatan efisiensi, penghematan, dan disiplin kerja; g. optimalisasi mekanisme pemberian informasi yang berkaitan dengan perkara tindak pidana korupsi; h. optimalisasi penelaahan dan pengkajian terhadap sistem-sistem yang berpotensi menimbulkan tindak pidana korupsi dalam ruang lingkup tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing; i. optimalisasi pelaksanaan pengawasan dan pembinaan aparatur. BAB IV ARAH KEBIJAKAN Pasal 4 Pelaksanaan KORMONEV ANRI didasarkan pada kebijakan yang meliputi: a. penyempurnaan landasan hukum dan mekanisme pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara; b. penyempurnaan penetapan indikator kinerja dalam rangka evaluasi dan pencapaian keberhasilan kinerja lembaga;

- 6 - c. pengembangan sistem pelayanan prima yang mencakup fungsi substantif, fasilitatif, dan pelayanan publik; d. penetapan wilayah bebas korupsi; e. pengembangan program pencegahan pemborosan dan kebocoran keuangan negara sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; f. pengembangan sikap dan pola serta budaya kerja efisien, hemat, disiplin, dan anti korupsi; g. pengembangan sistem pelaporan dan pemberian informasi yang transparan; h. pengembangan program kerjasama dengan KPK dalam pengkajian sistem-sistem yang berpotensi menimbulkan tindak pidana korupsi dalam penyelenggaraan kearsipan; i. pengembangan sistem pengawasan dan pembinaan aparatur guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan di bidang kearsipan yang bersih, berwibawa, dan bebas korupsi. BAB V STRATEGI IMPLEMENTASI Pasal 5 Pelaksanaan KORMONEV ANRI dikaitkan dengan kebijakan penyempurnaan landasan hukum dan mekanisme pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara, dilaksanakan melalui: a. penyusunan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia tentang Kewajiban Melaporkan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia, yang materinya meliputi upaya penegakan dan sanksi bagi mereka yang melanggar; b. penyusunan mekanisme pelaporan yang mencakup materi pengisian laporan, pendaftaran, pengumuman dan pemeriksaan Laporan Hasil Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia;

- 7 - c. penyusunan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia tentang Penetapan Penyelenggara Negara di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia. Pasal 6 Pelaksanaan KORMONEV ANRI dikaitkan dengan kebijakan penyempurnaan penetapan indikator kinerja sesuai dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia dalam rangka evaluasi dan pencapaian keberhasilan kinerja lembaga, dilaksanakan melalui: a. penyusunan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia tentang Penetapan Indikator Kinerja Keberhasilan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Arsip Nasional Republik Indonesia, sebagai instrumen penilaian kinerja seluruh pejabat dan pegawai; b. penyusunan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia tentang Evaluasi Capaian Kinerja Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Arsip Nasional Republik Indonesia; c. penyusunan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia tentang Pelaporan Akuntabilitas Kinerja, baik kepada pemerintah maupun publik. Pasal 7 Pelaksanaan KORMONEV ANRI dikaitkan dengan kebijakan pengembangan sistem pelayanan prima yang mencakup fungsi substantif dan fasilitatif serta pelayanan publik, dilaksanakan melalui: a. penyusunan standar pelayanan minimal dalam pelayanan publik; b. pencanangan program layanan unggulan oleh setiap unit kerja yang mengacu kepada visi dan misi Arsip Nasional Republik Indonesia dan ditindaklanjuti sebagai misi unit kerja; c. penetapan standar operasional prosedur pelayanan sebagai indikator keberhasilan pelayanan;

- 8 - d. peningkatan peran serta masyarakat dengan menetapkan kebijakan tentang Penanganan Pengaduan Masyarakat dalam Pelayanan Kearsipan; e. program peningkatan kualitas SDM yang menangani fungsi pelayanan publik; f. penyusunan dan penerapan standar pelayanan secara transparan dan akuntabel. Pasal 8 (1) Pelaksanaan KORMONEV ANRI dikaitkan dengan kebijakan penetapan wilayah bebas korupsi, dilaksanakan melalui: a. penyusunan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia tentang Kriteria dan Indikator Penetapan Wilayah Bebas Korupsi; b. penetapan program percontohan wilayah bebas korupsi di bidang pembinaan kearsipan; c. penetapan program percontohan wilayah bebas korupsi di bidang konservasi arsip; d. penetapan program percontohan wilayah bebas korupsi di bidang informasi dan pengembangan sistem kearsipan; e. penetapan program percontohan wilayah bebas korupsi di bidang pelayanan administrasi umum. (2) Kebijakan Pelaksanaan KORMONEV ANRI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk tahap selanjutnya akan ditetapkan Program Wilayah Bebas Korupsi pada seluruh bidang tugas dan fungsi di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia. Pasal 9 Pelaksanaan KORMONEV ANRI dikaitkan dengan kebijakan pengembangan program pencegahan pemborosan dan kebocoran keuangan negara sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dilaksanakan melalui: a. penetapan pejabat/pegawai pengelola keuangan APBN dengan prosedur yang benar dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan;

- 9 - b. pelaksanaan tender secara transparan baik dengan proses pelelangan maupun pengadaan langsung; c. pelaksanaan pengadaan barang dan jasa berdasarkan peraturan perundang-undangan; d. program penyusunan kebutuhan barang dan jasa dilaksanakan oleh satu pintu yaitu yang bertanggungjawab di bidang pengadaan barang dan jasa. Pasal 10 Pelaksanaan KORMONEV ANRI dikaitkan dengan kebijakan pengembangan sikap dan pola serta budaya kerja efisien, hemat, disiplin, dan anti korupsi dilaksanakan, melalui: a. koordinasi penyusunan program kegiatan untuk menciptakan kesepahaman sasaran yang akan dicapai; b. integrasi pimpinan dalam upaya sinkronisasi dan penyelarasan program pada masing-masing unit kerja, dengan konsep keterpaduan sistem penyelenggaraan program yang berkesinambungan sesuai tugas dan fungsinya; c. sosialisasi kebijakan, strategi dan program kepada seluruh pegawai di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia; d. penghargaan bagi yang berprestasi dan sanksi secara tegas bagi setiap pelaku pelanggaran. Pasal 11 Pelaksanaan KORMONEV ANRI dikaitkan dengan kebijakan pengembangan sistem pelaporan dan pemberian informasi yang transparan, dilaksanakan melalui: a. penyusunan sistem dan prosedur tentang tertib administrasi di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia; b. program pencanangan tertib administrasi dan tertib penyusunan laporan yang akuntabel bagi seluruh unit di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia;

- 10 - c. penyusunan mekanisme pemberian informasi kepada lembaga yang berwenang melaksanakan penindakan terhadap korupsi. Pasal 12 Pelaksanaan KORMONEV ANRI dikaitkan dengan kebijakan pengembangan program kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam pengkajian sistem-sistem yang berpotensi menimbulkan tindak pidana korupsi dalam penyelenggaraan kearsipan, dilaksanakan melalui: a. program kajian sistem pelayanan publik; dan b. program kajian efisiensi sistem kearsipan. Pasal 13 Pelaksanaan KORMONEV ANRI dikaitkan dengan kebijakan pengembangan sistem pengawasan dan pembinaan aparatur guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan di bidang kearsipan yang bersih, berwibawa, dan bebas korupsi, dilaksanakan melalui: a. penyusunan dan penyempurnaan instrumen pengawasan; b. penegakan sanksi kepada pelaku pelanggaran/ penyelewengan/ penyalahgunaan wewenang; c. respon secara serius dan positif terhadap setiap upaya perbaikan penyelenggaraan tugas dan fungsi Arsip Nasional Republik Indonesia baik yang berasal dari pegawai maupun masyarakat; dan d. konsistensi sikap, keteladanan, dan panutan pimpinan. BAB VI PELAKSANAAN, KOORDINASI, MONITORING DAN EVALUASI Pasal 14 Pelaksanaan KORMONEV ANRI wajib dilakukan oleh pegawai di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia yang dikoordinasikan oleh Penanggungjawab KORMONEV ANRI.

- 11 - Pasal 15 (1) Guna membantu Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia dibentuk Organisasi KORMONEV di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia. (2) Organisasi KORMONEV di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Penanggungjawab, Pelaksana Harian, Sekretaris, dan Kelompok Kerja (Pokja). (3) Organisasi KORMONEV di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagaimana dalam Lampiran Peraturan ini yang merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan. (4) Susunan keanggotaan Organisasi KORMONEV di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia ditetapkan dengan Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. Pasal 16 Penanggung-jawab KORMONEV ANRI memiliki tugas: a. mengarahkan kegiatan KORMONEV sebagai tindak lanjut Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 untuk mempercepat pemberantasan korupsi di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia; b. melaporkan kegiatan KORMONEV sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia kepada Presiden melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi secara periodik; c. menetapkan struktur organisasi, personil dan mekanisme kerja pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia. d. Penanggungjawab KORMONEV ANRI secara ex officio dijabat oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

- 12 - Pasal 17 Pelaksana Harian KORMONEV ANRI memiliki tugas: a. melaksanakan kegiatan KORMONEV dan melaporkan hasilnya secara periodik kepada Penanggungjawab KORMONEV ANRI; b. membantu penanggungjawab KORMONEV ANRI dalam menyusun laporan kegiatan KORMONEV di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia kepada Presiden melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; c. pelaksana harian KORMONEV ANRI secara ex officio dijabat oleh Sekretaris Utama. Pasal 18 Sekretaris KORMONEV ANRI memiliki tugas: a. membantu Pelaksana Harian KORMONEV ANRI dalam mempersiapkan bahan laporan kegiatan KORMONEV di lingkungan ANRI; b. berkoordinasi dengan Pokja KORMONEV ANRI dalam penyiapan laporan penanggungjawab dan publikasi kepada masyarakat; c. mengkoordinasikan kegiatan Sekretariat KORMONEV ANRI; d. mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan data/informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan KORMONEV sebagai Tindak Lanjut Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau yang diminta oleh Pokja KORMONEV ANRI; e. Sekretaris KORMONEV ANRI secara ex officio dijabat oleh Inspektur. Pasal 19 (1) Dalam melaksanakan tugas Pelaksana Harian Kormonev ANRI dibantu oleh Pokja KORMONEV ANRI. (2) Pokja KORMONEV ANRI memiliki tugas: a. menyusun petunjuk pelaksanaan yang dimanatkan oleh Peraturan ini.

- 13 - b. menyusun detail strategi implementasi kebijakan percepatan pemberantasan korupsi berdasarkan peraturan ini; c. melaksanakan koordinasi, monitoring, dan evaluasi sesuai bidang yang menjadi tanggungjawabnya; d. mealporkan perkembangan pelaksanaan Pokja; dan e. melaksanakan tugas lain yang mendukung tugas Pokja. (3) Pokja I KORMONEV ANRI membidangi pelaksanaan kebijakan percepatan pemberantasan korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 10, menjadi tanggung jawab Sekretaris Utama; (4) Pokja II KORMONEV ANRI membidangi pelaksanaan kebijakan percepatan pemberantasan korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 11, dan Pasal 13, menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Pembinaan Kearsipan; (5) Pokja III KORMONEV ANRI membidangi pelaksanaan kebijakan percepatan pemberantasan korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Konservasi Arsip; (6) Pokja IV KORMONEV ANRI membidangi pelaksanaan kebijakan percepatan pemberantasan korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 12, menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Informasi dan Pengembangan Sistem Kearsipan; (7) Pokja V KORMONEV ANRI membidangi pelaksanaan kebijakan percepatan pemberantasan korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, menjadi tanggung jawab Sekretaris Utama

- 14 - Pasal 20 (1) Secara bertahap, dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak ditetapkannya Peraturan ini, masing-masing Pokja wajib menyelesaikan penyusunan petunjuk pelaksanaan dan detail strategi implementasi kebijakan percepatan pemberantasan korupsi yang terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Pejabat Eselon I sesuai bidang yang menjadi tanggungjawabnya. (2) Petunjuk pelaksanaan dan detail strategi implementasi kebijakan percepatan pemberantasan korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Pelaksana Harian KORMONEV ANRI dengan tembusan Pejabat Eselon I sesuai bidang yang menjadi tanggungjawabnya. Pasal 21 Pelaksana Harian KORMONEV ANRI setiap semester wajib melaporkan hasil pelaksanaan KORMONEV ANRI kepada Penanggungjawab KORMONEV ANRI. Pasal 22 Evaluasi pelaksanaan KORMONEV ANRI dilakukan oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia bersama seluruh Pejabat Eselon I dan Inspektur dalam Rapat Pimpinan. Pasal 23 Pejabat Eselon I dan Inspektur secara fungsional wajib memberikan dukungan dan bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan KORMONEV ANRI. Pasal 24 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Desember 2011 KEPALA, ttd M. ASICHIN

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KOORDINASI, MONITORING, DAN EVALUASI (KORMONEV) SEBAGAI TINDAK LANJUT INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA STRUKTUR ORGANISASI KORMONEV ANRI DI LINGKUNGAN PENANGGUNGJAWAB Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia PELAKSANA HARIAN Sekretaris Utama SEKRETARIS Inspektur POKJA I s.d. V KEPALA, ttd M. ASICHIN